Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devy Firmansyah Wiradiredja
Abstrak :
ABSTRAK
Broadband dalam dokumen Rencana Pitalebar Indonesia / RPI didefinisikan sebagai akses internet dengan jaminan konektivitas selalu tersambung seamless/always-on dan memiliki kemampuan tripple-play dan mampu memenuhi standar kualitas layanan QoS dan kualitas pengalaman QoE pengguna. Inpres Percepatan Pengembangan Infrastruktur adalah Menjaga pertumbuhan dan keberlangsungan infrastruktur dan layanan broadband, Pemetaan zona broadband, Penetapan regulasi pemanfaatan dan perlindungan zona broadband, Koordinasi pengamanan infrastruktur broadband, Penggunaan secara bersama infrastruktur broadband, Pengembangan regulasi keterbukaan akses untuk gedung dan kawasan, Pengembangan regulasi izin perlintasan tanah, gedung dan kawasan. Pengembangan kebijakan dan regulasi oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Propinsi, Kota/Kabupaten . Indikator infrastruktur untuk menunjang broadband yang ideal di Indonesia adalah kecepatan, ketersediaan dan harga. Dengan aplikasi yang dibangun menjadi murah, bisa dipergunakan, mudah dipergunakan, memberikan keuntungan baik secara pribadi maupun komunitas, dan adanya jaminan keamanan layanan. Untuk itu Perencanaan Strategis seperti apakah yang semestinya Telkomsel miliki agar tetap dapat mempertahankan strategy kemenangannya khususnya menghadapi RPI Rencana Pitalebar Indonesia Tahun 2015-2019.
ABSTRACT
Broadband in the Indonesia Broadband Plan document IBP is defined as Internet access with guaranteed connectivity is always connected always on and had a tripple play capability and is able to meet the standards of quality of service QoS and quality of experience QoE of users. Presidential Infrastructure Development Acceleration is Keeping the growth and sustainability of the infrastructure and broadband services, broadband zone mapping, determination of the utilization and protection zones regulation of broadband, broadband infrastructure security coordination, joint use of broadband infrastructure, regulatory development of open access to the building and the area, crossing permit regulations Development land, buildings and area. Development of policy and regulation by the Central Government and Local Government State, City County . Indicators of broadband infrastructure to support the ideal in Indonesia is the speed, availability and price. With applications that are built to be cheap, can be used, easy to use, provide benefits both personally and as a community, and the guarantee of security services. For the Business Strategic Planning like what Telkomsel should have in order to maintain its strategy of victory, especially facing the IBP Indonesian Broadband Plan Year 2015 2019.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmad Ariansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Laju pertumbuhan jumlah pelanggan seluler diprediksi akan mengalami perlambatan. Para penyedia layanan dituntut untuk dapat melakukan inovasi dan menyusun strategi yang tepat agar dapat tetap bertahan. Layanan data saat ini menjadi andalan para penyedia layanan untuk menjaring pelanggan baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama. Studi ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi terkait faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan pelanggan terhadap layanan pitalebar pada jaringan bergerak seluler di Indonesia. Temuan dari studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun strategi untuk meningkatkan loyalitas pelanggan. Pengumpulan data dilakukan melalui survei. Analisis data yang digunakan terdiri dari statistika deskriptif, Chi-Square, dan Regresi Logistik Multinomial. Hasil analisis menunjukkan dua faktor demografi (pekerjaan dan pendapatan), dua atribut perangkat (jenis dan merk), pemilihan penyedia layanan, dan aktivitas penggunaan layanan data secara signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Kaitannya dengan kinerja teknis dan non-teknis, diperoleh hasil bahwa kesesuaian kuota, kemampuan petugas dalam menyelesaikan masalah, dan pemberitahuan sisa kuota, memengaruhi kepuasan pelanggan pada taraf signifikansi 0,05. Disamping itu, terdapat dua parameter yang memiliki taraf signifikansi sebesar 0,1, yaitu kecepatan koneksi dan kemudahan menghubungi pusat layanan pelanggan.
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika,Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika , 2017
302 BPT 15:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Prakasa Kasma
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas bagaimana penanganan jaringan telekomunikasi di Indonesia dalam menghadapai ancaman ? ancaman yang ada terutama dalam masa implentasi Perpres No. 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia 2014- 2019. Seperti diketahui Sektor telekomunikasi di Indonesia adalah salah satu sektor penyumbang dengan 2 digit angka pada Produk Domestik Bruto. Oleh karena itu tidak terelakan lagi bila dengan peningkatan pada sektor telekomunikasi maka akan memberikan dampak yang positif pada Perekonomian Nasional. Penelitian ini menggunakan metode Perencanaan Skenario dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppotunity dan Threat) dan analisis PEST (Politic, Economy, Social dan Technology) yang data ? datanya didapatkan melalui pendekatan kualitatif dengan mewawancarai para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam penanganan jaringan telekomunikasi di Indonesia . Selain itu untuk menghindari dari terkenanya pendadakan strategis maka digunakan pula metode manajemen resiko dan sistem peringatan dini. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam perencanaan skenario dihasilkan 2 buah fokus utama yang harus diperhatikan yaitu pemanfaatan teknologi yang baik dan adanya peraturan yang fleksibel (dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi). Dengan begitu jaringan telekomunikasi Indonesia dapat dimanfaatkan dengan optimal dan akan berdampak dengan tumbuhnya Perekonomian Nasional namun tetap harus diperhatikan keamanan sibernya agar terhindar dari pencurian serta kebocoran data dan informasi penting
ABSTRACT
This thesis discusses how to handle telecommunication network in Indonesia to face existing threats especially during implentation of Presidental Regulation Number 96 of 2014 on Indonesia Broadband Plan 2014-2019. As is known, in Indonesia, telecommunication sectors contributes above 10% in Gross Domestic Product. Therefore, it?s not inevitable that the increasing in the telecommunications sector will also have a positive impact on the National Economy. This research uses Scenario Planning with SWOT analysis (Strength, Weakness, opportunity and Threat) and PEST analysis (Politics, Economy, Social and Technology). The data that is used in this research is obtained through a qualitative approach by interviewing stakeholders that involved in handling Indonesia telecommunication network. Risk management method and early warning systems is also being used in order to avoid strategic impromptu. The results showed that, in the planning scenarios, two critical uncertainty that should be noted are generated. Those critical uncertainty are the use of technology and regulations that can adapt to technological developments. With that, Indonesian telecommunications network can be utilized optimally and will impact to the National economy growth, but ciber security still should be considered to avoid the theft and leakage of critical data and information;
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakti Santoso
Abstrak :
Indonesia dengan jumlah penduduk nomor empat terbanyak di dunia (setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat) akan menyambut bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2030. Bonus demografi adalah suatu fenomena dimana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif sangat besar, sedang proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak. Diperkirakan jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen, sedangkan penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) sekitar 30 persen (BKKBN, 2017). Namun, jika bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan diri menyambut bonus demografi tersebut, seperti penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas SDM, maka akan terjadi permasalahan, yaitu terjadinya pengangguran yang besar dan akan menjadi beban negara. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa broadband menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan lapangan kerja baru dan layanan yang menunjang pendidikan dan kesehatan. World Bank menyampaikan bahwa penambahan 10% penetrasi broadband memicu pertumbuhan ekonomi sebesar 1,38% di negara berkembang dan 1,12% di negara maju (World Bank, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pengembangan permintaan (demand) layanan pitalebar bergerak (mobile broadband) di Indonesia menggunakan metode regulatory impact analysis (RIA). Hasil dari penelitian ini selanjutnya mengusulkan adanya intervensi regulasi dengan pemberian bantuan kepada masyarakat yang terkendala oleh biaya (affordability barrier) untuk berlangganan layanan pitalebar bergerak (mobile broadband). Bantuan yang diberikan berupa biaya pembelian perangkat pitalebar bergerak (smartphone) dan biaya berlangganan layanan pitalebar bergerak (layanan data). Dengan adanya intervensi regulasi ini diperkirakan penetrasi pelanggan pitalebar bergerak (mobile broadband) akan mencapai 77% pada tahun 2025 dan memberikan manfaat (net social benefit) sebesar US$ 43,81 milyar.
Indonesia with the fourth largest population in the world (after China, India, and the United States) will welcome the demographic bonus which is expected to occur in 2030. Demographic bonus is a phenomenon where the population structure is very beneficial in terms of development because the population of productive age is very large, while the proportion of young people is getting smaller and the proportion of elderly is not much. It is estimated that the age of the labor force (15-64 years) reaches around 70 percent, while the unproductive population (aged 14 years and under and aged over 65 years) is around 30 percent (BKKBN, 2017). However, if the Indonesian people are not able to prepare themselves to welcome the demographic bonus, such as providing employment and improving the quality of human resources, there will be problems, namely the occurrence of large unemployment and will be a burden on the state. From several studies that have been carried out it is known that broadband is one of the important factors in driving economic growth by providing new jobs and services that support education and health. World Bank said that the addition of 10% broadband penetration triggered economic growth of 1.38% in developing countries and 1.12% in developed countries (World Bank, 2010). This research aims to analyze the development of demand for mobile broadband services in Indonesia using the regulatory impact analysis (RIA) method. The results of this study further suggest a regulatory intervention by providing assistance to the public that is constrained by the cost (affordability barrier) to subscribe to mobile broadband services. Assistance is provided in the form of costs for purchasing mobile broadband devices (smartphones) and subscription fees for mobile broadband services (data services). With this regulatory intervention it is estimated that mobile broadband subscribers penetration will reach 77% by 2025 and provide a net social benefit of US $ 43.81 billion.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library