Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hary Utomo Muhammad
Abstrak :
ABSTRAK
Membran fosfolipid sel endotelial arteri koroner sangat rentan untuk mengalami oksidasi oleh radikal bebas, karena mengandung rantai asam lemak berikatan rangkap berganda. Demikian pula lipoprotein plasma terutama fraksi LDL, bahkan hasil modifikasi oksidatifnya akhir-akhir ini diyakini berperanan dalam pembentukan sel busa serta plak aterosklerotik.

Meskipun belum dapat dibuktikan bahwa peroksida lipid, hasil modifikasi oksidatif tersebut, merupakan penyebab primer penyakit jantung koroner (PJK), tetapi kadarnya dilaporkan meninggi dalam plasma darah penderita, selaras dengan peningkatannya dalam jaringan vaskuler yang mengalami aterosklerosis.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingginya kadar peroksida lipid dalam plasma dapat mencerminkan beratnya penyakit jantung koroner.

Penelitian bersifat deskriptif terhadap 98 kasus yang memenuhi kriteria dan terdaftar di RSJHK selama periode 30 September 1989 sampai dengan 31 Januari 1990, terdiri atas 47 kasus angina pektoris, 22 kasus infark miokard akut, dan 29 kelola. Delapan puluh tiga orang laki-laki dan 15 orang wanita. Delapan puluh lima orang menjalani pemeriksaan angiofrafi koroner, 68 orang diperiksa profil lipidnya, tetapi hanya 56 orang yang mempunyai data angiografi dan profil lipidnya, tetapi hanya 56 orang yang mempunyai data angiografi dan profil lipid lengkap. Sedangkan peroksida lipid diperiksa pada seluruh kasus.

Diperoleh data kadar peroksida lipid yang berbeda bermakna antara kelompok kelola, dengan kelompok angina maupun dengan kelompok infark miokard akut, masing-masing dengan p < 0,001. Antara kedua kelompok yang disebut terakhir tidak ada perbedaan bermakna, demikian pula antara laki-laki dan wanita. Serta tidak ada korelasi dengan umur, kadar kolesterol total, trigliserida, LDL-kolesterol, ataupun HDL-kolesterol.

Dengan uji univariat Mann-Whitney dan uji multivariat secara analisis diskriminan dapat dibuktikan bahwa peroksida lipid merupakan prediktor independen bagi PJK. Sensitifitas 55,07% dan spesifisitas 75,86% bila digunakan secara tunggal. Sensitifitas menjadi 95,45% dan spesifisitas menjadi 75,0% bila digabungkan dengan faktor umur dan jenis kelamin.

Secara statistik kadar peroksida lipid dapat menjadi diskriminator antara PJK dengan skor koroner tinggi dan PJK dengan skor koroner rendah. (p=0,00322)

Sebagai kesimpulan, peroksida lipid kadarnya meningkat pada kasus PJK, dan dapat menjadi salah satu prediktor beratnya aterosklerosis.

Penelitian lebih lanjut pada populasi yang lebih besar, perlu dilakukan untuk memperoleh validitas data lebih baik dan jika mungkin sekaligus menilai manfaat antioksidan dalam pengobatan serta pencegahan lesi koroner dini.

1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Atmaja K.J
Abstrak :
Daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fsb.) telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk terapi penyakit hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif infus daun sukun pada kerusakan hati tikus putih jantan yang diinduksi dengan karbon tetraklorida. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi ke dalam 5 kelompok. Kelompok I (kelompok kontrol normal) dan kelompok II (kontrol induksi karbon tetraklorida) hanya menerima larutan karboksimetilselulosa (CMC) 0,5%. Kelompok III-V masing-masing merupakan kelompok yang diberi infus daun sukun selama tujuh hari berturut-turut, yaitu 13,5 g/kg BB (dosis 1), 27 g/kg BB (dosis 2), dan 54 g/kg BB (dosis 3). Pada hari ke-7, semua kelompok selain kelompok normal diinduksi dengan karbon tetraklorida dosis 0,4 ml/kgBB secara peroral dua jam setelah pemberian infus terakhir. Parameter kerusakan hati diamati melalui pengukuran aktivitas alanin aminotransferase (ALT), kadar peroksida lipid hati, dan kadar kadar peroksida lipid plasma. Hasil uji ANOVA (p<0,05) memperlihatkan bahwa pemberian infus daun sukun dengan dosis 54 g/kgBB (dosis 3) selama tujuh hari berturut-turut sebelum induksi karbon tetraklorida dosis 0,4 ml/kgBB memiliki efek hepatoprotektif ditinjau dari parameter aktivitas ALT plasma dan kadar peroksida lipid hati.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33180
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Juliati
Abstrak :
Biji petai telah digunakan secara luas di masyarakat baik sebagai makanan maupun pengobatan tradisional. Senyawa aktif yang terkandung dalam biji petai adalah polisulfida bersifat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif jus biji petai (Parkia speciosa Hassk.) pada tikus putih jantan yang diberi karbon tetraklorida melalui pengamatan aktivitas alanin aminotransferase plasma dan peroksida lipid. Kelompok perlakuan terdiri dari kelompok kontrol normal, kelompok kontrol induksi dan tiga kelompok variasi dosis ( 600 mg/200 gr bb, 1200 mg/200 gr bb, 2400 mg/200 gr bb ). Pemberian jus biji petai dilakukan selama delapan hari dan pada hari ke delapan kelompok kontrol induksi dan kelompok dosis diberi karbon tetraklorida dengan dosis 0,45 mg per gram berat badan secara oral. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jus biji petai memberikan efek hepatoprotektif pada variasi dosis tersebut dan memberikan efek optimal pada dosis 1200 mg/ 200 gr bb ditinjau dari aktivitas ALT plasma dan peroksida lipid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33181
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Setiadi
Abstrak :
ABSTRAK
Katarak merupakan sebab kebutaan utama di seluruh dunia. Sebab timbulnya katarak, baik katarak senilis (KS), maupun katarak diabetik (KD) belum jelas. Oleh karena itu pencegahan dan pengobatannya belum dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah radikal bebas, diukur sebagai peroksida lipid (PL), berperan pada timbulnya KS dan KD. Untuk mencapai tujuan ini dibandingkan kadar FL serum kelompok KS1 KD dan kontrol nonkatarak (K). Dibandingkan pula kadar FL aqueous humor (AO) kelompok KS dan KD. Darah kelompok KS dan KD diperoleh dari pasien sebelum operasi katarak, sedangkan A0 sewaktu operasi oleh dokter bedah mata. Kadar PL ditetapkan dengan Cara Stringer, berdasarkan pengukuran malondialdehida (MDA), hasil penguraian PL.

Kelompok KS terdiri dari 51 orang dengan umur 43-85 tahun ( X = 60,93, SP = 8,84); kelompok KD terdiri dari 22-orang dengan umur 42-75 tahun (X = 61,68, SD = 9,74), sedangkan kelompok K terdiri dari 24 orang dengan umur 40-82 tahun (X = 58,42, SB = 13,84). Tidak ada perbedaan bermakna antara umur kelompok KS, KD dan K. Oleh karena lebih dari 30. (16 orang) dari kelompok KS berumur kurang dari 60 tahun, kelompok ini lebih tepat disebut kelompok non-diabetik.

Hasil PL darah KS = 7,23 ± 2,31, KD = 7,24 ± 1,61 dan K 6,19 {- 1,91 (X -4. SB) vmol/L, tanpa perbedaan bermakna antara ketiga kelompok (p 0,05). Kadar PL AO KS ( 2,54 t 1,98 vmol/L, n = 12) dan KD ( 2,29 ± 1,00 vmol/L, n - 4) juga tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p > 0,05). Tidak ada korelasi antara kadar PL darah dan AG . Dari data tersebut tidak dapat disimpulkan bahwa PL berperan pada timbulnya KS dan KD, namun belum dapat disingkirkan kemungkinan terganggunya metabolisme oksidatif pada tingkat lensa.

Kami sarankan teknik pengambilan An disempurnakan dan penetapan PL AO pada katarak non-diabetik dan KD( IDDM dan NIDDM) dilakukan dengan sampel yang lebih banyak.
ABSTRACT
Lipid Peroxide Level In Blood And Aqueous Humor Of Patients With Senile And Diabetic CataractCataract is the main cause of blindness all over the world. The cause of both senile and diabetic cataract are still unknown; consequently no appropriate therapy and prevention of cataract formation are presently known.

The aim of this study is to get information on the possible role of free radicals, measured as lipid peroxide (LP), on the formation of senile (SC) and diabetic cataract (DC).

We compaired the serum LP level of patients with SC, DC and noncataract controls; also the LP level of aqueous humor (AO) of patients with SC and DC. Blood of cataract patients was drawn before the cataract operation, while AO was collected during the operation by the ophthalmic surgeon. Estimation of LP was performed by the method of Stringer, which measured , the malondialdehyde concentration.

The SC group consisted of 51 persons, aged 43--85 years (X - 60.93, SD = 8.84); the DC group of 22 persons aged 42-75 years (X = 61.69, SD = 9.74) and the control group (C) of 24 noncataractous persons. As more than 30% of the SC group were younger than 60 years, this group should be more appropriately classified as the nondiabetic cataract group. The blood LP level of the SC, DC and C group were 7.2,E - 2.31, 7.24 ± 1.61 and 6.19 ± 1.91 ( X ± SD) vmol/L respectively. These results showed no significant difference. The aqueous LP levels of the SC ( 2.54 ± 1.9B, n = 12) and the DC ( 2.29 ± 1.00) group were also not significantly different. No correlation was found between the LP levels in blood and AO of the SC and DC patients. The results mentioned above did not show that LP were involved in the development of SC and DC and that a systemic disturbance in oxidative metabolism existed in the SC and DC patients. However, an increase of oxidative metabolism or defect in the anti-oxidative mechanism at lens level could be present.

We propose to improve the AO sampling technique and estimate the AO LP levels, using a larger number of samples from non diabetic and diabetic (IDDM and NIDDM) cataract patients.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Pre-eklampsia merupakan kelainan kehamilan dengan gejala meningkatnya tekanan darah. Salah satu teori yang mencoba menjelaskan terjadinya patofisiolgi pre-eklampsia adalah rusaknya endotel akibat serangan radikal bebas dan menurunnya antioksidan dalam tubuh. Kerusakan jaringan endotel mengaktivasi netrofil untuk menghasilkan radikal oksigen dan juga mengaktivasi trombosit. Selanjutnya kerusakan endotel, netrofil, dan trombosit berinteraksi menyebabkan reaksi pembekuan darah dan memperkuat vasokonstriksi pembuluh darah menyebabkan kerusakan jaringan makin meningkat. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional untuk meneliti kadar peroksida lipid plasma, status antioksidan total, dan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia. Pengukuran kadar peroksida lipid dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm dengan trichloroacetic acid (TCA) 20 % untuk mempresipitasikan protein dan, thiobarbituric acid (TEA) 0,67 % sebagai kromogen. Pengukuran status antioksidan total dengan spektrofotometer pada panjang glombang 600 nm dengan kit dari Randox. Vasokonstriksi pembuluh darah merupakan rasio antara lumen pembuluh darah dibagi dengan lumen pembuluh darah ditambah 2 tebal dinding pembuluh darah. Data dianalisis dengan uji t independen, uji korelasi sederhana yang dilanjutkan ke uji Z Fisher setelah sebelumnya diuji normalitas data dengan uji Kolmogorov Smirnov dan uji kesamaan variansi dengan uji F pada alfa 0.05. Hasil dan Kesimpulan: Dari penelitian ini diperoleh basil (1) kadar peroksida lipid plasma lebih tinggi pada penderita pre-eklampsia dibanding pada wanita hamil normal (p < 0.01), (2) status antioksidan total pada penderita pre-eklampsia tidak lebih rendah dibanding pada wanita hamil normal (p > 0.05), (3) vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis pada penderita pre-eklampsia lebih kuat dibanding pada wanita hamil normal (p < 0,01), (4) tidak terdapat hubungan berbanding terbalik antara kadar peroksida lipid plasma dengan status antioksidan total (p > 0,05), koefisien korelasi antara kadar peroksida lipid dengan status antioksidan total pada penderita pre-eklampsia dan wanita hamil normal tidak berbeda bermakna (p > 0,05), (5) terdapat hubungan berbanding terbalik antara kadar peroksida lipid dengan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta fetalis (p < 0,05), terdapat perbedaan koefisien korelasi antara kadar peroksida lipid plasma dengan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta pada penderita pre-eklampsia dan wanita hamil normal (p < 0,05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library