Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Rifki Pradityo
"
ABSTRAKMenurut Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 53 Tahun 2000 Tentang Perpotongan dan/atau Persinggungan antara Jalur Kereta Api dengan Bangunan Lain menyatakan bahwa perlintasan jalur kereta api dengan jalan dibuat dengan prinsip tidak sebidang yang keberadaannya di atas maupun di bawah jalur kereta api. Berdasarkan segi keselamatan dan keamanan, idealnya perlintasan kereta api dibuat tidak sebidang. Tetapi, menghilangkan perlintasan sebidang secara penuh dan menggantinya dengan perlintasan tidak sebidang bukan merupakan kebijakan pemerintah yang baik mengingat banyaknya jumlah perlintasan sebidang di Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun Sumatera. Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis dalam menentukan rekomendasi treatment perlintasan sebidang berdasarkan faktor kecelakaan, faktor konflik arus dan volume lalu lintas, serta kondisi geometris eksisting di perlintasan perihal perlu atau tidaknya upgrading di suatu lokasi perlintasan sebidang. Studi kasus pada penelitian ini antara lain perlintasan sebidang di lokasi Jalan Duri Kosambi yang merupakan perlintasan sebidang pasif dengan data historis kecelakaan sebanyak 5 kali dalam rentang waktu 2013 ndash; 2016 dan Jalan Industri Raya yang memiliki volume dan konflik lalu lintas yang besar pada selama peak hours pagi maupun sore.
ABSTRACTAccording to Kepmenhub of Republic of Indonesia No. 53 of 2000 Concerns to Intersections and or Interceptions Among Railway and Other Buildings states that crossing between railway and road should be existed in separate crossing form which its existence has to be placed at above or below the railway. Based on safety and security, crossing between railway and road should be made in separate form. However, removing all the railway grade crossing and replacing it to separate railway crossing is not a good government policy as number of railway Indonesia is quite large, especially on Java and Sumatera Island. Therefore, an analysis to assess recommendations for safety treatment is needed based on accident factor, conflict and traffic volume factor, and existing geometric condition at the crossroads regarding whether or not an upgrading at one grade crossing site is required. This study took place at railway grade crossing in Jalan Duri Kosambi which is a passive control grade crossing with 5 historical data accidents in period of 2013 ndash 2016 and Jalan Industri Raya which has large volumes and conflicts during its peak hours morning and afternoon ."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurul Firkhati Hidayah
"Perlintasan Kereta Api-Jalan di Indonesia memiliki tingkat kerentanan kecelakaan yang sangat tinggi. Berdasarkan data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) sejak 2013 hingga 2019, total kecelakaan di perlintasan kereta api DKI Jakarta mencapai 101 kasus, di mana 80% di antaranya merupakan kecelakaan fatal yang menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pengendara sepeda motor yang melanggar di perlintasan sebidang berdasarkan teori Traffic Locus of Control. Instrumen penelitian adalah perekam video dan kuesioner. Perekam video digunakan untuk mengenali perilaku pengendara sepeda motor pada perlintasan sebidang, dan untuk mengetahui kelemahan sistem teknik. Kuesioner didistribusikan kepada 384 pengendara sepeda motor (Mage = 31,09; SD = 5,74) yang melakukan pelanggaran di perlintasan sebidang di tiga lokasi, yaitu kawasan Kalibata Jakarta Selatan, jalan Industri Jakarta Pusat, dan perlintasan sebidang di kawasan Sentiong Jakarta Pusat. Kuesioner yang digunakan adalah Multidimensional Traffic Locus of Control scale (T-LOC) yang terdiri dari empat domain, yaitu self, other drivers, road and environment, dan fate. Dari hasil pengolahan data, faktor psikologis T-LOC yang paling berperan sebagai prediktor pelanggaran adalah self dan road and environment. Desain fasilitas keselamatan di perlintasan sebidang yang sudah ada masih kurang memadai untuk dilanjutkan. Oleh karena itu dibutuhkan modifikasi di ketiga perlintasan sebidang ini, seperti memperbaiki palang pintu perlintasan dan penambahan pagar disekitar perlintasan sebidang.
Perlintasan Kereta Api-Jalan di Indonesia memiliki tingkat kerentanan kecelakaan yang sangat tinggi. Berdasarkan data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) sejak 2013 hingga 2019, total kecelakaan di perlintasan kereta api DKI Jakarta mencapai 101 kasus, di mana 80% di antaranya merupakan kecelakaan fatal yang menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pengendara sepeda motor yang melanggar di perlintasan sebidang berdasarkan teori Traffic Locus of Control. Instrumen penelitian adalah perekam video dan kuesioner. Perekam video digunakan untuk mengenali perilaku pengendara sepeda motor pada perlintasan sebidang, dan untuk mengetahui kelemahan sistem teknik. Kuesioner didistribusikan kepada 384 pengendara sepeda motor (Mage = 31,09; SD = 5,74) yang melakukan pelanggaran di perlintasan sebidang di tiga lokasi, yaitu kawasan Kalibata Jakarta Selatan, jalan Industri Jakarta Pusat, dan perlintasan sebidang di kawasan Sentiong Jakarta Pusat. Kuesioner yang digunakan adalah Multidimensional Traffic Locus of Control scale (T-LOC) yang terdiri dari empat domain, yaitu self, other drivers, road and environment, dan fate. Dari hasil pengolahan data, faktor psikologis T-LOC yang paling berperan sebagai prediktor pelanggaran adalah self dan road and environment. Desain fasilitas keselamatan di perlintasan sebidang yang sudah ada masih kurang memadai untuk dilanjutkan. Oleh karena itu dibutuhkan modifikasi di ketiga perlintasan sebidang ini, seperti memperbaiki palang pintu perlintasan dan penambahan pagar disekitar perlintasan sebidang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library