Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dharyagitha Rizal
Abstrak :
Globalisasi dunia yang semakin menunjukkan penet[asinya, semakin meluas membawa konsep-konsep modernisasi ke negara-negara berkembang, seperti halnya Indonesia. Dampak globalisasi yang membawa pengaruh modernisasi semakin terasa di kota-kota metropolitan seperti halnya Jakarta, yang pada akhimya tumbuh ke arah terbentuknya global city. Yaitu, kota yang tumbuh dan sangat dipengaruhi secara Iangsung oleh arus derasnya globalisasi, sehingga memunculkan perubahan-perubahan sosial yang sangat berarti. _ Perubahan sosial yang terjadi salah satunya adalah, muncuinya kelas sosial yang disebut dengan ?kelas menengah baru". Yaitu golongan masyarakat yang elemen utamanya dibentuk oleh kaum profesional dan eksekutif. Di Jakarta kelompok ini sering disebut sebagai kaum esmuaL yuppies (young executive) yang selalu berpenampilan glamorous, dan sebagai generasi yang Iebih oocok diasosiasikan dengan kafe, mal, intemet_ Dengan kata Iain memiliki gaya hidup (hfestyfe) sebagai komunitas yang menurut masyarakat awam diidentikkan orang modern, dan sebagai generasi yang suka berbelanja, we!! educated well informed, memiliki mobilitas vertikal dan sangat rasional, kosmopolit dan pro-aktif terhadap wawasan masa depan.Penelilian ini adalah untuk menyimak pola konsumsi dalam gaya hidup golongan masyarakat kelas menengah baru di Jakarta, khususnya di era pasca krisis. Dimana pemasalahan utamanya adalah, apakah ada pergeseran-pergeseran yang cukup berarti dalam gaya hidup (lifestyle) kelas menengah baru di Jakarta di era pasca krisis ? Berdasarkan temuan penelitian, gaya hidup (lifestyle) kelas menengah baru di Jakarta, antara sebelum krisis berlangsung dan pasca krisis, teridentifikasi dari hasil penelitian tidak mengalami perubahan. Jenis- jenis aktivitas-aktivitas yang terkait dengan gaya hidup (lifestyle) mereka relatif tetap. Yang mengalemi perubahan atau pergeseran adalah ?intensitasnya? dalam melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Dalam arti; ada yang bertambah intensitasnya, dan ada yang berkurang intensitasnya. Seperti halnya datam mengisi leisure time, kebutuhan akan pengetahuan, pola konsumsi terhadap basic needs, dan Iainnya. Dimana pergeseran yang terjadi Iebih disebabkan oleh faktor pendapatan riil (real income) yang nilainya menurun akibat adanya krisis yang terjadi. Khusus untuk kebutuhan akan penampilan pribadi (self performance), ada keoenderungan Iebih memiiih performance yang sederhana. Akan tetapi citra penarnpilan tetap elegan dan exelence. Pergeseran ini Iebih disebabkan faktor kebutuhan keamanan pribadi (self security needs) terhadap ancaman tindakdindak kriminal akibat adanya krisis yang _me|anda_ U Pemilihan terhadap jenis-jenis konsumsi secara menyeluruh, mulai dari barangljasa yang bersifat bask: needs hingga ke barangdasa yang bersifat non-basic needs, Iebih didasarkan pada; (1) Konsumsi barang-barang atau jasa-iasa yang memberikan mereka sifat-sifat yang mengarah pada membantu aktivitas dan kegiatan mereka menjadi Iebih efektif dan efisien. Daiam arti bahwa dengan waktu, tenaga, biaya yang sama, kegiatan dan aktivitas yang mereka Iakukan memberikan hasil kepuasan dan kegunaan (utditas) yang tinggi atau maksimal. Pertimbangan ?opportunity cost" yang ditekan seminimum mungkin. Yaitu pertimbangan berapa kerugian yang akan diderita dalam melakukan suatu kegiatan tertemu yang lebih menguntungkan, jika hafus melakukan kegiatan Fainnya. Lebih pada pertimbangan kemanfaatannya atau kegunaannya dan memang menjadi skala kebutuhannya, bukan Iagi berorientasi pada faktor "gengsi".
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library