Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chita Septiawati
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33935
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cahyo Nugroho
"Inisiasi skema Reduced Emission from Deforestation and Forest Degradation plus dan Pembayaran Jasa Lingkungan REDD dan PJL untuk hutan desa adalah skema untuk memberikan insentif atas upaya pengelolaan hutan desa berkelanjutan oleh masyarakat. Fokus riset ini adalah meneliti dampak inisiasi skema gabungan REDD dan PJL untuk Hutan Desa terhadap deforestasi dan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan partisipatif. Riset bertujuan menganalisis dampak dana inisiasi Skema REDD dan PJL terhadap deforestasi yang diukur dari tutupan hutan dan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat menggunakan participatory wellbeing assessment. Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan campuran metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil riset menunjukkan bahwa dari aspek lingkungan terjadi deforestasi bersih sebesar -198,33 ha di Zona Lindung yang menunjukkan terjadi peningkatan tutupan hutan. Dari aspek kesejahteraan, terjadi peningkatan kesejahteraan namun bukan oleh intervensi REDD dan PJL. Hasil riset menyimpulkan bahwa inisiasi Skema REDD dan PJL berdampak positif terhadap pengurangan deforestasi disebabkan karena penggunaan secara tepat oleh masyarakat untuk kegiatan pengamanan dan rehabilitasi hutan. Namun demikian Skema REDD dan PJL belum berhasil memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat disebabkan karena terbatasnya nilai uang yang diterima oleh masyarakat untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dan arahan program yang belum mengarah ke pembangunan fisik sesuai kriteria kesejahteraan yang dibuat oleh masyarakat.

The Initiation of Reduced Emissions from Deforestation and Forest Degradation plus and Payment for Environmental Services REDD and PES scheme for the village forest hutan desa is a scheme to provide economic incentives for community to manage their forest sustainably. This research focuses on the impact of the REDD and PES to the deforestation and community wellbeing through participatory approach. This research aims to analyse the impact of the initiation of REDD and PES to deforestation through forest cover analysis and to analyse the impact to community wellbeing through participatory wellbeing assessment. This is a qualitative research approach with mix methods. The result shows that from environment aspect, the initiation of REDD and PES scheme resulted a 198.33 ha of net deforestation, which means a forest gain. From the wellbeing aspect, there is an increase in wellbeing but caused by parallel intervention to REDD and PES schemes but caused by parallel intervention to REDD and PES schemes. It concludes that the schemes has a positive impact on reducing deforestation due to proper alocation for forest security and rehabilitation, however the benefit is not sufficient enough yet to improve community wellbeing. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Objective for the paper is to depict the concept of PES (Payment for Environmental Services) and its implementation in the Cidanau Watershed.This paper is a success story of PES implementation starting from the early adaption of the concept
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syefri Luwis
"Penelitian mengenai pemberantasan penyakit pes di wilayah Malang pada tahun 1911 ? 1916 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah kesehatan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menitikberatkan pada penggunaan sumber-sumber tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wabah pes yang terjadi di daerah Malang dan sekitarnya pada tahun 1911-1916 ini adalah wabah pes yang pertama kali melanda Hindia Belanda. Bersamaan dengan munculnya wabah ini, tahun 1911, Burgerlijken Geneeskundigen Dienst, Dinas Kesehatan Masyarakat, dibentuk. Tugas pertama dari dinas ini ialah memberantas penyakit ini. Penyakit ini berasal dari tikus yang terinfeksi basil pes dan disebarkan melalui gigitan kutu tikus yang menggigit manusia. Penyakit ini menyerang wilayah Malang dan sekitarnya karena wilayah ini lebih sejuk dari wilayah lain. Malang sendiri berada 442 meter di atas permukaan laut. Sehingga basil penyakit dapat bertahan hidup lebih lama dari pada di daerah yang berudara lebih panas. Pada tahun 1914, wabah pes mencapai puncaknya. Lebih dari 15.000 orang meninggal dunia. BGD kemudian membentuk satu dinas khusus untuk memberantas wabah ini. Pada tahun 1915 Dienst der Pestbestriding, Dinas Pemberantasan Pes, dibentuk. Dengan adanya dinas ini, korban penyakit ini bias ditekan hingga seminim mungkin. Dampak yang terjadi bagi daerah Malang dan sekitarnya akibat wabah ini adalah menyusutnya jumlah penduduk karena menjadi korban dari penyakit ini, semakin meningkatnya usaha pengobatan secara modern, diungsikannya penduduk ke barak-barak, pembongkaran dan perbaikan rumah agar terbebas dari wabah penyakit. Selain itu akibat dari wabah ini, kota Malang berhasil dibentuk pada tahun 1914. Pada tahun 1916, jumlah korban dari wabah penyakit ini turun hingga mencapai 595 orang. Hal ini membuat wilayah Malang dan sekitarnya dianggap telah bebas dari wabah penyakit pes ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12663
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riva Khansa Tsabita
"Industri minuman anggur di Indonesia mengalami peningkatan minat di kalangan masyarakat, di mana hal ini mendorong pertumbuhan pasar dalam negeri. Industri minuman anggur pasti menghasilkan limbah cair yang mengandung berbagai zat organik yakni senyawa-senyawa seperti polifenol, gula, asam organik, dan senyawa terkait lainnya sehingga pengolahan air limbah industri minuman anggur menjadi semakin penting. Teknologi pengolahan dengan menggunakan membran saat ini tengah berkembang pesat di beberapa dekade terakhir karena kelebihannya dalam mengolah air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis terkait efisiensi penyisihan serta performa dari teknologi membran dengan jenis material yang berbeda (PES dan keramik) untuk proses ultrafiltrasi dan juga pore size yang berbeda dari membran keramik (50 KDa dan 1 KDa) untuk proses ultrafiltrasi dan nanofiltrasi pada air limbah wine sintetik. Metode penelitian dilakukan pada kondisi constant flux dan juga menggunakan metode single filtration serta multicycle filtration dengan backwash di tengah siklus. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa membran keramik memiliki efisiensi penyisihan senyawa organik yang lebih unggul dibandingkan dengan membran PES (penyisihan warna, COD, dan TOC). Selain itu, membran keramik juga memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap fouling. Terkait membran keramik dengan pore size berbeda, pada penelitian ini masih belum dapat didefinisikan mana membran dengan efisiensi penyisihan yang lebih baik. Namun, jika dilihat dari performa membran, membran keramik 50 KDa (ultrafiltrasi) masih lebih unggul dari segi efektivitas proses backwash dan ketahanan pada permeabilitas membran.

The wine beverage industry in Indonesia is experiencing increased interest among the public, which is driving the growth of the domestic market. This industry inevitably generates liquid waste containing various organic substances such as polyphenols, sugars, organic acids, and related compounds, making wastewater treatment become more important. Membrane treatment technology has rapidly developed over the past few decades due to its advantages in wastewater processing. This study aims to provide an analysis of the removal efficiency and performance of membrane technology using different materials (PES and ceramic) for ultrafiltration processes, as well as different pore sizes of ceramic membranes (50 KDa and 1 KDa) for ultrafiltration and nanofiltration processes on synthetic wine wastewater. The research methodology involved constant flux conditions and utilized both single filtration and multicycle filtration methods with backwash during the cycles. The results of the study indicate that ceramic membranes have superior organic compound removal efficiency compared to PES membranes (color, COD, and TOC removal). Additionally, ceramic membranes exhibit better resistance to fouling. Regarding ceramic membranes with different pore sizes, the study has not yet defined which membrane has better removal efficiency. However, in terms of membrane performance, the 50 KDa ceramic membrane (ultrafiltration) is superior in terms of backwash process effectiveness and membrane permeability resistance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Def Primal
"ABSTRAK
Latar Belakang : Pes planus plantaris flatfoot akan meningkatkan tekanan plantar karena tahanan berat tubuh selama melakukan aktivitas. Aktivitas dengan weight-bearing yang berlebih overuse beresiko terjadinya cedera pada ekstremitas bawah dan akan penurunan kelengkungan pada arcus plantaris. Atlet basket dengan aktivitas latihan weight-bearing secara terus menurus akan mempengaruhi kelengkungan pada plantar sehingga menimbulkan malformasi lengkung kaki menjadi lebih datar flatfoot . Kondisi ini dilaporkan dapat memengaruhi stabilitas postural selama beraktivitas. Atlet basket diharapkan memiliki kestabilan yang baik dalam berbagai kondisi untuk mempertahankan performa selama bertanding.Metode : Studi ini merupakan cross-sectional analitik kuantitatif dengan subjek mahasiswa olahraga basket FIK UNJ n=47 . Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemeriksaan fisik subjek, dilanjutkan pemeriksaan jenis lengkung kaki normal dan flatfoot subjek menggunakan footprint dari stamp pad dan kertas grafik. Pemeriksaan selajutnya menggunakan AMTI Accupower Force flatform posturography force plate dalam menentukan stabilitas postural subjek. Pemeriksaan tersebut dilakukan dalam tiga aktivitas statis, dinamis vertical jump, dan dinamis vertical jump loading respon untuk menentukan diameter postural sway CoP pada bidang tumpu dan besaran resultan gaya GRF terhadap bidang vertikal beban tubuh W .Hasil : Hasil pemeriksaan didapatkan 80,9 subjek pemeriksaan mengalami pes planus plantaris. Hasil footprint tersebut menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan pes planus plantaris pada kedua jenis kelamin subjek, tetapi terdapat perbedaan yang jelas pada lama latihan. Atlet mahasiswa yang telah latihan lebih dari 4 tahun berpotensi mengalami pes planus plantaris dibandingkan subjek dengan lama kurang dari 4 tahun 40 . Nilai rata-rata diameter postural sway CoP dan besaran gaya GRF terhadap bidang vertikal W pada subjek pes planus plantaris memiliki hubungan yang bermakna terhadap stabilitas postural subjek.Kesimpulan : Pes planus plantaris dipengaruhi oleh lama latihan dan intensitas latihan yang dilakukan. Kondisi tersebut secara signifikan akan mempengaruhi stabilitas postural pada kondisi statis, dinamis gerak vertikal vertical jump , dan dinamis gerak vertikal dengan shooting position vertical jump loading respon .

ABSTRACT
Background Pes planus plantaris flatfoot incident will increase plantar pressure because of body weight resistance during activities. Overuse activity is at risk of injury to the lower limb and will decrease curvature in the plantar arch. Basketball athletes with continuous weight bearing exercise activity will affect the curvature of the plantar, causing the malformation of the foot arch to become flatter flatfoot . This condition is reported to affect postural stability during the move. Basketball athletes are expected to have good stability under various conditions to maintain good and stable performance during the game.Method This study is a quantitative cross sectional analytics with the subject of basketball students from Faculty of Sport Sciences Universitas Negeri Jakarta FIK UNJ with 47 subjects. Examination includes anamnesis and physical examination of the subject, followed by examination of the subject 39 s foot arch type using the footprint from the stamp pad and graph paper. Following examination using AMTI Accupower Force flatform posturography force plate in determining postural stability of the subject. The examination is performed in three activities static, dynamic vertical jump, and dynamic vertical jump loading response to determine the postural sway diameter of CoP on the base of support area and the resultant force of the GRF to the vertical plane of the body load W .Result The result revealed that 80,9 of subjects had flat plantar arch pes planus plantaris . The footprint results showed no significant differences in plantar planes in both sexes, but there was a clear difference in basketball practice period. Basketball athlete student have tendency to have pes planus after 4 years practice rather than the other with practicing less than 4 years 40 . The mean value of the postural sway diameter of CoP and the magnitude of the GRF force to the vertical plane W on the subject with pes planus plantaris have significant correlation on the postural stability.Conclusion Pes planus plantaris is affected by the length and the intensity of the exercise. This condition will significantly affect postural stability in static conditions, dynamic vertical motion vertical jump , and dynamic vertical motion with shooting position vertical jump loading response ."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Desta Yudha
"ABSTRAK
Pada penelitian ini saya akan meneliti tentang pengaruh pembayaran atas servis lingkungan
(Payment for environmental services-PES) terhadap status social ekonomi penduduk local.
Status social ekonomi yang saya teliti terdiri dari belanja rumah tangga untuk menangkap
keterpenuhan nutrisi masyarakat yang tinggal disekitar pelaksanaan proyek PES. Tidak
hanya belanja yang akan saya teliti, saya juga meneliti tentang status kemiskinan dari
masing-masing rumah tangga di sekitar pelaksanaan proyek. Daerah yang saya teliti untuk
proyek PES ini adalah daerah yang berada disekitar Taman Nasional Meru Betir, Jawa
Timur dan Danau Segara, Lombok. Saya menggunakan data SUSENAS dari Badan Pusat
Statistik untuk mendapatkan data sebelum dan pada saat pelaksanaan proyek PES untuk
meneliti effek dari PES di masing-masing lokasi dan gabungan dari dua lokasi tersebut.
Untuk mendapatkan hasil pengaruh dari PES, saya menggunakan metode Difference-in-
Difference dan juga menggunakan Propensity Score Matching untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik. Pada penilitian kali ini, saya menemukan secara statistic bahwa proyek
PES hanya memiliki pengaruh dengan tingkat signifikansi yang kecil terhadap status sosal
ekonomi dari penduduk local. Akan tetapi, jika kita melihat dari besaran koefisiennya,
dapat dilihat bahwa PES memiliki efek positf terhadap penduduk local. PES juga memiliki
efek yang berbeda untuk masing-masing lokasi.

ABSTRACT
In this research paper, I attempt to investigate the impact of Payment for
Environmental Services (PES) on the socioeconomic status of local livelihood. The
socioeconomic status that I examine is total household expenditure to capture the
nutritional well-being of people who live in an area where the PES project is
implemented. Not only total household spending, but I also examine the poverty
status of each household in the area of PES project. The area of PES project that I
analyze are villages in the vicinity of Meru Betiri National Park, East Java and
Segara Basin, Lombok. I use Indonesian Social Economy National Surveys
(SUSENAS) by Central Statistics Bureau of Indonesia (BPS), before and following
the implementation of two PES implementation projects to examine the effect of
PES in each location and both locations combined.
To discuss the impact of PES, I use Difference-in-Difference method and also
incorporate Propensity Score Matching to have a better result. I find that statistically,
PES project has little significant impact on the socioeconomic status of local
livelihood. However, if I look at the magnitude of the coefficient of the effect, the
evidence show that PES has affected local livelihood positively. Furthermore, the
effect of PES project differs between each location."
2017
T48896
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisdayanti Lamtiur Bertua
"

Pes merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Bakteri tersebut mempertahankan hidupnya dalam suatu siklus yang melibatkan hewan pengerat dan kutu yang hidup pada hewan pengerat. Pada umumnya, pes terbagi menjadi tiga bentuk yaitu pes tipe bubonik, pes tipe septisemik, dan pes tipe pneumonia, serta setiap bentuk dari pes ini mempunya gejala yang berbeda satu dengan yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka dikonstruksikan sebuah model matematika penyebaran penyakit pes dengan intervensi fumigasi dan dusting. Pada skripsi ini, populasi pada model matematika penyebaran penyakit pes terbagi menjadi kelompok kutu yang rentan, kelompok kutu yang terinfeksi, kelompok tikus yang rentan, kelompok tikus yang exposed, kelompok tikus yang terinfeksi bubonic plague, kelompok tikus yang terinfeksi septicemic plague, kelompok tikus yang terinfeksi pneumonic plague, dan kelompok bakteri, sehingga model menjadi terbentuk dalam sistem persamaan diferensial biasa non-linear berdimensi delapan. Selanjutnya, model yang telah dibangun akan dianalisis secara analitik dan numerik. Studi analitik dilakukan untuk menemukan dan menganalisis titik keseimbangan, menentukan bilangan reproduksi dasar , dan menyelidiki keberadaan bifurkasi dari model yang dibangun. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk mereduksi wabah suatu penyakit diperlukan parameter intervensi, dimana pada skripsi ini dapat disimpulkan bahwa laju kematian kutu akibat dusting dan laju kematian tikus akibat fumigasi merupakan langkah yang tepat diambil pemerintah untuk mengurangi penyebaran penyakit pes.


Plague is an infectious disease caused by the bacteria Yersinia pestis. The bacteria maintain their life in a cycle involving rodents and their fleas. In general, plague is divided into three main types: bubonic plague, septicemic plague, and pneumonic plague. Based on this, mathematical model of plague transmission with fumigation and dusting interventions was constructed. In this thesis, the mathematical model considers eight population, those are susceptible flea, infectious flea, susceptible rodent, exposed rodent, bubonic plague infectives, septicemic plague infectives, pneumonic plague infective. Furthermore, the models that have been built are then analyzed analytically and numerically. Analytical studies carried out to find and analyze the equilibrium point, determine the basic reproduction number , and investigate the existence of a bifurcation of the built model. The results of the analysis show that to reduce the outbreak of a disease, interventions parameter needed, which is in this thesis it can be concluded that the flea death rate due to dusting and the rodent death rate due to fumigation are effective ways for government to reduce the spread of plague.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library