Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karel Jurniadi
"Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum, tradisi budaya, dan urgensi pendidikan multikultural di sekolah Kota Singkawang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan bentuk strategi studi kasus terpancang. Sumber data yang digunakan yaitu informan, tempat dan peristiwa, dokumen, serta literatur. Validitas data menggunakan triangulasi dan teknik analisa data menggunakan teknik analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan multikultural di Kota Singkawang penting untuk memberikan sikap toleransi dalam kehidupan plural masyarakatnya. Salah satu bentuk pendidikan berupa penyelenggaraan upacara tradisi budaya yang dimasukkan dalam materi pelajaran di sekolah."
Kalimantan Barat: Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat, 2018
900 HAN 1:2 (2018) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Khotimah
"Human Resources (HR) is one of the potential sources for building non-military defense forces for Indonesia. However, the condition of Indonesian human resources has many challenges amid the existing pluralistic conditions of society. One of them is by creating a community that is united in national pluralism. The research method used in this study is literature study and observation of previous research. The result is an analysis on the use of local wisdom in managing renewable energy towards energy independence to support national defense forces, through the application of the basic principles of community participation which include: (1) The community mobilizes and facilitates other communities to provide energy independently and contribute to the growth of people's economy in support of national defense; (2) Management of renewable energy through community participation is expected to not only be a normative suggestion, but must be strengthened with regulations that regulate the active involvement of the community in supporting the achievement of 23% renewable energy mix program by 2025."
Bogor: Indonesia Defense University, 2018
355 JDSD 8:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hassan Rezai Baghbidi
"This paper gives a brief outline of Persian plural markers from a historical point of view. It starts with an overview of Old Persian nominal inflection, and goes on with the emergence of plural markers in Middle Persian. Then New Persian plural markers, from the early Islamic period to the present, will be discussed. Arabic-based plural suffixes and such phenomena as irregular plurals and double plurals will also be touched upon."
Osaka: Graduate School of Language and Culture, Osaka University, 2019
400 FRO 2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Alizar
"Meskipun usia serikat pekerja di Indonesia sudah hampir 100 tahun namun sampai saat mi masih lemah clan beluni menjadi kekuatan yang handal dalam memperjuangkan aspirasi clan kesejahteraan pekerja Diratifikasinya Konvensi ILO No 87 Tahun 1948 pada tahun 1998 telah membawa perubahan mendasar clan menimbulkan paradigma baru dalam hubungan industrial di tanah air Hal mm ditandai dengan berdirinya 37 federasm serikat pekerja 56 serikat pekerja BUMN clan ratusan serikat pekerja perusahaan swasta nasional (data sampam akhir tahun 2000) Namun secara substantif sampam saat mi belum memberikan perubahan berarti terhadap kehidupan buruh.
Penelitian mm dilakukan dengan memakai data sekunder dan primer Data sekunder clan BPS clan Depnaker dengan metode analisa kuantitatif menggunakan teknik statistik sederhana Data primer mengambml kasus di JABOTABEK dengan 60 responden yang bersifat trmpartit yaitu pekerja/serikat pekerja pengusaha clan pemermntah dengan memakai analisa kualitatif Sampel yang dipilih untuk pekerja/buruh clan pengusaha adalsh perusahaan yang sudah ada serikat pekerja/buruhnya ada KKB dan bersifat padat karya sedangkan untuk pejabat yaitu yang terkait dengan ketenagakerjaan Sebagam data pendukung dilakukan pula diskusi kelonipok secara mendalam dengan 80 pekerja/buruh clan berbagai perusahaan di empat lokasi di JABOTABEK.
Dan analisis yang dilakukan baik yang didasarkan atas tulisan atau lmteratur maupun temuan di lapangan menunjukkan bahwa lemahnya gerakan serikat pekerja di Indonesia secara umum di pengaruhi antara lain kondisi ketenagakerjaan yang tidak seimbang yaitu besarnya jumlah angkatan kerja tmnggmnya angka pengangguran tingkat SMTA kebawah clan kondisi ekonomi makro yang menurun Faktor lain perjuangan serikat pekerja cenderung bersifat partial kurang terkoordinasi clan komprehensif serta Iebih banyak melakukan aktivitas politik clan pada kegiatan pokoknya Sebab latnnya serikat pekerja di satukan dalam wadah tunggal.
Temuan di lapangan menunjukkan meskipun pada beberapa perusahaan dampak positif serikat pekerja plural telah dirasakan pekerja namun masalah yang dihadapi pekerja juga masih banyak Dampak positif serikat pekerja plural antara lain meningkatnya keinginan para pekerja/buruh untuk mendirikan serikat pekerja mendorong serikat pekerja yang ada lebih aktif melakukan kegiatan serta mendorong kenaikan upah clan kesejahteraan pekerja/buruh pelaksanaan KKB clan produktivitas serta mendorong tumbuhnya demokrasi industrial dan fungsi lembaga bipartit Masalah yang dihadapi ialah tekananhintimidasi kepada pekerja/buruh agar tidak mendirikan serikat pekerja tekanan agar tidak melakukan aksi-aksi massal sistem kerja kontrak clan sub kontrak yang banyak dilakukan perusahaan menjadikan UMR sebagai upah standar clan pembayaran upah di bawah UMR serta disiplin clan eksploitasi tenaga buruh secara berlebihan."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chew, Fong Peng
Malaysia: National Department For Culture and Arts, 2009
306.440 959 5 CHE c I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"[Budaya Indonesia tidak bisa dilepaskan dari budaya agama, bahkan budaya agama sudah mengakar sejak awal kedatangan generasi pertama di negeri ini. tapi dalam tahun-tahun belakangan ini agama sering dijadikan alat oleh sekelompok orang untuk melakukan tindak kekerasan, munculnya radikalisme, dan fundamentalisme yang menegasikan the other. Suatu fenomena yang sangat menyedihkan sekali, jika dibandingkan dengan kondisi kehidupan beragama di masyarakat Indonesia pada masa klasik. Dalam khazanah ilmu-ilmu social modern, agama ternyata tidak dikaitkan dengan konflik, melainkan lebih kepada integrasi dan harmoni. Di Indonesia agama, khususnya Islam telah menjadi satu dasar pemersatu yang penting, dan mampu beradaptasi dengan budaya setempat, sehingga agama menjadi system pemertahanan kultur dan harmoni. Selanjutnya agama Islam tidak hanya berfungsi sebagai priestly religion, sebagai penyanggsa status qua, tetapi ia juga berfungsi sebagai propethic religion, yang menjadi model mobilisasi massa untuk menggerakan perubahan. Tulisan ini bertujuan mendiskripsikan bagaimana nilai luhur dan ideal dalam agama pada masa klasik di Indonesia telah menjadi sumber pemertahanan kultur dan harmoni dalam relasi pergaulan sesama, yakni Indonesia yang bineka tunggal ika. Gambaran data sejarah agama pada masa klasik di Indonesia dipandang penting untuk merekonstruksi masyarakat Indonesia yang plural dan multikultural pada masa sekarang dan akan datang., Indonesian culture can not be separated from religious culture. Religious culture had been in this state since the first generation. But recently the face of moderate religion turned into a radical religion. The rise of radicalism is increasingly enforcing to negate the other.
In the discourse of modern social sciences, religion is not associated with the conflict, but rather to the integration and harmony. The religion in Indonesia, especially Islam is capable to adapt the local culture, thus showing a harmony. So the role of religion as an institution of the priesthood__creating a harmony in society at one hand__and on the other hand plays a role as a prophetic religion, as liberator force.
This paper aims to describe how the values ​​and ideals in religion have become a source of preservation of culture and harmony in Indonesian society as in the past and construct the plural dan muliticultural society in Indonesia in the future.]"
[, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia],
MK-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bramasta Putra Redyantanu
"Disertasi ini merupakan hasil penelusuran rekonsiliasi aktual-virtual pada praktik spasial arsitektur. Penelitian ini bertujuan memosisikan kembali wacana arsitektur terkait relasi space dan place dalam gagasan multi spasial. Gagasan multi spasial mendorong pemahaman arsitektur dari spasial tunggal, menjadi spasial plural yang hadir secara paralel. Kondisi aktual merujuk pada spasial material, sedangkan kondisi virtual merujuk pada spasial yang berelasi dengan pemikiran (ingatan, persepsi dan pengalaman). Aktual-virtual pada penelitian ini tidak hanya sebagai kondisi, melainkan juga penelusuran potensinya sebagai relasi dan operasi antara. Penelitian ini mengungkap bagaimana relasi aktual-virtual terjalin, dalam praktik multi spasial plural dan paralel beserta penelusuran aspek dan potensinya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Model penelitian memakai studi multi kasus. Penelitian berbasis perancangan ini dilakukan dengan kolaborasi observasi empiris lapangan, dengan eksplorasi generatif berbasis kecerdasan buatan. Perluasan pengetahuan merupakan hasil dari artikulasi dan refleksi kedua proses tersebut. Praktik spasial pameran merupakan studi kasus model spasial aktual-virtual. Sedangkan praktik spasial permainan merupakan studi kasus model spasial aktual. Eksplorasi generatif menjadi cara untuk melihat kemampuan praktik spasial mengilustrasikan terjadinya multi spasial pada keduanya. Pada kasus pameran, aspek generatif mengilustrasikan transisi iterasi multiplikasi spasial yang terjadi. Sedangkan pada kasus permainan, aspek generatif merupakan proyeksi ragam multi spasial paralel plural dari objek spasialnya. Gagasan portal menjadi konsep untuk mendemonstrasikan temuan dari penelitian rekonsiliasi aktual-virtual ini. Operasi objek dan turunannya dalam susunan prompt generatif mendefinisikan gagasan portal aktual-virtual. Gagasan portal mencakup melalui tiga komponen utama, yaitu atribut cerminan kolaboratif, transisi lintasan multiplikasi, serta proyeksi spasial spekulatif. Temuan ini mengekspansi pemahaman arsitektur sebagai spasial tunggal, mengarah pada multi spasial plural dan paralel. Pengetahuan operasi multi spasial ini memosisikan kembali pemahaman space dan place pada penekanan relasi dan operasi aktual-virtual. Pengetahuan multi spasial membuka peluang artikulasi, modifikasi dan adaptasi kembali ruang hidup manusia.
......This dissertation investigates the concept of actual-virtual reconciliation within architectural spatial practices. It seeks to reposition the discourse on the relationship between space and place in architecture by introducing the idea of the multi-spatial. This framework challenges the traditional singular conception of space, instead proposing a pluralistic understanding where multiple spatial realities exist in parallel. The actual condition refers to space's physical and material dimensions, while the virtual condition encompasses the realm of mind and thought, including memory, perception, and experience. This research focuses on the actual-virtual condition and explores its potential as a framework for understanding the interplay and operations within these interwoven spatial realms. By examining the connections between the actual and virtual in the context of multi-spatial practices, the dissertation aims to reveal the multifaceted nature of this relationship and its potential for shaping architectural design. This research is a qualitative method. The research model uses a multi-case study. This design-based research is conducted using collaboration between empirical field observation and artificial intelligence-based generative exploration. Knowledge development results from the articulation and reflection of these two processes. Exhibition spatial practice is a case study of actual-virtual spatial models. In contrast, the spatial practice of the game is a case study of the actual spatial model. Generative exploration is a form of seeing the ability of spatial practices to illustrate the occurrence of multi-spatiality in both. In the exhibition case, the generative aspect demonstrates the transition of spatial multiplication iterations that occur. In the case of the game, the generative element is a projection of the plural parallel multi-spatial variety of its spatial objects. This research leverages the portal concept to illustrate the findings on actual-virtual reconciliation. The portal is operationalized through the interplay between objects and their derivatives within the generative prompt array. Three key components define this actual-virtual portal: collaborative mirroring attributes, multiplicative trajectory transitions, and speculative spatial projections. These findings challenge the singular conception of architecture, instead revealing a framework of plural and parallel multispatiality. This newly acquired knowledge of multi-spatial operations repositions our understanding of space and place, with a renewed emphasis on actual-virtual relations and operations. Ultimately, multi-spatial knowledge opens gates for the articulation, modification, and re-adaptation of human living spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Linda Martin Alcopff bersikap kritis terhadap klaim -klaim atas kebenaran, baik yang berasal dari tradisi filsafat kontinental, maupun dari tradisi filsafat analitik. Kritik Alcopff terhadap tradisi filsafat kontinental tertuju pada klaim tradisi tersebut mengenai kebenaran yang absolut. Sementara itu, kritik sebaliknya ditujukan kepada tradisi filsafat analitik yang menjunjung tinggi fakta keberagaman klaim atas kebenaran sehingga cendrung merelatifkan kebenaran. Baik absolut maupun relatif, kedunya terperosok masuk ke dalam kesewenang-wenangan, karena putusan atas kebenaran hanyalah berlandasan pada perkara representasi: menempatkan manusia sebagai subjek (agen) penahu yang netral atau agen transendental dalam proses penahu. ..."
DRI 37:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fio P Hasyim
"Konflik antara ilmu pengetahuan dan agama, berawal dari pencarian manusia akan kebenaran. Pemikiran manusia dalam mencari kebenaran diawali oleh bangsa Yunani dalam mitos mengenai alam semesta sebagai awal dari kegiatan berpikir secara filosofis. Kemudian, seiring dengan perkembangan pemikiran, terjadi pergeseran objek pemikiran tentang kebenaran, dari alam semesta menuju ke manusia itu sendiri sebagai ukuran kebenaran. Selanjutnya, manusia mulai berpikir, bahwa ada substansi lain yang melampaui dirinya dan alam semesta (rasionalisme). Pada tahapan ini, agama tradisional mulai berkembang, dan mempertanyakan tentang keberadaan Tuhan. Agama lalu menyingkirkan filsafat dengan kebenaran dogmatis-absolutnya, meng-klaim bahwa dirinya merupakan jalan keselamatan bagi manusia didukung dengan kepercayan akan wahyu. Pada periode yang berlangsung relatif lama, agama telah menjelma menjadi lembaga otoritatif dan sumber legitimasi bagi tindakan kekerasan terhadap mereka yang berada di luar agama. Tesis ini bertujuan untuk memahami landasan yang mendasar tentang kepercayaan terhadap agama secara filosofis, terkait dengan klaim terhadap kegagalan agama dalam kehidupan manusia yang pada akhirnya membuka jalan bagi ilmu pengetahuan untuk menggantikan fungsi atau peran agama bagi kehidupan. Fenomena konflik dan kekerasan antar umat beragama yang berbeda telah mengecewakan dan meruntuhkan harapan manusia terhadap fungsi agama dalam kemanusiaan. Manusia berpaling dari kebenaran agama kepada kebenaran ilmu pengetahuan yang objektif dan universal (empirisme). Ilmu pengetahuan berhasil membantu membangun peradaban manusia dengan dahsyat, melalui teknologi canggih. Namun, pada akhirnya, teknologi tidak memuaskan kebutuhan manusia akan kebenaran, melainkan membuat manusia terasing dalam lingkungannya sendiri. Filsafat pragmatisme kemudian hadir untuk menengahi konflik kebenaran antara rasionalisme dan empirisme yang telah berlangsung sepanjang peradaban manusia itu sendiri. Menurut pragmatisme, William James, konsep kebenaran terletak pada manfaat dari gagasan apapun, baik rasional maupun empiris, sejauh memberikan kegunaan praktis yang mendorong manusia melakukan tindakan positif dalam menciptakan kehidupan yang teratur dan damai. Pragmatisme, dengan metode empirisme radikalnya, membuka seluas-luasnya realitas yang dapat membuktikan kebenaran dari sebuah gagasan, yaitu dalam pengalaman individu. Pengalaman dalam metode empirisme radikal, meliputi pengalaman inderawi dan perasaan, serta kecenderungan non-inderawi, sebagai upaya melepaskan diri dari konflik pemahaman kebenaran yang dikotomis.

Conflict between science and religion originated from the human, search for the truth. Human thought in the search for truth begins by Greeks in the myth about the beginning of the universe as philosophically thinking activities. Then, along with the development of thought, there was a shift objects of thought about the truth of the universe toward the man himself as the measure of truth. Subsequently, humans began to think that the other substances that exceed himself and the universe (rationalism). At this stage, traditional religion began to flourish questioned about the existence of God. Religion removes philosophy with its absolutes dogmatic of truth, claiming that he is the way of salvation for mankind is supported by the belief in revelation. In the period that lasted a relativity long time, religion has been transformed into an authoritative institution and source of legitimacy for acts of violence against those who are outside of religion. This thesis aims to understand the fundamental basis of religious belief is philosophically related to claims against the failure of religion in human life which eventually paved the way for science to replace the function or role of religion in our lives. The phenomenon of conflict and violence between different religious communities have been disappointing and undermined human expectations about the functions of rand religion in humanity. Humans turned away from religious truth to the truth of science as objective and universal (empiricism). Science has helped build human civilization with the sweeping, trough advanced technology. However, in the end, the technology does not satisfy the human need for truth, but makes a man isolated in his own environment. Pragmatism philosophy then present to accompany the conflict between rationalism and empiricism truth which has lasted throughout human civilization itself. According Pragmatism of William James, the concept of truth lies in the benefit of any idea either rational or empirical as far as providing a practical usability that encourages people to positive action in creating an orderly and peaceful life. Pragmatism by the radical empiricism method, the widest opening of reality that can prove the truth of an idea, namely the individual?s experience. Experience in the method of radical empiricism, including sensory experience and feeling, and non-sensory tendencies, as an effort to break away from understanding the dichotomous conflict."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27902
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library