Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winawati Wiroreno
Abstrak :
Intisari
Penelitian ini berawal dari suatu pemikiran diperlukannya suatu kajian tentang perbedaan-perbedaan di dalam perilaku konsumen dalam menetapkan strategi pemasaran kartu kredit. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard perbedaan-perbedaan dalam perilaku konsumen merupakan manifestasi dari adanya perbedaan-perbedaan di dalam proses pengambilan keputusan yang antara lain dipengaruhi oleh adanya perbedaan-perbedaan individual.

Penelitian ini ingin melihat perbedaan di antara tiga kelompok konsumen yailu kelompok pemakai sering, kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit pada dimensi-dimensi gaya hidup, sistem nilai, kepribadian dan sikap terhadap kartu kredit. Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk menemukan kombinasi terbaik dari dimensi-dimensi tersebut yang memaksimalkan perbedaan antar kelompok dan kemudian memprediksi pengelompokan konsumen atas dasar dimensidimensi tersebut.

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 lull sampai dengan 15 Oktober 1993 dengan cara membagikan kuesioner kepada subyek penelitian yang terdiri dari pria dan wanita berusia 21 tahun ke atas yang telah bekerja dan berpenghasilan minmum Rp. 10 juta per tahun. Penelitian ini menggunakan metode kajian lapangan (field studies) yang non eksperimental dan menguji hipotesis. Pengambilan sampel menggunakan teknik "Non Probability Sampling" yang tergolong "purposive". Analisis data yang digunakan adalah Analisis Faktor dan Analisis Diskriminan Tiga-Keloinpok pada taraf signifikansi 0.05 dengan bantuan program komputer SPSS/PC+ ver 4.0.

Hasil analisis faktor terhadap variabel gaya hidup berhasil mengeluarkan 6 faktor gaya hidup yaitu Faktor Gaya Hidup Aktif-sosial, Faktor Gaya Hidup Maju/Ambisius, Faktor Gaya Hidup Tradisional, Faktor gaya Hidup Tampil, Faktor Gaya Hidup Konservatif dan Faktor Gaya Hidup Konsumtif. Analisis faktor terhadap variabel sistem nilai menghasilkan 3 faktor nilai yaitu Faktor Nilai Kepuasan, Faktor Nilai Hubungan Antar Pribadi dan Faktor Nilai Keamanan. Sedang analisis faktor terhadap variabel sikap terhadap kartu kredit menghasilkan 2 faktor yaitu Faktor Sikap Negatif dan Faktor Sikap Positif terhadap kartu kredit.

Hasil analisis perbedaan kelompok dengan rnenggunakan statistik univariat menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada Faktor Gaya Hidup Maju, Faktor Gaya Hidup Tradisional, Faktor Gaya Hidup Konservatif, Faktor Nilai Kepuasan, Faktor Pengambilan-resiko, Faktor Keekspresifan, Faktor Kereflektifan, Faktor Sikap Negatif dan Faktor Sikap Positif terhadap kartu kredit diantara kelompok pemakai sering, kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit. Dan hasil analisis diskriminan multivariat menunjukkan bahwa Faktor Gaya Hidup Maju, Faktor Gaya Hidup Tradisional, Faktor Gaya Hidup Tampil, Faktor Gaya Hidup Konservatif, Faktor Gaya Hidup Konsumtif, Faktor Nilai Kepuasan, Faktor Sikap Negatif dan Faktor Sikap Positif terhadap kartu !credit, Faktor Keekspresifan dan Faktor Kereflektifan secara bersama-sama terlihat dapat memprediksi pengelompokan konsumen ke dalam kelompok pemakai sering, kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit secara sangat bermakna.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada Faktor Gaya Hidup Maju, Faktor Gaya Hidup Tradisional dan Faktor Gaya Hidup Konservatif. Orang-orang dari kelompok pemakai sering cenderung menganut gaya hidup yang progresiflmaju dan cenderung ambisius sedang gaya hidup kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit cenderung lebih tradisional dan konservatif. Dalam kaitannya dengan pemakaian kartu kredit, hanya Faktor Nilai Kepuasan yang ada pengaruhnya dalam perbedaan antar kelompok. Sedang dalam hal kepribadian, kelompok pemakai cenderung memiliki kepribadian yang lebih ekspresif dan kelompok nir pemakai kartu kredit cenderung memiliki kepribadian yang lebih reflektif. Perbedaan sikap antara kelompok pemakai dan kelompok nir pemakai terlihat sangat bermakna.

Selain itu secara bersama-sama, Faktor Gaya Hidup Maju, Faktor Gaya Hidup Tradisional, Faktor Gaya Hidup Tampil, Faktor Gaya Hidup Konservatif, Faktor gaya Hidup Konsumtif, Faktor Nilai Kepuasan, Faktor Sikap Negatif dan Faktor Sikapn Positif terhadap kartu kredit, Faktor Keekspresifan dan Faktor Kereflektifan dapat memprediksi pengelompokan konsumen ke dalam kelompok pemakai sering, kelompok pemakai jarang dan kelompok nir pemakai kartu kredit.

1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumintarsih
Yogyakarta: BPNB DI Yogyakarta, 2016
306.361 3 SUM g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hadid Sukmana
Abstrak :

Air lindi TPST Bantargebang akan mempengaruhi kualitas air tanah dengan tingkat pencemaran yang berbeda-beda pada jarak tertentu. Perilaku sanitasi lingkungan hingga perilaku sosial dan perilaku ekonomi warga menjadi faktor yang harus dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas air tanah warga sekitar. Tujuan riset adalah menganalisis kualitas air tanah dan perilaku sanitasi lingkungan serta sosial ekonomi pada permukiman pemulung sekitar TPST Bantargebang Bekasi. Riset menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melakukan perhitungan analisis kualitas air menggunakan instrumentasi laboratorium dan melakukan analisis deskriptif dari kuisioner maupun data penduduk lainnya. Parameter fisik seperti kekeruhan di titik 2 jarak 300 meter belum memenuhi baku mutu, secara parameter kimia semua memenuhi baku mutu, secara parameter mikrobiologi semua belum memenuhi baku mutu. Tidak terdapat hubungan antara jarak permukiman pemulung ke TPST Bantargebang dengan kualitas air tanah. Penerapan perilaku sanitasi lingkungan pada permukiman pemulung sekitar TPST Bantargebang tergolong tinggi. Perilaku sosial pada permukiman pemulung sekitar TPST Bantargebang masuk kedalam kategori rendah. Perilaku ekonomi pada permukiman pemulung sekitar TPST masuk kedalam kategori sedang. Riset ini dapat berkontribusi untuk memberikan saran dalam tata kelola pelestarian air tanah Di TPST Bantargebang

 


Leachate Bantargebang TPST will affect the quality of groundwater with different levels of pollution at a certain distance. The problem of environmental sanitation to socio-economic is a factor that must improve the water quality of citizens Bantargebang TPST. The aim of the research was to analyze groundwater quality and environmental and socio-economic sanitation behavior in the scavenger settlements around Bantargebang TPST Bekasi. This research uses quantitative methods. Quantitative methods are used to perform water quality analysis calculations using laboratory instrumentation and conduct descriptive analysis of questionnaires and other population data. Physical parameters such as turbidity at point 2, distance of 300 meters does not meet the quality standard, all chemical parameters meet the quality standard, chemical parameters meet the quality standards, in all microbiological parameters have not met the quality standard. There is no correlation between the distance between scavenger settlements to Bantargebang TPST and groundwater quality. The application of environmental sanitation behavior to the scavenger settlements around Bantargebang TPST is high. The social behavior in the settlements of scavengers around Bantargebang TPST falls into the low category. The economic behavior in the scavenger settlements aroundaround TPST falls into the medium category. This research can contribute to providing information on building sanitation and the environment in Bantargebang TPST

 

Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Kajian Ilmu Lingkungan,
T52310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar
Abstrak :
Penelitian mengenai etika kerja yang terkandung dalam Kamigata choonin doo (jalan hidup pedagang Kamigata) dan aspek perilaku ekonomi mereka pada jaman Edo (1604-1868) melalui penelitian kepustakaan. Tujuannya ialah untuk mengetahui hubungannya terhadap kekuatan dan keberhasilan pedagang Kamigata dalam bidang ekonomi sehingga dapat menahan pengaruh kekuatan politik bushi penguasa serta faktor-faktor penyebabnya. Pengumpulan data dilakukan melalui terutama pengambilan ungkapan ajaran dan pemikiran Ishida Baigan (1685-1744) dan ajaran nasehat serta ungkapan dari sastrawan Ihara Saikaku (1642-1693). Kedua tokoh Kamigata choonin ini sangat terkenal dan ungkapannya merupakan ekspressi jalan hidup pedagang Kamigata pada umumnya. Selain itu pula pemikir-pemikir lain dari wilayah Kamigata. Ungkapan-ungkapan mereka didapat dari buku-buku yang ditulis terutama oleh Watsuji Tetsuro dan Harada Tomohiko Berta beberapa buku pendukung lainnya. Dasar teoritis yang dipakai adalah memakai konsep etika kerja dari Watsuji Tetsuro dan Yuasa Yasuo yang keduanya mempunyai pemikiran searah. Sedangkan penguraiannya bersifat deskriptif dengan hanya menganalisa dan menafsirkan ungkapan yang ada untuk menangkap wujud Kamigata choonin doo dan etika kerja yang terkandung di dalamnya. Hasilnya menunjukkan bahwa di dalam Kamigata choonin doo terkandung etika kerja shoojiki (jujur), kenyaku (hemat), dan saikaku (pandai atau cakap) yang menyertai pula dalam aspek perilaku ekonomi mereka sehari-hari. Faktor-faktor inilah yang menjadi penyebab utama kekuatan dan keberhasilan mereka.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Putra
Abstrak :
Gino, Schweitzer, Mead, dan Ariely (2011) menemukan bahwa kegagalan dalam melakukan regulasi diri menyebabkan peningkatan kemunculan perilaku tidak etis. Kegagalan dalam melakukan regulasi diri disebabkan oleh ego depletion, merujuk pada kondisi manusia yang “kehabisan tenaga” untuk bisa melakukan regulasi diri. Hanya saja, beberapa faktor telah ditemukan bisa “menyembuhkan” ego depletion. Salah satu faktor tersebut adalah uang (Boucher & Kofos, 2012). Dengan demikian, uang mungkin bisa membuat manusia menghindari perilaku tidak etis dengan memperbaiki performa regulasi diri mereka. Di sisi lain, Kouchaki, Smith-Crowe, Brief, dan Sousa (2013) justru menemukan bahwa aktivasi konsep uang membuat individu melakukan perilaku tidak etis. Kouchaki dkk. (2013) mendasarkan temuan mereka pada temuan Vohs, Mead, dan Goode (2006) bahwa uang membuat seseorang tidak ingin terlibat dalam interaksi sosial. Dalam penelitian ini, penulis menduga bahwa aktivasi konsep uang akan membuat partisipan yang mengalami ego depletion menghindari perilaku tidak etis. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam persentase kemunculan perilaku tidak etis pada partisipan yang mengalami aktivasi konsep uang dan konsep netral, χ2 (1, N = 40) = 1.90, p > .05. Penulis menyarankan penelitian selanjutnya untuk menggunakan manipulation check yang lebih banyak serta menggunakan desain faktorial 2 x 2. ......Recent research by Gino, Schweitzer, Mead, and Ariely (2011) found that the failure of self-regulation exertion leads to an increased number of cheating behavior. Psychologists attribute the failure to ego depletion. However, this condition is apparently “curable” by some factors. One of those factors is money (Boucher & Kofos, 2012). Thus, money may make people act more morally, by bettering their self-regulation performance. On the other hand, Kouchaki, Smith- Crowe, Brief, and Sousa (2013) found evidences on the same money concept activation to unethical conduct, basing their logic on Vohs, Mead, and Goode’s (2006) finding in which money prime makes people less likely to be involved in a social interaction. In this study, I hypothesized that money concept activation will make depleted participant less likely to do unethical behavior. The result shows that there are no significant difference in the percentage of unethical behavior emergence between college students in money-primed and neutral-primed group, χ2 (1, N = 40) = 1.90, p > .05. I suggested future research to utilize better manipulation checks and a 2 x 2 factorial design.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Hezty Ramadhana Retta
Abstrak :
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kegiatan mengopi yang sedang gencar dilakukan oleh kalangan muda modern dapat dijadikan gambaran dari kelas sosial yang ada di dalam masyarakat. Kegiatan mengopi tersebut tidak lepas dari terbentuknya selera masyarakat terhadap kopi yang didasari dari rasa ingin tahu terhadap kopi. Rasa ingin tahu ini muncul dari media-media yang memberikan informasi sehingga menyebabkan berkembangnya informasi yang ada di masyarakat akan selera pada kopi tertentu. Keingintahuan ini juga memberikan peran baru bagi kedai-kedai kopi, yaitu menjadi tempat belajar dan mengetahui lebih banyak tentang kopi di masyarakat. Keingintahuan yang berkembang menjadi selera masyarakat memiliki dampak pada keberadaan kedai-kedai kopi independen dalam industri kopi. Tentu saja, ini akan membawa perubahan dalam dunia industri kopi. Keragaman preferensi individu terhadap kopi menciptakan klasifikasi sosial yang digambarkan oleh rasa kopi tertentu. Hal yang sama telah mengklasifikasikan masing-masing individu yang datang-dan-pergi di Saturday Coffee. Ekspresi diri dari perilaku masing-masing pelanggan ini yang menunjukkan preferensi dapat menggambarkan sebuah identitas. Tidak hanya pada mereka sebagai pelanggan individu, tetapi juga pada aspek yang lebih besar, yaitu adanya kelas-kelas sosial. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam serta pengamatan terlibat kepada peminum kopi dan kedai kopi. ...... Coffee is a result of brewed coffee beans that have been roasted and mashed into a powder. Drinking Coffee as a trend in social life, especially in young and modern people, represents a social class in society. The activity is related to the public taste on the coffee based on their curiosity of the coffee itself. This curiosity arises from vast information in social media which build tendencies in the Society to a certain coffee flavor. This curiosity also provides new role for the coffee shops, that is became a place of learning and getting to know more about coffee in the Society. Curiosity which has developed into public taste has its impact on the existence of independent coffee shops in coffee industry. Certainly, this will bring changes in the world of coffee industries. The diversity of individual preferences for coffee creates social classification which is illustrated by a certain coffee flavor. The same thing has classified each individuals who come and go in Saturday Coffee Caf. Self expression of each costumer's behavior which indicates a preference seemed to describe an identity. Not only on for them as individual costumers, but also to the larger aspects, namely the existence of social classes. This study used qualitative research methods, with indepth interview and participant observation technique.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nazif
Abstrak :
Penelititan ini bertujuan untuk menganalisis perilaku ekonomi wajib pajak yang terdiri dari serangkaian 'perception-attitude-behavior' terhadap kebijakan pengampunan pajak tax amnesty . Dengan menggunakan data primer dan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Responden penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi WPOP dan pihak-pihak yang memahami masalah perpajakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku ekonomi wajib pajak dan calon wajib pajak perlu untuk dipertimbangakan dalam pembuatan kebijakan, khususnya dibidang perpajakan. Hal ini terlihat dari hasil yang sebagian besar responden memiliki persepsi yang positif, sikap dan perilaku yang mendukung kebijakan pengampunan pajak. Tidak sedikit pula dari responden yang mengharapkan adanya pemberlakukan kebijakan serupa dimasa depan. Meskipun mereka menyatakan akan tetap melaksanakan kewajiban perpajakan sembari menunggu pelaksaan kembali kebijakan pengampunan tersebut, namun hal ini mungkin menimbulkan masalah pemenuhan sukarela kewajiban perpajakan dimasa depan. ......This study aims to analyze taxpayer's economic behavior, which consisted of the 'perception attitude behavior' triplet on tax amnesty policy. This research uses primer data with questionnaire as its instrument. The respondents whom involved in this study are taxpayers and or those whom aware of taxes policy. The results show that economic behavior of the taxpayer's needs to be considered in the making of such policies. Most of respondents show their positive perceptions, supportive attitude and behavior towards tax amnesty, and they are hoping that there will be another amnesty programs in the future. Eventhough, they say that they will obey their tax compliance while waiting for it, but this kind of behavior leads to future tax voluntary compliance problem.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library