Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: The Permanent Mission of the Republic of Indonesia to the UN , 1997
341.232 3 IND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.J. Wismono Wignjowinoto
Abstrak :
Pendahuluan Untuk membatasi pokok pembahasan dan untuk mendapatkan acuan yang jelas dalam pembahasan, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian ungkapan bahan-bahan strategis dari judul tesis. Bahan-bahan strategis adalah bagian dari sumber daya alam yang jumlah cadangannya terbatas, namun sangat dibutuhkan untuk kepentingan negara dan bangsa sebagai sarana pembangunan Nasional. Bahan-bahan strategis semakin menipis jumlah cadangannya karena diskeploitasi sehingga akhirnya akan menjadi bahan kritis bagi suatu negara. Setiap negara mempunyai bahan strategis yang berlainan, tergantung dari macam bahan yang diperlukan untuk pembangunan dan ada tidaknya serta jumlah cadangan bahan tersebut. Sumberdaya alam pada hakekatnya dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sumberdaya.alam hayati seperti pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, mempunyai sifat dapat diperbaharui ("renewable"); dan sumberdaya alam non-hayati seperti air, energi non-air, mineral, yang mempunyai sifat tidak dapat diperbaharui ("non renewable") kecuali air. Sumberdaya alam non-hayati mempunyai peranan penting dalam pembangunan Nasional dan jumlah cadangannya terbatas karena "non renewable", maka sumberdaya alam tersebut merupakan bahan-banan strategis. Sumberdaya alam non-hayati menghasilkan bahan-bahan mineral dan bahan-bahan energi. Bahan-bahan mineral dan energi merupakan bahan dasar untuk kehidupan suatu masyarakat modern yang berpangkal pada pertumbuhan industri sebagai komponen penting dalam produksi masyarakat. Dalam proses industrialisasi bahan-bahan mineral dan energi mempunyai peranan sangat penting, khususnya bijih besi, batubara dan minyakbumi untuk pembuatan besi baja. Industri besi baja adalah industri hulu yang diharapkan mampu menyuplai bahan baku bagi industri mesin dan aneka industri sehingga untuk kebutuhan bahan baku besi baja tidak tergantung dari luar negeri. Karena itu bahan-bahan mineral dan energi yang sifatnya "non renewable" tersebut dipandang dari negara yang sedang membangun seperti Indonesia, merupakan bahan-bahan strategis. Bahan mineral adalah segala substansi atau benda mati yang terkandung dalam bumi dan yang dapat digali. Bahan mineral meliputi mineral logam ("metals"), mineral bukan logam, dan mineral energi. Mineral logam terdiri atas logam murni (yang ferrous seperti besi, mangan, nikel, kobalt dan yang non ferrous seperti emas, perak, platina), logam dasar sifatnya non ferrous (tembaga, timah, sang, timbal), dan logam ringan bersifat non ferrous (aluminium, magnesium, titanium). Mineral bukan logam disebut juga bahan galian industri ("industrial minerals") bermanfaat untuk bahan-bahan bangunan (batukapur, kaolin), dan untuk bahan baku industri.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1988
T9662A
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulina Nityakanti Pramesi
Abstrak :
Pengembangan transportasi umum yang berkelanjutan penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan, terutama di wilayah perkotaan. Di berbagai belahan dunia, perkembangan transportasi publik yang berkelanjutan mulai menjadi perhatian. Sayangnya, pembangunan di Kota Depok belum mendapat perhatian yang serius, terutama dari pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan. Studi ini membahas ketidakmampuan Pemkot Depok dalam menjalankan proses politik yang berpihak pada lingkungan dan kesejahteraan masyarakat membuat pengelolaan transportasi berbasis jalan di Kota Depok tidak berjalan baik. Proyek BRT dan JRC diambil sebagai studi kasus, karena menjadi salah satu upaya Pemkot Depok mengatasi masalah transportasi publik berkelanjutan berbasis jalan di wilayahnya. Riset ini bertujuan menilai kondisi transportasi publik berkelanjutan berbasis jalan di Kota Depok, mengevaluasi proses politik lingkungan implementasi konsep Green City dalam proyek BRT dan JRC di Kota Depok, dan mengevaluasi stretegi dalam kebijakan BRT dan JRC menurut konsep Green City di Kota Depok. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, berupa analisis deskriptif studi kebijakan dan analisis deskriptif studi tematik. Hasil riset menunjukkan bahwa Kota Depok saat ini sudah memiliki angkot, BRT, dan JRC sebagai moda transportasi publik berbasis jalan, tetapi ketiganya belum memenuhi indikator sebagai transportasi publik berkelanjutan berbasis jalan. Proses politik perumusan proyek BRT dan JRC juga belum terjadi sesuai dengan konsep Green City dan politik lingkungan, yaitu melakukan promosi penggunaan transportasi berkelanjutan berbasis jalan. Kebijakan BRT dan JRC yang dilakukan Pemkot Depok sebagai strategi dalam mewujudkan transportasi publik berkelanjutan berbasis jalan belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Depok. Pemkot Depok gagal dalam melakukan kolaborasi dalam merumuskan kebijakan transportasi berkelanjutan berbasis jalan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi kebijakan sesuai dengan tahapan menjalin partnership agar masalah dapat dipetakan dengan lebih fokus dan kebijakan transportasi berkelanjutan berbasis jalan dapat tepat sasaran. ......The development of sustainable public transportation is important to overcome environmental problems. In various parts of the world, the development of sustainable public transportation has begun to become a concern. Unfortunately, the development in Depok City has not received serious attention, especially from the government as a policy maker. This study discusses the inability of the Depok City Government to carry out a political process that is in favor of the environment and people's welfare, which has resulted in the management of road-based transportation in Depok City not working well. The BRT and JRC projects were taken as case study, because they are one of the Depok City Government's efforts to address the problem of road-based sustainable public transportation in the region. This research aims to assess the condition of road-based sustainable public transportation in Depok City, evaluate the environmental political process of implementing the Green City concept in the BRT and JRC projects in Depok City, and evaluate strategies in BRT and JRC policies according to the Green City concept in Depok City. The method used is a qualitative method, in the form of descriptive learning policy analysis and thematic descriptive learning analysis. The results of the study show that the City of Depok currently has public transportation, BRT, and JRC as road-based public transportation modes, but these three do not meet the indicators of road-based sustainable public transportation. The political process of formulating BRT and JRC projects has also not been carried out in accordance with the concept of Green City and environmental politics, namely promoting the use of road-based sustainable transportation. The benefits of the BRT and JRC policies implemented by the Depok City Government as a strategy in realizing road-based public transportation have not been felt by the people of Depok City. The Depok City Government failed to collaborate in formulating a road-based sustainable transportation policy. Therefore, strategic policies are needed that are in accordance with the stages of building partnerships so that problems can be mapped with more focus and road-based sustainable transportation policies can be right on target.
Jakarta: Sekolah Ilmu lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soelistyati Soewardi
Abstrak :
Isi pokok skripsi ini adalah tentang etika politik seperti terwujud dalam perubahan sosial yang sekarang ini berlangsung di negara-negara miskin yaitu sebagian besar negara-negara Dunia Ketiga. Perdebatan abadi yang sampai kini belum pernah tuntas tentang pembangunan dan ilmu ekonomi tetap merupakan topik yang menarik bagi para sosiolog dan pengamat pembangunan. Seberapa jauh suatu penelitian pembangunan itu obyektif Dan sejauh manakah ilmu ekonomi yang mendasarinya itu relevan ? Sejarah telah memberikan data bahwa ilmu ekonomi lahir dan berkembang di alam kapitalisme. Dengan sendirinya penganutnya adalah masyarakat kapitalis yang mempunyai rumusan - rumusan demi kepentingan kelas dan golongannya. Di lain pihak perkembangan ekonomi juga terjadi di negara-negara sosialis yang berusaha pula mengetengahkan teori-teori untuk kepentingan masyarakat dan golongan sosialis. Sementara itu di negara-negara yang baru tumbuh sesudah Perang Dunia II, yang sebagian besar rakyatnya masih terikat pada sistim-sistim nilai tertentu yang tradisional, hendak memajukan negaranya dengan mencontoh model pembangunan yang telah ada di negara-negara maju. Dalam keadaan dimana sebagian besar masyarakatnya masih kurang berpendidikan dan selalu disibukkan oleh kepentingan-kepentingan untuk mengatasi kesulitan mereka sendiri, maka para penguasa dan elite intelektual sajalah yang menentukan rumusan-rumusan pembangunan negara itu menurut kepentingan golongannya dendiri. Dengan demikian pembangunan negara bukanlah semata-mata dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi tetapi sekaligus juga dihadapkan pada masalah politik pembangunan. Jadi teoni pembangunan yang dilaksanakan di negara-negara Dunia Ketiga adalah kapitalisme mengutamakan pertumbuhan ekonomi, sosialisme yang menekankan pentingnya revolusi. Masing-masing sistim ini mengandung idiologisasi dan pengandaian tertentu yang belum terbukti dan sulit bisa dipertahankan kebenarannya. Sehubungan dengan itu perlu dianalisa bahwa setiap negara berhak menempuh jalan pembangunannya sendiri. Pendirian ini perlu dikemukakan agar negara tersebut dapat menentukan pilihan yang paling tepat baginya, suatu jalan tengah yang realistis dan pragmatis dalam suasana keterbukaan terhadap pengaruh-pengaruh yang baik dari Negara-negara yang sudah maju. Pendekatan teoritis yang baru ini berusaha mengintegrasikan semua fakta-fakta secara interdependen. Semua alternatif yang sekiranya berat sebelah dan tidak bermanfaat harus diatasi. Salah seorang pengamat pembangunan yang berusaha ke arah itu adalah Peter L. Berger, meskipun nerupakan suatu pengamatan yang masih dalam taraf analisa, model tersebut telah ditawarkannya di beberapa negara berkembang. Jalan yang ditawarkannya itu adalah suatu alternatif demi terlaksananya suatu pembangunan yang manusiawi.
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satya Arinanto
Jakarta: UI-Press, 2006
PGB 0428
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tulisan ini berusaha memberikan pemahaman terhadap "sepak terjang" para elit di salah satu wilayah ujung Timur Pulau Sumba ketika bersinggungan dengan program pembangunan....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library