Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Melvin Bismark H.
Abstrak :
Kacang tanah yang merupakan tanaman palawija dapat tumbuh hamper di seluruh daerah di Indonesia. Di daerah Tapanuli Utara hasil panen rata-rata untuk kacang tanah sebesar 970,37 pada tahun 2018. Proses perontokan kacang tanah Tapanuli Utara masih dilakukan secara manual dengan cara mencabut satu persatu kacang tanah dari tangkainya menggunakan tangan. Selain waktu pengerjaan yang lama juga dibutuhkan tenaga kerja yang banyak. Memanfaatkan teknologi motor bakar, penelitian kali ini dimaksudkan untuk melakukan rancang bangun perontok dan penyortir kancang tanah sebagai solusi untuk permasalahan perontokan kacang tanah tadi. Dengan adanya mesin perontok dan penyortir kacang tanah ini, waktu dan tenaga dalam proses perontokan kacang tanah dapat lebih dihemat. Dalam pengoperasiannya, mesin perontok dan penyortir ini dibantu oleh beberapa komponen elemen mesin yaitu motor bakar, puli, sabuk-V, bantalan, poros, rangka. Dimana gerak putar dari motor bakar yang berdaya 5,5 HP dengan putaran 1387 [rpm] diteruskan dengan menggunakan puli yang dihubungkan dengan sabuk yang memutar poros pembanting dan reducer speed.
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2020
338 PLMD 23:4 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Irianto
Abstrak :
ABSTRAK
Percepatan proses menggemukkan ternak baik ternak lembu maupun ternak kambing sangat diperlukan oleh petani guna memangkas waktu produksi ternak dalam rangka memperkecil biaya produksi. Penghematan biaya produksi berdampak keuntungan peternak menjadi meningkat, untuk penggemukkan ternak selain diberi makanan berupa hijauan duan (rumput) juga diberikan konsentrat yang mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan bagi penambahan bobot ternak dalam waktu relatif singkat. Dari sisa hijauan atau rumput, peternak memberikannya tanpa dicacah atau dipotong terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan banyak bagian pangkal ruput/ hijauan yang tidak termakan oleh ternak dan menjadi sampah. Bagian yang tidak termakan mencapai 30% dari total hijauan yang diberikan. Keadaan ini merugikan peternak karena hijauan didapat dari membeli kepada pihak lain. Untuk itu diperlukan mesin yang dapat mencacah hijauan atau rumput dengan cepat dan ukurannya tertentu yang dimaui oleh ternak. Metode yang digunakan adalah metode try and error yaitu mengukur panjang potongan rumput pada putaran mesin 300 rpm, 500 rpm, dan 800 rpm. Kemudian membandingkan ukuran rumput berdasarkan hasil dari tiga putaran mesin yang berbeda. Hasil dari tiga variasi putaran adalah putaran mesin rendah yaitu 300 rpm menghasilkan ukuran panjang rumput tidak berbeda yaitu antara 1cm-15cm
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2017
338 PLMD 20:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Noverta Rezeki
Abstrak :
ABSTRAK
Pada industri manufaktur logam, barang impor tidak hanya berupa bahan dasar saja, akan tetapi juga banyak dalam bentuk barang jadi, sehingga bangsa Indonesia hanya sebagai konsumen saja. Hal ini sangat merugikan karena mengakibatkan ketergantungan terhadap barang impor. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan industri kecil sebagai usaha menghidupkan perekonomian kerakyatan. Salah satunya dengan peralatan panas dengan metode progressive flame hardening dengan menggunakan dua torch. Sehingga pada penelitian ini berusaha meneliti kinerja dari alat progressive flame hardening dengan variabe! Kecepatan translasi benda kerja serta jarak antara dua torch terhadap kekerasan permukaan pisau potong.

Pada penelitian ini kecepatan translasi benda kerja yang digunakan yaitu 7 mm/s, 8 dan 9 mm/s' dengan jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan untuk variabel jarak antara dua torch menggunakan jarak 3,5 cm; 5 cm; dan 7,5 cm dengan kecepatan translasi 8 mm/s. Kedua variabel diatas menggunakan posisi pemanas dari samping karena terbukti dengan pemanasan dari samping benda uji tidak mengalami peleburan pada saat pemanasan. Selain itu proses yang digunakan adalah Single pass, karena diharapkan dengan penggunaan dua torch maka masukan panas akan lebih besar sehingga temperatur pengerasan yang diinginkan dapat tercapai.

Pada kecepatan translasi benda kerja, temperatur pengerasan maksimum yang dapat dicapai pada kedalaman 7 mm adalah 597 ?C pada kecepatan translasi 8 mm/s dengan nilai kekerasan mencapai 523 VHN ( 51 HRC) dan total kedalaman pengerasan 2135206 pm (2,l mm). Demikian halnya dengan variabel jarak antara dua torch, temperatur maksimum yang dapat dicapai yaitu sebesar 597C pada jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada jarak antara torch 7,5 cm sebesar 566 VHN (52 HRC) dengan total kedalaman pengerasan sebesar 2575,39 pm (2,6 mm).
2001
S41471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Afrilia Ardinda
Abstrak :
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek motivasional, behavioral maupun instrumental bermain dalam memunculkan tindak kejahatan tujah ditinjau dari segi pelaku dan korban. Hubungan antara budaya dan kejahatan merupakan minat yang terus menjadi perhatian dalam Kriminologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif untuk menggambarkan bagaimana ketiga aspek diatas berkaitan dalam memunculkan tindak kejahatan tujah. Dengan melihat fenomena tujah, peneliti menggunakan kriminologi budaya untuk melihat hubungan aspek motivasional, behavioral dan instrumental yang memunculkan tujah. Selain itu, peneliti juga menggunakan teori transaksi antara pelaku dan korban untuk melihat hubungan pelaku dan korban dalam memunculkan fenomena tujah. Paradigm yang digunakan penulis untuk melihat fenomena tujah merupakan suatu bentuk budaya kejahatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya tujah selaras dengan adanya aspek behavioral, motivasional dan instrumental. Dari aspek behavioral, tujah terjadi ketika ada dua pihak atau lebih melakukan perkelahian atau pertikaian. Sementara dari aspek motivasional berkaitan dengan harga diri ketersinggungan pada masyarakat Penukal Abad Lematang Ilir Pali . Dan aspek instrumental berkaitan dengan pisau cap garpu yang menjadi alat dalam melakukan tindak kejahatan tujah.Kata Kunci: Tujah, Kriminologi Budaya, Transaksi antara Pelaku dan Korban, Behavioral, Motivasional, Instrumental, Pisau Cap Garpu ......The paper aims to understand the motivational, behavioral and instrumental aspect that play roles in tujah crime act from offenders and victims rsquo views. Relation between culture and crime has long been concern in Criminology. This paper uses descriptive qualitative method to describe how the three aspects interrelated in resulting tujah. Cultural criminology is used to examine the connection between motivational, behavioral and instrumental aspect. Transaction theory is used to analyze the relationship between offenders and victims. Paradigm that used in this paper is cultural crime paradigm. The study shows that tujah is relevant with the behavioral, motivational and instumental aspect. From behavioral aspect, tujah occurs when there are two parties or more do fight or engage in conflict. Motivational aspect is related to pride feel offended in Penukal Abad Lematang Ilir Pali people. And instrumental aspect explains that ldquo Pisau Cap Garpu rdquo or knive with fork trademark become a mean or toll to do tujah crime.Keywords Tujah, Cultural Criminology, Transcation between Offender and Victim, Behavioral, Motivational, Instrumental, Pisau Cap Garpu
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library