Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Dahlan
"Masalah pokok yang ingin dibahas dalam tesis ini adalah bagaimana respons Mochtar Buchori terhadap situasi yang berkembang di dunia pendidikan - khususnya yang terjadi di Indonesia selama pemerintahan Orde Baru- dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir ini, serta wacana apa yang digulirkan di dalamnya. Untuk maksud tersebut terlebih dahulu dijelaskan permasalahan yang menjadi kecenderungan umum di dunia pendidikan_ Dalam pendidikan, tujuan utama yang ingin dicapai adalah mengembangkan potensi diri manusia. Namun hal itu sering tidak terwujud karena terhalang oleh dua faktor: pendidik di satu sisi, dan sisi lain, sistem pendidikan yang diselenggarakan serta bagaimana ia berinteraksi dengan sub-sub sistem lainnya. Dua hal ini tidak jarang terlupakan dalam pembicaraan tentang pendidikan. Karena itu masalah kegagalan tujuan pendidikan tidak bisa dibicarakan semata-mata karena faktor pendidik, tetapi harus juga dipertimbangkan bahwa hal itu terjadi sebagai akibat yang tak terniatkan (unintended consequence) dari sistem pendidikan yang ada.
Terhadap dunia pendidikan, cara berpikir yang terfokuskan pada quality teaching hanya akan menyentuh hal-hal mikro di dalamnya. Tanpa memperhatikan faktor-faktor makro yang mempengaruhi eksistensinya, kita tidak akan menyentuh masalah besar yang sifatnya mendasar. Dalam konteks pemikiran Dewantara persoalan makro yang dimaksud adalah sistem pendidikan yang diselenggarakan pemerintah kolonial Belanda tidak terorientasi pada kepentingan rakyat Indonesia. Sementara dalam konteks pemikiran Freire masalah makro tersebut berhubungan dengan upaya untuk menjinakkan kesadaran manusia sekaligus membenamkannya dalam "kebudayaan bisu" (submerged in the culture of silence).
Di negara kita, persoalan makro yang mempengaruhi dunia pendidikan, ironisnya, kurang disadari oleh mereka yang sehari-harinya terlibat di dalamnya. Padahal selama pemerintahan Orde Baru berkuasa, adanya pengaruh tersebut sangat mencolok mata. Setidaknya ada dua hal yang bisa disebut di sini. Pertama, karena pengaruh kekuatan ekonomi, berkembang kecenderungan komersialisasi pendidikan dan dijadikannya pendidikan sebagai "pabrik pencetak robot siap pakai". Kedua, dan ini sangat memprihatinkan, karena pengaruh kekuatan politik, pendidikan hanya menjadi perpanjangan tangan kepentingan kekuasaan. Hal ini terlihat terutama untuk jenjang perguruan tinggi.
Carut-marut dunia pendidikan kita di atas, dalam pandangan Mochtar Buchori, terjadi karena tidak adanya kekuatan pendidikan, baik bersifat individual maupun institusional. Di sisi lain, perspektif kita terhadap pendidikan juga sempit. Untuk mengatasi hal itu, jalan keluar yang harus ditempuh adalah melakukan transformasi pendidikan, baik dalam bentuk watak maupun wujudnya. Dengan rancang bangun area of concern yang baru inilah misi dan tujuan utama pendidikan masih bisa diharapkan.
Tujuan utama pendidikan untuk mengembangkan potensi diri manusia dan menghadapinya dalam bentuknya yang terus-menerus mengalami proses menjadi, serta menempatkan pendidikan dalam hubungannya dengan kebudayaan yang berkembang di sekitarnya, merupakan tema besar pemikiran Mochtar Buchori. Fokus perhatiannya pada masalah tersebut menempatkan dirinya dalam kedudukan yang (hampir) setara dengan dewantara dan Freire. Benang merah yang menghubungkan pemikiran ketiga orang tersebut adalah semangat eksistensialisme dalam memandang manusia.
Sebagai penutup dalam abstraksi ini di sini dipandang perlu untuk melihat relevansi pemikiran Mochtar Buchori dalam konteks arah perkembangan pendidikan kita sekarang. Jalinan makna yang terbangun dalam dunia pendidikan kita, dan agenda yang ditawarkan Buchori untuk merancang bangun genre baru pendidikan, merupakan masalah yang tidak mudah diwujudkan. Hai ini terjadi karena wilayah perhatian pendidikan yang terpaku pada persoalan sekolah, dengan meminjam pemikiran Antonio Gramsci, sedang menempati historical block dan menduduki posisi hegemoniknya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mohammad Noor Syam
Surabaya: Usaha Nasional, 1986
370.1 MOH f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 2001
330.1 POS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Paul Suparno
Yogyakarta: Kanisius , 2001
370.1 PAU f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Fakultas Filsafat UNIK Widya Mandala Surabaya, 2013
ARETE 2:1 (2013)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jalaluddin
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012
370.1 JAL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marasabessy, Bunyamin
"Tuan Guru Imam Abdullah ibn Qadhi Abd al-Salam adalah seorang ulama yang berperan penting dalam pengembangan Islam di Afrika Selatan. Ia adalah ulama asal Tidore (Maluku Utara) yang diasingkan ke Cape pada tahun 1780 karena menentang praktek monopoli, perbudakan, dan kerja paksa yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda. Selama pengasingan di Cape Town ia berhasil merampungkan sejumlah karya besar, antara lain Ma`rifah al-Islam wa al-Iman yang berisi tentang ilmu qalam, tauhid, dan fiqih. Setelah dibebaskan ia mendirikan sekolah madrasah untuk mendidik para budak dan warga kulit hitam yang telah memeluk agama Islam. Pendidikan Islam yang dikembangkan Tuan Guru di Cape Town didasarkan pada filsafat pendidikan Ash?ari yang mencakup taqdir, iradah, taqwa, iktisab, qadha, dan qadhar. Konsep filsafat pendidikan inilah yang menjadi dasar pembentukan pribadi muslim yang berakhlakulkarimah.

Tuan Guru Imam Abdullah ibn Qadhi Abd al-Salam is the Scholar of Islam who had an important role on the Islamic development in South Africa. He comes from Tidore (North Maluku) who exiled to the Cape in 1780 by the Dutch Colonial becouse of his oppsite to Dutch Colonial?s policy of monopoly, slavery, and forced labour. While in prison on his exiled at the Cape Town, he completed a number of magnum opus, i.e. Ma`rifah al-Islam wa al-Iman, a manuscript contain with qalam (Word of God), tauhid (Ones of God), and fiqh (Study of laws partaining to ritual obligation). After his bandaging, he establish a madrasah to educate the slaves and free blacks of the Cape who had become Muslim. The Muslim education in the Cape bassed on the Ash?ari concepts of takdir, iradah, taqwah, iktisab, qadha and qadhar. Thes concept had make as a basic in formation of muslim personality."
Jakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah STKIP Kie Raha, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library