Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bona Akhmad Fithrah
Abstrak :
Latar belakang angka kejadian mual muntah pascaoperasi 20-30% pada pembedahan umum dan pada pembedahan payudara 50-65%. Salah satu cara nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk menurunkan mual munth pascaoperasi adalah dengan pemberian cairan praoperatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian cairan praoperatif Ringer Laktat 2 cc/kg bb/jam puasa untuk menurunkan angka kejadian mual muntah pascaoperasi pada pasien yang menjalani pembedahan mastektomi. Metode Dilakukan pembiusan umum pada 109 pasien ASA 1-2 yang menjalani pembedahan mastektomi. Tujuh pasien dikeluarkan, hidrasi 51, kontrol 51 sampel Pada kelompok perlakukan diberikan cairan praoperatif Ringer laktat 2 cc/kg bb/jam puasa sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan. Seluruh sampel tidak diberikan antiemetik. Dilakukan pencatatan angka kejadian mual muntah selama 0-1 jam pascaoperasi di ruang pulih dan 1-24 jam di ruang rawat inap. Hasil Angka kekerapan mual 0-1 jam pascaoperasi kelompok hidrasi 19,6% (10), kontrol 39,2% (20) Angka kekerapan muntah 0-1 jam pascaoperasi kelompok hidrasi 13,7% (7), kontrol 11,8% (6). Angka kekerapan mual 1-24 jam pasca operasi kelompok hidrasi 11,8% (6), kontrol 23,5% (12). Angka kekerapan muntah 1-24 jam pasca operasi kelompok hidrasi 5,9% (3) kontrol 5,9% (3). Angka kekerapan mual 0-24 jam pascaoperasi kelompok hidrasi 21,6% (11) kontrol 41,2% (21). Angka kekerapan muntah 0-24 jam pascaoperasi kelompok hidrasi13,7%(7) kontrol 13,7% (7). Risiko relatif untuk terjadinya mual muntah pascaoperasi adalah 0,52 (0,28-0,97) Kesimpulan pemberian cairan praoperatif Ringer laktat 2 cc/kg bb/jam puasa efektif untuk menurunkan angka kejadian mual pascaoperasi mastektomi pada 1 jam pertama pasca operasi. ......Background: The incidence of postoperative nausea and vomiting 20-30% in all general surgery for breast surgery 50-65%. One of non pharmacology approach using preoperative hydration. This research try to find the effectivity of preoperative ringer lactate hydration 2 cc/kg bw/fasting hour to decrease postoperative nausea and vomiting in mastectomy surgery. Method: General anesthesia perform for 109 sample ASA1-2 plan to perform mastectomy surgery. Seven samples exclude, hidration 51, kontrol 51 samples Hydration group given preoperative ringer lactate 2 cc/kg bw/fasting hour and control group none. None antiemetic given. Monitoring and recording the incidence of nausea and vomiting one hour postoperation in the recovery room and one until 24 hours in the ward. Result: The nausea incidence 0-1 hour postoperative 19,6% (hydration group) vs 39,2% (control group). The vomiting incidence 0-1 hours postoperative 13,7% (hydration group) vs 11,8% (control group). The nausea incidence 1-24 hour postoperative 11,8% (hydration group) vs 23,5% (control group). The vomiting incidence 1-24 hours post operative 5,9% (hydration group) vs 5,9% (control group) the nausea incidence 0-24 hours post operative 21,6% (hydration group) vs 41,2% (control group). The vomiting incidence 0-24 hours post operative 13,7% (hydration group) vs 13,7%(control group). Relative risk for post operative nausea and vomiting using preoperative hydration ringer lactate 2 cc/kg bw/fasting hour 0,52. Conclusion: Preoperative ringer lactate 2 cc/kg bw/fasting hour effectively reducing the incidence of post operative nausea one hour post operative.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arief Fadli
Abstrak :
Latar belakang PONV dapat terjadi pada 20-30% pasien, bahkan pada pasien- pasien yang berisiko tinggi bisa mencapai sekitar 70%. PONV menyebabkan peningkatan morbiditas, menurunnya kepuasan pasien dan meningkatnya biaya yang dikeluarkan pasien. Salah satu cara nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk menurunkan mual muntah pascaoperasi adalah dengan pemakaian akupresur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemakaian akupresur Sea-Band® untuk menurunkan angka kejadian mual muntah pascaoperasi pada pasien yang menjalani anestesia umum inhalasi. Metode Dilakukan pembiusan umum pada 88 pasien ASA 1-2 yang menjalani pembedahan risiko tinggi PONV. Tujuh pasien dikeluarkan, akupresur 41 sampel dan kontrol 40 sampel. Pada kelompok perlakukan diberikan lakukan pemasangan akupresur Sea-Band® 30-60 menit sebelum dilakukan pembiusan. Seluruh sampel diberikan antiemetik. Dilakukan pencatatan angka kejadian mual muntah selama 0-2 jam pascaoperasi di ruang pulih dan 2-24 jam di ruang rawat inap. Tidak didapatkan terjadinya efek samping pada kedua kelompok. Hasil: Didapatkan hasil yang tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok dalam insidens mual dan muntah di ruang pemulihan (0-2 jam). Insidens mual dalam 0-2 jam antara akupresur vs plasebo adalah 9,75 % vs 25 % (p > 0,05) dan insidens muntah dalam 0-2 jam antara akupresur vs plasebo adalah 4,87 % vs 17,5 % (p> 0,05). Insidens mual dalam 2-24 jam antara akupresur vs plasebo adalah 2,43 % vs 20 % (p < 0,05). Insidens muntah dalam 2-24 jam antara akupresur vs plasebo adalah 0 % vs 7,5 % (p > 0,05). Tidak didapatkan terjadinya efek samping pada kedua kelompok. Tercatat bahwa 90,2% mengatakan puas dengan manfaat penggunaan akupresur dan pemberian ondansetron, bahkan pada kelompok yang sama sebanyak 4,9% menyatakan sangat puas Kesimpulan Penggunaan akupresur Sea-Band® dengan Ondansetron terbukti dapat menurunkan angka kejadian mual pada rentang waktu 2-24 jam setelah operasi dengan anestesia umum inhalasi.
Background : PONV may occur in 20-30 % of patients , even in patients at high risk could reach about 70 % . PONV lead to increased morbidity , decreased patient satisfaction and increased patient costs . One way nonpharmacological do to reduce postoperative nausea and vomiting is to use acupressure . This study aims to determine the effectiveness of the use of Sea - Band® acupressure to reduce the incidence of postoperative nausea and vomiting in patients undergoing general anesthesia inhalation . Methods : Do general anesthesia in 88 ASA 1-2 patients undergoing high- risk surgery PONV . Seven patients were excluded , acupressure 41 samples and 40 control samples . In the treatment group was given did the installation of Sea - Band® acupressure 30-60 minutes prior to anesthesia . The entire sample is given antiemetic . Do recording the incidence of nausea and vomiting for 0-2 hours postoperatively in the recovery room and 2-24 hours in the inpatient unit . There were no side effects in both groups . Results : Obtained results were not significantly different between the two groups in the incidence of nausea and vomiting in the recovery room ( 0-2 hours ) . The incidence of nausea within 0-2 hours between acupressure vs placebo was 9.75 % vs. 25 % ( p > 0.05 ) and the incidence of vomiting within 0-2 hours between acupressure vs placebo was 4.87 % vs. 17.5 % ( p > 0.05 ) . The incidence of nausea in 2-24 hours between acupressure vs placebo was 2.43% vs. 20 % ( p < 0.05 ) . The incidence of vomiting in 2-24 hours between acupressure vs placebo was 0 % vs. 7.5 % ( p > 0.05 ) . There were no side effects in both groups . It was noted that 90.2 % said satisfied with the benefits of using acupressure and ondansetron administration , even in the same group as much as 4.9 % said very satisfied Conclusions : The use of acupressure by Sea - Band® Ondansetron shown to reduce the incidence of nausea in the period 2-24 hours after surgery with general anesthesia inhalation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library