Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hanif Ainun Azhar
"Limbah plastik kemasan merupakan salah satu jenis limbah plastik yang banyak dihasilkan oleh masyarakat Indonesia serta jarang sekali untuk diolah kembali. Industri pembuatan kertas di Indonesia yang besar juga menghasilkan limbah berupa lindi hitam yang mengandung lignin di dalamnya. Maka dari itu diperlukan upaya baru untuk mengurangi kedua permasalahan limbah ini, yaitu pemanfaatan limbah plastik multilayer dari kemasan mi instan serta lignin hasil dari pengolahan lindi hitam sebagai modifier bagi bitumen sehingga menghasilkan polymer modified bitumen (PMB). Bitumen akan dimodifikasi oleh limbah plastik multilayer dengan bantuan lignin sebagai compatibilizer. Pembuatan PMB dilakukan dengan metode hot melt mixing dengan penambahan limbah plastik multilayer sebanyak 4 %berat serta penambahan lignin yang divariasikan sejumlah 0,1 %berat; 0,3 %berat; dan 0,5 %berat. Proses akan dilakukan dengan variasi temperatur dari 170°C, 180°C, dan 190°C selama 30 menit. Sampel kemudian diuji untuk mengetahui kandungan, morfologi, serta sifat termalnya dengan menggunakan FTIR, SEM, serta TGA. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan lignin meningkatkan stabilitas termal dari campuran PMB serta temperatur proses dapat meningkatkan distribusi dari partikel limbah plastik multilayer dalam PMB.

Plastic packaging waste is one of the most discarded plastic product in Indonesia and it is very rarely got reused. Indonesia also produces so much paper, which create waste called black liquor that contains lignin. Hence, new effort is needed to reduce these waste problems, one of them is to use multilayer plastic waste in the form of instant noodle package and lignin from black liquor as modifier for bitumen, creating polymer modified bitumen (PMB). Bitumen is modified by multilayer plastic waste with the help from lignin as compatibilizer. PMB is made using hot melt mixing method, with the addition of multilayer plastic waste as many as 4 wt% and lignin varied from 0,1 wt%; 0,3 wt%; to 0,5 wt%. The process is done with varied temperature, from 170°C, 180°C, to 190°C for 30 minutes. Samples then tested to see their content, morphology, and thermal property by using FTIR, SEM, and TGA. The result of these tests concluded that the addition of lignin to PMB increase the thermal stability of the mixture and the increasing of process temperature can increase plastic waste distribution quality in the mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Dewi Irzalinda
"ABSTRAK
Meningkatnya konsumsi kemasan plastik memberikan pengaruh pada lingkungan. Dampak lingkungan yang dihasilkan seperti kontribusi terhadap peningkatan global warming, non-renewable energy, dan dampak lingkungan lainnya. Dalam studi ini, penilaian dampak lingkungan dilakukan untuk mengevaluasi siklus hidup kemasan plastik fleksibel menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan dampak lingkungan yang diperoleh dalam proses pembuatan kemasan plastik fleksibel yang terdiri dari 2 lapis plastik dan aluminium. Kemasan yang dinilain adalah gabungan dari PET, LLDPE, dan Aluminium dengan OPP, CPP, dan Aluminium. Penelitian dilakukan berdasarkan 1 m2 kemasan plastik fleksibel yang diproduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan plastik OPP/CPP/Al memiliki dampak lingkungan terendah dari PET/LLDPE/Al. Selain itu, dampak lingkungan tertinggi dihasilkan dari kedua kemasan plastik selama proses dry laminating.

ABSTRACT
The increasing consumption of plastic packaging has an effect on the environment. The environmental impacts results contributing to increased global warming, non-renewable energy, and other environmental impacts. In this study, an environmental impact assessment was carried out to evaluate the life cycle of flexible plastic packaging using the Life cycle assessment (LCA) method. The purpose of this research is to analyze and compare the environmental impacts obtained in the process of making flexible plastic packaging consisting of 2 layer plastic and aluminum. The packaging assessed is a combination of PET, LLDPE, and Aluminum and OPP, CPP, and Aluminum. The study was conducted based on 1 m2 of flexible plastic packaging produced. The results showed that OPP/CPP/Al plastic packaging had the lower environmental impact than PET/LLDPE/Al. In addition, the highest environmental impact generated from both plastic packaging during the dry laminating process."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Gaol, Simon Andreas
"Bitumen sebagai bahan baku utama dalam pembuatan aspal jalan sangat dibutuhkan dalam peningkatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Peningkatan kualitas bitumen dan pemanfaatan limbah plastik multilayer menjadi latar belakang penelitian ini. Modifikasi bitumen dengan penambahan limbah plastik multilayer disebut Polymer Modified Bitumen (PMB). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah plastik multilayer sebagai pengisi campuran bitumen. Metode yang digunakan untuk mencampurkan material ini adalah hot melt mixing. Variabel bebas yang digunakan adalah temperatur pengadukan 170 0C, 180 0C, dan 190 0C; dan komposisi limbah plastik 3%, 4%, dan 5%. Karakterisasi yang dilakukan adalah FTIR, TGA, uji sudut kontak dan SEM. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya ikatan kimia antara limbah plastik multilayer dan bitumen, dan pengaruh peningkatan kadar limbah plastik multilayer dalam meningkatkan sifat dispersi campuran dan menurunkan stabilitas termal campuran.

Bitumen as main components of asphalts production was essential for the development of Infrastructure in Indonesia. Quality upgrade of bitumen and alternative usage of plastik waste is the background of this study. Bitumen modification by adding multilayer plastic waste is called Polymer Modified Bitumen (PMB). Purpose of this study is to see the effect of multilayer plastic waste addition as a filler in bitumen mixture. The method used to mix all the materials is hot melt mixing. Independent variable used was mixing temperature 170 0C, 180 0C, and 190 0C; and plastic waste composition 3%, 4%, dan 5%. The test used to view the characteristics was FTIR, TGA, contact angle test and SEM. The result of this study shows no chemical bonding between multilayer plastic waste and bitumen, and the effect of rising the compositon of multilayer plastc waste to increase filler size and decrease thermal stability of mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aleg Restu Pridana Putra
"Dengan semakin maraknya sampah plastik multilayer yang beredar di masyarakat, tantangan terbesar dalam daur ulang plastik adalah proses penyortiran sebelum dipisahkan untuk proses daur ulang selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji konsep sistem Eddy Current Separator dengan konfigurasi vertikal single magnetic disk menggunakan Halbach Array guna meningkatkan efisiensi pemisahan sampah plastik multilayer berlapis aluminium. Hasil simulasi menggunakan Ansys Maxwell menunjukkan bahwa konfigurasi Halbach Array menghasilkan medan magnet yang lebih kuat dan terfokus pada sisi atas single magnetic disk dibandingkan dengan Non-Halbach Array. Medan magnet statis maksimal adalah 214,85 mT untuk Halbach Array dan 182,77 mT untuk Non-Halbach Array. Kontur pada pengujian dinamis menunjukkan pola yang terfokus untuk arus eddy yang terinduksi pada sampel uji. Pengujian eksperimental menunjukkan bahwa Halbach Array menghasilkan gaya induksi yang signifikan lebih besar pada aluminium dibandingkan dengan Non-Halbach Array dengan titik optimal pada 7100 rpm. Hasil displacement Halbach Array dalam penyortiran sampel uji lebih stabil dan berbanding lurus dengan luas permukaan sampel uji, sementara ketebalan memiliki efek negatif terhadap displacement. Pengujian success rate menunjukkan bahwa konfigurasi Halbach Array mencapai tingkat keberhasilan 90%, lebih tinggi dibandingkan dengan Non-Halbach Array.

With the increasing prevalence of multilayer plastic waste in society, the biggest challenge in plastic recycling is the sorting process before the waste can be separated for further recycling. This study aims to develop and test the concept of an Eddy Current Separator system with a vertical single magnetic disk configuration using Halbach Array to improve the efficiency of separating multilayer plastic waste with aluminum layers. Simulation results using Ansys Maxwell show that the Halbach Array configuration produces a stronger and more focused magnetic field on the top side of the single magnetic disk compared to the Non-Halbach Array. The maximum static magnetic field is 214.85 mT for the Halbach Array and 182.77 mT for the Non-Halbach Array. The contour in the dynamic test shows a focused pattern for the eddy currents induced in the test samples. Experimental tests indicate that the Halbach Array generates significantly greater induced force on aluminum compared to the Non-Halbach Array with an optimal point at 7100 rpm. The displacement results of the Halbach Array in sorting test samples are more stable and directly proportional to the surface area of the test samples, while thickness has a negative effect on displacement. Success rate testing shows that the Halbach Array configuration achieves a success rate of 90%, higher than the Non-Halbach Array."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardellius Matteo
"Limbah plastik multilayer adalah jenis limbah yang terus bertambah dengan pesat karena tingginya gaya konsumsi masyarakat dan salah satu limbah yang sulit didaur ulang karena sifatnya. Akumulasi dan pembuangan limbah sembarangan dapat menyebabkan potensi risiko permasalahan lingkungan. Salah satu solusi dari permasalahan adalah untuk mengolah limbah plastik. Pengolahan limbah plastik dapat dilakukan dengan membuat Polymer Modified Bitumen (PMB). Namun pencampuran plastik dengan bitumen membutuhkan perantara karena sifat polaritasnya yang berbeda. Lignin yang merupakan hasi limbah kertas industri pulp dapat dijadikan sebagai coupling agent karena memiliki sifat hidrofilik dan hidrofobik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan limbah plastik multilayer dengan lignin sebagai coupling agent terhadap morfologi visual dan sifat fisik dari Polymer Modified Bitumen. Pembuatan PMB dilakukan dengan metode hot melt mixing pada temperatur 180°C selama 30 menit. Variabel bebas yang digunakan adalah variasi kadar plastik multilayer yang ditambahkan yaitu sebanyak 3%, 4%, dan 5%wt. Observasi morfologi akan dilakukan secara visual dan untuk sifat fisik akan dilakukan pengujian penetrasi, daktilitas, dan titik lembek. Hasil observasi menunjukkan bahwa penambahan plastik multilayer menimbulkan aglomerasi pada permukaan sampel dan meningkatkan kekerasan serta titik lembek namun menurunkan nilai daktilitas.

Multilayer plastic waste is a type of waste that continue to grow rapidly due to people’s consumption styles and is one of the difficult wastes to recycle because of its properties. The accumulation and indiscriminate disposal of waste can pose a potential risk of environmental problems. One solution to the problem is to process the plastic wastes. Plastic waste processing can be done by making Polymer Modified Bitumen (PMB). However, mixing plastic with bitumen requires an intermediary because of the different polarity properties. Lignin which is a waste product of the pulp industry can be used as a coupling agent because it has hydrophilic and hydrophobic properties. This study aims to learn the effects of adding multilayer plastic waste with lignin as a coupling agent on the visual morphology and physical properties of Polymer Modified Bitumen. PMB was made by hot melt mixing method at 180°C for 30 minutes. The independent variable used was the variation of the plastic multilayer content which is 3%, 4%, and 5%. Morphological observations will be carried out visually and for physical properties will be tested for penetration, ductility, and softening point. The results of the observations showed that the addition of multilayer plastic caused agglomeration on the surface of the sample which increased the hardness and softening point but decreased the ductility value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vandana Budhi Jayaputra
"Limbah plastik multilayer merupakan salah satu limbah plastik yang sering terlepas ke lingkungan. Plastik multilayer adalah material yang terdiri dari beberapa jenis lapisan plastik dengan titik leleh yang berbeda-beda, sehingga plastik ini kurang diminati dalam kegiatan daur ulang. Salah satu cara mengolah limbah plastik ini adalah dengan menggunakannya sebagai filler dalam bitumen untuk membentuk Polymer Modified Bitumen (PMB). Namun, perbedaan polaritas antara bitumen dengan plastik menimbulkan kesulitan interaksi antarmolekulnya. Demi mengatasinya, diperlukan coupling agent untuk meningkatkan kemampuan dispersi dan distribusi plastik dalam bitumen. Pada penelitian ini, coupling agent yang digunakan adalah lignin dari limbah industri pulp dan kertas. Pemanfaatan lignin dirasa penting mengingat pesatnya perkembangan industri pulp dan kertas Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan kadar plastik multilayer terhadap sifat kimia dan fisik PMB yang diberikan lignin, beserta temperatur pencampuran perkerasan aspal minimum yang dihasilkan. Pembuatan PMB dilakukan menggunakan metode hot melt mixing selama 30 menit pada temperatur 180°C dengan variasi kadar plastik sebanyak 3, 4, dan 5 wt% dari berat bitumen. Karakterisasi yang dilakukan adalah identifikasi gugus fungsi (FTIR), pengujian kelarutan dengan CCl4, pengujian densitas metode piknometer, dan pengujian viskositas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa peningkatan kadar plastik multilayer cenderung menimbulkan pemisahan fasa yang mempengaruhi transmitansi spektrum IR, menurunkan densitas dan persentase kelarutan, serta meningkatkan nilai viskositas sekaligus temperatur pencampuran minimal.

Multilayer plastic waste is one of the plastic wastes that is often released into the environment. Multilayer plastic consists of several types of plastic layers with different melting points; therefore, this plastic is less attractive in recycling activities. One way to treat this plastic waste is to use it as a filler in bitumen to form Polymer Modified Bitumen (PMB). However, the difference in polarity between bitumen and plastic makes it difficult for their intermolecular interactions. A coupling agent is needed to improve the dispersion and distribution of plastic in bitumen to overcome this. In this study, the coupling agent used was lignin from pulp and paper industry waste. The use of lignin is considered important given the rapid development of the Indonesian pulp and paper industry. The purpose of this study was to study the effect of adding multilayer plastic content to the chemical and physical properties of PMB given lignin, along with the minimum mixing temperature of the asphalt pavement produced. PMB was made using the hot melt mixing method for 30 minutes at a temperature of 180°C with variations in the plastic content of 3, 4, and 5 wt% of the bitumen weight. The characterizations carried out identified functional groups (FTIR), solubility testing with CCl4, density testing using the pycnometer method, and viscosity testing. The test results show that increasing the multilayer plastic content tends to cause phase separation, which affects the transmittance of the IR spectrum, decreases the density and percentage of solubility, and increases the viscosity value as well as the minimum mixing temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Sahirul Masjidi
"Limbah plastik telah menjadi permasalahan global yang sangat rumit. Salah satu penyumbang sampah plastik terbesar berasal dari kemasan FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Hal ini menjadi masalah baru oleh sebab jenis plastik yang dipakai merupakan plastik berlapis (multilayer) yang memiliki nilai ekonomi rendah untuk didaur ulang. Pada penelitian ini, telah dilakukan upaya daur ulang dengan percobaan menambahkan limbah plastik multilayer berbasis polipropilena (PP) ke dalam bitumen PEN 60/70 yang kemudian digunakan ke dalam campuran perkerasan aspal. Pencampuran bitumen termodifikasi plastik dilakukan menggunakan alat Hot Melt Mixer dengan waktu pengadukan 30 menit pada suhu 180oC serta penambahan aditif lignin sebagai compatibilizer sebesar 0,3 wt.% terhadap berat bitumen. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah persentase kadar plastik terhadap berat bitumen, meliputi: 0 wt.% (bitumen murni), 3 wt.%, 4 wt.% dan 5 wt.%. Keempat jenis bitumen kemudian dicampur dengan agregat dan dilakukan pengujian Marshall sesuai dengan standar ASTM D6927 untuk mendapatkan karakteristik perkerasan aspal serta kadar aspal optimum (KAO). Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan Polymer Modified Bitumen (PMB) dapat meningkatkan kualitas campuran perkerasan aspal ditandai dengan bertambahnya kekuatan dan ketahanan terhadap deformasi dilihat dari peningkatan nilai stabilitas dan penurunan nilai kelelehan (flow). Komposisi plastik pada PMB juga berpengaruh terhadap karakteristik Marshall serta KAO pada campuran perkerasan aspal. Semakin tinggi kadar plastik, maka kekuatan campuran perkerasan aspal juga semakin meningkat serta memiliki nilai KAO yang lebih rendah. Adapun jenis perkerasan aspal yang memiliki kekuatan paling tinggi serta nilai KAO paling rendah adalah pada penggunaan bitumen jenis PMB dengan kadar plastik 5 wt.%.

Plastic waste has become a very complicated global problem. One of the biggest contributors to plastic waste comes from FMCG (Fast Moving Consumer Goods) packaging. This is a new problem because the type of plastic used is multilayer plastic which has low economic value for recycling. In this research, recycling efforts have been carried out by experimenting with adding polypropylene (PP) based multilayer plastic waste into the PEN 60/70 bitumen which is then used in the asphalt pavement mixture. The mixing of the plastic modified bitumen was carried out using a Hot Melt Mixer with a stirring time of 30 minutes at a temperature of 180oC and by adding lignin as an additive compatibilizer of 0.3 wt.% of bitumen. The independent variables used in this study were the percentage of plastic content to bitumen weight, therefore: 0 wt.% (pure bitumen), 3 wt.%, 4 wt.%, and 5 wt.%. The four types of bitumen were then mixed with aggregate and tested by Marshall testing according to the ASTM D6927 standard to obtain asphalt pavement characteristics and optimum asphalt content (OAC). The test results show that the use of Polymer Modified Bitumen (PMB) can improve the quality of the asphalt pavement mixture characterized by increased strength and resistance to deformation seen from the increase in stability value and decrease in flow value. The plastic composition of the PMB also affects the Marshall characteristics and OAC of the asphalt pavement. The higher the plastic content, the strength of the asphalt pavement mixture also increases and has a lower OAC value. The type of asphalt that has the highest strength and the lowest OAC value is the PMB bitumen with a 5 wt.% plastic content."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Agung Setiaji
"Sampah plastik multilayer terus bertambah banyak karena semakin meningkatnya gaya konsumsi masyarakat, dan salah satu sampah yang sulit didaur ulang karena sifatnya. Akumulasi dan pembuangan sampah sembarangan dapat menimbulkan potensi risiko masalah lingkungan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah mencampurkannya dengan bitumen untuk pembuatan aspal. Bitumen modifikasi polimer sebenarnya bukanlah hal baru. Akan tetapi masih banyak hal yang bisa diteliti untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Salah satunya ialah dengan memberikan perlakuan plasma pada sampah plastik multilayer untuk mengubah sifat hidrofobik menjadi hidrofilik. Digunakan berbagai variable waktu perlakuan untuk menemukan hasil yang optimal. 60 detik merupakan waktu yang paling baik untuk perlakuan plasma dingin selama penelitian ini. Hasilnya ialah memberikan sifat hidrofilik yang baik tanpa mengubah sifat kimia dan sifat termal pada sampel. Ditambah lagi dengan penambahan plastik ke bitumen akan memberikan kekerasan yang lebih baik. Nilai optimal yang didapatkan ialah dengan campuran palstik sebanyak 5%. Penambahan kekerasan yang diimbangi dengan keuletan dari bitumen ini dapat mengurangi penggunaan agregat pada pembuatan aspal dan hal ini dapat menjadikan produksi aspal akan lebih murah.

Multilayer plastic waste continues to increase due to the increasing consumption style of society, and is one of the most difficult types of waste to recycle due to its nature. The accumulation and indiscriminate disposal of waste can pose a potential risk of environmental problems. One solution that can be done is to mix it with bitumen for the manufacture of asphalt. Polymer modified bitumen is actually not new. However, there are still many things that can be researched to get more optimal results. One of them is by giving plasma treatment to multilayer plastic waste to change its hydrophobic to hydrophilic properties. Various treatment time variables were used to find optimal results. 60 seconds is the best time for cold plasma treatment during this study. The result is to provide good hydrophilic properties without changing the chemical and thermal properties of the sample. Coupled with the addition of plastic to bitumen will provide better hardness. The optimal value obtained is with a plastic mixture of 5%. The addition of hardness that is balanced with the ductility of this bitumen can reduce the use of aggregate in the manufacture of asphalt and this can make asphalt production cheaper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Naufal Athallah
"Konsumsi plastik yang terus meningkat di Indonesia menimbulkan masalah limbah signifikan, termasuk limbah plastik multilayer yang sulit didaur ulang karena sifat hidrofobik dan perbedaan suhu leleh antar lapisannya. Penelitian ini memanfaatkan limbah plastik multilayer Non Metallized Polypropylene (PP) dari bungkus mie instan dan Metallized Polyethylene Terephthalate (M-PET) dari bungkus kopi sebagai bahan modifikasi aspal melalui metode dry mixing. Perlakuan plasma dingin pada 90 detik secara optimal menurunkan sudut kontak air pada PP (dari 85° menjadi 44,62) dan PET (dari 68,7 menjadi 53,96), mengonfirmasi peningkatan sifat hidrofilik. Analisis FTIR mengidentifikasi pembentukan gugus hidroksil (-OH) dan ikatan C-O pada permukaan PP, serta gugus C=O dan C-O pada PET. Analisis DSC menunjukkan penurunan titik leleh setelah perlakuan (PP turun 5,5C, PET turun 3C). XPS mengonfirmasi peningkatan proporsi gugus fungsional mengandung oksigen pada permukaan plastik. Pengujian moisture absorption pada Polymer Coated Aggregate (PCA) menunjukkan penurunan penyerapan air pada PP (dari 5,44% menjadi 3,55% pada 7,5% PP) namun peningkatan drastis pada PET (dari 5,44% menjadi 19,57% pada 2,5% M-PET). Pengujian Marshall menunjukkan peningkatan stabilitas dan Marshall Quotient pada PP dan M-PET yang diberi perlakuan plasma, sekaligus memberikan kekakuan lebih baik pada campuran aspal.

The increasing plastic consumption in Indonesia poses a significant waste problem, particularly with multilayer plastic waste which is difficult to recycle due to its hydrophobic nature and varying melting temperatures between layers. This study addresses this challenge by utilizing Non Metallized Polypropylene (PP) plastic waste from noodle packaging and Metallized Polyethylene Terephthalate (M-PET) plastic waste from coffee packaging as asphalt modifiers via the Dry Mixing method. Sessile Drop Test results demonstrate that cold plasma treatment for 90 seconds optimally reduced the water contact angle on PP (from 85° to 44,62°) and PET (from 68,7° to 53,96°), confirming enhanced hydrophilic properties. FTIR analysis identified the formation of hydroxyl (-OH) groups and C-O bonds on the PP surface, as well as C=O and C-O groups on PET, supporting surface functionalization. DSC analysis revealed a decrease in melting temperatures for both plastics after treatment (PP decreased by 5.5°C, PET by 3°C), indicating partial surface oxidation. XPS analysis further confirmed an increased proportion of oxygen-containing functional groups (C-O-C, C=O, C-O) on the plastic surfaces after plasma treatment. Moisture absorption tests on Polymer Coated Aggregate (PCA) showed a decrease in water absorption for PP (from 5,44% to 3,55% at 7,5% PP) but a drastic increase for PET (from 5,44% to 19,57% at 2,5% PET). Marshall tests indicated improved stability and Marshall Quotient for both plasma-treated PP and M-PET, providing better stiffness to the asphalt mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library