Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Uzlifatil Jannah
"Remaja yang sering menggunakan internet melalui media sosial akan lebih rentan terhadap cyberbullying daripada remaja yang tidak memiliki kemampuan untuk mengakses internet. Salah satu tantangan yang perlu dihadapi remaja di internet tersebut yakni rentan menjadi korban cyberbullying (perundungan maya). Cyberbullying sangat berdampak terhadap korban karena dampak yang ditimbulkan memengaruhi keadaan psikologis dan mental korban, salah satunya self-esteem (harga diri). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cyberbullying dengan self-esteem pada remaja di Kota Depok, Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan menerapkan desain analitik korelasi menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah anak usia remaja (11-20 tahun) yang berjumlah 348 responden dan diambil menggunakan multistage cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah Revised Cyber Bullying Inventory (RCBI) dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Hasil penelitian menunjukkan 53,4% responden berada pada kategori keterlibatan berat sebagai korban cyberbullying serta 70,4% responden memiliki self-esteem tinggi. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cyberbullying dengan self-esteem pada remaja di Kota Depok, Jawa Barat (p-value = 0,005; α = 0,05). Peneliti merekomendasikan pada penelitian ini adalah perawat mencegah dampak dari cyberbullying melalui program pendidikan kesehatan tentang dampak negatif cyberbullying pada remaja, sehingga dapat berfokus pada tugas-tugas perkembangan masa remaja.
......Adolescents who frequently use the internet through social media will be more vulnerable to cyberbullying than teenagers who do not have the ability to access the internet. One of the challenges that teenagers need to face on the internet is that they are vulnerable to becoming victims of cyberbullying. Cyberbullying is very impactful on victims because the impact caused affects the psychological and mental state of the victim, one of which is self-esteem. This study aims to determine the relationship between cyberbullying and self-esteem in adolescents in Depok City, West Java. The research design used quantitative methods by applying a correlation analytic design using a cross-sectional approach. The samples used in this study were teenagers (11-20 years old) totaling 348 respondents and were taken using multistage cluster sampling. The instruments used were the Revised Cyber Bullying Inventory (RCBI) and the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). The results showed that 53.4% of respondents were in the category of heavy involvement as victims of cyberbullying and 70.4% of respondents had high self-esteem. Chi Square test results show that there is a significant relationship between cyberbullying and self-esteem in adolescents in Depok City, West Java (p-value = 0,005; α = 0,05). The researcher recommends that nurses prevent the impact of cyberbullying through health education programs on the negative impact of cyberbullying on adolescents, so that it can focus on the developmental tasks of adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Ireka Farida Suprianto
"1 dari 3 remaja di 30 negara di dunia pernah mengalami perundungan maya, di Indonesia 49% pengguna internet di Indonesia pernah mengalami perundungan maya. Batas durasi penggunaan gawai yang aman untuk remaja adalah < 2 jam/hari, tapi saat ini banyak remaja yang menggunakan gawainya melebihi batas durasi penggunaan gawai yang aman. Remaja yang menggunakan gawai dalam durasi lebih lama berisiko lebih tinggi untuk mengalami adiksi gawai dan terlibat dalam perundungan maya, baik sebagai korban atau pelaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara adiksi gawai dan perundungan maya baik pada korban ataupun pada pelaku. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional, dengan melibatkan 394 sampel remaja awal yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. Pemilihan sampel dilakukan secara convenience. Pengambilan data dilakukan secara online Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasilnya menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara adiksi gawai dan kejadian perundungan maya pada korban (p= 0,124). Namun, terdapat hubungan signifikan antara adiksi gawai dan kejadian perundungan maya pada pelaku (p=0,018). Berdasarkan hasil penelit ian ini, penelit i merekomendasikan agar adanya pengawasan yang dibarengi dengan pendekatan kepada remaja oleh orang tua. Pendekatan ini perlu dilakukan dengan memosisikan diri orang tua seperti teman bagi remaja dengan cara menjalin komunikasi yang tepat, disesuaikan dengan remaja. Pengawasan ini dilakukan guna menghindari dampak buruk dari penggunaan gawai, seperti adiksi gawai dan perundungan maya.
......One in three adolescents in 30 countries around the world has experienced cyberbullying, and, in Indonesia, 49% of Internet users have experienced this problem. The length of time during which adolescents can safely use their communication devices is less than two hours per day, but currently most youths overuse their smartphones. Adolescents who are on these devices regularly for longer periods are at a higher risk of experiencing smartphone addiction and being involved in cyberbullying, either as a victim or bully. This study sought to measure the correlations between smartphone addiction and cyberbullying, from both the victims and perpetrators’ perspectives. The research had a cross-sectional design and involved a sample of 394 early adolescents who lived in Jakarta. The participants were selected by applying convenience sampling. The data were collected online, which were analyzed by conducting Spearman’s correlation test. The results show no significant correlation exists between smartphone addiction and cyberbullying from the victims’ perspective (p = 0.124). However, a significant correlation was found between smartphone addiction and cyberbullying from the perpetrators’ point of view (p = 0.018). This study’s implications include that all parents need to supervise their children when they use smartphones. Parental supervision should be combined with building a close parent-child relationship so that parents can position themselves as their children’s friend. This kind of protection is required to prevent the negative impacts of using these devices, such as smartphone addiction and cyberbullying."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library