Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulfiatry Yubhar
"Telah dilakukan pengukuran Dose area Product dan Dose Area Product Rate menggunakan Dose Area Product Meter (DAP meter), Entrance Surface Dose menggunakan Thermoluminiscense (TLD) pada pemeriksaan fluoroskopi dengan obyek phantom akrilik 10 cm, 15 cm, 20 cm dan 25 cm serta phantom rando dengan fokus pada paru-paru. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan variasi waktu paparan 20 detik, 40 detik, 60 detik, 80 detik, 100 detik dan 120 detik. Untuk phantom akrilik 20 cm dan 25 cm ditambahkan variasi waktu 240 detik. Nilai DAP/mAs yang didapat adalah 0.70, 1.0, 1.4, 1.9 dan 0.83 µGym2/mAs masing-masing untuk phantom akrilik 10, 15 ,20, 25 cm dan phantom rando. Nilai ESD/mAs adalah (32.4±2.2), (35.7±1.5), (85.7±2.3), dan (143.5±10.6) dan (67.4±6.6) µGy /mAs untuk phantom akrilik 10, 15, 20, 25 dan phantom rando. Rasio antara ESD/mAs dengan DAP/mAs adalah (46.2 ± 3.1), (35.2 ± 1.3), (61.0 ± 2.9), 75.6(±5.4), dan (81.0 ± 8.0) untuk phantom akrilik 10, 15 ,20, 25 cm dan phantom rando .Nilai entrance surface dose dan nilai dose area product cenderung mempunyai hubungan yang kuat karena adanya linearitas pada relasi keduanya di setiap variasi ketebalan phantom akrilik dan phantom rando. Nilai entrance surface dose akan meningkat seiring dengan pertambahan nilai dose area product, tapi dari hubungan diantara keduanya tidak dapat dicari nilai yang pasti, sehingga nilai dose area product hanya dapat dipakai untuk memperkirakan dosis entrance surface dan untuk memonitor eksposure terhadap pasien.

Dose area Product and Dose Area Product Rate have been determined by Dose Area Product Meter (DAP meter), Entrance Surface Dose by Thermoluminiscent dosimeter (TLD) in the fluoroscopy examination of an acrylic phantom 10cm, 15 cm, 20 cm dan 25 cm and rando phantom at lung. Measurement is done by using exposure time variation within 20 ,40, 60 , 80 , 100 and 120 seconds .For acrylic phantom 20 cm and 25 cm in added time variation 240 seconds. The average values of DAP/mAs were 0.70, 1.0, 1.4 and 1.9 µGy-m2/mAs for phantom thickness of 10, 15, 20, and 25 cm, and about 0.83 - 0.84 µGy-m2/mAs for rando phantom. The average values of ESD/mAs were (32.4±2.2), (35.7±1.5), (85.7±2.3), and (143.5±10.6) and (67.4±6.6) µGy /mAs for phantom thickness 10, 15, 20, 25 and rando phantom. The ratio of ESD/mAs to DAP/mAs varied with phantom thickness were (46.2 ± 3.1)/ m2, (35.2 ± 1.3)/ m2, (61.0 ± 2.9)/ m2, 75.6(±5.4) for phantom thickness of 10 , 15, 20 and 25 cm respectively, and (81.0 ± 8.0)/ m2 for rando phantom. The values of entrance surface dose and dose area product have good correlation cause the DAP values correlate linearly with ESD for every phantom thickness and for rando phantom as well. The increase of entrance surface dose values based on the increase of dose area product values, but the relation from both of it can not find the absolute values, so that dose area product is used to estimate entrance surface dose and to monitor the patient exposure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29005
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ma`murotun
"Telah dilakukan pengukuran dengan TLD untuk mengetahui PDD medium inhomogen. Fantom inhomogen dibuat dari susunan lapisan akrilik yang disisipi oleh gabus sebagai simulasi paru, alumunium sebagai simulasi tulang dan kotak kosong sebagai simulasi rongga udara. Penyinaran dilakukan dengan berkas sinar-X 6 dan 10 MV yang diproduksi oleh CLINAC Varian 2100C. Penyisipan 4 cm gabus menjadikan PDD dalam gabus meningkat 3,7 %, untuk rongga dengan diameter 2 cm mengakibatkan dosis setelah distal naik meningkat sebesar 8,8 % untuk berkas sinar- X 6 MV dan tidak terjadi perubahan yang signifikan pada berkas sinar-X 10 MV. Penyisipan tulang 1 cm akan mengubah PDD setelah distal menurun sekitar 8 % untuk kedua berkas sinar-X.
......Inhomogen phantom made of acrylic formation which is inserted by cork as simulation of lung, alumunium as bone simulation and empty box as air cavity simulation. Irradiating with 6 and 10 MV X-ray beam which produced by CLINAC Variant 2100C. Insertion 4 cork cm make PDD in cork rise 3,7 %, for cavity with diameter 2 cm result dose after distal go up to 8,8 % for 6 MV X-ray beam and no significant change for 10 MV X-ray beam. Insertion of bone 1 cm will alter PDD after distal lower to 8 % for 6 and 10 MV X-ray beam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Prawestri
"Telah dilakukan pengukuran keluaran pesawat teleterapi 60Co dalam medium akrilik dan air. Pengukuran bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai nilai persentasi dosis kedalaman (PDD) dan bacaan relatif berkas radiasi gamma 60Co dalam medium akrilik dan air. Pengukuran dilakukan menggunakan bilik ionisasi plan parallel Markus 23343 dan Farmer PTW 30013 dengan teknik SSD 80 cm dan variasi luas lapangan penyinaran 4 x 4 cm2 sampai dengan 30 x 30 cm2.
Hasil pengukuran PDD medium akrilik dan air tidak jauh berbeda, yaitu kurang dari 1.2 %. Nilai bacaan relatif lapangan radiasi dari 6 x 6 cm2 sampai dengan 30 x 30 cm2 dalam medium akrilik tidak berbeda jauh dengan pengukuran dalam medium air yaitu kurang dari 2 %. Ini menunjukkan bahwa fantom akrilik dapat menggantikan fantom air dalam dosimetri berkas gamma pada kondisi tertentu.

Measurement of 60Co output has been performed in acrylic (PMMA) and water media using Markus ionization chamber 23343 and Farmer PTW 30013 with SSD 80 cm and field sizes variation from 4 x 4 cm2 until 30 x 30 cm2. The purpose is to get comparative information on Percentage Depth Dose (PDD) and relative reading of gamma ray radiation in acrylic and water media.
Results showed PDD in acrylic to be approximative to that in water medium, not more than 1.2 % difference. Relative reading for field sizes from 6 x 6 cm2 until 30 x 30 cm2 in acrylic medium is also close to that in water, not more than 2 % difference. This showed that acrylic phantom may be used as a substitute of water phantom in a certain condition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Reza
"Telah dilakukan pembuatan dan pengujian Fantom buatan yang sesuai standar AIUM untuk control kualitas Transduser USG dengan bahan akrilik (PMMA) setebal 5 mm. Pengukuran yang dapat dilakukan meliputi Resolusi Lateral, Resolusi Axial, Dead Zone dan Depth Resolution. Pengujian awal pada 8 pesawat USG dengan tahun pembuatan dan merek yang berbeda memperlihatkan kemampuan fantom untuk mengasses USG dengan baik untuk semua tipe pengujian. Pengujian mampu mengidentifikasikan tiga pesawat USG yang bekerja di bawah standard.

A test Phantom based on AIUM standard for the Quality Control of USG Transducer has been fabricated using 5 mm thick PMMA slabs. This phantom can be used to assess Lateral Resolution, Axial Resolution, Dead Zone and Depth Resolution. Preliminary testing involving 8 different USG machines has shown its possibility to be used as an effective quality control test tool. Testing has also been able to identify 3 USG machines that were operating below standard."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dwinda Fildzah Hani
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi parameter eksposi optimum pada pemeriksaan sinar-x diagnostik menggunakan Computed Radiography (CR). Kombinasi faktor eksposi yang diuji berada dalam rentang 55 kVp-66 kVp dan 15 mAs-24 mAs untuk toraks, 81 kVp-102 kVp dan 8 mAs-20 mAs untuk abdomen, serta filter tambahan 0 mmAl, 1 mm Al + 0.1 mm Cu, 1 mm Al + 0.2 mm Cu, dan 2 mm Al. Figure of Merit (FOM) sebagai rasio antara kuadrat Signal Difference to Noise Ratio (SDNR) dan dosis dipilih sebagai parameter uji, dengan parameter kualitas citra tambahan berupa Modulation Transfer Function (MTF) dan Contrast Consistency (CV). Meskipun didapatkan kombinasi dengan FOM tertinggi, hasil penelitian menunjukkan bahwa FOM tidak dapat digunakan sebagai parameter optimisasi tunggal dan penggunaannya harus disertai parameter lain. Karenanya, diperlukan penelitian lanjutan sebelum metode ini dapat diterapkan secara klinis.
......This study aims to obtain an optimum combination of exposure parameters on diagnostic x-ray examinations using Computed Radiography (CR). The combination of exposure parameters tested were in the range of 55 kVp-66 kVp and 15 mAs-24 mAs for thorax, 81 kVp-102 kVp and 8 mAs-20 mAs for the abdomen, and additional filters 0 mmAl, 1 mm Al + 0.1 mm Cu, 1 mm Al + 0.2 mm Cu, and 2 mm Al. Figure of Merit (FOM) as a ratio between the squared Difference to Noise Ratio (SDNR) signal and the Entrance Surface Dose (ESD) was chosen as optimization parameter alongside with additional image quality parameters such as Modulation Transfer Function (MTF) and Contrast Consistency (CV). Although the combination with the highest FOM was obtained, the results showed that FOM cannot be used as a single optimization parameter and its use must be accompanied by other parameters. Therefore, further research is needed before this method can be applied clinically."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cipta Pramana
Jakarta: Sagung Seto, 2023
618.2 CIP i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tirto Wahono
"Telah dilakukan pengukuran PDD pada medium homogen dan nonhomogen dengan menggunakan Markus Chamber. Phantom homogen dibuat dari susunan lapisan akrilik setebal 30 cm, dan phantom nonhomogen dibuat dari susunan lapisan gabus khusus setebal 4 cm yang dimasukkan ke dalam susunan akrilik. Penyinaran dilakukan dengan sinar-X 6 MV dan 10 MV yang diproduksi oleh LINAC Varian 2100C. Perbedaan PDD pada medium homogen dan nonhomogen rata-rata sebesar 4,3% pada sinar-X 6 MV dan 3,7% pada sinaar-X 10 MV. Pemberian gabus pada akrilik mengakibatkan peningkatan dosis sampai 11,2% pada sinar-X 6 MV dan 9,2% pada sinar-X 10 MV. Dan faktor koreksi yang dihasilkan sebagai akibat adanya gabus tersebut mencapai 1,17 pada sinar-X 6 MV dan 1,13 pada sinar-X 10 MV.

PDD measurement have been done on homogen and inhomogen medium with Markus chamber. Homogen phantom is made by acrylic layer structure with 30 cm thickness, inhomogen phantom is made by special spons with 4 cm thickness in to the the acrylic layer structure. Exposure using X-ray LINAC Varian 2100C with 6 MV and 10 MV X-ray. Everage differentiation of PDD on homogen and inhomogen medium is 4,3% on 6 MV X-ray and 3,5% on 10 MV X-ray. Giving the special spons cause increasing dose up to 11,2% on 6 MV X-ray and 9,2% on 10 MV X-ray. Because of the special spons, it's resulting correction factor until 1,17 on 6 MV X-ray and 1,13 on 10 MV X-ray."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Taopik
"Penelitian ini mengevaluasi pengaruh Teknik Automatic Tube Current Modulation dengan variasi pitch dan diameter efektif terhadap estimasi nilai dosis dan tingkat noise untuk pemeriksaan Abdomen pada pesawat CT Scan menggunakan in-house phantom yang merepresentasikan organ Abdomen. Pemindaian dilakukan pada objek in-house phantom menggunakan CT Scan Ingenuity 128 Philips dengan parameter eksposi tegangan tabung 120 kVp, variasi Dose Right Index (DRI) 10-14, serta variasi pitch 0,6; 0,8; 1,0; 1,2; dan 1,49. Hasil penelitian menunjukkan DDRI terverifikasi sekitar 10% sampai 13%, kecuali DRI 10 sampai 11 yang relatif tinggi yaitu rata- rata 15% sampai 17%. Nilai CTDIvol bergantung pada DRI atau arus tabung. Peningkatan DRI meningkatkan CTDIvol. Modulasi mAs pada akuisisi gabungan phantom terjadi pada ukuran phantom yang lebih kecil dengan tetap menjaga kestabilan noise. Noise terendah pada penerapan ATCM dihasilkan pada DRI 14. Penerapan ATCM pada objek in-house phantom pada pemeriksaan CT Scan protokol Abdomen berpengaruh terhadap perubahan nilai mAs, CTDIvol, dan noise. Spesifikasi ATCM pesawat CT Ingenuity 128 sesuai dengan ketentuan Philips.
......This study evaluates the effect of the Automatic Tube Current Modulation technique on pitch and effective diameter variation on the estimated dose value and noise level for abdominal examination on CT Scan machine using an in-house Phantom to represent abdominal region. Scanning use an Ingenuity 128 Philips CT Scan with parameters namely tube voltage 120 kVp, varied Dose Right Index (DRI) of 10-14, as well as under pitch variations of 0.6; 0.8; 1.0; 1.2; and 1.49. The changes in mAs, CTDIvol, and noise to the Philips reference value were then verified. ΔDRI is verified to be approximately 10% to 13%, except for DRI 10 to 11 which is relatifly high on average 15% to 17%. The CTDIvol value does depend on the DRI or tube current. An increase in DRI increases the CTDIvol. mAs modulation in combined phantom acquisition occurs at smaller phantom sizes while maintaining noise stability. The lowest noise in the application of ATCM is produced in the DRI 14. The application of ATCM to in-house phantom objects in the abdominal protocol CT Scan examination affects the change in mAs, CTDIvol, and noise values. The ATCM specifications of the Ingenuity 128 CT machine according to Philips regulations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Iman Wibisono
"Pemanfaatan sinar x sebagai pemindai organ guna menegakan diagnostik masih menjadi pilihan popular dalam dunia kesehatan. Di dalam dunia medis CT Scan cukup memberikan nilai kontribusi dosis yang tinggi. Sehingga perhitungan terhadap dosis yang diterima tubuh dalam pemeriksaan CT Scan penting untuk dipantau. Hingga saat ini yang menjadi referensi dosis, yang diterima pada pemeriksaan CT Scan umumnya menggunakan metode perhitungan CTDI, menggunakan Panthom PMMA yang berbentuk bulat atau silinder. Dan realitasnya postur tubuh manusia tidak bulat sempurna, sehingga penulis merasa perlu diadakan koreksi geometri terhadap phantom PMMA yang digunakan dengan postur tubuh manusia. Untuk itu penulis melakukan survey tebal tubuh manusia sebagai nilai koreksi geometri tersebut, dengan ukuran dewasa dengan rentang usia diatas 15 tahun,adalah 23 cm (kepala),31 cm (rongga thorax), 29,6 cm (abdominal) dan ukuran anak - anak, rentang usia 1-15 tahun, adalah 17 cm (kepala), 21 cm (rongga thorax), 21 cm (abdominal) kemudian merealisaikannya dalam variasi ukuran phantom, sehingga didapat nilai normalisasi CTDI dalam berbagai ukuran. Penggunaan tebal irisan atau bukaan kolimasi yang lebih kecil akan memberikan nilai CTDIw yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan penggunaan tebal irisan atau bukaan kolimasi yang lebih besar, yang dapat dilihat pada pesawat single slice antara tebal slice 3 mm dengan 1 mm memiliki prosentase rasio nilai CTDIw 3 mm terhadap 1 mm sebesar 50,3%? 51,6%. Sedangkan pada pesawat multi slice rasio prosentase tersebut adalah 105,1%-108,2% pada bukaan kolimator 5 mm dengan 1,2 5mm, begitu pula dalam penggunaan variasi ukuran phantom rasio prosentase nilai CTDIw pada pesawat single slice antara phantom 16 cm dengan 10 cm sebesar 75,3% - 77%, sedangkan pada pesawat multi slice prosentase rasio tersebut adalah 76,9 % ? 82,4 % antara phantom diameter 16 cm dan 10 cm, maka didapat nilai CTDIw Phantom 10 > nilai CTDIw Phantom 16 > nilai CTDIw Phantom 32. Sehingga perlu diperhatikan nilai dosis pada organ dengan diameter yang lebih kecil (pada anak-anak), dikarenakan nilai dosis yang diterima organ dengan diameter lebih kecil akan berbeda dengan organ yang diameter besar, walau menggunakan kondisi atau parameter pesawat yang sama.

Utilization of x-rays as an organ in order to establish diagnostic scanner is still a popular choice in the health world. In the world of medical CT scans give a fairly high dose contribution. So that the calculation of the dose received in the body CT scan is important to monitor. Until now the reference dose, which received CT scans generally use CTDI calculation method, using PMMA Panthom round or cylinder shaped. And the reality is the human's body is not perfectly round, so I felt needed to be corrected geometry of PMMA phantom used with the human's body. To the authors conducted a survey of the human body thick as the geometry correction value, with an adult size by age range above 15 years old, is 23 cm (head), 31cm (thoracic cavity), 29.6 cm (abdominal) and the size of the children, the range 1-15 years old, is 17 cm (head), 21 cm (thoracic cavity), 21 cm (abdominal) then aplicated in phantom size variation, so the normalized CTDI values obtained in various sizes. The use of thick slices or smaller openings colimation will provide CTDIw a higher value when compared with the use of thick slices or colimator larger openings, which can be viewed on a single slice plane between 3 mm with 1 mm thick slice has the percentage ratio of the value CTDIw 3 mm to 1 mm amount to 50.3% - 51.6%. While on the plane multi-slice percentage ratio was 105.1% -108.2% at 5 mm aperture collimator with 1.25 mm, as well as variations in the use of phantom size ratio of the percentage of the value CTDIw on a single plane between the phantom of 16 cm by 10 cm by 75 , 3% - 77%, while on the plane multi-slice percentage ratio was 76.9% - 82.4% between the phantom size of 16 cm and 10 cm, so that the obtained values CTDIw Phantom 10 > value CTDIw Phantom 16 > value CTDIw Phantom 32 Thus, to consider the dose to the organ with a smaller diameter (in children), because the value of the dose received organs with a smaller diameter will vary with the diameter of the organ, although the conditions or parameters using the same plane"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S42344
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Tri Oktaviana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>