Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iqbal Dharmaputra
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S33902
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Mangapul Parlindungan
Abstrak :
Kawasan di sepanjang Jalan Raya Bogor meliputi, Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sukmajaya yang merupakan wilayah lokasi industri yang bertumbuh dan berkembang secara alami (artinya pada awalnya tidak ada campur tangan pemerintah) yang merupakan limpahan dan ketidaksiapan infrastruktur pada kawasan industri Pulogadung. Tujuan dari penelitian, yaitu: (1) Untuk mengetahui pola keruangan (spasial) persebaran industri sedang; (2) Untuk mengetahui tenaga kerja industri sedang pada masyarakat menetap; Pertanyaan penelitian yang dapat dikedapankan adalah: (1) Di mana terdapat lokasi industri sedang dan bagaimana pola keruangan (spasial) persebaran industrinya di sepanjang Jalan Raya Bogor? dan (2) Berapa banyak tenaga lokal terserap pada kegiatan industri sedang? Metode penelitian berupa ex post facto, dan survai lapangan. Metode yang dipergunakan untuk memilih sampel pekerja industri sedang dan tipologi lingkungan industrinya ialah dengan kombinasi purposive sampling dan simple random sampling. Analisisnya berupa overlay peta dan analisis tetangga terdekat. Kesimpulan (1) Lokasi industri skala sedang di wilayah penelitian, terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Tugu, Mekarsari, Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, Cisalak, dan Sukamaju dengan pola keruangan/spasial persebaran industrinya di sepanjang Jalan Raya Bogor mengikuti pola penataan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kodya Jakarta Timur dan Kota Depok. Pola keruangan persebaran industrinya yang mengelompok (cluster pattern) dengan nilai indeks skala T (0 - 0,7), terdapat di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar, Cilangkap, dan Cisalak; Pola keruangan persebaran industrinya yang tidak merata/acak (random pattern) dengan nilai indeks skala T (0,7 - 1,4), terdapat di wilayah Kelurahan Tugu, Mekarsari, Sukamaju Baru, dan Jatijajar; Pola keruangan persebaran industrinya yang merata (dispersed pattern/uniform) dengan nilai indeks skala T (1,4 - 2,1491), terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug, dan Sukamaju. (2) Tenaga kerja lokal yang terserap pada kegiatan industri berdasarkan pada tingkat pendidikan, adalah sebagai berikut: pada tingkat pendidikan menengah (SLTP/Sederajat dan SMU/Sederajat) 62,04%, kemudian tingkat pendidikan rendah (SD/Sederajat) dan tinggi (D3 dan S1), sedangkan tingkat pendidikan sangat rendah atau tidak sekolah mempunyai jumlah yang relatif sedikit 2,81% dari jumlah total respoden pekerja industri.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kustiana Nur Ekawati
Abstrak :
Pendahuluan: Saat ini masyarakat di dunia, termasuk Indonesia sedang menghadapi pandemi COVID-19. Sejak ditetapkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia sampai 21 Mei 2022, penderita COVID-19 sebanyak 6.052.36 kasus dan 156.519 diantaranya meninggal dunia. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan kasus COVID-19 paling banyak kedua pada tahun 2020 dan peringkat ketiga pada tahun 2021. Case Fatality Rate Provinsi Jawa Timur meningkat dari tahun 2020-2021 yaitu dari 6,9 menjadi 7,4 dan masuk dalam dua provinsi dengan CFR paling tinggi di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran kasus konfirmasi dan meninggal COVID-19 dan faktor risikonya di wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur secara spasial pada tahun 2020-2021. Metode: Penelitian ini adalah penelitian ekologi dengan menggunakan analisis Moran’s I. Populasi yang digunakan adalah seluruh penderita COVID-19 di Jawa Timur tahun 2020-2021 dengan satuan analisis per kab/kota. Hasil dan Pembahasan: Pola persebaran mengelompok pada tahun 2020 dan 2021 terdapat pada variabel konfirmasi COVID-19 dengan variabel persentase penderita hipertensi, persentase penderita diabetes melitus, rasio puskesmas, rasio rumah sakit rujukan COVID-19 dan rasio tenaga kesehatan. Pola persebaran mengelompok pada tahun 2020 dan 2021 terdapat pada variabel meninggal COVID-19 dengan variabel kepadatan penduduk. Fasilitas kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang berhubungan dengan kasus konfirmasi dan meninggal pada COVID-19 karena akan mempengaruhi testing, tracing serta treatment dalam penangangan COVID-19. ......Background: Indonesia is one of countries that facing COVID-19 Pandemic in the world at the moment. Since the first case of COVID-19 was determined in Indonesia until 21 of May 2022, there are 6.052.36 cases in total and 156.519 deaths. East Java is in the second place of provinces with the most case of COVID-19 in 2020 and in the third place in 2021. Case Fatality Rate of East Java increased from 2020 to 2021 which was from 6,9 to 7,4 and became one of two provinces with the highest CFR in Indonesia. Objective: this study aims to know the distribution pattern of confirmed cases and deaths of COVID-19 spatially and its risk factors in districts of East Java in 2020-2021 with unit analysis per district/city. Result and Discussion: the clustered distribution pattern in 2020 and 2021 is found in the COVID-19 confirmation variable with the variable percentage of hypertension patients, percentage of diabetes mellitus patients, ratio of community health centers, ratio of referral hospitals for COVID-19 and ratio of health workers. The clustered distribution pattern in 2020 and 2021 is found in the COVID-19 death variable with the variable of population density. Health facilities are one of the important factors related to confirmed cases and deaths of COVID-19 because it will affect the testing, tracing and treatment in handling COVID-19.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melya Rozana
Abstrak :
Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disingkat Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling terdampak oleh virus ini dengan jumlah kasus tertinggi pada tahun 2021 sejumlah 96.785 kasus. Oleh karena itu, pada tahun 2021 silam, diberlakukan kebijakan PPKM untuk menekan pola persebaran virus Covid-19 tersebut. Pada penelitian ini, akan dikaji bagaimana persebaran Covid-19 di DKI Jakarta pada periode PPKM Mikro yang berlangsung dari tanggal 9 Februari 2021 hingga 25 Juli 2021 terhadap faktor lingkungan, yaitu kualitas udara serta faktor sosial, yaitu kepadatan penduduk, keberadaan transportasi umum, dan sirkulasi penduduk (penduduk keluar masuk). Selama periode ini, nantinya pola persebaran virus Covid-19 akan dianalisa menggunakan bantuan GIS atau Geographic Information System dengan metode hot spot analisis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penderita Covid-19 di DKI Jakarta pada periode PPKM Mikro lebih banyak berdomisili di kecamatan yang terletak di pinggiran Jakarta atau yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Sedangkan kecamatan yang terletak di bagian tengah Jakarta, persebarannya cenderung terkendali. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran Covid-19 seperti faktor lingkungan alam dan sosial, diketahui tidak memiliki pengaruh dan signifikansi yang kuat terhadap tiap faktor yang diduga mempengaruhi persebaran Covid-19 di DKI Jakarta. ......Corona Virus Disease 2019, commonly abbreviated as Covid-19, is an infectious disease caused by SARS-CoV-2. DKI Jakarta Province is one of the provinces in Indonesia most affected by this virus, with the highest number of cases in 2021 totaling 96,785 cases. Therefore, in 2021, the PPKM policy was implemented to suppress the pattern of the spread of the Covid-19 virus. In this study, it will be studied how the spread of Covid-19 in DKI Jakarta occurred during the Micro PPKM period, which took place from February 9th, 2021, to July 25th, 2021,regarding environmental factors, namely air quality, and social factors, namely population density, availability of public transportation, and circulation residents (population in and out). During this period, the pattern of the spread of the Covid-19 virus will be analyzed with the help of GIS, or Geographic Information System, using the hot spot analysis method. The results of this study indicate that more sufferers of Covid-19 in DKI Jakarta during the Micro-PPKM period lived in sub-districts located on the outskirts of Jakarta or directly adjacent to West Java Province. While the sub-districts are located in the central part of Jakarta, their distribution tends to be controlled. The factors that influence the spread of Covid-19, such as natural and social environmental factors, are known to have no strong influence or significance for each factor that is suspected of influencing the spread of Covid-19 in DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunan Junda Arsyi
Abstrak :
Baturraden merupakan kawasan wisata yang memiliki keindahan alam yang masih terjaga hingga sekarang. Perkembangan wisata Baturraden mendorong berdirinya berbagai fasilitas sekunder yang dapat menunjang kebutuhan wisatawan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran fasilitas sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi lapang dan wawancara mendalam kemudian dilakukan analisis spasial dan statistik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pola persebaran fasilitas sekunder adalah seragam. Pola ini terlihat karena letak fasilitas wisata sekunder yang sejajar memanjang jalan. Pola persebaran fasilitas wisata sekunder mempengaruhi besaran pendapatan yang diperoleh. Jika dibandingkan antar jarak dari Lokawisata Baturraden maka semakin dekat dengan Lokawisata Baturraden semakin besar pendapatan yang diperoleh dan sebaliknya. ......Baturraden is Tourism region which has a beautiful landscape. The Development of tourism Baturraden has motivate tourism facilities that can provided tourist need. The purpose of this study was to determine the distribution patterns of secondary facilities. The method used in this study of field observation and private interviews than conducted spatial analysis and statistics. The results showed that the pattern is a uniform distribution of secondary facilities. This pattern has showed because the location of secondary tourism facilities is along Baturraden street . The pattern distribution of secondary tourism facilities affect income them. If the comparison by distances from the Lokawisata Baturraden that the distances is shortest so the income is biggest.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1079
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Arif Pambudi
Abstrak :
Bentang alam Karst Gunung Sewu merupakan bentang alam karst tropis yang telah mengalami karstifikasi lanjut. Tingginya porositas dan permeabilitas sekunder membuat keberadaan air permukaan sulit ditemukan. Namun demikian, di balik krisis air permukaan bentang alam Karst Gunung Sewu menyimpan potensi aliran air bawah tanah dan destinasi wisata minat khusus. Penelitian pola persebaran dan morfometri mulut gua di bentang alam Karst Gunung Sewu merupakan penelitian awal untuk mengungkap kedua potensi tersebut. Pola persebaran mulut gua di analisis menggunakan analisis tetangga terdekat dan analisis kelurusan. Morfometri mulut gua yang terdiri dari jenis, bentuk, dan ukuran mulut gua dibahas secara spasial deskriptif untuk mengetahui keterkaitannya terhadap struktur geologi dan imbuhan karst. Hasilnya, mulut gua vertikal dan horizontal memiliki pola persebaran mengelompok yang dipengaruhi oleh struktur geologi. Dibandingkan dengan pengaruh imbuhan karst, struktur geologi lebih dominan mempengaruhi bentuk dan ukuran pada mulut gua vertikal dan horizontal. ...... Gunung Sewu Karst Landscape is a tropical karst landscape that has advanced karstification. The high of secondary porosity and permeability make lack of surface water. However, in behind of surface water crisis, Gunung Sewu Karst Landscape has the potential of underground water and special interest tourism destination. This research is a preliminary study to reveal both of potency. The analytical method that used to determine of distribution pattern is nearest neighbour analysis and lineament analysis. Cave entrance morphometry that consists of type, shape, and measure is discussed in spatial descriptive to recognize of the relationship between cave morphometry with geological structure and karst recharge. The results of this research show that vertical and horizontal cave entrance has a clustered distribution pattern that affected by geological structure. Compared with karst recharge influence, geological structure is more dominant in influence the shape and size of the vertical and horizontal cave entrance.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalsa Dila Alma Putri
Abstrak :
Setu Babakan dan Situ Jatijajar merupakan destinasi wisata alam yang didalamnya memiliki fasilitas wisata dan daya tarik wisata yang perlu dikembangkan guna menaikkan kunjungan wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola persebaran fasilitas wisata yang terbentuk dan pengembangan fasilitas wisata yang terjadi pada Setu Babakan dan  Situ Jatijajar tahun 2018-2022 serta menganalisis pengaruh pengembangan fasilitas wisata terhadap kunjungan wisatawan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis statistik dan analisis spasial dengan pola keruangan mengelompok (clustered), acak (random), seragam (uniform). Hasil penelitian menunjukkan  bahwa hampir keseluruhan fasilitas wisata seperti di Setu Babakan dan Situ Jatijajar memiliki pola persebaran yang acak (random), kecuali pada fasilitas sekunder dengan pola mengelompok. Adanya peningkatan jumlah wisatawan tersebut sejalan dengan adanya fasilitas wisata yang mulai dikembangkan oleh pihak pengelola termasuk event attractionnya, asal wisatawan, serta frekuensi kunjungan. Dari peningkatan jumlah wisatawan tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengembangan fasilitas wisata di Setu Babakan dan Situ Jatijajar sangat membawa pengaruh yang baik dalam hal peningkatan jumlah kunjungan. ......Setu Babakan and Situ Jatijajar are natural tourist destinations which have tourist facilities and tourist attractions that need to be developed to increase tourist visits. This study aims to analyze the pattern of distribution of tourism facilities formed and the development of tourist facilities that occurred in Setu Babakan and Situ Jatijajar in 2018-2022 and to analyze the effect of the development of tourist facilities on tourist visits. The research method used is statistical analysis and spatial analysis with clustered, random, and uniform spatial patterns. The results showed that almost all tourist facilities such as in Setu Babakan and Situ Jatijajar had a random distribution pattern, except for secondary facilities with clustered patterns. The increase in the number of tourists is in line with the existence of tourist facilities that have begun to be developed by the management including the event attractions, the origin of tourists, and the frequency of visits. From the increase in the number of tourists, it can be said that the development of tourist facilities in Setu Babakan and Situ Jatijajar has had a very good influence in terms of increasing the number of visits.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Karina Yuffty
Abstrak :
Anak-anak cenderung mengalami risiko kematian tertinggi pada bulan pertama kehidupan. Provinsi Jawa Tengah menempati posisi pertama sebagai penyumbang kematian neonatal tertinggi secara nasional tahun 2021. Pemanfaatan sistem informasi geografis dapat digunakan untuk mengetahui hubungan faktor yang berpengaruh terhadap kematian neonatal sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses perencanaan kesehatan selanjutnya melalui aspek spasial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keterkaitan antara kematian neonatal dan determinan yang mempengaruhinya secara spasial pada tiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan spasial. Analisis spasial pada penelitian ini menggunakan teknik autokorelasi spasial menggunakan indeks moran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat autokorelasi spasial positif antar kabupaten/kota berdasarkan angka kematian neonatal di Provinsi Jawa Tengah. Pola persebaran mengelompok terbentuk pada Variabel BBLR, cakupan komplikasi kebidanan tangani, cakupan komplikasi neonatal ditangani, cakupan kunjungan antenatal (K4), puskesmas, ketinggian wilayah, dan kerapatan jalan terhadap kematian neonatal. Variabel komplikasi neonatal ditangani dan variabel ketinggian wilayah secara signifikansi menunjukkan ada interaksi spasial terhadap kematian neonatal. Wilayah yang berisiko tinggi antara lain Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Wonosobo. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah perlu meningkatkan pemantauan pada wilayah berisiko tinggi, peningkatan sumber daya manusia kesehatan dan sarana prasarana di dataran tinggi, serta penguatan pelaksanaan program P4K untuk memperkecil risiko komplikasi yang dapat berdampak pada kematian bayi baru lahir. ......Children tend to experience the highest risk of death in the first month of life. Central Java Province occupies the first position as the highest contributor to neonatal mortality nationally in 2021. Utilization of geographic information systems can be used to determine the relationship of factors that influence neonatal mortality so that it can be taken into consideration in the next health planning process through spatial aspects. The purpose of this study was to determine the relationship between neonatal mortality and the determinants that affect it spatially in each district/city in Central Java Province in 2021. This study used an ecological study design with a spatial approach. Spatial analysis in this study uses spatial autocorrelation techniques using the Moran index. The results showed that there was a positive spatial autocorrelation between districts/cities based on neonatal mortality in Central Java Province. The clustered distribution pattern is formed on the LBW Variable, coverage of obstetric complications handled, coverage of neonatal complications treated, coverage of antenatal visits (K4), health center, area altitude, and road density on neonatal deaths. The neonatal complications variable was treated and the regional altitude variable significantly showed that there was a spatial interaction with neonatal death. Areas that are at high risk include Purbalingga Regency, Banjarnegara Regency, and Wonosobo Regency. The conclusion that can be drawn is that it is necessary to increase monitoring in high-risk areas, increase health human resources and infrastructure in the highlands, and strengthen the implementation of the P4K program to minimize the risk of complications that can impact on newborn mortality.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilwa Amalia Kirana
Abstrak :
Pembangunan yang terjadi di Kota Bogor beberapa tahun terakhir telah menjadi salah satu perhatian besar publik. Jalan Achmad Adnawijaya atau yang biasa dikenal dengan Jalan Pandu Raya merupakan salah satu jalan arteri sekunder yang terbentang di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara. Sejak tahun 2010, koridor jalan ini telah mengalami pembebasan lahan dari perumahan menjadi kawasan komersial dan banyak ditumbuhi oleh kafe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran kafe berdasarkan karakteristik kafe dan karakteristik lokasinya di Jalan Pajajaran dan Jalan Achmad Adnawijaya, serta hubungan pola persebaran kafe dengan karakteristik pengunjungnya. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan spasial dengan menggunakan metode Nearest Neihbour Analysis (NNA) Linear dengan tools Ripley’s K Function pada aplikasi ArcMap 10.8, serta analisis crosstab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir keseluruhan segmen jalan memiliki kafe dengan pola persebaran acak, kecuali pada segmen jalan 1B dengan pola mengelompok. Karakteristik kafe di seluruh segmen jalan didominasi oleh rating sangat tinggi dengan penamaan berupa bahasa asing. Kafe di Jalan Pajajaran cenderung berkumpul mendekati kawasan terbangun serta pola ruang sub kawasan Karsten Plan dan Kebun Raya, pada Jalan Achmad Adnawijaya dikelilingi oleh permukiman dan perkampungan awal Kota Bogor. Adapun hubungan pola persebaran kafe dengan karakteristik pengunjungnya yang paling besar adalah faktor rating dan kemenarikan tata ruang kafe. ......The development that has occurred in bogor city in recent years has become one of the great concerns of the public. Achmad Adnawijaya Street or commonly known as Pandu Raya Street is one of the secondary arterial roads that stretches across Tegal Gundil Village, North Bogor District. Since 2010, this street corridor has undergone land acquisition from residential to commercial areas and is overgrown with cafes. This study aims to determine the distribution pattern of cafes based on the characteristics of cafes and the characteristics of their location on Pajajaran Street and Achmad Adnawijaya Street, as well as the relationship between café distribution patterns and the characteristics of their visitors. The research method used is descriptive and spatial analysis using the Linear Nearest Neihbour Analysis (NNA) method with Ripley's K Function tools in the ArcMap 10.8 application, as well as crosstab analysis. The results showed that the entire street segment had a café with a random distribution pattern, except for the 1B street segment with a clustering pattern. The characteristics of cafes in all segments of the street are dominated by very high ratings with naming in the form of foreign languages. Cafes on Pajajaran Street tend to gather close to the built-up area and the pattern of the Karsten Plan and Botanical Garden rooms, on Achmad Adnawijaya Street surrounded by settlements and early villages of Bogor City. The relationship between the distribution pattern of the café and the characteristics of its visitors, the greatest is the rating factor and the attractiveness of the café layout.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina Triana
Abstrak :
Penelitian terhadap pola persebaran rumah dilakukan di Kecamatan Leuwidamar yang termasuk dalam wilayah perdesaan dengan keadaan topografi dan kehidupan sosial yang beragam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi fisik wilayah serta hubungan pola persebaran rumah dengan mobilitas penduduk, dan dilakukan dengan survey lapangan dan wawancara terhadap responden, analisis keruangan dan statistik digunakan sebagai metode analisis. Proses terbentuknya pola memanjang, mengelompok dan menyebar dipengaruhi oleh ketinggian, kemiringan lereng, jaringan jalan dan perairan darat. Hal ini menyebabkan berbagai perbedaan dan persamaan dalam hal mobilitas penduduk berkait dengan kegiatan mata pencaharian. Perbedaan paling mencolok terdapat pada intensitas dan durasi mobilitas penduduk, sedangkan persamaan terdapat pada jenis dan jarak mobilitas serta sarana transportasi penduduk. ......Research about house distribution patterns was carried out in Leuwidamar which categorized in rural area with variation of topography and society life. Research purposed to knowing effect of physical characteristic and relationship of house distribution patterns with population movements, and executed by field survey and interview to respondent, spatial and statistic analysis used as analysis method. Formed process of linear, agglomerated, and disseminated pattern effected by altitude, the angle of slope, road network, and land waterworks. This is causing variety of differences and similarities in population movements in livelihood. The most conspicuous difference contained in intensity and duration of mobility, whereas similarities contained in kind and distance of mobility and citizen?s transportation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1267
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>