Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Weinberg, I.
Moscow: Mir Publisher, 1971
665.7 WEI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Indonesian Chemical Industries Club, 2001
338.47 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Badrul Munir
"Sifat-sifat yang sangat beragam yang dapat dikembangkan dari material baja telah membuat material ini dipilih untuk aplikasi pada temperatur tinggi. Aplikasi dari baja ini antara lain terdapat pada industri petrokimia, yaitu pada sistem pipa dengan temperatur tinggi. Pada aplikasi ini, ada kemungkinan terjadi karburisasi pada bagian dalam pipa karena adanya aliran bahan organik seperti gas atau minyak dengan temperatur tinggi yang dapat menyebabkan difusi karbon pada pemukaan pipa. Pada temperatur tinggi, kekuatan material sangat bergantung pada laju regangan dan lamanya penggunaan material tersebut, dimana pada temperatur tinggi, dengan adanya mobilitas atom dan dislokasi akan menyebahkan terjadinya suatu ketidak-stabilan pada material sehingga bila ada suatu beban yang bekerja secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya pemuluran pada material. Gejala ini disebut sebagai creep. Dengan adanya tambahan proses karburisasi selain berpengaruh terhadap sifat mekanis dan struktur mikro, juga akan mempengaruhi perilaku creep dari baja.
Pengujian diarahkan dengan melakukan proses karburisaisi pada tiga benda uji dan dilihat perilaku creep-nya. Benda uji terdiri dari benda uji awal, dan benda dikarborisasi pada temperatur 8500 dan 10950 f dengan waktu tahan 1 jam, kemudian untuk menguji perilaku creep material hasil karburisasi ini dilakukan pengujian creep dengan metode laju creep yang dipercepat dengan mengambil beban 60% dari nilai tegangan luluh baja AISI 1017, sebesar 500 N pada temperatur 500 °C.
Hasil pengujian menunjukkan baja AISI 1017 yang dikarburisasi pada temperatur 10950 mempunyai ketahanan creep paling baik. Hal disebabkan pada temperatur ini difusi karbon yang terjadi paling banyak sehingga akan terjadi peningkatan kekerasan dan penguatan yang akan menciptakan penghalang yang kuat untuk pergerakan dislokasi. Namun dengan adanya peningkatan kekerasan ini akan mengakibatkan turunnya elongasi yang terjadi menuju perpatahan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Chandra
"Secara umum industri petrokimia merupakan industri dengan tingkat potensi bahaya kecelakaan proses sangat berbahaya bagi para pekerja, masyarakat dan lingkungan sekitar. PT. XYZ sebagai perusahaan produsen Pupuk Urea (NH₂)₂CO merupakan salah satu pabrik petrokimia di Indonesia dimana dalam menjalankan proses bisnis PT XYZ tidak terlepas dari berbagai ancaman risiko bahaya proses yang tinggi baik dari hulu (proses pengolahan bahan baku gas alam menjadi bahan baku setengah jadi) hingga hilir (proses produksi Pupuk). Maka dari itu dibutuhkan suatu sistem manajemen khusus untuk mengidentifikasi, mitigasi, mengendalikan hingga merepson bahaya dari semua aktifitas maupun proses produkti di tempat kerja. Process Safety Management (PSM) merupakan suatu sistem manajemen keselamatan berbasis proses proaktif dalam mengidentifikasi, mitigasi, mengendalikan serta merespon bahaya dari semua aktifitas ataupun proses produksi di tempat kerja yang banyak digunakan industry petrokimia yang diimplementasikan PT XYZ di salah satu pabriknya yaitu pabrik 2B. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis tingkat maturitas penerapan PSM pada pabrik 2B PT XYZ yang terdiri dari 14 elemen yaitu Process Safety Information (PSI), Process Hazard Analysis (PHA), Operating Procedure (OP), Employee Participation (EP), Training (TRA), Contractor (CTR), Pre Startup Safety Review (PSSR), Mechanical Integrity (MI), Permit To Work (PTW), Management Of Change (MOC), Incident Investigation (II), Emergency Response and Planning (ERP), Compliance Audit (CA), dan Trade Secret (TS) dimana tingkat maturitas penerapan PSM penting bagi organisasi agar dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari setiap elemen yang telah mereka terapkan agar dapat mengidentifikasi dan menetapkan tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan elemen PSM sehingga dapat menurunkan potensi kecelakaan proses. Dalam melakukan penilaian tingkat maturitas PSM penelitian menggunakan metode mix methode analisis deskriptif semi kualitatif dengan melakukan pendekatan sumber informasi kunci yang diperoleh melalui kuesioner, wawancara, observasi lapangan dan tinjauan dokumen perusahaan dengan jumlah sample 93 orang. Hasil penelitian didapatkan penilaian terhadap 14 elemen PSM di pabrik 2B PT XYZ berada pada commited to excellence dimana dari 14 elemen tersebut hanya terdapat 4 elemen berada pada level compliant.

Commonly, petrochemical industry is the type of industry with a high level of potential process accident hazards that can affect workers, the community and the surrounding environment. PT. XYZ as a producer of Urea Fertilizer (NH₂)₂CO is one of the petrochemical industry in Indonesia and their business processes cannot be separated from upstream process hazards (processing natural gas raw materials into semi-finished raw materials) to downstream process hazards (fertilizer production process). Therefore, a special management system is needed to identify, mitigate, control and respond to hazards from all products and processes activity in the workplace. Process Safety Management (PSM) is a proactive process-based safety management system in identifying, mitigating, controlling and responding to hazards from all activities or production processes in the workplace that are widely used by the petrochemical industry which is implemented by PT XYZ in one of its factories, it’s 2B plants. The purpose of this study is to analyze the maturity level of PSM implementation at PT XYZ's 2B plants which consists of 14 elements, namely Process Safety Information (PSI), Process Hazard Analysis (PHA), Operating Procedure (OP), Employee Participation (EP), Training (TRA). ), Contractor (CTR), Pre Startup Safety Review (PSSR), Mechanical Integrity (MI), Permit To Work (PTW), Management Of Change (MOC), Incident Investigation (II), Emergency Response and Planning (ERP), Compliance Audit (CA), and Trade Secret (TS) where the maturity level of PSM implementation is to be able to identify the advantages and disadvantages of each element implemented in order to identify and determine actions that can be taken to improve the implementation of PSM elements so as to reduce the potential for the accident process. In conducting research to assess PSM implementation maturity level, the research uses a mixed method of semi-qualitative descriptive analysis by approaching the sources of information obtained through questionnaires, interviews, and observations field and research company documents with a sample of 93 people. The results of the assessment research on 14 PSM elements at PT XYZ's 2B factory are committed to excellence where from these 14 elements there are only 4 elements at the compliant level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Fitri
"Industri manufaktur sebagai penghasil devisa negara, berperan penting dalam memperkuat struktur perekonomian Indonesia. Kuatnya struktur industri hulu dan antara (termasuk pertambangan, pengolahan, pertanian, kehutanan, dan barang modal lainnya) sebagai penghasil bahan baku yang berkontribusi terhadap pendapatan devisa negara, serta penyelaras faktor pertumbuhan sub sektor ekonomi, akan memperkuat dasar dan mendukung percepatan pertumbuhan industri turunan/hilirnya. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia dan negara Asia lainnya pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan penutupan industri yang mengandalkan bahan baku impor. Penguatan struktur industri melalui pengisian kekosongan pohon industri diharapkan mampu mengisi peluang perluasan dan pengembangan industri hilir yang berimplikasi pada penguatan struktur industri, pertumbuhan kesempatan berusaha, pertumbuhan tenaga kerja, serta alternatif penambahan devisa negara. Melalui penelusuran pohon industri petrokimia dan besi baja diharapkan akan ditemukan peluang penumbuhan industri yang kompeten dalam menyediakan bahan baku/pendukung bagi industri hilir sesuai resource base (kekayaan sumber daya) Indonesia, added value dan prospek pasar yang cerah, sehingga menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan daya tahan di pasar internasional didukung strategi dan kebijakan yang kondusif.
Penelitian bertujuan menggali peluang usaha industri turunan petrokimia dan besi baja yang berpotensi ditumbuhkembangkan berdasarkan ketersediaan bahan baku (local content) dan permintaan (demand) produk industri. Penelitian dilakukan dengan metode kajian kepustakaan/survei dokumentasi, metode wawancara (dan pengisian kuesioner) dari narasumber terkait, serta metode evaluasi. Analisis metode deskriptif menggunakan SWOT (Strength - Weakness - Opportunities- Threat) analysis untuk mendapatkan posisi kekuatan dan kelemahan struktur industri secara internal-eksternal, selanjutnya dievaluasi dengan uji AHP (Analytical Hierarchy Process) melalui pengolahan data primer hasil wawancara/kuesioner narasumber dari DJ-ILMEA (Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka), DJ-IKAH (Direktorat Jenderal Industri Kimia, Agra, dan Hasil Hutan), DJ-KLIPI (Direktorat Jenderal Kerjasama Lembaga Industri dan Perdagangan), serta DJ-IKDK (Direktorat Jenderal industri Kecil dan Dagang Kecil), Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Skenario prioritas pengembangan industri dengan pendekatan konsep Porter's Diamond, mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi daya saing industri meliputi : kondisi faktor, kondisi permintaan; industri terkait/pendukung; struktur dan persaingan; serta kebijakan pemerintah. SWOT analysis terhadap posisi industri didapat turunan petrokimia dan besi baja yang sangat berpeluang dikembangkan meliputi : Acetic Anhydride; Acrylonitrile; Aniline (phenyl amine, ammobenzene); Monoethanolamine; (Ethanol amine); 0-, M- , P-Phenylenediamine; Poly methyl methacrylate; serta Vinyl acetat (Ethanyl ethanoat); Industri turunan besi baja : Alloy Pig Iron, Shaft Bars dan Semi-finish Stainless Steel. Optimalisasi sumber daya industri dalam rangka meningkatkan daya saing industri dilakukan melalui pemanfaatan potensi internal berupa maksimalisasi kekuatan struktur industri serta minimalisasi kelemahan/dampak eksternal industri. Faktor internal meliputi : optimalisasi pemanfaatan sumber daya bahan baku, orientasi pasar, penguatan ketrampilan sumber daya manusia, fasilitas manufaktur, dan jalur distribusi. Faktor eksternal meliputi : pertumbuhan permintaan, pengguna, teknologi, harga produk, serta persaingan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T 1804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Surya Utami
"Saat ini, Indonesia masih mengimpor produk-produk petrokimia tertentu untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri, dan ini merupakan peluang bagi para investor untuk menanamkan modalnya. Untuk itu disadari perlu dikembangkan suatu model industri petrokimia Indonesia, yang dapat membantu para investor untuk mengetahui keadaan industri petrokimia di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Model dibuat dengan pendekatan sistem dinamis dengan bantuan perangkat lunak komputer Powersim version 5.21, sedangkan optimasi dilakukan dengan bantuan Lingo version 6 berdasarkan prinsip neraca massa.
Hasil simulasi pada model yang dilakukan dengan rentang waktu 1995-2010 menunjukkan, pertumbuhan ekonomi merupakan parameter eksternal yang dominan berpengaruh pada perkembangan industri petrokimia hulu di Indonesia, dan hingga tahun 2010, produksi dari industri metanol, etilena, propilena, benzena dan toluena dapat terus memenuhi kebutuhan di dalam negeri serta memiliki peluang untuk ekspor. Dalam pengembangannya, industri pusat olefin dalam hal ini etilena dan propilena menjadi prioritas, sedangkan industri xilena mengalami hambatan disebabkan tingginya biaya investasi, dan industri C4 belum dijadikan prioritas. Ekspansi kapasitas mutlak dilakukan untuk memenuhi demand domestik, dan tidak menutupi kemungkinan untuk melakukan ekspor, jika kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T9524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Dana Karningsih
"
ABSTRAK
PT Petrokimia Gresik adalah salah sam badan usaha milik negara di linglcungan Depatemen Perindustrian, yang menghasilkan produk utama berupa pupuk dan bahan-bahan kimia sebagai hasil sampingannya. Setiap produk yang dihasilkau oleh PT Perokimia Gresik memiliki standar atau spesiiikasi tertentu Untuk mcncegah banyalcnya produk yang harus mengalami pengerjaan ulang atau bahkan hams dibuang maka dilaksanakan pengendalian mutu agar produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan spesiiikasi. Dalam rangka usaha untuk memperoleh sertiflkat ISO 9000 untuk seluruh produk yang dihasilkan, PT Petrokimia Gresik disyaratkan untuk melakukan pembuatan bagan kendali dalarn peiaksanaan pengendalian mutunya, yang selama ini belum dilaksanakan.
Sesuai dengan hal diatas, maka penulis melakukan observasi pada proses pengendalian mutu dan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan bagan kendali E dan R dengan mengambil salah satu proses produksi pupuk di PT Petrokzimia Gresik yaitu pupuk ZA I. Data-data yang dipergunakan dalam pembuatan bagan kendali Y dan R adalah data produksi pupuk ZA I selama bulan Januari 1997. Analisa pada bagan kendali TY* dan R menunjukan bahwa keadaan proses produksi pupuk ZA I berada dalam keadaan tidak terkendali, oleh sebab itu penulis memberikan usulan untuk melakukan pembuatan diagram sebab akibat untuk mengetahui sumber-sumber penyebab terjadinya keadaan tersebut.
"
1997
S36203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Prakosa
"Penelitian ini bertujuan menginvestigasi bagaimana proses restrukturisasi pada salah satu aset ex Badan Penyehatan Perbankan Nasional ('BPPN') yakni PT Tuban Petrochemical Industries ('Tuban Petro') dan anak-anak usahanya. Tujuan berikutnya adalah melakukan investigasi apa saja dan bagaimana proses turnaround dilaksanakan guna meningkatkan nilai aset saham Tuban Petro. Nilai aset saham akan diestimasi menggunakan market multiples approach. Untuk dapat mencapai tujuan penelitian, digunakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan explanatory case study dan dalam pengumpulan datanya akan dilaksanakan triangulasi antara lain beberapa unstructured interviews dan archival study.
Skema restrukturisasi Tuban Petro oleh BPPN telah menyelesaikan permasalahan utang pasca krisis melalui instrument Multi Years Bond ('MYB') namun dalam pelaksanaannya Tuban Petro belum mampu membayar kewajibannya dan mengalami gagal bayar. Pasca gagal bayar melalui penelitian ini diinvestigasi bahwa dilakukan proses turnaround berupa inisiatif strategis peningkatan competitiveness, perubahan kepemimpinan dan organisasi, serta stakeholders support sehingga dapat tercapai value recovery yang diharapkan.
Signifikansi dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana fenomena restrukturisasi perusahaan dengan kondisi distress yang ekstrim akibat dampak krisis dan melengkapi kurangnya penelitian turnaround yang dilakukan di Indonesia. Penelitian ini memberikan evaluasi alternatif mengenai proses restrukturisasi dan strategi yang telah dilaksanakan sehingga dapat merumuskan strategi di masa yang akan datang. Penelitian mengenai restrukturisasi aset-aset eks-BPPN tidak banyak dilakukan karena keterbatasan akses informasi yang komprehensif.

This study aims to investigate how the restructuring process of one of the assets of the ex-National Bank Restructuring Agency ('IBRA'), named PT Tuban Petrochemical Industries ('Tuban Petro') and its subsidiaries. The next objectives in this research is to investigate what and how strategic initiatives are implemented to turnaround and increase the value of Tuban Petro. The value will be simulated using the market multiples approach. To be able to achieve the research objectives, qualitative research is used using an explanatory case study approach and triangulation will be carried out in collecting data, including several unstructured interviews and archival studies.
The restructuring scheme for Tuban Petro by IBRA has resolved post-crisis debt problems through the Multi Years Bond ('MYB') instrument, but in its implementation, Tuban Petro has not been able to pay its obligations and has defaulted. After default, this research investigated that a turnaround process was carried out in the form of strategic initiatives to increase competitiveness, change leadership and organization, as well as stakeholder support so that the expected value recovery could be achieved.
The significance of this research is to understand how the phenomenon of corporate restructuring with extreme distress due to the impact of the crisis and complement the lack of turnaround research conducted in Indonesia. This study provides an alternative evaluation of the restructuring process and the strategies that have been implemented so that they can formulate strategies in the future. Not much research has been done on restructuring ex-IBRA assets due to limited access to comprehensive information.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Yoga Pratomo
"ABSTRAK
Pencegahan pencemaran merupakan sebuah pendekatan dalam mengatasi masalah pencemaran. Pada metode ini, mengurangi sumber pencemaran menjadi prioritas utama dalam hirarki pengelolaan limbah. Limbah di Institusi pendidikan walaupun dalam segi kuantitas tidak sebesar limbah yang dihasilkan oleh sektor industri, memiliki variasi yang cukup banyak, sehingga tetap perlu diperhatikan.
Program Pencegahan Pencemaran selain bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik dengan mengurangi tingkat pencemaran, juga ? memiliki nilai ekonomis dalam penerapannya. Penelitian terhadap kemungkinan diterapkannya program ini dilakukan dengan mengumpulkan data limbah yang dihasilkan oleh objek studi selama satu tahun.
Di dalam skripsi ini analisa yang dilakukan adalah mencoba semua metode pencegahan pencemaran dan membandingkan nilai ekonomis sebelum dan sesudah program diterapkan.
Akhirnya, dari analisa yang dibuat dapat disimpulkan bahwa Program Pencegahan Pencemaran dapat diterapkan pada objek studi dengan nilai keuntungan yang didapatjika program Pencegahan Pencemaran dilaksanakan.

"
2000
S35043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hidayat
"Akhir-akhir ini problem kelangkaan bahan bakar fosil menjadi sorotan utama dunia. Salah satunya ditunjukkan dengan kenaikan harga minyak bumi dan kelangkaan bahan bakar di mana-mana, salah satu nya adalah Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang berasal dari hidrokarbon fraksi C3 dan C4. LPG saat ini digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga. Disamping itu, fraksi hidrokarbon C3 dan C4 dalam struktur olefin juga berfungsi sebagai bahan baku petrokimia, yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Cadangan minyak bumi yang terus berkurang menuntut ditemukannya sumber energi alternatif. Telah dipublikasikan sebelumnya bahwa minyak kelapa sawit dapat direngkah menjadi senyawa bio-bensin dengan hasil samping hidrokarbon C3 dan C4 sebesar 6%.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa hidrokarbon C3 dan C4 dari minyak kelapa sawit melalui reaksi perengkahan katalitik pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 1.5 jam. Minyak kelapa sawit direngkah menggunakan katalis asam alumina (Al2O3). Reaksi dilakukan pada variasi suhu reaksi 350°C, 360°C dan 370°C dengan kondenser full reflux agar produk cair dapat mengembun kembali dan menjalani perengkahan lanjutan. Pada suhu reaksi optimum, dilakukan variasi rasio katalis/CPO 1:75, 1:100 dan 1:125. Analisis produk gas dilakukan dengan Gas Chromatography. Disamping itu, untuk mengetahui telah terjadinya reaksi perengkahan katalitik, pada produk cair hasil reaksi dilakukan distilasi, pengujian densitas dan analisis FTIR. Produk gas yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah CO2, C2H4, C2H2, dan fraksi hidrokarbon C3 ? C4 (C3H6, C3H8, dan n-C4H10).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum reaksi untuk memperoleh produk C3 dan C4 dilakukan pada suhu 370°C dengan rasio massa katalis/CPO = 1:125. Pada kondisi tersebut diperoleh fraksi C3 sebesar 2.12% dan fraksi C4 sebesar 11.53%. Konversi yang dihasilkan adalah 50.09%. Perbedaan densitas produk cair terhadap densitas CPO menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi perengkahan katalitik pada CPO, yang menghasilkan densitas distilat sebesar 0.73 g/ml, IBP dicapai pada suhu 350°C. Berdasarkan analisis FTIR, perengkahan CPO dibuktikan dengan berkurangnya gugus ester, berkurangnya ikatan ?(CH2)n?, dan meningkatnya alkil (?CH3) pada produk cair dibandingkan dengan CPO.

Nowadays, the rare of fossil fuel has become the world?s concern. One of them is showed by increasing price of crude oil and limited fuel supply in some regions. One of them is Liquefied Petroleum Gas (LPG) which contains hidrocarbon fractions of C3 and C4. LPG is widely used in household needs.. Besides, hidrocarbon fractions of C3 and C4 in olefin chemical groups also used in petrochemical feedstocks. The decreasing of oil reserves make people strive for discovering any alternative energy sources. It has been published that crude palm oil can be cracked to be biogasoline compound with C3 and C4 as by product for about 6% in amount.
This research aims to synthesize hidrocarbon fractions of C3 and C4 from crude palm oil through catalytic cracking in liquid phase and atmospheric pressure for 1.5 hours. Crude palm oil is cracked using acid alumina (Al2O3) catalyst. The reactions done in three temperatures variables, those are 350°C, 360°C dan 370°C with full reflux condenser. The condenser is used for cracking the condensed liquid product which is not converted to gas. In optimum reaction?s temperature, the reactions are varied in catalyst/CPO mass ratio 1:75, 1:100 and 1:125. Gas product is analyzed by Gas Chromatography apparatus. Besides, to ensure that catalytic reaction happened, the liquid product is distillated, checked for density and analyzed by FTIR. The gas products were CO2, C2H4, C2H2, and hydrocarbon fraction of C3 ? C4 (C3H6, C3H8, and n-C4H10).
The research results that the optimum condition in reactions for obtaining hydrocarbon fractions of C3 and C4 was done in 370_C and catalyst/CPO mass ration 1:125. The C3 fractions yielded for 2.12% and 11.53% for C4 fractions. The mass conversion was 50.02%. The difference of density between liquid product and CPO shows that catalytic cracking reaction is occurred. The distillate density was 0.73 g/ml and the IBP was 350°C. The liquid product analysis shows that catalytic reaction occurred, it was showed by the density of distillate is 0.73 g/ml and the loss of ester bond from CPO. Based on the FTIR analysis, CPO cracking was proven by the decreasing of ester cluster, decreasing of ?(CH2)n? bond, and increasing of (?CH3) alkyl in liquid product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>