Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus R. Utomo
"ABSTRAK
Guna mendapatkan keandalan yang tinggi dari suatu pengoperasian PLTD, maka salah satu hal yang harus diperhatinan ialah lama (jam) pengoperasinnya. Untuk itu perlu diperkirakan kemungkinan sukses dan/atau lama pengoperasian, baik untuk setiap unit mesin diesel maupun sistem PLTD secara keseluruhan, agar PLTD dapat dioperasikan secara optimum. Salah satu cara untuk memperkirakan kemungkinan tersebut ialah dengan metoda pendekatan operasional, dimana kondisi-kondisi operasional (aktual) tertentu dijadikan parameter (variabel) dalam perhitungan. Kemungkinan lama (jam) operasi yang didapatkan dari perhitungan sama dengan kemungkinan jam operasi. Sehingga lama pengoperasian PLTD dapat disesuaikan dengan kondisinya."
1991
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tamam Abdu Khairurraziq
"Kebutuhan akan energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang primer di waktu modern ini, tetapi, belum semua masyarakat DKI Jakarta mendapatkannya dengan mudah dan keberlanjutan yang baik, khususnya masyarakat Pulau Sebira di Kabupaten Kepulauan Seribu. Pulau Sebira yang letaknya jauh dari Pulau Jawa mengakibatkan tidak sesuainya pergelaran kabel untuk mengaliri listrik pulau tersebut, sehingga, dibutuhkannya suatu sistem tenaga listrik pada pulau tersebut yang dapat mengaliri pulau. Dalam penelitian ini akan dilakukannya rancangan sistem microgrid atau sistem tenaga listrik kecil yang dapat berdiri sendiri yang terdiri dari beberapa komponen pembangkitan yaitu PLTS, PLTD dan penyimpanan energi listrik. Penentuan rancangan tersebut di analisis pula secara teknis dan ekonomis sistem, sehingga dapat ditentukannya kelayakan proyek tersebut. Pada rancangan primer yang diajukan, sistem mengehemat bahan bakar sebesar mencapai 231,381.5 liter dan arus kas uang sebesar Rp 3,408,598,635,-.

The need of electricity is a primary attribute in these modern era. However, not all Jakarta residents get their hands on the electricity in an easy and sustainable way, especially the residents of Sebira Island in Kepulauan Seribu. Sebira Island is far from Java, which is not practical neither to use submarine power cable to power the island nor diesel generator for the only primary attribute of generating electricity, especially its uneconomical traits. In this research we will concentrate on how to design the best Microgrid scenario that is operated in off-grid mode. The microgrid proposed contains PV system and diesel power generator. The proposed design is also analyzed using technical and economical way to know the feasibility of the design in project manner. By using the proposed scenario, the cash flow which can be saved is up to 3.4 billion Rupiah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jenis pembangkit minyak dan gas yaitu PLTU minyak, PLTG dan PLTGU serta PLTD masih ada di beberapa tempat di P. Jawa dan Bali. Selain PLTU minyak, PLTU batubara telah banyak dibangun di Indonesia."
600 JITE 1:12 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sirenden, Chandra Rungngu
"Lokasi pembangunan offshore wellhead platform yang terletak di Laut Jawa tersebut kaya akan radiasi sinar matahari dengan rata-rata pertahun sebesar 5.33 kWh/m²/hari dimana merupakan potensi untuk dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada platform tersebut. Berdasarkan penelitian ini, kebutuhan energi listrik pada fasilitas ini sebesar 69.26 kWh per hari dapat disuplai dari pemanfaatan PLTS yang terdiri dari 41 panel surya 325 W dengan luas PV array 92,36 m², inverter 1,17 kW yang digabungkan dengan diesel generator 6 kW. Konfigurasi sistem ini sangat layak untuk dibangun pada Offshore Wellhead Platform karena berdasarkan pengujian kelayakan finansial didapatkan hasil Net Present Value (NPV) Rp. 228.703.185,79, PI (Profitability Index) sebesar 2,28 dan pengembalian investasi terjadi pada 6 tahun dan 2 bulan dimana terjadi lebih cepat dari umur proyek 25 tahun.

The offshore wellhead platform development site located in the Java Sea is rich in solar radiation with an annual average of 5.33 kWh/m²/day which has the potential to be used as a power source to build a solar power plant on the platform. Based on this research, the electrical energy needs of this facility of 69.26 kWh per day can be supplied from the solar power plant which consists of 41 solar panel 325 W with a PV array area of 92,36 m², 1.17 kW inverter combined with a 6 kW diesel generator. This system configuration is very feasible to be built on the Offshore Wellhead Platform because based on the financial feasibility test, the results of the Net Present Value (NPV) is Rp. 228.703.185,79, the Profitability Index (PI) is 2,28 and the Payback Period (PBP) occurs in 6 years and 2 months faster than the project age of 25 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidiq Almubarak
"Energi listrik merupakan salah satu faktor penting untuk mengembangakan potensi yang terdapat pada suatu daerah tak terkecuali potensi yang ada pada Pulau Binongko. Pembangkit Listrik Tenaga Surya akan di integrasikan dengan sistem PLTD milik PLN yang berada di Pulau Binongko dan disimulasikan dengan perangkat lunak HOMER. Penelitian dilakukan untuk menentukan sistem yang paling optimal dengan melihat Net Present Cost (NPC) dan Cost of Energy (CoE) dengan cara membandingkan dua strategi pengontrolan yaitu Load Following (LF) dan Cycle Charging (CC). Hasil dari simulasi ini menunjukkan bahwa di pulau Binongko sistem yang paling optimal adalah Load Following (LF) dengan nilai NPC dan CoE sistem sebesar $10.403.580 dan $0.143, dimana jika dibandingkan dengan strategi pengontrolan CC nilai dari NPC dan CoE nya cenderung lebih besar dibanding LF. Adapun kapasitas PLTS di Pulau Binongko mencapai 2.362 kW serta mampu memproduksi energi listrik sebanyak 4.045.095 kWh dalam satu tahun. Modal yang dibutuhkan untuk membangun sistem PLTS tersebut yaitu Rp 51.557.015.755,414. Pada PLTS, sistem pembangkitan elektriknya memerlukan biaya investasi yang sangat besar di awal. Jumlah modul PV yang dibutuhkan sistem yaitu sebanyak 7.870 modul PV dengan modul PV yang digunakan jenis kristalin dengan daya 300 Wp dan tegangan 36.2 V, serta lahan yang dibutuhkan untuk modul PV ini yaitu seluas 1.5271 Ha.

Electrical energy is one of the important factors to develop the potential that exists in an area, including the potential that exists on Binongko Island. The Solar Power Plant will be integrated with PLN's PLTD system on Binongko Island and simulated with HOMER software. The study was conducted to determine the most optimal system by looking at the Net Present Cost (NPC) and Cost of Energy (CoE) by comparing two control strategies, namely Load Following (LF) and Cycle Charging (CC). The results of this simulation show that on Binongko Island the most optimal system is Load Following (LF) with system NPC and CoE values of $10,403,580 and $0.143, when compared to the CC control strategy, the values of NPC and CoE tend to be greater than LF. The PLTS capacity on Binongko Island reaches 2,362 kW and is capable of producing 4,045,095 kWh of electrical energy in one year. The capital needed to build the PLTS system is Rp. 51,557,015,755,414. In PLTS, the electricity generation system requires a very large initial investment cost. The number of PV modules required by the system is 7,870 PV modules with crystalline PV modules used with a power of 300 Wp and a voltage of 36.2 V, and the land required for this PV module is 1,5271 Ha."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Amba
"Pulau Kawaluso merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia dengan jarak dari kota tahuna sejauh 68 KM atau 5 jam menggunakan kapal dari Ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe, Tahuna. Saat ini kelistrikan di Pulau Kawaluso dipasok oleh pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan kapasitas 200 kW. Kondisi ini menyebabkan Pulau Kawaluso teraliri listrik 11 hingga 12 jam perharinya. Sehingga di perlukan tambahan pembangkit agar listrik di Pulau kawaluso menyala 24 jam penuh. Oleh karena itu dibutuhkannya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebagai tambahan daya untuk pulau kawaluso dan mengurangi biaya pokok produksi Pembangkit listrik tenaga diesel. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Levelized Cost of Energy (LcoE). Hasil analisis menunjukkan bahwa hibrida antara PLTD dengan PLTS 63 dan 66 kWp memiliki nilai Life Cycle Cost (LCC) dan Cost of Energy (COE) sebesar Rp . 18.784.540.550 dan Rp. 17.405.519.355 serta COE sebesar Rp. 6.870 / kWh. dan Rp. 6.366 / kWh maka nilai Net Present Value (NPV) yang didapatkan bernilai positif dan investasi layak untuk dijalankan. Internal rate of return yang didapatkan sebesar 24% untuk 63 kWp dan 14% untuk 66 kWp serta Payback period membutuhkan waktu 4 tahun dan investasi layak untuk dijalankan

Kawaluso Island is one of the outermost islands in Indonesia with a distance of 68 KM from the city of Tahuna or 5-10 hours by boat from the capital of the Sangihe Islands Regency, Tahuna. Currently, electricity on Kawaluso Island is supplied by a diesel power plant (PLTD) with a capacity of 200 kW. This condition causes Kawaluso Island to be electrified 12 hours per day. So that additional sources of power plant are needed so that the electricity on Kawaluso Island is on 24 hours a day. Therefore, a solar power plant (PLTS) is one of alternative as additional power for Kawaluso Island and reduces the cost of production. The method used in this study uses the Levelized Cost of Energy (LcoE) method. The results of the analysis show that the HYBRID between PLTD and PLTS 63 kWp and 66 kWp has a Life Cycle Cost (LCC) value of IDR 18.784.540.550 and IDR 17.405.519.355 with Cost of Energy (COE) of IDR 6.870 and IDR 6.366/kWh. Net Present Value (NPV) obtained is positive. Interest of Rate for 63 kWp Solar power plant is 23% and for the 66 kWp Solar Power Plant is 19%. And the payback period is 4 years of investment and is categorized as feasible to continue."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library