Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Aris Munandar
"ABSTRAK
Arca Prajnaparamita dari situs candi Singasari yang menjadi bahan kajian, sekarang telah disimpan di Museum Nasional Jakarta, semula arca itu berada di Negeri Belanda dan dikembalikan pada pemerintah R.I pada tahun 1978. Area tersebut digarap dengan sangat halus, berwujud tokoh dewi yang cantik. Sebenarnya Prajanaparamita adalah personifikasi dari kitab keagamaan dalam Buddha Mahayana yang berisikan pengetahuan tertinggi tentang hakekat keBuddhaan. Kajian ini berupaya memberikan tafsiran baru tentang siapa tokoh yang diwujudkan sebagai Prajanaparamita, sebab dalam anggapan penduduk yang lalu "diiyakan" oleh para ahli terdahulu (al.JLA.Brandes, NJ.Krom, Jessy Oey-Blom, WF.Stutterheim) arca Prajanaparamita tersebut menggambarkan tokoh Ken Dedes istri Ken Arok pendiri kerajaan Singasari (abad ke-l3 M).
Berdasarkan dukungan data dari sumber tertulis Nigarakertagama dan juga data arkeologi yang berupa arca Prajanaaparamita lain di situs candi Bayalango, Tulungagung; maka dapat ditafsirkan bahwa arca Prajanaparamita dari candi Singasari itu bukan menggambarkan Ken Dedes, melainkan Rajapatni Gayatri, dialah putri hungsu Kertanagara, raja terakhir Singasari. Dyah Gayatri juga merupakan nenek raja besar Majapahit, yaitu Hayam Wuruk (1350-1389 M). Penggambaran tersebut memang bertujuan untuk memuliakan tokoh Dyah Gayatri tersebut sebagai Rajapatni dan sebagai tokoh yang menurunkan raja-raja Majapahit selanjutnya."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Noor Alya
"Dewasa ini, ruang-ruang publik telah mengalami transformasi, didorong pergeseran tren dan motif pada interaksi sosial. Di sisi lain, di bawah dominasi kapitalisme dan pasar bebas, kini ruang-ruang publik telah diperhitungkan sebagai suatu komoditas ekonomi. Walaupun muncul dalam fungsi yang beragam namun kesemuanya memiliki kesamaan, terkemas, bertema, juga dikomodifikasi untuk konsumsi dan hiburan dengan akses berdasarkan kemampuan untuk membayar (Gottdiener dalam Aurigi et al., 1997). Sementara etika perancangan kota adalah merancang ruang publik yang inklusif (Leclerq, 2018), ruang publik yang dikomodifikasi dapat mengarah pada eksklusivitas. Seperti yang kita ketahui, ruang yang diproduksi secara inheren merupakan alat produksi yang mengarah pada penciptaan ruang baru di mana hubungan kuasa dan kontrol ada (Lefebvre, 1991). Didefinisikan sebagai kendali atas, kuasa dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti otoritas dan perwujudannya di lingkung bangun. Hal tersebut mengontrol baik ruang maupun perilaku pengguna yang ditandai dengan disahkannya kuasa melalui prosedur sah dan tidak adanya argumen. Dengan menggunakan teori the Production of Space oleh Lefebvre, Penulis tertarik untuk mengetahui mekanisme otoritas dan perwujudan yang terjadi di dalam ruang publik yang dikomodifikasi. Riset terkait komodifikasi ruang dan kajian ruang publik menggunakan teori the Production of Space oleh Henri Lefebvre telah banyak dilakukan sebelumnya. Namun, melihat otoritas dan perwujudan yang terjadi dalam konteks ruang publik yang dikomodifikasi adalah hal baru dari penelitian ini. Temuan pada penelitian ini mengungkapkan mekanisme otoritas dan perwujudan kuasa yang diterapkan dalam produksi ruang publik yang dikomodifikasi sebagai upaya untuk memahami dinamika lingkungan perkotaan.

Public spaces have transformed, driven by the dominion of capitalism and the world market. As public spaces now considered as an economic commodity, it might appear towards various functions but have similarities; packaged, themed, commodified for consumption and entertainment with access based on the ability to pay (Gottdiener in Aurigi et al., 1997). While the ethics of urban designer is to design an inclusive public space (Leclerq, 2018), commodified public spaces might lead to exclusivity. As commodification bounded to its production factor when it comes to public space sphere, space produced inherently is a means of production which leads to a new creation of space where power relations and control exist (Lefebvre, 1991). Defined as control over, power manifests itself in many forms-one of them is the authority. It controls space and its representation combined with control over the users behavior, characterized by the absence of arguments and legitimate through legal procedures. This research aims to know the dynamics of authority that occur in commodified public space, by using the theory of Production of Space by Lefebvre. Research related to the commodification of space and the study of public space using the theory of Production of Space has been done before. However, seeing the authority occurring in the context of commodified public space is the novelty of this research. The finding reveals the mechanism of power through objectification and authorization applied in the production of commodified public space as an attempt to understand the dynamics of the urban environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaqi
"Tulisan ini membahas tentang perwujudan arca dewa-dewi pada Kelenteng Li Tie Guai yang berada di Jakarta Barat. Perwujudan arca pada kelenteng ini dibahas dengan menggunakan perspektif life course. Data yang digunakan adalah keseluruhan arca dewa-dewi pada kelenteng yang berjumlah tiga puluh arca. Metode yang digunakan yaitu pengamatan data pustaka dan lapangan, dilanjutkan dengan pengolahan data yang dilakukan dengan mengklasifikasikan arca berdasarkan wujud tua, dewasa, remaja, dan anak-anak serta wujud laki-laki, perempuan, dan lainnya. Tahap selanjutnya dilakukan penafsiran data. Hasil penelitian menunjukkan lebih banyak arca yang digambarkan dalam wujud dewasa dan tua dibandingkan dengan wujud remaja dan anakanak. Hal ini menunjukkan dalam perspektif life course seseorang dalam masa hidupnya menjadi dewa lebih banyak pada saat dewasa dan tua karena dalam proses menjadi dewa memerlukan kemampuan khusus dan kesucian jiwa yang didapatkan dalam waktu yang lama. Kemudian perwujudan arca laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perwujudan arca perempuan dan lainnya. Hal ini menunjukkan pada masa lalu khususnya di Cina laki-laki memiliki dominasi yang lebih besar dibandingkan perempuan dan lainnya.

This paper will discuss the embodiment of the statues of the gods at the Li Tie Guai Temple in West Jakarta. The embodiment of the statues in this temple will be explained distinctly with the life course perspective. The data will consist of thirty statues of gods inside the temple. There are several procedure starting from observation of library and field data, followed by data processing by classifying statues based on the variety of age appearance stretching from old, adult, adolescent, to younglings as well as male, female, and others. The last procedure is data interpretation. The result shows that the majority of the statue were depicted as the form of adults and elders compared to the forms of teenagers and children. It shows that in the lifecourse perspective, a person in his span of a lifetime will trancend it self into a god-like being in their adulthood and old stage because becoming a god requires the purity of soul obtained in a long time. The embodiment of male statues surpass the number of the embodiment of female statues and other gender. It indicates that in the past, especially in Chinese culture, men had a dominate social role over women and other gender did. 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Flora
"Tesis ini membahas tentang konsep new museum, identitas, memori kolektif, teori edukasi, dan model ekshibisi di museum. Penelitian ini dilakukan di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara, Manado. Mengacu kepada konsep dan teori tersebut, maka untuk meningkatkan peran Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara dalam memberikan pemahaman dan edukasi tentang perwujudan nilai-nilai warisan budaya, maka museum ini harus mempresentasikan perwujudan nilainilai warisan budaya Sulawesi Utara pada ekshibisi. Adapun teori edukasi yang tepat adalah konstruktivis, dengan pendekatan ekshibisi tematis. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskiptif. Data dikumpulkan dengan melakukan studi literatur dan observasi di lapangan. Hasil penelitian berupa penerapan konsep new museum di museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara.

This research discusses about the concept of new museum, identity, memory collective, educational theory, and model exhibition at the museum. This research was conducted At The State Museum of North Sulawesi Province, Manado. Refers to concepts and theories, then to enhance the role of the State Museum of North Sulawesi Province in giving understanding and education regarding the embodiment of the values of cultural heritage, the museum must present the embodiment of the values of the cultural heritage of North Sulawesi at the exhibition. As for the right educational theory is constructivist, the exhibition's thematic approach. This research was qualitative research with design deskiptif. Data are collected by conducting studies of the literature and observations in the field. The results of this research is the application of the concept of the new museum at At The State Museum of North Sulawesi Province."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover