Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryo Prakoso
Abstrak :
ABSTRAK
Jasa pelayanan udara komersjal ,erupakan salah satu instrumen ekonomi yang penting sebagai katalis perkembangan ekonomi dan sosial di hampir sebagian besar negara di dunia ini.

Mengingat peranannya yang sedemikian penting, kiranya sudah sepatutnya setiap negara memikirkan suatu sistem angkutan udara yang efisien dan efektjf, melalui suatu proses analisa, perencanaan dan pengawasan yang matang, baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun oleh perusahaan penerbarigan komersial itu sendiri. Proses di mana selalu melibatkan kegiatan pera malan, utamanya perainalan mengenai besarnya perinintaan pasar, dan pada umumnya kegiatan peranialan permintaan inilah, meru? pakan awal dan proses sebagai dasar untuk berlanjut pada kegiatan lainnya.

Posisi kegiatan peramalan perniintaan yang strategis, dan kompleksitas hubungan Indonesia-Jepang (terutama dalam bidang ekonomi), mendorong penibahasan yang lebih jauh inengenai kegiatan ini, yang difokuskan pada jalur Jepang-Indonesia.

Perimitaan timbul didorong oleh adanya suatu kebutuhan, dan untuk mencapai pemuasan )cebutuhan yang niakaimal, seorang kon konsumen senantiasa cihadapkan kepada alternatif pemilihan kombinasi barang atau jasa pemuas kebutuhan. Keseimbangan tercapai pada saat kombinasi barang atau jasa pemuas kebutu han yang diinginkan, dapat dibeli dengan pendapatan yang diperolehnya.

Selain besarnya pendapatan, permintaan tarhadap suatu barang atau jasa, dari sudut pandang seorang konsumen secara ulnuin dipengaruhj oleh : harga barang itu sendini, harga barang atau jasa substitusi dan selera konsumen.

Sedangkan permintaan spesifik pada jasa angkutan udara, selain faktor-faktor tersebut di atas , konclisi makro yang mempengaruhi industri diantaranya adalah : pertumbuhan dan besarnya populasi, kegiatan ekspor dan impor (perdagangan internasional), investasi, nilai tukar mata uang, kegiatan pariwisata dan lain?lain yang secara terperinci dipaparkan pada bab telaah kepustakaan.

Pembahasan pada karya akhir ini dibatasi hanya pada faktor faktor eksternal terpilih yang berada di luar kendali perusa haan penerbangan komersial, selain untuk menyederhanakan masalah, juga untuk mengetahui pengaruh elemen-elemen yang timbul dari hubungan Jepang-Indonesia, kondisi perkembangan jumlah kamar hotel berbintang di Indonesia (bagian dan produk pari.wisata) dan pertumbuhan serta besarnya populasi, tingkat pendapatan per?kapita masyarakat Jepang (kondisi Jepang), terhadap tingkat permintaan Jasa angkutan udara. Permintaan jasa angkutan udara jalur Jepang?Indonesia, dilihat secara individual, sangat signifikan dipengaruhi oleh faktor fasilitas akomodasi yang ada di Indonesia, dan penda? patan per?kapita masyarakat Jepang, dengan koefisien deter minasi menunju)çan angka sebesar 96% dan 92%.

Sedangkan faktor-faktor populasi, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Yen, dan aktivitas perdagangan internasional antara Jepang?Indonesia, pengaruhriya dinilai cukup berarti. Koefisien determinasi, masing?masing secara berurutan menun jukan sebesar 88%, 82% dan 77%. Faktor investasi pengaruhnya kecil sekali, dengan koefisien deterininasi hanya sebesar 57%. Dengan metode korelasi (causal method), diperoleh model permintaan pada jalur Jepang-Indonesia, di mana untuk mengu rangi pengaruh multikolinear, kami hanya memilih tiga faktor saja (yang kami anggap sangat penting) sebagai variabel bebasnya dengan persamaan logaritmik regresi berganda. Pada tingkat kepercayaan 95%, keseluruhan model persamaan, Sangat signifikan untuk menerarigkan dinamika permintaan jasa
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S8849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katona, George
New York: McGraw-Hill Book , 1960
339.473 KAT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soediyono Reksoprayitno
Yogyakarta: Liberty , 1985
339.5 SOE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Nurhayati
Abstrak :
Sumber utama pendanaan atau pembiayaan angkutan umum berasal dari penerimaan tarif. Tarif yang berlaku saat ini adalah tarif yang ditentukan pemerintah. Bagi operator, tarif tersebut tidak adil secara ekonomi karena tidak sebanding dengan biaya operasi yang relatif lebih besar dibandingkan tarif yang berlaku. Disamping itu biaya operasi kendaraan masih dibebani dengan berbagai pungutan legal (retribusi) dan illegal, sehingga tidak dapat mewujudkan struktur tarif yang realistis yang dapat memberi keuntungan kepada operator. Masalah tarif angkutan umum merupakan masalah penting yang melibatkan kepentingan berbagai pihak, seperti pengguna, operator dan regulator. Ada berbagai faktor penyebab kegagalan sistim tarif yang ada saat ini, seperti pendekatan yang tidak relevan, manajemen yang kurang baik dan komponen biaya yang tidak realistis. Dengan dasar permasalahan diatas, penelitian ini membahas suatu strategi penetapan tarif dengan pendekatan regulasi yang optimal, yaitu pendekatan yang dapat mengoptimalkan kepentingan ketiga pihak diatas, dengan mempertimbangkan skala ekonomi, kemampuan membayar (sensitivitas permintaan) dan lingkup ekonomi. Pendekatan ini merupakan basis dalam penentuan tarif. Oleh karena itu ada beberapa langkah atau tahapan yang dlakukan:
a. menentukan biaya rill bus kota
b. memperkirakan elastisitas permintaan
c. melakukan analisis tarif
d. melakukan simulasi. Hasil studi menunjukkan, dengan tarif yang berlaku sekarang (Rp.300), pengelolaan bus kota reguler dengan monopoli tidak menguntungkan secara ekonomi hingga load faktor 2. Oleh karena itu pengelolaannya sebaiknya dimonopoli pemerintah. Pengelolaan bus Patas Non AC dengan monopoli memberi keuntungan secara ekonomi pada load faktor minimal I. Oleh karena itu pengelolaannya dapat diserahkan kepada operator swasta dengan konsekuensi tarif tidak diatur pemerintah. Konsekuensinya pemerintah hams dapat menetapkan standar mutu pelayanan operator (quality licensing) yang tegas. Pengelolaan Patas AC memberi keuntungan pada load faktor minimal 0,6. Oleh karena itu , pengelolaan bus Patas AC sebagian dapat diserahkan kepada swasta dengan quality licensing yang tegas dari pemerintah. Sebagian lagi dikelola pemerintah untuk mensubsidi pengelolaan bus reguler. Biaya operasi bus dengan pengelolaan secara bersama (economies of scope) lebih murah. dibandingkan dengan pengelolaan secara terpisah. Dengan model pengelolaan seperti ini dapat terjadi subsidi silang antar pelayanan. Dari basil penelitian, maka dasar penetapan tarif adalah :
- tingkat pelayanan atau load faktor,
- sensivitas atau elastisitas permintaan. Penetapan tarif tersebut hams dikendalikan lewat peraturan atau regulasi dari pemerintah, seperti adanya standar mutu pelayanan operator (quality licensing).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wakarmamu, Thobby
Abstrak :
Bidang pariwisata mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional kita baik sebagai sumber penghasil devisa maupun sebagai sumber kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Terpilihnya sektor pariwisata sebagai salah satu alternatif sumber devisa negara, menuntut konsekuensi adanya perencanaan yang lebih matang. Perencanaan pariwisata tidak dimaksudkan untuk merusak lingkungan hidup tetapi justru harus direncanakan dan dilaksanakan ke arah tata lingkungan yang mendukung kepada pembangunan berlanjut, adalah pembangunan obyek-obyek wisata dan daya tarik wisata yang hidup dalam masyarakat tetapi selalu berorientasi kepada kelestarian nilai dan kualitas lingkungan hidup yang ada di masyarakat. Dalam kenyataannya terdapat.banyak kendala yang pada suatu saat dapat menjadi picu merosotnya keberhasilan program pemerintah yang dicapai. Kendala ini nampak terutama pada ketergantungan sepenuhnya pada program pemerintah pusat; kemampuan daya tampung sarana pariwisata yang masih belum memadai; promosi yang belum cukup mampu bersaing dalam pasar internasional dan kekurangmampuan tenaga manajerial dalam pengelolaan dan pemanfaatan wisata tertentu untuk menciptakan citra produk wisata Irian Jaya yang lebih positif. Berdasarkan kerangka permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kebijakan-kebijakan pemerintah tentang pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan produk-produk wisata di Kabupaten Daerah Tingkat II Biak Numfor. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa kebijakan dengan maksud untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menerangkan program kepariwisataan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Dari informasi yang diperoleh di lapangan setelah dikaji secara lebih teliti diperoleh gambaran bahwa belum ada kerja sama antara semua pelaku pariwisata, dalam arti bahwa masing-masing pelaku berjalan menurut program/target yang ditentukan sendiri. Padahal terpilihnya sektor pariwisata (yang berwawasan lingkungan) sebagai salah satu alternatif sumber devisa negara dalam menunjang program pembangunan berlanjut menuntut konsektivensi adanya perencanaan dan kerjasama yang lebih matang antar semua instansif departemen dan lembaga/organisasi pariwisata terkait. Rencana ini harus disusun dalam program kepariwisataan terpadu yaitu dengan melakukan promosi pariwisata secara terpadu yaitu dengan mencurahkan kegiatannya pada pusat-pusat pasar wisata baik di dalam maupun di luar negeri; meningkatkan aksesibilitas ke obyek dan juga daya tarik wisata di seluruh pelosok daerah Irian Jaya serta melakukan koordinasi dan kerjasama yang sebaik-baiknya dengan departemen, lembaga pemerintah, Pemerintah Daerah, Usaha Swasta Nasional serta organisasi masyarakat lainnya dalam rangka persiapan dan penyelenggaraan kepariwisataan di bumi Irian Jaya. Sebagai suatu program dan kegiatan besar yang menyangkut harkat bangsa dan negara sangat diperlukan penanganan dan pengelolaan secara serius, terarah dan efektif. Lingkungan hidup sebagai titik tolak pemikiran pengembangan dan, pembangunan kepariwisataan yang menjamin kelestarian kehidupan alami, bio-geografis, harus terus diupayakan demi menjamin daya tarik pesona wisata. Oleh sebab itu atraksi alam, sejarah dan budaya yang berada di tangan berbagai departemen pemerintah pusat dan daerah perlu dilakukan upaya-upaya keharmonisan dan koordinasi dari pihak aparat pemerintah guna pemanfaatan sebaik-baiknya demi kepentingan nasional dan pariwisata. Dengan kata lain, demi mencapai tujuan yang ditetapkan secara nasional yaitu untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan tanpa mengorbankan nilai-nilai lingkungan hidup perlu disusun suatu kebijaksanaan strategi daerah agar nilai tambah dari segi sosial ekonomi dan sosial budaya dapat dicapai. Keberhasilan ini hanya dapat dilakukan bila secara operasional telah terjadi suatu mekanisme koordinasi yang dapat saling mendukung dan diatur dalam suatu peraturan permanen karena berbagai elemen kegiatan kepariwisataan ke obyek wisata berdaya tarik mutlak disatu padukan secara proses yang beruntun, suatu proses antara masukan, transformasi dan keluaran dan mungkin berulang dari awal sainpai akhir perjalanan - wisata.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Ruslan Winno
Abstrak :
Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan diluntut untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya dalam hal keunggulan kualitas, biaya dan pelayanan kepada pelanggannya Dalam mengantisipasi perubahan ini, PERTAMINA telah merubah atau merestrukturisasi pola usahanya dari pola yang berorientasi biaya (cost oriented) menjadi pola yang berorientasi laba profit oriented). Untuk itu segala potensi yang mengarah kepada peningkatan keunggulan harus dikembangkan termasuk merubah metode atau cara yang selama ini digunakan yang ternyata boros. Berkaitan dengan upaya meningkatkan keunggulan biaya dan pelayanan, khususnya di lingkup kerja PERTAMINA UPPDN VII yang merupakan salah satu profit center PERTAMINA, perlu dibuat pemodelan peramalan permintaan yang lebih akurat dan melkukan pengendalian persediaan pelumas sehingga pelayanan kepada pelanggan dapat ditingkatkan sekaligus dapat menekan biaya persediaan (efisiensi). Dalam melakukan analisis pemilihan mode! peramalan, dilakukan dengan mengevaluasi standard deviasi beberapa model peramalan berbasis deret waktu (time series models) dengan pertimbangan kepraktisan dan kemudahan penggunaan di lapangan; sedangkan metode pengendalian persediaan dengan menghitung economic order quantity dengan kondisi adanya pemesanan beberapa jenis pelumas secara bersama (joint order), dan penentuan titik pemesanan kembali (reorder point) dan penyediaan safety stock untuk penyanggah (buffering) terhadap adanya kesalahan (deviasi) dalam meramalkan permintaan dan ketidakpastian (uncertainty) tingkat permintaan (demand rate) dan waktu tunggu (lead tinne). Walaupun dalam analisa dan evaluasi hanya mengambil kasus di lingkungan PERTAMINA UPPDN Vll, namun diharapkan hasil kajian dalam tesis ini dapat diterapkan di unit-unit (profit center) lainnya.
In the tree trade era, every company is forced to increase its competitive advantages especially in terms of quality, cost and services to its customers. To anticipate the change, PERTAMINA has changed and reconstructed (restructuring) its business pattern from cost oriented to the profit oriented. So they have to develop all potentials which lead to surpassing improvement and change the use of uneconomical methods. Concerning with the effort to improve the surpassing cost and service especially in the work scope of PERTAMINA UPPDN Vll, that is one of the PERTAMINA profit center, PERTAMINA needs to design a more accurate model of demand forecasting and controlling the inventory of the lube oil. This is aimed at improving the service to its customers as well as decreasing the cost of supply (efficiency). In analyzing the selection of forecasting model, we need to evaluate the standard deviation of several forecasting models based on the time series, thus we must consider the practicality and simplicnyafi is use int he nerd. On the other hand, the method of inventory control is applied by calculating the economic order quantity with the condition for the joint order of several types of lube oil, determination of reorder point and providing of safety stock to buffer the deviation in forecasting the demand and uncertainty of demand rate and lead time. Although we only take the case around PERTAMINA UPPDN V11 for the analysis and evaluation, we hope that the result of the study in this thesis can be applied in the other units or profit centers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengkaji pola konsumsi dan permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, menurut klasifikasi daerah dan kelompok pendapatan dengan menggunakan data Susenas 2002 Provinsi Sumatera Barat yang dikumpulkan oteh BPS. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis ekonometrika dengan menggunakan model Linear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Hasil analisis pola konsumsi menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pangan sumber karbohidrat di pedesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan dan tingkat konsumsi ini menurun dengan meningkattnya pendapatan. Sementara itu tingkat konsumsi pangan hewani, khususnya daging dan susu masih tergolong rendah, baik di Sumatera Barat, menurut klasifikasi daerah, maupun kelompok pendapatan. Tingkat konsumsi pangan hewani di perkotaan lebih tinggi dibanding di pedesaan, dan tingkat konsumsi ini semakin tinggi dengan meningkatnya pendapatan. Hasil estimasi fungsi permintaan pangan menunjukkan harga, total pengeluaran pangan, dan jumlah anggota rumah tangga umumnya berpengaruh signifikan terhadap permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, berdasarkan klasifikasi daerah dan golongan pendapatan. Sedangkan pendidikan istri umumnya juga berpengaruh signifikan, kecuali pada kelompok pendapatan rendah tidak ada yang slgnifikan. Hasil perhitungan elastisitas menunjukkan bahwa pcrmintaan pangan di pedesaan umumnya Iebih responsif terhadap perubahan pendapatan dibanding di perkotaan, dan perrnintaan pangan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang umumnya lebih elastis terhadap perubahan pendapatan dibanding kelompok pendapnfan tinggi. Kenaikan pendapatan pada kelompok pendapatan rendah lebih diprioritaskan untuk meningkatkan konsumsi pangan pokok (padi/umbi), sedangkan pada kelompok pendapatan sedang mulai mengarah pada diversirikasi pangan. Permintaan makanan/minuman padi umumnya elastis terhadap perubahan pendapatare dan inelastis terhadap perubahan harga sediri. Harga padi/umbi umumnya lebih besar pengaruhnya terhadap permintaan komoditas Iainnya dibanding pengaruh perubahan harga komoditas Iainnya terhadap permintaan padi/umbi, tarutama di pedesaan dan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang. Rekomendasi kebijakan berdasarkan temuan di atas adalah (1) Memperkenalkan subsidi kepada kelompok pendapatan rendah melalui bantuan raskin (beras miskin) atau bantuan langsung tunai (BLT), (2) Peningkatan pendapatan diarahkan kepada diversifikasi pangan dan gizi melalui penyuluhan pangan dan gizi, (3) Menjaga stabilitas harga padi/umbi (terutama beras) sehingga harga pangan lairmya ikut terjaga, (4) Meningkatkan pengawasan dan penyuluhan keamanan pangan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T34465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Menakawati
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global. Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>