Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Friska Asta Desintia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas motivasi pada siswa kelas 1 sekolah dasar n=5 pada keterampilan kesadaran fonologi. Kemampuan motivasi dan kesadaran fonologi siswa kelas 1 satu sekolah dasar diukur dan dibandingkan sebelum dan setelah intervensi dengan menggunakan uji statistik wilcoxon non parametric. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa skor kemampuan motivasi dan kesadaran fonologis saat post test lebih besar dibandingkan pre test dengan signifikansi motivasi 0,042 dan kesadaran fonologi 0,04 . Penelitian ini menunjukkan pentingnya intervensi faktor motivasi bagi pembaca pemula dalam meningkatkan kemampuan keaksaraan.Kata Kunci : motivasi, literasi, kesadaran fonologi, pelatihan

ABSTRACT
This study examined the effects of phonological awareness on children 39 s motivational levels n 5 , and how motivation may influence the effect of the intervention on phonological awareness. The achievement and motivation levels before and after the intervention of first grade students were compared using statistic Wilcoxon non parametric. Results of this study found that the score of motivation and phonologicall awareness was associated with greater avarege levels of post test than pre test with the significancy of motivation 0,42 and phonological awareness 0,04 . This study showed that intervention on students rsquo motivational level of beginner readers was important to the literacy acquisition.Keywords motivation, literacy, phonological awareness, teaching "
2016
T47359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diar Luthfi Khairina
"ABSTRAK
Gangguan berbicara merupakan gangguan yang paling dominan dan terlihat pada
penderita sindrom Down. Beberapa hal yang menyebabkan gangguan berbicara pada
penderita sindrom Down adalah gangguan kognitif, gangguan pendengaran, dan input
linguistik yang mereka terima sehari-hari. Namun, penyebab yang paling utama dan
tampak adalah ciri fisiologis pada alat ucap mereka. Hal tersebut menyebabkan
produksi ujaran pada penyandang sindrom Down mengalami penyimpangan, seperti
penghilangan bunyi, pengubahan bunyi, penambahan bunyi, reposisi bunyi, dan
gabungan antarpenyimpangan tersebut. Dengan mengetahui pola penyimpangan yang
dilakukan mereka, mitra tutur akan dengan mudah memahami ujaran penyandang
sindrom Down. Oleh karena itu, penulis meneliti ketepatan bunyi dalam bunyi ujaran
yang diproduksi oleh anak sindrom Down saat mengulang kata. Hal tersebut dapat
memperoleh gambaran bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia apa saja yang seringkali
salah diucapkan oleh anak-anak dengan sindrom Down hingga membentuk pola ujaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah 3 orang penderita Sindrom Down rata-rata berusia 16 tahun dengan rata-rata
usia mental 4 tahun dan nilai IQ yang berada pada kategori severe mental retardation.
Teori yang dipakai dalam penelitian ini, antara lain teori fonetik yang digagas oleh
Lapoliwa (1988) dan teori bunyi bahasa yang digagas oleh Rahyono (2007). Dari
penelitian ini ditemukan pola yang serupa dari penyimpangan yang dilakukan oleh
ketiga subjek penelitian. Selain itu, diketahui pula bahwa alat ucap bukan merupakan
satu-satunya penyebab penyandang sindrom Down tidak dapat mengujarkan sebuah
bunyi, melainkan mereka tidak memiliki kesadaran fonologis.

ABSTRACT
Speech disorder is the most dominant disorder that can be observed in people with
Down syndrome. The main and visible causes of the speech disorder are physiological
features in their speech organs. It causes deviations in their utterance production, such
as sound omission, sound substitution, sound augmentation, sound reposition, and the
combination of all the deviations. By knowing the patterns of deviations that they do,
the speech of people with Down syndrome will be easily understood. Therefore, this
research wants to examine the accuracy of sounds in the speech produced by people
with Down syndrome when repeating words. Sounds which are often pronounced
wrongly by people with Down syndrome are expected to be found. The method used in
this research is qualitative method. The subjects of this study were 3 people with Down
syndrome on average aged 16 years with an average mental age of 4 years and IQ
scores are in severe mental retardation category. This research uses the phonetic theory
which is stated by Lapoliwa (1988) and the sounds of language theory stated by
Rahyono (2007). A similar pattern of deviations made by the three subjects of the study
are observed. In addition, it is also known that speech organs are not the only cause of
people with Down syndrome produce the utterances correctly, but they do not have
phonological awareness."
2018
T51264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Aristawati
"Analisis gangguan fonologi dan pengaruhnya terhadap penguraian kata pada anak Autism Spectrum Disorder (ASD; eg, Santoso, et al., 2017, Ningsih, 2015) masih jarang ditemukan dalam penelitian kebahasaan Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk membahas beberapa gangguan fonologis pada anak ASD dan keterampilan decoding mereka, terutama untuk kata-kata dengan konsonan bilabial. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menemukan metode atau strategi yang paling efektif yang dapat digunakan dalam mengajar anak ASD membaca teks. Selain itu, hasil tulisan ini juga dapat menjadi studi percontohan untuk mengetahui bagaimana anak ASD akan melafalkan konsonan bilabial dalam bahasa Inggris mengingat fonem konsonan bilabial dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris cukup mirip. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tiga anak ASD berusia antara 14 dan 18 tahun dengan kondisi kecerdasan yang berbeda. Studi tersebut mengungkapkan bahwa peserta ASD tidak bisa mengucapkan semua fonem konsonan bilabial [p], [b], [m], dan [w] secara akurat dalam tugas pengulangan, dan masing-masing memiliki hambatan saat menyuarakannya. Proses decoding atipikal diklasifikasikan dalam tiga kondisi; membaca keseluruhan teks dengan font ukuran normal secara mandiri, membaca kata bilabial dengan font ukuran normal secara mandiri, dan membaca kata bilabial dengan font ukuran besar secara mandiri. Berdasarkan tingkat keberhasilan dalam pengucapan di tiga kondisi decoding, metode alternatif diusulkan dalam membantu membaca ASD untuk membacakan kata-kata; menggunakan kata-kata berukuran besar. Kesimpulannya, makalah ini mengakui kesulitan anak ASD dalam membunyikan fonem konsonan bilabial, proses fonologis yang terjadi pada mereka saat menyuarakan kata-kata, dan metode baru yang dapat digunakan dalam mengajar mereka membaca.

Phonological impairment analysis and its effects on word decoding in children with Autism Spectrum Disorder (ASD; e.g., Santoso, et al., 2017, Ningsih, 2015) is still rarely found in Indonesian linguistic research. This paper aims to discuss some phonological impairments in ASD children and their decoding skills, especially for words with bilabial consonants. Another purpose of this study is to discover the most effective method or strategy that can be used in teaching ASD children to read a text. Additionally, the result of this paper could also become a pilot study for knowing how ASD children would pronounce bilabial consonants in English considering that bilabial consonant phonemes in Indonesian and English are quite similar. The method used in this study is the qualitative method with three ASD children aged between 14 and 18 years old with different intelligence conditions. The study revealed that the ASD participants could not pronounce all the bilabial consonant phonemes [p], [b], [m], and [w] accurately in the repetition task, and each had her or his impediment while voicing them out. Atypical decoding processes were classified in three conditions; reading the whole text with a normal-size font independently, reading bilabial words with a normal-size font independently, and reading bilabial words with a big-size font independently. Based on the extent of the success in pronunciation across the three decoding conditions, an alternative method was proposed in assisting ASD reading to read out words; using big-size words. In conclusion, this paper acknowledges difficulty of ASD children in sounding the bilabial consonant phonemes, a phonological process that happens to them while voicing out the words, and a new method that can be used in teaching them reading."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library