Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisya Dwi Yulianti
"Obesitas sentral adalah penumpukan lemak perut yang berlebihan yang diukur dengan indikator pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dengan kriteria obesitas sentral adalah LP >90 untuk pria dan LP>80 untuk wanita. Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak berlebihan di sekitar perut yang berhubungan dengan risiko kardiometabolik, diabetes melitus tipe 2 dan peningkatan sekresi asam lemak bebas, hipersulinemia, risistensi insulin, hipertensi dan dislipidemia pada populasi umum. Provinsi Sulawesi Utara merupakan Provinsi dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi di Indonesia pada tahun 2018 dengan angka 42,45%. Dimana setiap kabupaten/kota memiliki prevalensi obesitas sentral sebesar >30% (terendah 31,2% dan tertinggi 48,78%) dan menurut karakteristik wilayah tempat tinggal prevalensi obesitas sentral di wilayah perkotaan lebih tinggi 2,78% dibandingkan wilayah perdesaan atau sebesar 43,81% untuk wilayah perkotaan dan 41,03% untuk wilayah perdesaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel 14.911 penduduk usia ≥18 tahun dari total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel independen meliputi faktor risiko unmodifiable (usia dan jenis kelamin), faktor risiko modifiable status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pola konsumsi dan life style serta status gizi dan kesehatan mental. Data yang Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Riskesdas tahun 2018. Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan perangkat lunak statistik. Ada tiga tingkat analisis data yang dilakukan, antara lain secara univariat, bivariat (chi square dan regresi logistik), multivariat (regresi logistik ganda). Hasil menunjukkan prevalensi obesitas sentral pada penduduk usi ≥18 tahun di Provinsi Sulawesi Utara adalah 45,0% dengan prevalensi di perkotaan 46,6% dan di perdesaan 43,5%. Faktor risiko dominan yang berhubungan dengan obesitas sentral pada penelitian ini adalam IMT, baik untuk wilayah perkotaan dan perdesaan serta secara keseluruhan di Provinsi Sulawesi Utara, dengan OR 42,909 (95%CI 23,384-78,737) di perkotaan, OR 23,701 (95%CI 18,324-30,656) di perdesaan, dan OR 43,924 (95%CI 31,162-61,913) di Provinsi Sulawesi Utara. Mengingat dampak obesitas sentral yang sangat besar terhadap beban negara dan mengancam keberlangsungan generasi yang akan datang, maka penentuan faktor risiko obesitas pada tahap awal berdasarkan karakteristik wilayah tempat tinggal sangat penting dilakukan untuk mengatasi penyakit penyerta dan kematian terkait PTM terutama pada penderita penumpukan lemak berlebih di bagian abdominal tubuh.

Central obesity is the excessive accumulation of abdominal fat, measured by the Waist Circumference (WC) indicator with central obesity criteria being WC >90 cm for men and WC >80 cm for women. Central obesity is associated with cardiometabolic risks, type 2 diabetes mellitus, and increased secretion of free fatty acids, hyperinsulinemia, insulin resistance, hypertension, and dyslipidemia in the general population. North Sulawesi Province had the highest prevalence of central obesity in Indonesia in 2018, with a rate of 42.45%. Each district/city had a central obesity prevalence of >30% (lowest 31.2% and highest 48.78%), and according to the characteristics of the residential area, the prevalence of central obesity in urban areas was 2.78% higher than in rural areas, or 43.81% in urban areas and 41.03% in rural areas. This quantitative study used a cross-sectional design with a sample size of 14,911 adults aged ≥18 years from total sampling according to inclusion and exclusion criteria. Independent variables included unmodifiable risk factors (age and gender), modifiable risk factors (marital status, education, occupation, consumption patterns, lifestyle, nutritional status, and mental health). The data used in this study was secondary data from the 2018 Riskesdas. Data analysis was performed using statistical software and included three levels of analysis: univariate, bivariate (chi-square and logistic regression), and multivariate (multiple logistic regression). Results showed the prevalence of central obesity in adults aged ≥18 years in North Sulawesi Province was 45.0%, with an urban prevalence of 46.6% and a rural prevalence of 43.5%. The dominant risk factor associated with central obesity in this study was BMI, for both urban and rural areas, and overall in North Sulawesi Province, with OR 42.909 (95% CI 23.384-78.737) in urban areas, OR 23.701 (95% CI 18.324-30.656) in rural areas, and OR 43.924 (95% CI 31.162-61.913) in North Sulawesi Province. Considering the significant impact of central obesity on the national burden and the threat to the sustainability of future generations, determining the risk factors for obesity at an early stage based on the characteristics of the residential area is crucial for addressing comorbidities and mortality related to NCDs, especially in individuals with excessive abdominal fat accumulation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parinduri, Fitri Khoiriyah
"Hasil Riskesdas 2018, proporsi obesitas sentral di Indonesia terus meningkat sejak tahun 2007, 2013, dan 2018 secara berturut-turut sebesar 18,8%; 26,6% dan saat ini meningkat menjadi 31%. Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa pada umumnya obesitas dan obesitas sentral meningkat seiring dengan pertambahan usia, dengan prevalensi tertinggi berada pada usia 40-59 tahun.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian Obesitas Sentral di daerah perkotaan dan perdesaan di Indonesia. Desain penelitian cross-sectional menggunakan data sekunder Indonesia Famiy Life Survey 5 (IFLS 5) Tahun 2014/2015. Responden dalam penelitian ini adalah dewasa usia 40-60 tahun sebanyak 9.513 responden yang terbagi menjadi 5.597 responden di daerah perkotaan dan 3.916 responden di daerah perdesaan. Faktor-faktor yang dianalisis hubungannya dengan kejadian obesitas sentral di daerah perkotaan dan perdesaan di Indonesia adalah jenis kelamin, pendidikan, konsumsi buah, konsumsi sayur, konsumsi fast food, konsumsi makanan manis, konsumsi gorengan, konsumsi minuman soda, aktivitas fisik dan merokok. Hasil penelitian faktor yang paling dominan terhadap kejadian obesitas sentral di Indonesia dan daerah perkotaan adalah konsumsi fast food, sedangkan daerah perdesaan memiliki faktor dominan aktivitas fisik. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan pemerintahan setempat bekerjasama dengan lintas sektor dalam menggiatkan Pesan Gizi Seimbang dan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS) sehingga pesan tersebut sampai ke seluruh kelompok masyarakat melalui berbagai pendekatan.

The results of Riskesdas 2018, the proportion of central obesity in Indonesia increased since 2007, 2013, and 2018. There are the proportion of central obesity in Indonesia 18.8%; 26.6% and is currently increasing to 31%. Previous research shows that in obesity and central obesity increase with age, with the highest prevalence being at the age of 40-59 years.This study aims to analyze the dominant factors for Central Obesity in urban and rural areas in Indonesia. This study is a cross-sectional study using secondary data from Indonesia Family Life Survey 5 (IFLS 5) 2014/2015. Respondents in this study were adults 40-60 years as many as 9,513 respondents which were divided into 5,597 respondents in urban areas and 3,916 respondents in rural areas. The factors analyzed with the incidence of central obesity in urban and rural areas in Indonesia are gender, education, fruit consumption, vegetable consumption, fast food consumption, sweet food consumption, fried food consumption, softdrink consumption, physical activity and smoking. The most dominant factor for the incidence of central obesity in Indonesia is the location of the respondent's area, while in urban areas is the consumption of fast food, and rural areas have the dominant factor of physical activity. Based on the results of this study, it is hoped that government will cooperate with cross-sectors in activating “Pesan Gizi Seimbang”and “Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS)” so that the message reaches all community groups. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library