Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shabrina Firlyannisa Pratiwi
Abstrak :
Padi dan tebu adalah dua hasil pertanian utama di Asia. Kedua tanaman tersebut menghasilkan sejumlah besar limbah yang berpotensi untuk dimanfaatkan untuk biorefinery setiap tahunnya. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi potensi kedua biomassa tersebut untuk menghasilkan senyawa organik melalui fermentasi mikroba yang dipengaruhi oleh kandungan lignin yang tinggi terkait dengan selulosa dan hemiselulosa yang terkandung. Salah satu senyawa organik yang dapat diproduksi yaitu asam suksinat. Dalam penelitian ini, asam suksinat diproduksi dengan pre-treatment asam perasetat dan alkali peroksida dengan dibantu oleh ultrasonikasi yang kemudian dilanjutkan dengan konfigurasi semi simultaneous saccharification and fermentation (SSSF) dengan menggunakan bakteri yang telah diisolasi dari rumen sapi. Pre-treatment bekerja sangat baik pada kedua jenis substrat, namun hasil terbaik terlihat pada jerami padi. Pre-treatment yang dilakukan berhasil menghilangkan 21,799% lignin yang terkandung dan meningkatkan komponen selulosa sebanyak 26,286% hanya dengan sedikit penurunan jumlah komponen hemiselulosa sekitar 6,883%. Proses fermentasi dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi inokulum (2,5; 5; 7,5; dan 10% v/v medium) dan konsentrasi ekstrak ragi dalam medium fermentasi (5, 10, dan 15 g/L). Produksi asam suksinat cenderung meningkat dengan bertambah tingginya konsentrasi inokulum dan konsentrasi ekstrak ragi dalam medium fermentasi. Dari penelitian ini, produksi asam suksinat tertinggi dari jerami padi diproduksi pada media dengan 15 g/L ekstrak ragi yang diinokulasi dengan 5% v/v medium yang menghasilkan konsentrasi, yield, dan produktivitas sebesar 3,833 g/L, 0,383 g/g, dan 0,08 g/L/jam. Sedangkan dari ampas tebu, produksi tertinggi dihasilkan dari medium yang mengandung 10 g/L ekstrak ragi dan diinokulasi dengan 10% v/v medium menghasilkan konsentrasi asam suksinat, yield, dan produktivitas sebesar 5,607 g/L, 0,561 g/g, dan 0,117 g/L/jam. Namun, berdasarkan data keseluruhan yang diperoleh, jerami padi menghasilkan produktivitas, yield, dan konsentrasi asam suksinat yang dihasikan daripada ampas tebu pada variasi yang sama dikarenakan komposisi selulosa dan hemiselulosa yang lebih tinggi.
ABSTRACT
Paddy rice and sugarcane are two of main agriculture crops in Asia. They annually produce huge amount of potential waste for the utilization of biorefinery. Several studies have been reported its potential to produce organic compounds by microbial fermentation affected by high cell wall content of lignin associated with cellulose and hemicellulose contained. One of the organic compounds is succinic acid which already utilized for wide variety of applications. In this research, succinic acid produced through ultrasonic-assisted peracetic acid and alkaline peroxide pre-treatment followed by semi-simultaneous saccharification and fermentation (SSSF) configuration which was supported by isolated bacteria from bovine rumen. Biomass pre-treatment worked very well on both typed of substrate, yet the best one on rice straw. The pre-treatment conducted successfully removed 21.799% of lignin contained and raised up 26.286% of cellulose component with only a bit reduction of hemicellulose around 6.883%. The fermentation process was done by variating the inoculum of isolated bacteria concentration (2.5; 5; 7.5; and 10% v/v medium) and yeast extract concentration (5, 10, and 15 g/L) in the medium. Succinic acid production tends to increase due to higher inoculum concentration added as well as greater concentration of yeast extract presence in fermentation medium. Based on data obtained, highest succinic acid production from rice straw was produced on medium with 15 g/L yeast extract inoculated with 5% v/v medium producing concentration, yield, and productivity of 3.833 g/L, 0.383 g/g, and 0.08 g/L/h respectively. While from sugarcane bagasse, the highest production was on medium contained 10 g/L yeast extract and inoculated with 10% v/v medium inoculum releasing succinic acid concentration, yield and productivity of 5.607 g/L, 0.561 g/g, and 0.117 g/L/h. However, based on the overall data obtained, rice straw gives higher productivity, yield, and succinic acid concentration produced rather than sugarcane bagasse in the same variation due to higher cellulose and hemicellulose composition.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatul Jauharoh
Abstrak :
Peningkatan populasi di DKI jakarta mengakibatkan kenaikan kebutuhan air bersih. Hal ini menjadikan air laut sebagai pilihan sumber air alternatif. Teknologi pengolahan air laut desalinasi menggunakan reverse osmosis mampu mengolah menjadi air minum yang layak. Masalah yang kerap timbul pada RO adalah fouling yang dapat diatasi dengan pre-treatment menggunakan Powdered Activated Carbon (PAC). Adsorpsi PAC dapat menghilangkan bahan organik yang dapat mengakibatkan terjadinya fouling. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan efisiensi penyisihan bahan organik dari kadar dosis dan waktu kontak menggunakan PAC dan mengkaji pengaruh kondisi air sampel terhadap efisiensi penyisihan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah bahan organik dalam absorbansi (Abs). Sedangkan variabel bebas berupa variasi dosis, waktu kontak, dan kondisi sampel. Hasil penelitian kondisi hujan menunjukkan waktu optimum terjadi pada 20 menit dan dosis optimum 250 mg/L dengan penyisihan organik sebesar 80,7%. Waktu dan dosis optimum tersebut diberlakukan dalam proses adsorpsi pada pengambilan sampel saat kondisi hujan. Dihasilkan penyisihan organik pada sampel kondisi hujan sebesar 82,7%. Diperoleh hasil isoterm adsorpsi kondisi normal terbesar 1.981,33 mg/g dan kondisi hujan sebesar 2.068,67 mg/g. Sehingga, PAC dapat menyisihkan organik pada air laut pada kondisi normal maupun hujan.  ......The increase in population in DKI Jakarta has resulted in an increased demand for clean water. This has made seawater an alternative water source. Desalination technology using reverse osmosis is capable of treating seawater into drinkable water. A common problem in reverse osmosis is fouling, which can be addressed through pre-treatment using Powdered Activated Carbon (PAC). PAC adsorption can remove organic matter that can cause fouling. The aim of this research was to determine the efficiency of organic matter removal based on dosage and contact time using PAC and to assess the influence of sample water conditions on the removal efficiency. The dependent variable in this study is the organic matter in absorbance (Abs). The independent variables include dosage variation, contact time, and sample conditions. The research results under rainy conditions showed that the optimum time was 20 minutes and the optimum dosage was 250 mg/L, resulting in an organic removal efficiency of 80.7%. These optimum time and dosage were applied in the adsorption process for the rainy condition sample collection, resulting in an organic removal of 82.7%. The highest adsorption isotherm result under normal conditions was 1,981.33 mg/g, and under rainy conditions, it was 2,068.67 mg/g. Therefore, PAC is capable of removing organic matter from seawater under both normal and rainy conditions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manulang, Ramah Pita
Abstrak :
Limbah cair medis rumah sakit bersifat toksik karena mengandung bahan yang berasal dari farmasi, laboratorium, dan lainnya yang dapat berdampak negatif bagi makhluk hidup. Limbah cair medis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki nilai rasio BOD/COD <0,01. Dibutuhkan pengolahan khusus untuk mengolah limbah cair medis, agar limbah cair medis tidak mengganggu kinerja IPAL dan mencapai rasio BOD/COD sebesar 0,6 dengan pengolahan biologis. Salah satu pre-treatment yang dapat digunakan untuk mengolah limbah cair medis adalah koagulasi-flokulasi dengan koagulan FeCl3. Tes koagulasi-flokulasi dilakukan menggunakan perangkat jar-test dalam skala laboratorium. Hasil dari percobaan dengan range koagulan 25?350 ppm, menunjukkan dosis optimal sebesar 150 ppm dengan pH akhir sebesar 4,81 dan dapat mengurangi COD hingga 66,03%, namun menaikan BOD sebesar -150,12%. Rasio BOD/COD yang dihasilkan dari percobaan koagulasi-flokulasi sebesar 0,0168, masih jauh dari rasio BOD/COD yang diharapkan yaitu 0,6. Pre-treatment koagulasi ? flokulasi kurang efektif digunakan untuk mengolah limbah cair medis RSCM, namun hal tersebut kembali lagi bergantung pada karakteristik limbah cair medis yang dihasilkan rumah sakit. Untuk meningkatkan efektivitas kinerja koagulasi-flokulasi dibutuhkan pengolahan tambahan, seperti membran ultrafiltrasi. Hospital medical wastewater is toxic because it contains substances that are derived from pharmacy, laboratory, and others which may have negative impacts for living things. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo medical wastewater has ratio value of BOD/COD of <0,01. It needs a special treatment for medical wastewater, so it will not interfere the performance of WWTP with biological treatment and achieve the ratio of BOD/COD of 0.6. Pre-treatment that can be used for medical wastewater is coagulation-flocculation with FeCl3 coagulant. Jar test is used to test coagulation-flocculation in laboratorium scale. The experiment with range coagulant dose 25-350 ppm, showed that the optimal dose of coagulant is 150 ppm with a final pH 4.81 and can reduce COD up to 66,03%, but increase the BOD of -150,12%. The result of the ratio of BOD/COD from the coagulation-flocculation experiments is 0.0168, still far from the ratio of BOD/COD expected which is 0.6. Pre-treatment of coagulation - flocculation is a less effective for RSCM medical wastewater treatment, but it depends on the characteristics of medical wastewater that generated from hospital. To improve the effectiveness of coagulation-flocculation performance, it requires additional processing such as ultrafiltration membranes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42304
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manis Yuliani
Abstrak :
Peningkatan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang tepat menyebabkan TPA menjadi cepaPeningkatan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang tepat menyebabkan TPA menjadi cepat penuh. Penerapan PLTSa diperlukan untuk mengurangi volume sampah secara signifikan. Permasalahaan yang dihadapi adalah kondisi sampah masih tercampur dan didominasi oleh sampah organik. Diperlukan unit pre-treatment sampah untuk menangani sampah sebelum masuk ke PLTSa. Tujuan dari riset ini adalah menganalisis kinerja unit pre-treatment sampah untuk mendukung operasional PLTSa. Metode penelitian ini adalah mixed methods. Metode kuantitatif digunakan untuk perhitungan nilai kalor sampah berdasarkan komposisinya, nilai BCR untuk kelayakan finansial, dan skor kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan kerja di unit pre-treatment sampah berdasarkan Skala Likert. Metode kualitatif berupa metode triangulasi yang digunakan untuk memastikan kebenaran hasil skala likert. Hasil yang diperoleh adalah nilai kalor sampah meningkat dari 5,95 MJ/kg menjadi 7,76 MJ/kg; nilai BCR sebesar 0,29; dan aspek kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan kerja memiliki skor 190,44. Berdasarkan hasil tersebut, maka diperoleh kesimpulan bahwa kinerja unit pre-treatment sampah telah mampu mencapai tujuan yang diharapkan yaitu standar minimal nilai kalor untuk pembakaran, tetapi diperlukan dukungan finansial agar unit tersebut dapat berjalan. ......An increase in the amount of waste that is not matched by proper waste management causes the landfill to become full quickly. The application of the Waste to Energy Plant is needed to reduce the volume of waste significantly. The problem of this study is the waste condition is still mixed and dominated by organic waste. Waste pre-treatment unit is needed to handle waste before entering Waste to Energy Plant. The purpose of this research is to analyze the performance of the waste pre-treatment unit to support the operations of the Waste Energy Plant. This research method is a mixed-methods. Quantitative methods are used to calculate the waste heating value, financial feasibility, and work health, safety, and welfare scores. The qualitative method is the triangulation method. The results obtained are the heating value of waste increased from 5.95 MJ/kg to 7.76 MJ/kg; BCR value of 0.29; and work health, safety, and welfare have very well scored. Based on these results, this study concludes that the performance of the waste pre-treatment unit has been able to achieve the expected goal of a minimum standard of heating value for combustion. Financial support is needed so that the waste pre-treatment unit can operate.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhefa Fauza Setiani
Abstrak :
ABSTRAK Kualitas air permukaan di Kota Jakarta rata-rata sudah memasuki status tercemar berat. Dalam upaya mengurangi beban pengolahan IPAM, dibutuhkan proses pre-treatment untuk menyisihkan parameter seperti bahan organik, ammonia, warna, rasa, dan bau. Pengolahan ini umumnya menggunakan proses kimia dan fisik, seperti klorinasi dan karbon aktif yang menghasilkan produk sampingan yang berbahaya. MBBR merupakan salah satu solusi yang dikembangkan untuk mengurangi kadar nutrien dan organik pada air baku. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air baku, dengan menyisihkan parameter NH3-N, COD, Fosfat, TSS sebelum masuk ke pengolahan konvensional, dengan total kapasitas reaktor eksperimental sebesar 6 L. Kinerja reaktor dinilai berdasarkan efisiensi penyisihan parameter dengan variasi waktu tinggal 1 jam, 1,5 jam, 2 jam . Reaktor dioperasikan dengan menggunakan media Kaldness K1 dan suplai oksigen sebesar 7 L/menit. Waktu tinggal optimal yang dicapai adalah 1,5 jam dengan kemampuan penyisihan parameter NH3-N, COD, TP, TSS berturut-turut sebesar 54,3 0,28; 51,8 0,2; 52,6 0,19; dan 77,7 0,14. Berdasarkan dari waktu tinggal optimal tersebut, diketahui kinetika laju penyisihan ammonia pada MBBR berlangsung pada orde nol, dengan laju penyisihan sebesar 0,0056 g/m2.hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kontaminan organik yang diolah, maka semakin tinggi pula efisiensi MBBR. Selain dari peningkatan mutu badan air, proses pre-treatment dengan menggunakan MBBR dapat mengurangi penggunaan dosis koagulan 50 mg/L menjadi 9 mg/L, untuk menurunkan kekeruhan air baku dari 135 NTU hingga 7,69 NTU sebelum memasuki unit koagulasi-flokulasi.
ABSTRACT The quality of surface water in Jakarta is on a serious polluted status. In order to reduce the IPAM processing load, a pre treatment process is needed to eliminate parameters such as organic matter, ammonia, color, tase, and odor. This treatment generally uses chemical and physical processes, such as chlorination and activated carbon that produce harmful byproducts. MBBR is one of the solutions developed to reduce the nutrient and organic levels in raw water. This study aims to improve the quality of raw water, by reducing the concentration of COD, NH3 N, Phosphate, and TSS before entering the conventional process, with total experimental reactor capacity of 6 L. Reactor performance is assessed based on parameter removal efficiency with variation of residence time 1 hour, 1,5 hours, 2 hours . The reactor is operated by using Kaldness K1 as the medium and oxygen supply of 7 L min. The optimum residence time is 1,5 hours with the ability to remove COD, NH3 N, Phosphate, TSS 51,8 0,2 54,3 0,28 52,6 0,19 and 77,7 0,14 respectively. Based on the optimum residence time, the kinetics of the ammonia removal rate in MBBR takes place at zero order, with a rate constant removal of 0,0056 g m2.day. The results showed that the higher concentration of ammonia, and organic contaminants treated, the higher the efficiency of MBBR. Apart from water quality improvement, pre treatment process using MBBR can reduce coagulant dose from 50 mg L to 9 mg L, to decrease raw water turbidity from 135 NTU to 7,69 NTU before entering the coagulation flocculation unit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahara Aramus Putri
Abstrak :
Meningkatnya permukaan kedap air di DKI Jakarta, salah satunya karena alih guna lahan untuk permukiman yang saat ini mencapai 50% serta fakta penurunan muka tanah akibat praktik abstraksi air tanah karena kemampuan suplai air bersih dari pemerintah baru mencapai 65%, mendorong penerapan konsep pemanfaatan kembali limpasan sebagai cara alternatif untuk membantu suplai kebutuhan air di permukiman yang saat ini semakin padat. Studi ini bertujuan untuk fokus mengkaji teknologi pengolahan awal untuk pemanfaatan kembali limpasan yang berpotensi untuk penerapan di permukiman padat DKI Jakarta. Melalui identifikasi terhadap karakteristik tapak sampel permukiman padat dari studi terdahulu yaitu di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, ditemukan bahwa untuk kondisi saat ini teknologi pengolahan awal untuk pemanfaatan kembali limpasan tidak ada yang berpotensi untuk diterapkan. Namun, dengan dengan peluang pembangunan kembali di masa depan sesuai Rencana Detail Tata Ruang DKI Jakarta, teknologi pengolahan awal seperti buffer strip, permeable pavement, sand filter, dan biofilter berpotensi diterapkan sebagai elemen ruang terbuka hijau yang berfokus melakukan pengolahan awal limpasan untuk pemanfaatan yang dapat dilakukan di ruang terbuka seperti irigasi ruang terbuka hijau ataupun kebutuhan air bukan untuk minum lainnya yang diperlukan bagi sarana publik yang direncanakan dibangun di ruang terbuka hijau tersebut. ......The increasing amount of impermeability in DKI Jakarta is partly due to land conversion for settlement purposes, which is currently reaching 50%. Additionally, the fact that land subsidence is due to groundwater abstraction practices, caused by the government's clean water supply, only reaches 65%, which has prompted the implementation of the concept of re-utilizing runoff as an alternative method to support water supply in dense settlement areas. This study aims to focus on identify preliminary treatment technologies for re-utilizing runoff that have the potential for implementation in dense settlement areas in DKI Jakarta. Through the identification of site characteristics in a previous study conducted in Kampung Luar Batang, Penjaringan, North Jakarta. It was found that currently there are no potential preliminary treatment technologies for re-utilizing runoff that can be applied. However, according to the Detailed Spatial Plan of DKI Jakarta, preliminary treatment technologies such as buffer strips, permeable pavements, sand filters, and biofilters have the potential to be implemented as green open space elements in the future. Those technologies focus on the preliminary treatment of runoff for re-utilization purposes such as irrigation or other non-potable water needs for public facilities in those green open spaces.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library