Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Shifa Hamida
"Penelitian ini bertujuan untuk mendesain kebijakan nudge Indonesia saat ini terhadap pengendalian tembakau dari perspektif Konsep Nudge dan Teori Kognitif Sosial, melalui pemahaman persepsi anak-anak perokok terhadap rokok, emosi yang mereka rasakan ketika merokok, dan orang-orang yang bertanggung jawab untuk mempengaruhi perilaku merokok mereka; dan sejauh mana pemerintah telah mengambil kebijakan pencegahan dan penanggulangan dalam menghadapi fenomena merokok pada anak. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Sampel yang digunakan sebanyak 61 responden yaitu perokok anak di rentang usia 13-15 tahun dengan metode purposive sampling, dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik survei melalui penyebaran kuesioner online dan melakukan wawancara. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis naratif dengan mencoba memahami sudut pandang individu dan bagaimana responden memaknai dan mengkonstruksi makna pengalamannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua sebagai perokok aktif sangat berpengaruh terhadap perilaku merokok pada anak yang menjadikan kedua orang tuanya sebagai role model. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah pembuat kebijakan dalam pengendalian tembakau untuk mempertimbangkan aspek individu dan unit keluarga sebagai suatu kesatuan yang mempengaruhi fenomena merokok pada anak.

This paper aims to design Indonesia's current nudge policy towards tobacco control from the perspective of the Nudge Concept and Social Cognitive Theory, through holistic understanding children smokers' perceptions of tobacco, the associated emotions when smoking, and the associated people responsible for influencing their smoking behaviour; and the extent to which the government has adopted prevention and control policies in dealing with the phenomenon of smoking in children. This research adopts a qualitative descriptive analysis method. The sample used was 61 respondents, namely child smokers in the age range of 13-15 years using a purposive sampling method. The data collection techniques adopts survey techniques by distributing online questionnaires and conducting interviews. The analytical method in this research adopts narrative analysis by trying to understand the individual's point of view and how respondents interpret and construct the meaning of their experiences. The results of the research show that the role of parents as active smokers greatly influences smoking behaviour in children who see their parents as their role models. This research can be a reference for the policy makers in government in the formulation of tobacco control policy, to consider aspects of the individual and family unit as a holistic unit that influence the phenomenon of smoking in children."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Agias Fitri
"Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak asing lagi dalam masyarakat kita. Kebiasaan merokok tersebut telah berlangsung sejak lama, yaitu sejak ditemukannya kenikmatan menghisap tembakau di abad lima belas oleh penjelajah Eropa (Sarafino, l998) Semakin lama jumlah perokok menjadi semakin bertambah banyak. Merokok telah memberikan imej-imej yang menarik dan kenikmatan bagi para perokok. Adanya imej kenikmatan yang dapat diperoleh dengan merokok telah mendorong para wanita untuk turut merokok. Kenikmatan merokok menyebabkan wanita perokok sulit melepaskan diri dari kebiasaan merokoknya Banyak wanita yang merasa dirinya berada dalam tekanan terus menerus baik di rumah maupun di tempat kerja Mereka percaya kecemasan, stres, dan perasaan marah serta frustasi dapat diredakan atau dikurangi dengan merokok. Wanita yang telah tergantung pada rokok cenderung mempercayai bahwa mereka tidak dapat mengatasi hal-hal semacam itu tanpa merokok. (WHO, 1992). Meskipun telah mencoba berhenti merokok, tetapi sering kali usaha tersebut gagal dilakukan Jika sempat berhenti merokok, biasanya mereka akan merokok lagi.
Salah satu faktor yang tampaknya mendorong wanita perokok untuk berhenti adalah adanya dampak merokok pada kesehatan. Jika mereka hamil dan terus merokok maka bayinya akan lahir dengan berat badan yang rendah. Selain itu dapat juga terjadi aborsi secara spontan, kematian janin, dan kematian saat lahir. (Kaplan, Salis, & Patterson; 1993). Pengaruh rokok akan terus dirasakan seiring dengan perkembangan anak, terutama saat anak balita. Anak balita mudah mengalami gangguan kesehatan, karena kekebalan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna. Asap rokok yang mengandung racun akan membahayakan kesehatan mereka, terutama membuat saluran pernapasannya terganggu (Kaplan, Salis, & Patterson; 1993).
Mempunyai anak balita yang sakit karena terlalu banyak menghirup asap rokok akan membuat wanita perokok merasa bersalah. Hal tersebut tampaknya telah menimbulkan konflik. Di satu sisi mereka menyadari merokoknya dapat berdampak buruk pada kesehatan anaknya, tetapi disisi lain mereka sulit berhenti merokok karena telah mengalami ketergantungan. Menurut Whalen (2005), perasaan bersalah terjadi ketika seseorang merasa bertanggung jawab telah melakukan suatu hal yang salah. Ketika seseorang merasa bersalah ia akan merenungkan apa yang telah dilakukannya, mengkritik dirinya sendiri, dan merasa menyesal. Perasaan bersalah yang muncul biasanya akan mengakibatkan bergejolaknya perasaan khawatir, cemas, gelisah, dan tegang (Fischer &, Tangney, 1995). Guna mengatasi perasaan bersalahnya, secara aktif seseorang akan mencari cara agar dapat mengontrol konsekuensi dan tindakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat penjelasan mengenai gambaran perasaan bersalah akibat perilaku merokok pada ibu yang memiliki anak balita.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan mengetahui bagaimana terbentuknya perilaku merokok pada ibu perokok yang memiliki anak balita, bagaimana terjadinya perasaan bersalah dan bagaimana mengatasi perasaan bersalah akibat perilaku merokok pada ibu yang memiliki anak balita. Hasil penelitian pada tiga orang ibu perokok yang memiliki anak balita menunjukkan bahwa terbentuknya perilaku merokok karena problem emosional dan sosialisasi. Merokok dilakukan untuk mengatasi emosi negatif yang berhubungan dengan lawan jenis, membantu memperoleh emosi yang positif dan sebagai kebiasaan tanpa adanya motif positif dan negatif lainnya. Terjadinya perasaan bersalah karena subyek menyadari perilaku merokoknya tidak bagus dan akan berdampak buruk pada anaknya. Ketika merasa bersalah mereka menjadi cemas, khawatir, takut, dan mengkritik serta menyalahkan dirinya sendiri. Perasaan bersalah yang dirasakan akan mendorong mereka untuk tidak merokok di dekat anak dan berniat berhenti atau mengurangi merokoknya. Hal tersebut merupakan upaya mereka untuk mengurangi perasaan bersalahnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library