Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Brigitta Priscillia
"Public space is one of the most important elements of a city that is established to accommodate human activities. The strong bond between humans and places is a result of space utilization that gives opportunity for users or visitors to come together and benefit the spatial settings as social and physical meaning of the space. Pantjoran PIK has become one of the most viral culinary centers located in the Pantai Indah Kapuk area whose architectural appearance is inspired by Zhangzhou City. The new nuances of Chinatown were officially opened as a public space that serves murals and knick knacks as educational purposes of the original atmosphere in China’s markets. PIK’s Pantjoran serves not only commercial but also historical meaning through its characters and spatial settings that are able to communicate with visitors that forms their spatial experience. Through public space, it shows how humans possess a habit to seek potential in making use of spatial elements. Supported by James J. Gibson theory as a basis, the potential of the social and physical meaning of the space in which could be utilized and benefit by humans are called as Affordances. Through Affordances, every space, object or event might have a potential and purpose it can bring to humans. By means, Affordances contributed in the formation of patterns of use in a space, for example Pantjoran PIK.
Ruang publik merupakan salah satu elemen terpenting sebuah kota yang didirikan untuk mewadahi aktivitas manusia. Ikatan yang kuat antara manusia dan tempat merupakan hasil pemanfaatan ruang yang memberikan kesempatan bagi pengguna atau pengunjung untuk berkumpul dan beraktivitas melalui setting spasial dalam makna sosial dan fisik ruang. Manusia mempunyai karakter untuk selalu melihat potensi dalam pemanfaatan ruang dan sekitarnya. Maka dari itu, bagaimana elemen spasial pada ruang public mempunyai kualitas untuk menunjukan potensi penggunaannya dapat disebut sebagai Affordances. Hal tersebut didukung oleh pemaparan studi kasus pada Pantjoran PIK, yang merupakan salah satu pusat kuliner yang sedang naik daun. Terletak di kawasan Pantai Indah Kapuk, tampilan arsitektur ruang publik ini terinspirasi dari Kota Zhangzhou di Cina. Pecinan bernuansa baru ini resmi dibuka sebagai ruang publik yang menyajikan makna komersial dan makna historis melalui karakter dan setting spasialnya yang mampu berkomunikasi dengan pengunjung yang membentuk pengalaman spasial mereka. Melalui Affordances, setiap ruang, objek, atau peristiwa mungkin memiliki potensi dan tujuan yang dapat dibawanya kepada manusia. Dengan kata lain, Affordances berkontribusi dalam pembentukan pola penggunaan dalam suatu ruang, misalnya Pantjoran PIK."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dewi Anjani Budaya
"Fenomena domestikasi pada ruang urban merujuk pada adaptasi dan penggunaan ruang-ruang publik perkotaan untuk memenuhi kebutuhan domestik, seperti pengasuhan anak. Dalam konteks lingkungan pemukiman padat penduduk, ruang domestik tradisional sering kali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan aktivitas pengasuhan anak. Oleh karena itu, ibu-ibu di kawasan urban memanfaatkan ruang publik informal seperti jalan, gang, atau ruang kosong antara rumah-rumah yang padat sebagai perluasan dari ruang domestik mereka. Metodologi yang digunakan dalam skripsi ini mencakup observasi lapangan, wawancara berbagai narasumber, dan analisis spasial untuk memahami bagaimana ibu dan anak dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan ruang publik kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik pengasuhan anak di ruang publik kota terjadi karena adanya peleburan batas antara ruang publik atau privat pada ruang kota. Kualitas ruang urban, mekanisme domestikasi pada ruang urban, serta pola penggunaan ruang publik informal adalah beberapa aspek yang dapat memengaruhi praktik pengasuhan anak yang terjadi di ruang publik kota. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang bagaimana ruang publik dapat berfungsi sebagai perpanjangan dari ruang domestik, serta implikasinya bagi desain dan perencanaan kota yang lebih inklusif dan ramah keluarga.
The phenomenon of domestication in urban spaces refers to the adaptation and use of urban public spaces to meet domestic needs, such as childcare. In densely populated residential areas, traditional domestic spaces often fall short of meeting the needs for childcare activities. Consequently, mothers in urban areas utilize informal public spaces like streets, alleys, or empty spaces between densely packed houses as extensions of their domestic space. The methodology used in this thesis includes field observations, interviews with various sources, and spatial analysis to understand how mothers and children adapt to and interact with urban public spaces. The research findings indicate that childcare practices in urban public spaces occur due to the blurring of boundaries between public and private spaces in the city. The quality of urban spaces, mechanisms of domestication in urban areas, and patterns of informal public space usage are some aspects that can influence childcare practices in urban public spaces. This research contributes to the understanding of how public spaces can function as extensions of domestic spaces and its implications for more inclusive and family-friendly urban design and planning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library