Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Maulana
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara kapasitas petani kota dan kondisi kemiskinan yang mereka hadapi. Lokasi penelitian adalah di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur di mana Surabaya adalah salah satu kota pionir program pertanian kota yang langsung diinisiasi oleh pemerintah dengan karakter sampel para petani kota di Surabaya yang memiliki penghasilan dari penjualan baik hasil panen maupun produk olahannya. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang teknik pengambilan sampelnya adalah total sampling dengan jumlah responden sebanyak 46 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan di antara kapasitas petani kota dan kondisi kemiskinan.

ABSTRACT
This research aims to examine the correlation between urban farmers capacity and their poverty condition. Taking place in Surabaya City, East Java Province as one of the city pioneer in implementing urban farming on their city policy, the sample characteristics of the research is the urban famers who have the incomes from selling their yields and processed products. This research is quantitative descriptive interpretive with total sampling method with 46 respondents as its sampling technique. The main result shows that there is no correlation between urban farmers capacity and their poverty condition in Surabaya City."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
"Kajian mengenai pertanian kota menunjukkan bahwa kegiatan ini merupakan gejala yang dijumpai di hampir semua kota. Di negara-negara maju, pertanian kota dikaitkan dengan gerakan kembali ke alam, promosi bertani organik, usaha mempercantik kota, pendidikan lingkungan untuk warga, hobi dan sebagai mata pencaharian. Di negara-negara berkembang di Afrika, Amerika Selatan dan Asia, sejumlah kajian menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dan dinamika kependudukan mewarnai munculnya pertanian kota di negara berkembang. Di Jakarta, karakteristik kota yang berbeda menyebabkan penjelasan munculnya pertanian kota sebagaimana di negara maju tidak relevan untuk dijadikan jawaban. Oleh karena itu, penjelasan mengenai pertanian kota di Jakarta tidak bisa dijelaskan dengan teori pertanian kota di negara maju atau semata-mata dari negara berkembang yang lain.
Penelitian yang saya lakukan pada komunitas petani kota di wilayah Jakarta Timur, yang merupakan migran dari Karawang, Jawa Barat, menunjukkan bahwa fenomena pertanian kota di Jakarta harus dilihat dalam perspektif keterkaitan desa-kota. Perhatian hanya pada dinamika migran di kota, adaptasi pendatang dan munculnya pertanian di kota di satu sisi, atau hanya melihat dinamika sosial budaya akibat industrialisasi di desa, kebijakan pembangunan pedesaan yang berubah dan berbagai faktor pendorong migrasi ke kota di sisi lain, tidak cukup untuk menerangkan pertanian kota yang saya temui di Jakarta Timur.
Secara teoretik saya menghadirkan argumen bahwa pendekatan antropologi perkotaan atau studi petani pedesaan belaka tidak mampu memberikan penjelasan yang utuh. Demikian pula dengan analisis di tingkat individu, yang tidak akan menerangkan secara lengkap pengaruh faktor eksternal: sosial, politik dan ekonomi yang melingkupi muncul dan bertahannya pertanian kota. Walaupun saya yakin bahwa pendekatan yang lebih luas dengan melihat keterkaitan dan hubungan desa-kota lebih mampu memberikan penjelasan, namun saya menemukan bahwa berbagai hal yang selama ini menjadi domain desa atau kota, dalam kasus petani kota migran Karawang di Jakarta, justru berlainan ceritanya. Pertanian yang selama ini menjadi domain desa, kali ini justru berlangsung di kota; sementara kota yang selama ini menjadi inspirasi budaya dari desa justru menambah pilihan pekerjaan yang stereotipik dengan desa. Dengan kasus ini saya menunjukkan bahwa pendefinisian desa dan kota secara eksklusif nampaknya sudah tidak lagi relevan.

Researches on urban agriculture indicated that it is common in almost every city in the world. In the developed countries, it has connection with back-to-nature movements, organic farming initiatives, city beautification, environment education, hobby and livelihood. While in the developing states, such as in Africa, South America and Asia, it is said that government policies and population dynamics have colored the emergence of urban agriculture. With its specific character as a city of a developing country, Jakarta?s urban agriculture will not be sufficiently explained by any theories and explanations derived from developed and other developing countries. Hence, it is necesarry to build its own expalanation.
My research conducted among communities of Karawang migrants in East Jakarta has shown how urban agriculture would be best seen within the perspective of rural-urban linkage. Solely giving attention to migrants? dymanics, adaptation process of new comers and the emerging of urban farming, or only by examining the socio-cultural dynamics as consequence of rural industrialization, changing rural policies and other push-factors for urbanization will not adequate to explain the case of urban agriculture in East Jakarta.
Theoretically, I argue that some approaches in urban anthropology and peasant studies fail to thoroughly and comprehensively answer my case. Similarly, analysis in individual level can not completely explain the external factors of social, political and economical issues. However, the rural-urban linkage that I believe will be able to give better explanation, in my case, has indicating other direction of rural-urban flows. Agriculture that commonly placed and seen as rural domain, in the case of urban agriculture practiced by Karawang migrants in East Jakarta, has obviously found in urban context. At the other hand, urban living that in many cases inspired rural tradition, has received rural contribution in term of choice in livelihood: agriculture that stereotypic to village. My finding and analysis have revealed that efforts to distinguish and constitute a finite and exclusive definition of rural (villlage) and urban (city) have now lost its relevance."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
D00911
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diki Agus Rizki
"Penerapan prinsip-prinsip pengembangan komunitas dalam kegiatan pertanian model kawasan rumah pangan lestari dengan pemanfaatan lahan perkarangan pada RW 010 dirasakan perlu dilihat secara rinci dalam prosesnya sehingga dapat memberi manfaat lebih lanjut. Prinsip-prinsip pengembangan komunitas yang dikemukakan Jim Ife menjadi sarana meninjau kembali nilai, gagasan dan upaya atas kegiatan pertanian yang telah dilakukan RW 010 Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur dengan tujuan untuk mengetahui secara rinci kegiatan pengembangan komunitas tersebut.
Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan penelitian jenis deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Temuan penelitian menyatakan pertanian di RW 010 Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati, DKI Jakarta merupakan sebuah kegiatan yang berkembang dengan prinsip-prinsip pengembangan.

The principles of community development in the agricultural activities in KRPL has been perceived to be interesting and needs to be explored in detail in its relation with community development as to benefit the community further. Referring to Ife, these principles are the medium to review the value, ideas and efforts in the agricultural activities in RW 010 Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur and the research is aimed to understand the detailed activities in the community development in the area.
The study was conducted by qualitative methods using descriptive type of research. Data were collected by indepth interviews and observation. The findings of the study stated that the agriculture activities have been in compliance with the principles of community development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T38981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library