Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tania Surya Utami
"Koiom Huidisasi fasa jamak gas-cair-padat (G-GP) mempakan suatu alat yang berfungsi sebagai alat kontak antara fasa gas, cair dan padat yang telah banyak dikembangkan dan digunakan dalam teknologi proses. Penggunaan unggun partikel halus akan menghasilkan sistem yang Iebih homogen, Iuas kontak perpindahan massa dan panas lebih besar serta pengadukan yang Iebih sempuma.
Metode yang digunakan untuk menentukan koetisien perpindahan massa pada kolom fluidisasi fasa jamak adalah dengan mendata proiil konsentrasi cairan terhadap ketinggian kolom, dan kemudlan diselesalkan dengan menggunakan suatu model matematika yaitu Model Dispersi Aksiai. Hasil ini selaniutnya akan dibandingkan dengan perhitungan menggunakan Continuous Stined Tank ReactorModeI.
Makalah ini membahas hasil penelitian daiam menentukan koetisien perpindahan massa pada kolom Huidisasi fasa jamak berpariikel halus serta mengamati pengaruh kecepatan Huida baik gas maupun cair serta diameter partikei unggun terhadap koefisien perpindahan massa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Pramesweary Zadia
"Melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan tanaman yang mampu menangkal radikal bebas dengan aktivitas antioksidannya yang dimiliki oleh resveratrol beserta turunannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh waktu, suhu, dan pelarut ekstraksi melinjo terhadap kadar senyawa fenolik, komponen bioaktif, koefisien perpindahan massa berdasarkan nilai total fenolik tertinggi, serta aktivitas antioksidannya. Metode ekstraksi yang digunakan adalah dekoksi dengan memvariasikan waktu, suhu, dan konsentrasi pelarut. Penentuan kadar senyawa fenolik dilakukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Kandungan fenolik tertinggi ekstrak melinjo berpelarut air diperoleh pada suhu 80˚C selama 60 menit, sedangkan kandungan fenolik tertinggi ekstrak melinjo berpelarut etanol diperoleh pada suhu 70˚C selama 30 menit. Ekstrak melinjo mengandung senyawa beta karoten, asam askorbat, resveratrol beserta turunanya (gnetol, isorhapontigenin, gnemonoside A/B, gnemonoside C/D, gnetin C, dan gnetin L). Nilai koefisien perpindahan massa tertinggi ekstrak melinjo berpelarut air diperoleh pada suhu 80˚C yaitu 0,718 cm/s. Aktivitas antioksidan ekstrak melinjo berpelarut air memberikan nilai IC50 sebesar 1763,88 ppm, sedangkan ekstrak melinjo berpelarut etanol sebesar 1332,35 ppm. Efektivitas penghambatam 50% senyawa radikal bebas ekstrak melinjo berpelarut etanol lebih tinggi dibanding ekstrak melinjo berpelarut air. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak melinjo dapat dimanfaatkan sebagai alternatif antioksidan alami, dan sebagai alternatif obat penurun gula darah karena mengandung senyawa resveratrol dan turunannya.

Melinjo (Gnetum gnemon L.) is a plant that is capable of counteracting free radicals with its antioxidant activity which is owned by resveratrol and its derivatives. This study aims to determine the effect of time, temperature, and solvent extraction of melinjo on the levels of phenolic compounds, bioactive components, mass transfer coefficients based on the highest total phenolic value, and their antioxidant activity. The extraction method used was deoxygenated by varying the time, temperature, and solvent concentration. Determination of phenolic compound content was carried out using the Folin-Ciocalteu method. The highest phenolic content of water-soluble melinjo extract was obtained at 80˚C for 60 minutes, while the highest phenolic content of ethanol-soluble melinjo extract was obtained at 70˚C for 30 minutes. Melinjo extract contains beta carotene, ascorbic acid, resveratrol and its derivatives (gnetol, isorhapontigenin, gnemonoside A/B, gnemonoside C/D, gnetin C, and gnetin L). The highest mass transfer coefficient value of water-soluble melinjo extract was obtained at 80˚C, namely 0,718 cm/s. The antioxidant activity of water-soluble melinjo extract gave an IC50 value of 1763,88 ppm, while that of ethanol-soluble melinjo extract was 1332,35 ppm. The effectiveness of 50% free radical inhibition of ethanol-soluble melinjo extract was higher than that of water-soluble melinjo extract. From this study it can be concluded that melinjo extract can be used as an alternative natural antioxidant, and as an alternative blood sugar lowering drug because it contains resveratrol compounds and their derivatives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Adriel Aron
"Indonesia merupakan sebuah negara yang cukup bergantung dengan BBM (Bahan Bakar Minyak). Dalam jangka panjang, penggunaan energi yang bergantung kepada BBM secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan dimana cadangan minyak bumi akan semakin menurun dan akan berdampak terhadap harga dari BBM tersebut. Indonesia sendiri pada awal tahun 2020 sudah mulai mengimplementasikan BBN (Bahan Bakar Nabati) dalam bentuk B30, yang merupakan pencampuran antara diesel dan BBN (30% BBN, 70% BBM). Mikroalga mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai BBN. Kandungan fatty lipid yang dimiliki oleh mikroalga dapat dimanfaatkan dengan cara melakukan sintesisasi pada fatty lipid tersebut yang nantinya dapat digunakan sebagai BBN. Mikroalga yang digunakan merupakan Synechococcus HS-9 yang diperoleh dari Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI, Depok. Synechococcus diperoleh dari sumber air panas Rawa Danau di Banten dengan temperatur habitat aslinya 50°C. Dengan menggunakan baffled airlift photobioreactor sebagai tempat kultivasi, proses perpindahan massa yang terjadi pada saat kultivasi dianalisis untuk melihat bagaimana perpindahan massa CO2 dan O2 yang terjadi apabila menggunakan setup eksperimen tertentu, dengan menggunakan variasi sparger yang memiliki ukuran yang berbeda dan variasi debit udara yang masuk ke dalam fotobioreaktor tersebut. Untuk menunjang proses perhitungan perpindahan massa, dilakukan pengambilan data diameter dan kecepatan dari gelembung, yang di proses menggunakan software ImageJ serta PIVlab. Dari penelitian didapatkan rata-rata koefisien perpindahan massa yang terjadi selama 14 hari eksperimen sebesar 0.0788/s dan rata-rata laju perpindahan massa sebesar 43.27 mg/m2s. Dapat disimpulkan juga bahwa diameter dan kecepatan gelembung, serta persentase oksigen yang larut dan konsentrasi karbon dioksida di dalam fotobioreaktor mempengaruhi proses perpindahan massa pada saat kultivasi mikroalga Synechococcus HS-9.

Indonesia is a country that is heavily reliant on fossil fuel. In the long term, the over-usage of fossil fuel could lead to the scarcity of the earth’s fossil fuel reserve, which would affect the price of the fossil fuel per barrels. At the beginning of 2020, Indonesia has implemented the usage of biofuel in the form of B30, which is the result of mixing fossil fuel with biofuel (30% biofuel, 70% fossil fuel). Microalgae has a huge potential to be utilized as a main source of biofuel. Fatty lipid content that consists in the microalgae could synthesized and transformed into biofuel. In this research, the microalgae that is used is Synechococcus HS-9, which were obtained from the Plant Taxonomy Laboratory, Department of Biology, Faculty of Science at Universitas Indonesia, Depok, West Java. Synechococcus HS-9 itself were found from a hot spring in a creek located in Banten, which lived in a habitat where the surrounding temperature is 50ºC. Using a baffled airlift photobioreactor as a cultivation setting, the mass transfer process of CO2 and O2 during the cultivation process was analysed to observe the mass transfer process’s behaviour using a certain experiment setup, and by varying the inlet air flow speed to the photobioreactor, ranging from 1 to 5 litres per minute. In order to buttress the calculation process of mass transfer, data of the diameter and the velocity of the bubble was obtained using ImageJ and PIVLab software. Results showed that throughout a 14-day period, the average mass transfer coefficient inside the photobioreactor with the Synechococcus HS-9 culture was 0.0788/s and the average mass transfer velocity was 43.27 mg/m2s. Furthermore, it is concluded that bubble diameter, bubble velocity, dissolved oxygen percentage and carbon dioxide concentration inside the photobioreactor affects the mass transfer process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Sari
"Karbondioksida merupakan salah satu komponen yang terkandung dalam gas alam. Akan tetapi, keberadaannya dapat menyebabkan korosi pada sistem karena sifatnya yang asam serta korosif. Teknologi membran sebagai kontaktor telah dikembangkan sebagai alternatif dari penggunaan kolom konvensional dengan beberapa keuntungan yaitu menghindari masalah yang sering terjadi pada unit konvensional lainnya. Pada penelitian kali ini bertujuan untuk mengevaluasi perpindahan massa serta hidrodinamika dari penggunaan kontaktor membran serat berongga dalam absorpsi gas CO2 oleh air serta NaOH encer.
Penelitian dilakukan menggunakan membran polipropilen dengan diameter membran 2 mm dan ukuran pori 2 μm yang berifat hidrofobik sebagai kontaktor antara air dan CO2. Temperatur serta pH pelarut yang keluar dari kontaktor membran diamati untuk mengevaluasi proses perpindahan massa yang terjadi. Sedangkan segi hidrodinamika dievaluasi dengan mengamati perubahan tekanan pelarut sebelum dan sesudah memasuki modul menggunakan manometer air.
Dari hasil penelitian, untuk uji perpindahan massa secara keseluruhan laju alir yang semakin meningkat akan meningkatkan nilai koefisien perpindahan massa dan fluks. Untuk air nilai koefisien perpindahan massa dan fluks massa yang dapat dicapai ialah 3,42.10-7 m/det dan 1,39.10-9 mol/m2.det, sedangkan untuk NaOH ialah 0,00123 m/det dan 0,0019 mol/m2.det. Sedangkan dari segi hidrodinamika, peningkatan laju alir dan jumlah serat akan meningkatkan penurunan tekanan, sedangkan faktor friksi akan terus menurun.

In natural gas, carbondioxide is one of acid and corrosive gas that can caused corrosion in system. Recently, membrane gas-liquid contactor based process have developed to be an alternative in eliminating CO2 instead convensional column with nomerous advantages. The membrane contactors provide a very high interfacial area per unit volume, independent regulation of gas and liquid flows and are insensitive to module-orientation, which make them very effective in comparison with conventional equipment. In this study, mass transfer performance and hydrodinamic were evaluated in process absorption CO2 using water and NaOH 0,01 M dilute solution through hollow fiber membrane contactor.
The experiment was carried out in a hydrophobic polypropylene (PP) membrane with fibre diameter 2 mm and pore size 2 μm as a contactor between CO2 and water or NaOH. Temperature and pH outlet contactor were observed to evaluated mass transfer performance. Beside that,the pressure difference betwen inlet and outlet contactor was measured to evaluated hydrodinamic aspect.
The study shows that the increase of liquid flow hence mass transfer coefficient and CO2 flux. For water, mass transfer coefficient and CO2 flux could reach 3,42.10-7 m/s and 1,39x10-9 mol/m2.s, and for NaOH could reach 0,00123 m/s and 0,0019 mol/m2.s, orderly. In hydrodynamic aspect, the increasing of liquid flow and number of fibre hence pressure drop and decrease friction factor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Letti Annasari
"Ozonasi merupakan proses yang sudah banyak digunakan dalam pengolahan air. Proses ini memanfaatkan sifat ozon sebagai oksidator kuat dan kemampuan ozon dalam melakukan disinfeksi. Kekurangan dari penggunaan ozon adalah kelarutan dan stabilitasnya di air yang relatif rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan kelaruran ozon dalam air adalah dengan kavitasi. Kavitasi merupakan teknik pembangkitan gelembung berukuran mikro.
Pada penelitian ini dilakukan studi perpindahan massa pada proses gabungan ozonasi dan kavitasi atau selanjutnya disebut dengan ozonasi gelembung mikro, dengan menggunakan kolom gelembung pada aliran searah. Dari penelitian yang dilakukan, harga pada penggunaan gelembung mikro 2,45 kali lebih besar dari penggunaan gelembung konvensional.

Ozonation has widely used in water treatment process. This process using ozone characteristic as a strong oxidator and ozone ability as a disinfectant agent. The weaknesses of this process were about its solubility and stability in water. Cavitation, a technique to generate micro-bubbles, can be used to increase ozone solubility in water.
Mass transfer study in this ozonation−cavitation hybrid process, or in the following will be called as micro-bubbles ozonation was done, using bubble column on co-current mode. The result showed that value if micro-bubbles used was 2,45 times higher than conventional bubbles.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52217
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Krestianto
"Evaluasi efektifitas pelarut dari buah mengkudu untuk absorpsi gas CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga telah diteliti. Pelarut yang digunakan adalah buah mengkudu dengan dosis 100 gram per liter air. Untuk studi perpindahan massa, hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien perpindahan massa pada pelarut buah mengkudu lebih tinggi dibandingkan pada pelarut air namun perbedaannya tidak signifikan.
Hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan laju alir pelarut akan menaikkan koefisien perpindahan massa dan peningkatan jumlah serat akan menurunkan koefisien perpindahan massa. Sedangkan untuk studi hidrodinamika, kenaikan laju alir pelarut dan jumlah serat menyebabkan meningkatnya penurunan tekanan di dalam kontaktor membran.

Evaluation of effectiveness natural solvent from Morinda citrifolia fruit for CO2 gas absorption had already been researched. The solvent was solution from Morinda citrifolia fruit with dose 100 gram per liter of water. For mass transfer study, results showed that the value of mass transfer coefficient in Morinda citrifolia fruit solution is higher than water solvent, but the difference is not significant.
The research result also showed that higher liquid flow rate will increase mass transfer coefficient. Otherwise the amount of fiber will decrease the mass transfer coefficient. While for hydrodynamic study, higher the liquid flow rate and amount of fiber will increase pressure drop in membrane contactor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, 2009
S52180
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pan Ade Nata
"Gas alam hasil eksplorasi mengandung senyawa karbondioksida yang keberadaannya merugikan. Teknologi pemisahan CO2 yang dipakai sekarang ini umumnya menggunakan proses absorpsi melalui kolom konvensional dengan pelarut amina. Sebagai alternatif, teknologi kontaktor membran serat berongga telah dikembangkan untuk proses ini. Penelitian menggunakan membran polipropilen yang bersifat hidrofobik. Evaluasi difokuskan pada studi perpindahan massa dalam proses absorpsi CO2 oleh larutan DEA (Diethanolamine) dengan variasi jumlah serat dan laju alir pelarut. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan laju alir akan meningkatkan nilai koefisien perpindahan massa dan fluks CO2. Sementara penambahan jumlah serat akan menurunkan nilai koefisien perpindahan massa dan fluks CO2.

Natural gas produced by the exploration contained the carbon dioxide compound that this existence can damage the system. Separation technology CO2 that is worn now generally used the process of the absorption through the conventional column with amine solvent. As the alternative, the hollow fiber membrane contactor technology was developed for this process. The research was carried out by using the membrane polypropilen that was hydrophobic. Evaluation was focused on the study of mass transfer in the CO2 absorption process by the DEA (Diethanolamine) solution with the variation of the amount of fiber and the solvent flow rate. Results that were received showed the increase of solvent flow rate will increase the value of the mass transfer coefficient and flux of CO2. While the increase amount of fiber will reduce the value of the mass transfer coefficient and flux of CO2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52175
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pingkan Margareta
"Kontaktor membran serat berongga digunakan sebagai pengganti kolom konvensional untuk memisahkan oksigen terlarut dari air karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu memberikan luas permukaan kontak lebih besar dan sistem lebih kompak. Pada penelitian ini, dilakukan pemisahan oksigen terlarut dari air menggunakan kombinasi gas penyapu dan proses degassing vakum dengan menggunakan kontaktor membran serat berongga dan juga melakukan variasi diameter serat dan laju alir air. Melalui studi perpindahan massa dan hidrodinamika, diperoleh bahwa makin kecil diameter serat, perpindahan massa akan makin baik dan metode kombinasi gas penyapu dan vakum ini menghasilkan perpindahan massa yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan gas penyapu saja.

Hollow fiber membrane contactor is used as a substitute for conventional colums to separate the dissolved oxygen from water because it has several advantages, which provides more contact surface area and more compact systems. In this study, there is segregation dissolved oxygen from water using a combination of sweep gas and vacuum degassing process using hollow fiber membrane contactor and also do variations of fiber diameter and water flow rates. Through the study of mass transfer and hydrodynamics, obtained that the larger diameter fibers, the better mass transfer would be and combination method of sweep gas and vacuum produces better mass transfer than just using sweep gas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51994
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nyi Mas Asri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas proses pemisahan amonia terlarut di dalam air melalui kontaktor membran keramik. Eksperimen dilakukan dengan cara mensirkulasikan larutan umpan amonia dan mengkontakkannya dengan larutan absorben asam sulfat di dalam kontaktor membran, kemudian laju alir umpan divariasikan. Efektivitas pemisahan ini dievaluasi dengan studi perpindahan massa dan hidrodinamika.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai koefisien perpindahan massa meningkat seiring dengan meningkatnya laju alir umpan. Sedangkan untuk studi hidrodinamika, peningkatan laju alir umpan akan meningkatkan penurunan tekanan di dalam kontaktor membran keramik. Efisiensi yang didapatkan mencapai 32,68%.

The objective of this study is to find the effectiveness of dissolved ammonia removal through ceramic membrane contactor. The experiment was carried out by holding the circulation ammonia feed solution, contacting it with sulfuric acid absorbent solution and applying the variations of feed's flow rate. The effectiveness must be evaluated by mass transfer and hydrodynamic aspects.
Results of this experiment show that the mass transfer coefficient increases by the increasing of feed's flow rate. In hydrodynamic aspect, the increasing of feed's flow rate can cause pressure drop increases in ceramic membrane contactor. The efficiency is about 32,68%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51716
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Effendi
"Evaluasi efektifitas pelarut dari daun mengkudu untuk absorpsi gas amonia mengunakan kontaktor membran serat berongga telah diteliti. Pelarut yang digunakan adalah daun mengkudu dengan dosis 200 gram per liter air dan asam sulfat 0.1M. Untuk studi perpindahan massa, hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien perpindahan massa pada pelarut asam sulfat lebih tinggi dibandingkan pada pelarut daun mengkudu sehingga efisiensi yang dihasilkan dengan menggunakan asam sulfat lebih besar dibandingkan larutan daun mengkudu. Hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan laju alir pelarut akan menaikkan koefisien perpindahan massa. Sedangkan untuk studi hidrodinamika, kenaikan laju alir pelarut menyebabkan meningkatnya penurunan tekanan di dalam kontaktor membran.

Evaluation of effectiveness solvent from leaf morinda citrifolia for gas absorption amonia using contactor hollow fiber membrane have been researched. Solvent that used leaf morinda citrifolia with dose 200 gram per liter of water and sulphuric acid 0.1M. For transfer study mass, watchfulness result shows transfer coefficient value mass in solvent sulphuric acid is higher than solvent leaf morinda citrifolia so that efficiency that produced by using sulphuric acid is higher than leaf morinda citrifolia. Also will show rate of flow enhanced solvent will raise transfer coefficient mass. While for hydrodynamics study, rate of flow increase solvent causes the increasing of pressure depreciation in contactor membrane."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51905
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>