Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferigina Satariah
"Latar Belakang : Perawatan ortodonti yang menggunakan alat ortodonti cekat bertujuan untuk memperbaiki fungsi gigi geligi dan estetis seseorang, namun hal tersebut berpotensi meningkatkan resiko karies selama atau setelah perawatan. Hal tersebut disebabkan karena adanya kesulitan dalam membersihkan plak dan sisa-sisa makanan akibat adanya perangkat ortodonti seperti bracket, ligature dan kawat. Mengunyah permen karet yang mengandung Xylitol merupakan salah satu cara untuk mencegah karies.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penggunaan permen karet Xylitol pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat dalam mengurangi resiko karies ditinjau dari perubahan pH plak dan pH saliva.
Metode : Subyek penelitian yang terdiri dari 30 pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat diinstruksikan mengunyah permen karet Xylitol merk Lotte sebanyak dua butir selama minimal lima menit sehabis menyikat gigi, dua kali sehari pagi dan malam selama dua minggu. Satu butir permen karet mengandung Xylitol sebesar 1.320 g. Pemeriksaan pH plak dan pH saliva dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan pH plak indicator kit dan dental saliva pH indicator. Perubahan rerata pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah perlakuan di analisis menggunakan uji wilcoxon dua arah.
Hasil : Berdasarkan analisis statistik terdapat peningkatan yang bermakna pada rerata pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet Xylitol selama dua minggu, dengan nilai p < 0.05.
Simpulan : Mengunyah permen karet Xylitol dua kali sehari selama dua minggu dapat menurunkan resiko karies pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat.

Background : The Goal of fixed orthodontic treatment are to improve functional and esthetic of the patient, but it potentially increase caries risk during and after the treatment because orthodontic appliances such as brackets or ligatures often cause difficulties in mechanically removing plaque and food debris. Xylitol chewing gum is one of the effective method to prevent caries.
Objective : The aim of this research is to study the effect of Xylitol chewing gum on reducing caries risk in fixed orthodontic patient based on plaque pH and salivary pH.
Methods : 30 subjects which is a fixed orthodontic patients was instructed to chew two Xylitol chewing gum two times a day for minimal five minutes in two weeks. Each gum contains 1.320 g Xylitol. Plaque pH and salivary pH are measured by using plaque pH indicator kit and dental saliva pH indicator, it was taken before and after experiment. The mean value in plaque pH and salivary pH before and after the experiment was analyzed using two way wilcoxon test.
Results : Based on the statistical analysis, there is a significant increase in plaque pH and salivary pH mean value before and after chewing xylitol chewing gum in two weeks (p < 0.05).
Conclusion : Chewing Xylitol two times a day in two weeks could reduce caries risk in fixed orthodontic patient."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Eka Prasetyanti
"Latar Belakang : Perawatan ortodonti bertujuan untuk memperbaiki fungsi gigi geligi dan estetis seseorang, namun pada perawatan yang menggunakan alat cekat berpotensi meningkatkan resiko karies selama atau setelah perawatan ortodonti cekat. Hal tersebut disebabkan adanya kesulitan pasien dalam menjaga kebersihan rongga mulut, khususnya di daerah sekitar braket, band dan ligatur sehingga meningkatan resiko terjadinya karies. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menambah asupan fluoride , termasuk pemberian secara topikal.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek topical fluoride pada pasien ortodonti cekat dalam mengurangi resiko karies pasien, ditinjau dari perubahan pada pH plak dan pH saliva.
Metode : Subjek penelitian terdiri dari 30 pasien yang dirawat menggunakan alat ortodonti cekat diperiksa pH plak dan pH saliva awal dengan menggunakan pH plak indicator kit dan dental saliva pH indicator. Subjek kemudian diberikan perlakuan berupa aplikasi topical fluoride selama dua kali dalam waktu dua minggu, dengan interval pemberian aplikasi satu minggu dan setelahnya diperiksa kembali. Perubahan rerata pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah perlakuan kemudian di analisis menggunakan uji wilcoxon dua arah.
Hasil : Terjadi peningkatan pada rerata pH plak dan penurunan pada rerata pH saliva tetapi tidak bermakna secara statistik (p > 0.05).
Kesimpulan : Pemberian topical fluoride pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat dapat menurunkan resiko karies tetapi tidak mempengaruhi pH plak dan pH saliva.

Background : The goal of orthodontic treatment are to provide functional and esthetic improvement in patient, but it potentially increase caries risk during and after treatment. Placing the orthodontic appliances can alters the oral environment changes in pH and plaque deposition around bracket. As a consequence oral hygiene becomes more difficult and increased risk of developing dental caries for the patient. There are several mechanism on preventing dental caries, one of it is fluoride application.
Objective : The aim of this research is to study the effect of topical fluoride on reducing caries risk in fixed orthodontic patient based on plaque and salivary pH.
Methods : 30 subjects which is a fixed orthodontic patients was applied with topical fluoride two times within two weeks with one week interval for each treatment. Plaque pH and salivary pH measurement by using pH plaque indicator kit and dental saliva pH indicator, it was taken before and after experiment. The mean value in plaque pH and salivary pH before and after the experiment was analyzed using two way wilcoxon test.
Result : Fluoride application had no statistically significant effects in plaque and salivary pH mean value before and after application within two weeks (p > 0.05).
Conclusion : Fluoride application reduce caries risk in fixed orthodontic patient but it wasn?t alter any changes on plaque and salivary pH."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prasanti Fitriastuti
"Latar belakang : Perawatan ortodonti dengan menggunakan alat ortodonti cekat bertujuan untuk memperbaiki fungsi gigi geligi dan estetis seseorang, dapat berpotensi meningkatkan resiko karies selama atau setelah perawatan ortodonti cekat karena adanya kendala dalam membersihkan plak dan sisa-sisa makanan akibat adanya perangkat ortodonti misalnnya bracket atau ligature. Salah satu cara untuk mengurangi resiko karies adalah berkumur Chlorhexidine.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek penggunaan obat kumur Chlorhexidine 0,2% pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat dalam mengurangi resiko karies ditinjau dari perubahan pH plak dan pH saliva.
Metode: Subyek penelitian yang terdiri dari 30 pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat diinstruksikan untuk berkumur Chlorhexidine 0,2% selama 0,5-1 menit beberapa menit setelah menyikat gigi, dua kali sehari pagi dan malam hari selama dua minggu. Pemeriksaan pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah perlakuan kemudian di periksa menggunakan pH plak indicator kit dan dental saliva pH indicator kit. Perubahan rerata pH plak dan pH saliva sebelum dan sesudah perlakuan kemudian di analisis menggunakan uji Wilcoxon dua arah.
Hasil: Berdasarkan analisis statistik terdapat peningkatan bermakna pada rerata pH plak sesudah berkumur obar kumur Chlorhexidine selama dua minggu (p < 0,05). Sedangkan pada pH saliva sesudah berkumur obat kumur Chlorhexidine selama dua minggu terjadi penurunan nilai rerata namun hal ini tidak bermakna (p > 0,05).
Simpulan: Penggunaan obat kumur chlorhexidine dapat menurunkan resiko karies pada pasien yang menggunakan alat ortodonti cekat jika ditinjau dari pH plak, namun tidak pada pH saliva.

Background : The goal of fixed orthodontic treatment are to improve functional and esthetic of the patient, but it potentially increase caries risk during and after the treatment because orthodontic appliances such as brackets or ligatures often cause diffuculties in mechanically removing plaque and food debris. Chlorhexidine mouthrinse is one of the effective methods to prevent caries.
Objective : The aim of this research is to study the effect of Chlorhexidine mouthrinse on reducing caries risk in fixed orthodontic patient based on plaque pH and salivary pH.
Methods : 30 subjects which is a fixed orthodontic patients was instructed to gargle Chlorhexidine 0,2% a few minutes after toothbrushing for 0,5-1 minute. Plaque pH and salivary pH measurement was taken before and after experiment using pH plaque indicator kit and dental saliva pH indicator. The mean value in plaque pH and salivary pH before and after the experiment was analyzed using two way wilcoxon test.
Results : Based on the statistical analysis, there is a significant increase in plaque pH after gargling Chlorhexidine 0,2% for two weeks (p < 0,05). However a decrease was found in saliva pH after gargling Chlorhexidine 0,2% a few minutes after toothbrushing for two weeks although statistically insignificant (p > o,05).
Conclusion : Gargling Chlorhexidine can reduce caries risk in fixed orthodontic patient showed an increasing in plaque pH but it was not in salivary pH."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuke Yulianingsih
"ABSTRAK
Ruang lingkup dun metode penelitian: Gula pasir dan gula aren adalah dua jenis pemanis, yang pemakaiannya sangat luas di Indonesia. Kedua jenis gula ini disukai karena rasa manisnya, dan mengandung sukrosa dengan jumlah berbeda. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sukrosa merupakan jenis karbohidrat yang merupakan penyebab terjadinya karies gigi.Tetapi penelitian tentang gula pasir dan gula aren serta perbedaan pengaruhnya terhadap aktifitas karies gigi, sejauh yang peneliti ketahui belum pernah dilakukan. Hai ini menjadi sangat penting mengingat prevalensi karies gigi di Indonesia cukup tinggi yaitu 80% dari penduduk Indonesia. Berdasarkan hal diataslah penelitian ini dilakukan, dengan tujuan untuk melihat apakah ada perbedaan pengaruh dari gula pasir dan gula aren terhadap aktifitas karies gigi.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan 60 ekor tikus jantan jenis ?Wistar? sebagai subjek, yang dibagi secara acak menjadi tiga kelompok A, B dan C. Kelompok A adalah kelompok yang diberi makanan kontrol, yaitu makanan dasar yang biasa dimakan sehari-harinya sebelum penelitian. Kelompok B diberi makanan eksperimen 1 (56% dari berat total adalah makanan dasar + 44% dari berat total adalah gula pasir). Kelompok C adalah kelompok yang diberi makanan eksperimen 2 (56% dari berat total adalah makanan dasar + 44% dari berat total adalah gula aren). Gula pasir yang digunakan adalah gala pasir yang mengandung 95,56% sukrosa, sedangkan gala aren mengandung 77,82% sukrosa. Tes aktifitas karies gigi dilakukan dengan metode kolorimetrik Cariostat yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama empat minggu setelah diberi makanan sesuai pengelompokannya, dan tahap kedua, empat minggu setelah tahap pertama. Disini dilalukan juga pengukuran perubahan pH plak dengan pHmeter serta berbagai faktor yang mungkin dapat mempengaruhi aktifitas karies gigi yaitu; jumlah konsumsi makanan perhari, jumlah kandungan sukrosa yang dimakan perhari, kandungan serat dari makanan, kandungan fluor, dan pH saliva.
Hasil dan kesimpulan Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan antara pengaruh gula pasir dan gula aren terhadap aktifitas karies gigi, serta pengaruh gula aren lebih besar daripada gula pasir (pH plak berbeda bermakna (p< 0,05). Hal ini tidak sesuai dengan kandungan sukrosa yang lebih besar pada gula pasir, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi aktifitas karies gigi yang tidak diperiksa pada penelitian ini.

ABSTRACT
Scope and method of study : Cane sugar and palm sugar are two different types of sweeteners which are widely used in Indonesia. These two kinds of sugar are liked for their sweet taste and contain sucrose at different amount. Results from previous studies indicate that sucrose is the type of carbohydrate causing the formation of dental caries. However, study on cane sugar and palm sugar and their influence difference on caries activity has never been conducted as far as the research?s knowledge. This becomes very important due to the prevalence of dental caries in Indonesia which is quite high, 80% of the Indonesian population. Based on the above reason the study is conducted with the purpose to see the influence differences of cane sugar and palm sugar on caries activity.
This study was an experimental study on 60 rats, which randomly divided into three groups, A, B, and C. Group A was fed a controlled diet (basic food normally given before the experiment), group B was fed experimental diet 1 (56% of total weight is basic food + 44% Of total weight is cane sugar). Group C was fed experimental diet 2 {56% of total weight is basic food + 44% of total weight is palm sugar). The cane sugar contained 95,56% sucrose, and palm sugar contained 77,82% sucrose. Tests on caries activity using Cariostat coloriemetric method in two stages. The first stage was performed four weeks after the group had been put on their respective diets, and the second stage is four weeks after the first stage test. Measurement of pH plaque changes by pHmeter and several factors which may influence caries activity such as the amount of food consumed per day, the amount of sucrose content consumed per day, fiber content, fluor content, and pH saliva, are also conducted in this study.
Findings and conclusion : The result of this study shows the influence differences between cane sugar and palm sugar on caries activity, and the influence of palm sugar is greater than cane sugar (pH plaque difference is significant of p< 0,05). This is not in accordance with the sucrose content which cane sugar is higher than palm sugar, so it can be concluded that there are other factors which influence caries activity not observed in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pindobilowo
"Latar belakang : Salah satu tindakan pencegahan Early Childhood Caries (ECC) adalah perbaikan status gizi anak karena dengan perbaikan status gizi anak maka gigi tahan terhadap karies serta didukung oleh pola konsumsi kariogenik dan peran ibu dalam mencukupi gizi selama masa kehamilan.
Tujuan : Untuk menganalisis hubungan status gizi anak terhadap terjadinya ECC.
Metode : Cross-sectional pada 287 anak usia 6-48 bulan, wawancara, dan pemeriksaan intraoral.
Hasil : Status gizi anak adalah variabel yang sesuai dalam pencegehan ECC karena merupakan salah satu variabel prediktor yang baik terhadap terjadinya ECC.
Kesimpulan : Terdapat hubungan status gizi anak terhadap terjadinya ECC.

Background : One prevention ECC is improving thr nutritional status of children from the womb due to the improvement of the nutritional status of the children's teeth are resistant to caries and is supported by the pattern of consumption of cariogenic and role of adequate nutrition in the mother during pregnancy.
Purpose : To see the relationship to the nutritional status of children Early Childhood Caries (ECC).
Methods : Cross-sectional study on 287 children aged 6-48 months, interview, and examination intraoral.
Results : Nutritional status of children is appropriate variables in the prevention of ECC because it is one of the predictor variables were either against the ECC.
Summary : There is a relationship to the nutritional status of ECC
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library