Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindy Aryani Hokardi
"Mayoritas penelitian menemukan hubungan periodontitis dengan stres, namun hubungannya dengan hormon kortisol pada cairan krevikular gingiva belum diteliti. Tujuan: Mengevaluasi pengaruh stres pada mahasiswa program akademik FKGUI terhadap kondisi periodontal dan kadar kortisol dalam CKG. Pemeriksaan Dental Environtmental Stress, indeks periodontal (OHIS, BOP, PPD, CAL), dan kadar kortisol terhadap 39 subjek, ditemukan perbedaan OHIS (p=0,023), BOP (p=0,000), PPD (p=0,004), dan CAL (p=0,004), namun tidak ada perbedaan kadar kortisol (p=0,456) diantara tingkatan stres. Tidak ada perbedaan kadar kortisol pada OHIS (p=0,587), BOP (p=0,470), PPD (p=0,863), dan CAL (p=0,863). Tidak ada perbedaan bermakna antara stres akademik dan kadar kortisol, dengan kondisi periodontal.

Majority of investigations associating chronic periodontitis with stress found positive correlation, but no investigations correlating with cortisol in gingival crevicular fluid. Purpose: To evaluate the relationship between stress experienced by academic students FKGUI, periodontium, and cortisol. Survey using Dental Environtmental Stress (DES), clinical examinations (OHIS, BOP, PPD, and CAL), and cortisol level. 39 subjects show differences in OHIS (p=0.023), BOP (p=0.000), PPD (p=0,004), and CAL (p=0,004) between stress level and no differences in cortisol level (p=0,456). No differences in cortisol level between OHIS (p=0,587), BOP (p=0,470), PPD (p=0,863), and CAL (p=0,863). No significant differences between stress, cortisol level and periodontium.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T33017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nurul Mustaqimah
"

Berdasarkan sejumlah hasil penelitian di luar negeri ditemukan bahwa beberapa orang dewasa muda menderita penyakit periodontitis agresif. Saya memilih judul ini karena ternyata di Indonesia pun ditemukan adanya individu dewasa muda, baik dari kalangan sosial ekonomi rendah maupun sosial ekonomi menengah ke atas, yang menderita penyakit periodontitis agresif ini, yaitu geligi menjadi goyang hingga tanggal pada usia dini, remaja, atau dewasa muda. Prayitno (1990) meneliti pada 592 petani pemetik teh di Puncak dan Bandung serta pada 747 mahasiswa UI dari 10 fakultas yang semuanya berumur 18-30 tahun. Meskipun higiene mulut kelompok petani lebih buruk daripada kelompok mahasiswa, namun ditemukan tidak adanya perbedaan prevalensi kejadian penyakit periodontitis agresif pada kedua kelompok tersebut, yaitu 4,2% pada petani dan 3,9% pada mahasiswa. Untuk kejelasannya, saya akan membahas secara singkat mengenai jaringan periodonsium, macam penyakit, prevalensi, faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan atau memodifikasi penyakit periodontal, kecepatan progresi, serta patogenesis proses pengrusakannya.

Jaringan Periodonsium dan Macam Penyakit Periodontal

Jaringan periodonsium terdiri dari jaringan gingiva, ligamen perio. dontal, scmentum, dan tulang alveolar yang menyangga gigi di tempatnya. Penyakit periodontal mencakup gingivitis dan periodontitis. Gingivitis merupakan keadaan keradangan pada jaringan lunak di sekitar gigi sebagai respons imun langsung terhadap plak bakteri yang terbentuk di dekatnya. Periodontitis akan menyertai gingivitis, tergantung pada respon imun dan keadaan keradangan individu bersangkutan. Keadaan tersebut diawali oleh keberadaan plak bakteri. Namun, pada periodontitis terjadi keradangan kerusakan jaringan penyangga gigi, dan setelah jangka waktu tertentu dapat menyebabkan gigi terlepas. Gingivitis terjadi tanpa kerusakan epithelial attachment (perlekatan jaringan) yang merupakan bagian dasar dari sulkus gingiva (saku gusi), sedangkan periodontitis diawali oleh kerusakan perlekatan jaringan.

"
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0450
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library