Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sariono
"Dalam waktu delapan tahun terakhir ini ada beberapa bahan material yang cukup populer digunakan di Indonesia sebagai bahan alternatif pengganti batu- bata ataupun triplek yailu diantaranya adalah gypsum board, kalsiboarc, GRC (Glass Reinforced Cement) board dan Iain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi-inovasi baru sebagai bahan pengganti telah dapat diterima oleh masyarakat Indonesia, hal ini dikarenakan adanya keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan bahan yang telah umum pada saat ini. Kalau kita amati lagi, ada satu bahan yang pada saat ini belum populer tetapi sangat menjanjikan. Bahan ini disebut dengan “FRG (Fiber Reinforced Gypsum) panel". Bahan ini pada dasarnya berupa panel-panel yang terbuat dari gypsum plaster (casting plaster) dengan tambahan fiber serta bahan additive lainnya jika diperlukan. Mengapa FRG panel ini belum populer?, hal yang paling menentukan adalah karena bahan ini belum ada yang memproduksinya secara masal oleh pabrik, sehingga dari segi kualitas produk belum ada penelitian secara lebih mendalam, disamping promosi ataupun pemasaran yang masih seadanya. Padahal kalau kita bandingkan dengan produk yang telah kita sebut sebelumnya, bahan ini mempunyai nilai jual yang lebih mahal. Untuk membuat FRG dengan kualiatas yang baik sehingga nantinya kita dapat menjadikan bahan ini sebagai bidang usaha dalam artian kita akan memproduksinya secara massal serta memasarkannya secara lebih baik, maka perlu adanya penelitian atau testing material secara lebih mendalam. Kualitas FRG dapat kita lihat dari besarnya nilai flexural strength test, humidified deflection test, core, end dan edge hardness test dan nail pull resistance test. Hal utama yang harus diperhatikan acialah bagaimana memilih bahan yang akan menghasilkan FRG dengan kualitas optimum. Ini berarti bahwa kita harus memilih bahan FRG yaitu casting plaster dan serat fiber yang benar-benar akan menghasilkan kekuatan yang optimum. Pada saat ini casting plaster yang beredar di Indonesia ada 4 merk dagang yang cukup populer dan banyak dipakai diantaranya adalah merk Elephant, Jaya, A-Plust dan Indal. Sedangkan untuk serat Fiber hanya ada 1 supplyer besar yaitu A-Plust Pasific yang mengimport barang ini dari Cina ke Indonesia. Di dalam penulisan ini akan menganalisa pemilihan casting plaster sebagai bahan utama Fiber Reinforced Gypsum (FRG) panel sehingga diharapkan mampu memberikan dasar untuk dapat lebih mengembangkan produk FRG. Selain itu bagi home industry sekarang, penulisan ini akan membantu sebagai referensi dalam meningkatkan kualitas dari produk FRG yang telah dikerjakan meskipun masih banyak test-test yang harus dilakukan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laetitia Lai
"This article introduces two interconnected approaches to provenance research on anthropological facial plaster-casts taken from living individuals. It focuses on three series of facial casts taken by Dutch anthropologist Johannes Pieter Kleiweg de Zwaan (1875-1971) in the Netherlands East Indies in 1907 and 1910. It suggests that “reading” the facial casts as an archive of faces and an archive of plaster has the potential to reveal information systematically left out in their object biographies. Through this reading process, the colonial networks of control and power asymmetries which made the plaster-casting possible are examined. It seeks out additional information to bring the object closer to the person whose face was appropriated for various colonial ends. This epistemological experiment explores the first steps which can be taken to create a decolonial view of the large anthropological plaster-cast collections in European museums which have been left anonymous for decades."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
909 UI-WACANA 24:3 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Zabrina
"Tujuan: (1) Untuk menganalisis perbedaan ukuran linier gigi dan besaran crowding antara model plaster, digital, dan 3D-printed dengan berbagai derajat keparahan crowding, (2) untuk mengetahui hubungan antara derajat keparahan crowding dengan perbedaan ukuran linier gigi dan besaran crowding antara ketiga jenis model studi.
Metode penelitian: 30 model studi dibagi menjadi tiga kelompok: crowding ringan (0-4 mm, n=10), sedang (4.01-8 mm, n=10), dan berat (≥8.01 mm, n=10). Model studi plaster direplikasi menjadi model digital melalui pemindaian dengan intraoral scanner Trios3. Data digital dicetak menjadi model 3D-printed berbahan resin dengan 3D-printer Formlabs2. Pengukuran dilakukan pada bidang mesiodistal, bukolingual, servikoinsisal, dan besaran crowding (selisih antara required space dibandingkan available space) pada 12 gigi di setiap model studi.
Hasil: Uji statistik komparatif numerik menunjukkan perbedaan ukuran linier mesiodistal, bukolingual, servikoinsisal, dan besaran crowding yang bermakna secara statistik antara ketiga jenis model studi, baik pada kondisi crowding ringan, sedang, dan berat. Perbedaan signifikan ditemukan antara model plaster-digital dan plaster-3D-printed. Analisis Bland-Altman menunjukkan level of agreement yang tinggi antara ketiga jenis model studi terlepas dari keparahan crowding. Hasil pengukuran model digital dan 3D-printed memiliki tendensi lebih besar dibandingkan dengan model plaster, namun perbedaan pengukuran antar model studi relatif kecil (<0.5 mm).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan ukuran linier gigi dan besaran crowding antara model plaster, digital, dan 3D-printed yang siginifikan secara statistik namun tidak relevan secara klinis, terlepas dari keparahan crowding. Derajat keparahan crowding tidak mempengaruhi besar perbedaan pengukuran gigi pada ketiga jenis model studi.
......Objectives: (1) To analyze tooth size and crowding measurement differences between plaster, digital, and 3D-printed models with different degrees of crowding, (2) to find the association between severity of crowding with tooth size and crowding measurement differences on three types of study models.
Methods: 30 models were divided into three groups; mild crowding (0-4 mm; n=10), moderate crowding (4.01-8 mm, n=10), and severe crowding (≥8.01 mm, n=10). Plaster models were scanned with Trios3 intraoral scanner into digital models. .STL data were then produced into resin models with Formlabs2 3D-printer. Mesiodistal, buccolingual, servicoincisal, and crowding were measured on 12 teeth in each model.
Results: Comparative statistical test found significant tooth size and crowding measurement differences between three types of study models in all category of crowding. Post-hoc tests showed significant differences between plaster-digital models and plaster-3D-printed models. Bland-Altman plots displayed high level of agreement between three types of study models regardless of severity of crowding. Digital and 3D-printed model measurements were found likely to be larger than plaster model, although the differences in four measured parameters were relatively small (<0.5 mm).
Conclusions: Differences of linier tooth size and crowding measurements on plaster, digital, and 3D-printed models were found to be statistically significant, although clinically irrelevant, irrespective of degrees of crowding. No association was established between severity of crowding and measurement differences between three types of study models."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pramitarini Kasihbudi
"Perbaikan dinding bata yang retak dengan kawat anyam semakin banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas metode perbaikan dinding bata yang retak dengan menggunakan kawat anyam dan plester. Analisis dilakukan dengan cara memodelkan dinding bata dengan continuum model pada perangkat lunak SAP2000 v14.1. Struktur yang dimodelkan yaitu satu panel dinding dan ruko 3-lantai-3-bentang. Koneksi panel dinding dengan portal dimodelkan dengan rigid link. Kedua model dievaluasi dengan analisis statik linier. Satu panel dinding dikenakan beban lateral statik dan ruko 3-lantai-3-bentang dikenai beban gempa statik ekuivalen. Pada model satu panel dinding juga diamati perubahan distribusi tegangan pada portal akibat pelepasan link. Untuk mengetahui peningkatan kekuatan, dilakukan analisis tegangan. Sedangkan untuk mengetahui perubahan kekakuan, dilakukan analisis terhadap karakteristik dinamik. Analisis terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kawat anyam dalam perbaikan dinding bata meningkatkan kekuatan atau kapasitas dinding namun tidak signifikan pengaruhnya terhadap kekakuan.
......Repairing cracked masonry wall with low-grade wire mesh is increasingly being used. This study aims to determine the effectiveness of the retrofitting method for cracked masonry wall using both low-grade wire mesh and plaster. The analysis was performed by modeling the masonry wall with continuum model using SAP2000 v14.1. The modeling was carried out on both a single panel of masonry wall structure and a 3-bays-3-stories store-house building (ruko) structure. The connection between panel and frames was modeled as a rigid link. Both models were then evaluated by linear static analysis. A single panel structure models were subjected to static lateral loads. The 3-bays-3-stories store¬house building models were imposed by static equivalent load based on nominal earthquake load. The change of stress distribution in frames due to the releasing of link was also observed on the single panel models. To determine the increasing on strength, the stress analysis was performed. However, to evaluate the stiffness changes, the analysis of the dynamic properties was done. The analysis of the results indicated that the addition of low-grade wire mesh in retrofitting masonry walls increases the strength of the structure but does not significantly influence its stiffness. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S734
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Gregory F.
"Kerusakan yang paling sering terjadi pada bangunan sederhana non engineered seperti bangunan ruko akibat gempa bumi adalah pada dinding bata. Salah satu metode perbaikan yang dapat digunakan adalah metode kawat anyam terpaku dengan plester. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek perbaikan dengan plester dan kawat anyam terpaku terhadap kinerja dinding bata. Perbaikan dengan plester dan kawat anyam terpaku diharapkan mampu mengembalikan kekuatan dan kekakuan dinding bata yang retak akibat beban lateral.
Penelitian berdasarkan analisis elastis linier dengan continuum model menggunakan perangkat lunak SAP2000 v14.1. Model yang digunakan adalah satu panel dinding bata dengan beban lateral in-plane dan ruko tiga lantai dengan beban gempa statik ekuivalen sesuai SNI 03-1726-2002.
Elemen link digunakan sebagai penghubung antara portal dengan dinding bata. Kekakuan portal dan dinding bata dianalisis berdasarkan evaluasi periode getar alami dan simpangan sedangkan kekuatannya dianalisis berdasarkan evaluasi tegangan. Efek separasi antara portal beton dan dinding bata dianalisis dengan melepas elemen link. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbaikan dengan plester dan kawat anyam terpaku mampu mengembalikan kinerja dinding bata retak seperti kondisi utuh.
......The most common damage due to earthquake on simple non-engineering building such as store-house is the crack on its masonry wall. Plaster and nailed low grade wire mesh can be used as one of the retrofitting method. The aim of this study is to investigate the effects of retrofitting using both plaster and nailed low grade wire mesh to the performance of masonry wall. The usage of plaster and nailed low grade wiremesh has been expected to restore strength and stiffness of cracked masonry walls due to lateral load.
This study is based on linear elastic analysis with continuum models approach using SAP200 v14.1. The model used in this study was one panel of masonry wall with lateral in-plane loading and a three stories three bays store-house building with static equivalent earthquake loading based on SNI 03-1726-2002.
The Rigid link element was used as a connector between the frame and the masonry wall. Stiffness of both the frame and masonry wall has been analyzed by fundamental period and deflection evaluation, and the strength has been analyzed by stress evaluation. The effect of separation between the frame and masonry wall has been analyzed by releasing the rigid link element. The results of the analysis indicated that retrofitting method using plaster and nailed low grade wire mesh was capable to restore the performance of cracked masonry wall as its initial condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1050
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rais Pamungkas
"Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa bumi. Banyak bangunan non engineer yang mengalami kerusakan pada dinding batanya akibat terkena beban gempa. Berdasarkan kebiasaan, masyarakat melakukan perbaikan dinding bata yang retak dengan plester tanpa mengetahui kinerja dari perbaikan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji efek perbaikan dinding bata retak dengan plester. Pemodelan dinding bata dilakukan dengan pendekatan continuum model menggunakan perangkat lunak SAP2000 v14.1 yang dianalisis pada batas linier elastis. Elemen link digunakan sebagai penghubung dinding bata dengan portal beton. Dua jenis struktur yang dimodelkan, yaitu struktur dengan satu panel dinding bata dan ruko tiga lantai tiga bentang. Kedua model dikenai beban lateral gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002. Efek separasi antara dinding bata dan portal beton dimodelkan dengan melepas elemen link. Peningkatan kekuatan dinding bata dianalisis melalui evaluasi tegangan pada dinding bata dan plester sedangkan, perubahan kekakuannya melalui evaluasi karakteristik dinamik struktur. Hasil perbaikan dengan plester menunjukkan peningkatan kekakuan dan kekuatan dinding bata.
......Indonesia is a vulnerable region of earthquake. Many non-engineering buildings undergo destructions on their masonry walls due to earthquake induced force. People used to repair the cracked masonry wall using plaster without clearly understanding the performance of such repairment. The aim of this research is to determine the effect of cracked masonry wall repairment using plaster. The modeling of masonry wall was done by continuum model approach using SAP 2000 v14.1 which was analyzed within the elastic linear limit state. The link element was used as the connector between masonry wall and concrete frame. Two types of structure were modeled, a structure with one masonry wall panel and a three stories three bays store-house building. Both models were induced by lateral load based on SNI 03-1726-2002. The separation effect between masonry wall and concrete frame was modeled by releasing the link element. The increasing on strength of masonry wall was analyzed through a stress evaluation on wall and plaster, though the stiffness change was analyzed through the dynamic properties of the structures. The result of the repair using plaster indicated an increasing in both strength (capacity) and stiffness of masonry wall. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S807
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library