Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Vierza Nadila
"Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan status kewarganegaraan anak akibat perceraian dalam perkawinan beda kewarganegaraan adalah kewarganegaraan ganda terbatas yaitu anak yang lahir dari perkawinan tersebut memiliki kewarganegaraan ganda dari kedua orang tuanya. Namun, kewarganegaran ganda ini hanya akan dinikmati anak tersebut hingga ia berusia 18 tahun (delapan belas) tahun. Kemudian diharuskan memilih salah satu diantara dua warga negara yang ia miliki dan harus benar-benar diputuskan saat ia berusia 21 (dua puluh satu) tahun. Dalam penulisan ini pokok permasalahan yang diangkat adalah bagaimana hak asuh anak menurut peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, dan apakah pertimbangan hukum hakim dalam Putusan Pengadilan Tinggi Denpasar No.150/PDT/2011/PT.Dps sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode yuridis normatif dengan sifat penulisan deskriptif analitis yang memberikan gambaran dan memaparkan keseluruhan dari objek yang diteliti dan menganalisisnya dan mengacu pada asas-asas hukum dan yurisprudensi serta peraturan perundang-undangan. Kasus dalam tesis ini adalah penggugat mengajukan gugatan perceraian kepada tergugat, namun tergugat menyangkal adanya pertengkaran yang terjadi diantara mereka dengan tidak memberikan bukti yang jelas, dan dari perceraian tersebut membawa akibat kepada anak yaitu mengenai hak asuh dan status kewarganegaraan anak. Menurut penulis putusan hakim sudah tepat yaitu hak pengasuhan anak memang benar jatuh kepada ibunya yang berkewarganegaraan Indonesia dikarenakan anak yang masih di bawah umur secara kejiwaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ibu, dengan tidak mengurangi hak ayah untuk menemui anaknya setelah mendapat izin dari ibunya tersebut.
Act No. 12 of 2006 about the Citizenship status of nationality due to divorce in a marriage of different citizenship dual citizenship is restricted i.e. children born of such marriages have dual citizenship of both parents. However, this double nationality will only be enjoyed by the child until they was 18 (eighteen) years old. Then it is necessary for them to choose one between two citizens whom he had and should really be decided when he was 21 (twenty one) years old. In this research, the principal issue raised is how custody of the child according to the legislation in force in Indonesia, and whether consideration of the law judge in High Court Verdict Denpasar No. 150/PDT/2011/PT. Dps is in compliance with the applicable laws and regulations in Indonesia. The methods used in the writing of this thesis is the juridical normative method with descriptive analytical writing trait gives an overview and expose the whole of an object being examined and analyse it and refers to the principles of law and jurisprudence and legislation. The case in this thesis is the plaintiff filed suit for divorce to the defendants, but the defendants denied any contention that occurs among them by not providing clear evidence, and from those brought divorce to child regarding custody and child's citizenship status. According to the author of the verdict of the judge is just right, namely the right childcare falls to their mother (Indonesian), because the child was under age mentally connected very closely with mother, by not reducing the rights of the father to see his son after received permission from her mother."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T44589
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Yoo, Ji Seon
"Karena globalisasi, pernikahan internasional telah meningkat terutama di Korea dan di Indonesia karena saat ini banyak perusahaan Korea cenderung untuk memperluas bisnis mereka di Indonesia. Tentu, tingkat antar-pernikahan antara Korea dan Indonesia juga meningkat. Selain itu, mereka cenderung berpikir mudah melakukan pernikahan antar Korea dan Indonesia. Faktanya lebih banyak mendatangkan masalah dibandingkan dengan perkawinan dengan ras yang sama karena keduanya memiliki latarbelakang yang berbeda. Masalahnya masing-masing keduanya memiliki latar belakang yang berbeda dalam hal perbedaan budaya dan perbedaan bahasa yang dapat menyebabkan beberapa konflik pasangan perkawinan internasional. Dengan demikian, tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas perkawinan silang antara Korea dan Indonesia, bersama dengan identifikasi kesulitan beradaptasi yang dihadapi pasangan sebagai akibat dari perbedaan budaya dan perbedaan bahasa.
Due to the globalization, international marriage has increased especially in Korea and in Indonesia because currently lots of Korean companies tend to expand their business in Indonesia. Naturally, the rate of inter-marriage between Korean and Indonesian has also increased. Moreover, they tend to think it is easy to have inter-marriage between Korean and Indonesia. In fact, there are more problems in this kind of marriage compared with same racial marriage because both are having each different background. The problem both are having each different background especially, in term of difference culture and difference language can cause some conflicts in inter-marriage couple. Thus, the aim of this paper is to discuss inter-marriages between Koreans and Indonesians, along with the identification of the difficulties of adapting couples face as a result of cultural differences and language differences. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Trivinia Athina Sari
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan migrasi perempuan Indonesia yang menikah dengan laki-laki Jepang dan berusaha melihat posisi perempuan dalam negosiasi pengambilan keputusan terkait migrasi. Pernikahan internasional memicu migrasi salah satu pasangan ke negara asal pasangannya. Faktor pendorong dari Indonesia dan faktor penarik dari Jepang diteliti menggunakan kerangka teori push and pull. Kemudian diteliti juga bagaimana adaptasi perempuan migran pasca migrasi, serta bagaimana kehidupan di Jepang berpengaruh kepada keinginan untuk bermigrasi kembali ke Indonesia menggunakan kerangka teori peran sosial pada pembagian peran gender. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap 7 perempuan Indonesia yang bertemu suaminya di Indonesia dan kemudian bermigrasi ke Jepang. Hasil penelitian menunjukkan perempuan Indonesia bermigrasi ke Jepang dipicu faktor ekonomi yang bersinergi dengan dorongan ideologi peran sosial yang berakar pada persepsi dan ekspektasi tentang peran gender tradisional. Setelah bermigrasi, sedikit sekali informan yang dapat bekerja pada level yang sama dengan pekerjaannya di Indonesia sehingga status mereka berubah menjadi ‘migran pengikut’. Ketergantungan ini memperkuat dinamika kekuasaan patriarki dalam rumah tangga dan membuat perempuan migran lebih rentan terhadap kontrol dan kekerasan domestik. Hanya 2 dari 7 informan yang berkeinginan untuk bermigrasi kembali ke Indonesia, 5 informan lainnya berencana untuk menetap di Jepang.
This study examines the factors behind the migration decision-making of Indonesian women married to Japanese men and looks at the position of women in negotiating migration-related decisions. International marriages trigger migration of one spouse to the other's home country. Push factors from Indonesia and pull factors from Japan are examined using the push and pull theoretical framework. It also examines how women migrants adapt after migration, and how life in Japan affects the desire to migrate back to Indonesia using the social role theory framework on the division of gender roles. The research used qualitative methods with in-depth interviews with 7 Indonesian women who met their husbands in Indonesia and then migrated to Japan. The results showed that Indonesian women migrated to Japan due to economic factors that synergized with the drive of social role ideology rooted in perceptions and expectations of traditional gender roles. After migrating, very few informants were able to work at the same level as their jobs in Indonesia so their status turned into 'follower migrants'. This dependency reinforces patriarchal power dynamics in the household and makes migrant women more vulnerable to domestic control and violence. Only 2 out of 7 informants would like to migrate back to Indonesia, while the other 5 informants plan to stay in Japan."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Adi Arief Wibowo
"Tesis ini berfokus pada perubahan sikap masyarakat di Jepang terhadap h?fu, yaitu sebagai salah satu kelompok minoritas di Jepang dengan permasalahan sosial terhadap kelompok tersebut.Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah perubahan sikap yang terjadi pada masyarakat Jepang terhadap h?fu kearah positif.Data yang diperoleh merupakan data primer dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 23 orang Jepang dan data sekunder dari hasil wawancara melalui film dokumenter dan penelitian kepustakaan serta pengumpulan data dari sumber-sumber publikasi lainnya seperti artikel elektronik maupun jurnal ilmiah. Model analisis yang digunakan bersifat deskriptif eksploratif.Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan penyebab terjadinya perubahan sikap tersebut dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi, sosial dan budaya.
This research focused on one of minority group in Japan, H fu as one of social problem in Japanese society.This study attemps to examine the background experienced by h fu people who are discriminated in Japanese society.The primary data were obtained from questionnaire spread to 23 Japanese people and the secondary data were through documentary films, the result of literature research as well as the collection of data from publications resources such as electronic articles and scientific journals. This research used descriptive explorative method to analyze the data.Based on the findings, it can be concluded that the causes of the changing attitude from Japanese society towards h fu are motivated by economic, social and cultural factors."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library