Abstrak : ABSTRAK
Penelitian ini mengenai penggunaan preposisi bahasa Inggris oleh penutur bahasa Indonesia yang sedang belajar bahasa Inggris. Preposisi yang digunakan dianalisis berdasarkan makna preposisi yang berkaitan dengan orientas ruang dari Tyler dan Evans 2003 dan Lindstromberg 2010 . Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan orientasi ruang apa saja yang terdapat pada penggunaan preposisi bahasa Inggris oleh penutur bahasa Indonesia sehingga dapat diketahui perbedaannya dengan orientasi ruang preposisi sesuai dengan kaidah kolokasi dalam tata bahasa Inggris. Metode yang digunakan adalah metode simak dan catat. Penelitian awal dilakukan dengan mengedarkan kuesioner mengenai penggunaan dan penguasaan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris untuk memilih mahasiswa dengan karakteristik sesuai dengan yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Dari hasil pengolahan 100 data esai, terdapat 37 esai yang mengandung kesalahan penggunaan preposisi dan 58 data kalimat kesalahan penggunaan preposisi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 8 preposisi yang penggunaannya salah karena adanya perbedaan makna orientasi ruang, yaitu 1 for, 2 to, 3 with, 4 in, 5 on, 6 at, 7 behind, dan 8 by. Selain itu, terdapat 3 kategori perbedaan makna orientasi ruang berupa orientasi arah tujuan, orientasi lokasi, dan orientasi pertalian.
ABSTRACT
The focus of this study is the use of English preposition by Indonesian speakers who are learning English. The preposition used are analyzed based on spatial orientation meaning from Tyler and Evans 2003 and Lindstromberg 2010 . The purpose of this study is to elaborate the differences between the spatial orientation meanings in English preposition used by Indonesian speakers and spatial orientation meaning based on English collocation rules. This research uses observation method metode simak and writing technique teknik catat . Preliminary research was conducted by distributing questionnaires on the use and mastery of local languages, Indonesian, and English to select students with appropriate characteristics required for this study. Based on data processing of 100 essays, 58 sentences with misuse of preposiion in 37 essays were found. The result of this study shows that there are 8 misused English preposition because of the differences on spatial orientation meaning, which are 1 for, 2 to, 3 with, 4 in, 5 on, 6 at, 7 behind, and 8 by. Moreover, there are 3 categories of differences on spatial orientation meaning which are destination direction orientation, location orientation, and affiliation orientation.
2018
T49378
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Abstrak : Topik penelitian ini ialah preposisi lokatif bahasa Indonesia. Pada preposisi bahasa Indonesia melekat beberapa masalah yang harus dipecahkan, yaitu penentuan preposisi lokatif yang ada dalam bahasa Indonesia dan klasifikasinya, deskripsi makna preposisi lokatif, pelepasan dakam konstruksi lokatif, dan tipe pola frasa preposisional lokatif.
Penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif dengan menggunakan laras jurnalistik sebagai data. Sumber data penelitian ialah surat kabar Kompas dan majalah Tempo pada tahun 2003-2006. Korpus data penelitian ialah kalimat yang memiliki konstruksi lokatif, yang terdiri atas tiga unsur, yaitu subjek preposisi, preposisi lokatif, dan objek preposisi. Kajian ini menggunakan ancangan semantik kognitif, terutama dalam deskripsi makna preposisi lokatif melalui skema citra (image schema).
Penelitian ini menemukan 25 preposisi lokatif bahasa Indonesia, yang dapat diklarifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu preposisi simpleks dan kompleks. Preposisi simpleks memiliki dua subkelompok, yaitu preposisi simpleks sejati, yang terdiri dari tiga preposisi: di, ke, dan dari (hlm. 77) dan preposisi simpleks hasil proses gramatikalisasi yang terdiri atas empat preposisi: pada, sampai, hinggam lewat (hlm. 81). Sementara itu, preposisi kompleks dapat diklarifikasi lagi menjadi tiga subkelompok, yaitu preposisi kompleks berafiks: preposisi yang berakfis meng (menuju) dan berafiks meng-i (melalui) (hlm. 89), preposisi kompleks gabung, yang terdiri dari enam preposisi berdampingan: sampai di, sampai ke, hingga di, hingga ke, mulai dari, dan menuju ke (hlm. 93), dan sepuluh preposisi kompleks berkolerasi: dari...ke..., dari...menuju..., dari...sampai..., dari...hingga..., mulai dari...sampai..., mulai dari...hingga..., dari...sampai ke..., dari...hingga ke..., mulai dari...sampai ke..., dan mulai dari...hingga ke... (hlm.95). Di samping itu, ditemukan adanya 33 nomina kolatif yang dapat bergabung dengan peposisi sejati, yang menghasilkan 88 kombinasi. Di antara ke-33 nominasi lokatif itu, ada tujuh nominasi lokatif yang dapat muncul tanpa kehadiran preposisi sejati, yaitu dalam, sekitar, sepanjang, seputar, sekeliling, dekat dan antara. Di antara tujuh nominasi lokatif itu, hanya empat yang dapat digunakan untuk menyatakan makna temporal, yaitu dalam, sepanjang, sekitar, dan antara.
Penelitian ini menemukan adanya lima makna preposisi lokatif bahasa Indonesia, yaitu makna keberadaan, tujuan, asal lokasi, lintasan, dan jarak. PrepL di dan pada menyatakan skema ; PrepL ke, menuju, sampai/hingga(ke/di), dan menuju ke menyatakan skema ; PrepL dari, menyatakan , PrepL melalui dan lewat menyatakan , dan prepL dari...menuju(ke)/hingga/sampai(ke)... menyatakan skema . Sementara itu, makna NL dapat ditinjau berdasar pembedaan nomina lokatif beraksis dan nonaksis.
Dalam konstruksi lokatif, pelepasan dapat terjadi pada preposisi lokatif, nomina lokatif, dan nomina sebagai objek preposisi. Preposisi yang dapat mengalami pelesapan ialah preposisi sejati: di, ke dan dari. Pelesapan preposisi itu terkadi secara gramatikal pada konstruksi koordinatif aditif atau alternatif. Nomina lokatif yang dapat mengalami pelesapan ialah dalam dan atas. Pelesapan nominasi sebagai objek preposisi terjadi baik secara anaforis maupun kataforis, sedangkan pelesapan preposisi lokatif terjadi secara anaforis.
Ada dua tipe pola frasa preposisional lokatif bahasa Indonesia, yaitu preposisi lokatif + nomina/frasa nominal dan preposisi lokatif + Pronomina penunjuk tempat. Semua subkategori nomina dapat hadir sebagai salah satu pengisi objek preposisi dalam konstruksi lokatif.
......
This research is a consideration of the locative preposition in Indonesian language. Focused upon are the detenuination, classification, and meaning of these prepositions as well their phrase patterns and deletion in locative construction.
This descriptive qualitative research utilized print media - Kompas, a daily newspaper, and Tempo, a magazine, published during the period form 2003 to 2006. The resulting data consists of sentences which have locative constructions consisting of three elements - preposition subject, locative prepositions, and preposition object. This study utilizes a cognitive semantics approach, especially when it is used for describing the meanings of locative prepositions through image schema.
The findings of the research highlight 25 locative prepositions in the Indonesian language which can be classified into two major categories - simplex and complex. Simplex prepositions have two sub-categories - true simplexes which consist of the three prepositions di, ke, and dari (p.77) and simplexes which undergo grammatical variation and consist of the four prepositions pada, sampai, hingga, and Iewat (p. 81). On the other hand, complex prepositions can be classified into three sub-categories - affixation of complex prepositions with the affixed prepositions being meng- (menuju) and meng-i (melalui) (p.89), conjoint complex prepositions consisting of the six complex prepositions sampai di, sampai ke, hingga di, hingga ke, mulai dari, and menuju ke (p.93), and the ten correlated complex prepositions dari...ke..., dari...menuju..., dari....sampai..., dari...hingga..., mulai dari....sampai..., mulai dari...hingga..., dari...sampai ke..., dari...hingga ke..., mulai dari...sampai ke..., and mulai dari..hingga ke... (p.95). In addition, there are 33 locative nouns able to be jointed with true prepositions to form 88 combinations. 7 of 33 locative nouns - dalam, sekitar, sepanjang, seputar, sekeliling, dekat, and antara - are able to exist without true prepositions. Also, only 4 of 7 - dalam, sepanjang, sekitar, and antara - can be used for temporal meaning.
This research points out 5 determinants for locative prepositions in the Indonesian language - , , , , and . Conforming to the locative prepositions form, di and pada signal . Confomiing to the locative prepositions form, ke, menuju, sampai/hingga (ke/di), and menuju ke signal . Conforming to the locative prepositions form, darf, signal . Conforming to the locative prepositions form, melalui and Iewat signal . Finally, conforming to the locative prepositions form, dari... menuju (ke) / hingga/sampai (ke). .. signal . It is noted that the respective meanings of locative nouns can be considered to be based on the differences between the axis locative nouns and non-axis locative nouns.
In locative constructions, deletions can happen in locative prepositions, locative nouns, and nouns functioning as the object of the preposition. Prepositions which underwent deletions were the true prepositions di, ke, and dari. Deletions of these prepositions happen grammatically in the construction of the coordinative additive or the altemative. Locative nouns that undergo deletion are dalam and aras. Deletion of nouns Emctioning as the object of the preposition happens in anaphoric and cataphoric constructions whereas deletion of the locative preposition happens in anaphoric constructions.
There were two types of locative propositional phrase patterns in the Indonesian language - locative prepositions + nouns/noun phrases and locative prepositions + category of pronouns of place. All sub-categories of nouns could exist as one of the parts of the object of the preposition in locative construction.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
D645
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Abstrak : Kata daripada dalam bahasa Indonesia cukup banyak diteliti oleh Para ahli bahasa. Namun, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa masalah tersebut masih sering diperbincangkan. Hal itu tidak terlepas dari perbedaan pendapat di antara para ahli bahasa. Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Sudah selayaknya bila kita mengetahui Pula preposisi daripada dalam bahasa Melayu. Ada kemungkinan perbedaan di antara para ahli bahasa Indonesia dipengaruhi oleh kata daripada dalam bahasa Melayu. Oleh karena itu, dalam skripsi, ini penulis bertujuan untuk mengetahui pertalian makna kata daripada dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia; untuk mengetahui bagaimana perkembangan pertalian makna kata daripada; untuk mengeta_hui macam dan kategori satuan bahasa yang mengikutinya. Secara garis besar penelitian itu dapat disimpulkan: pertalian makna kata daripada dalam bahasa Melayu lebih bervariasi bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia; per_kembangan pertalian makna kata daripada-dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia memperlihatkan penyederhanaan; dalam bahasa Indonesia saat ini, pertalian makna kata dari_pada dalam bahasa lisan lebih bervariasi daripada bahasa tulis; sebagai preposisi, kata daripada berfungsi pula se_bagai konjungsi; pertalian makna yang sama tidak selamanya diikuti satuan babasa yang sama macam dan kategorinya.
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abstrak : Setelah mengadakan penelitian mengenai preposisi di, ke, dari dan pada yang secara khusus mempela jari kaidah sintaktis dan isi semantis dari keempat preposisi tersebut seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan berikut: Preposisi sebagai kelas kata yang keanggotaannya terbatas, pun merupakan kelas kata yang terbuka, dalam arti kelas kata lain dapat menjadi kelas kata preposisi dan berfungsi sebagai preposisi. Ini terbukti dari adanya proses transposisi yang dapat berbentuk preposisi tunggal dan preposisi gahungan. Bardasarkan bentuknya preposisi dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu : a. Preposisi dasar ialah preposisi yang tidak dapat menjalani baik proses infleksi maupun derivasi, dan bukan pula berasal dari bentuk transposisi. b. Preposisi turunan ialah preposisi yang merupakan bentuk perluasan baik melalui proses ...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S11163
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abstrak : Preposisi oleh dapat dimasukkan ke dalam golongan partikel, karana preposisi oleh tidak mengalami proses morfo_logis dan tidak mempunyai makna leksikal melainkan makna gramatikal. Sebagai partikel, preposisi oleh tidak dapat berdiri sendiri sebagai subyek, predikat atau obyek, melain_kan se1alu digunakan bersama-sama unsure lain dalam hal ini unsur yang mengikutinya. Unsur-unsur yang mengikuti preposisi oleh adalah nomina dan frasa nominal. Frasa nominal dapat dikelompokkan atas dua, yaitu frasa nominal yang unsur pusatnya nomina dan fra_sa nominal yang unsur pusatnya frasa nominal. Ditinjau dari pemakaiannya, pemakaian preposisi oleh da_pat dikelompokkan atas dua, yaitu pemakaian oleh yang wajib dan pemakaian oleh yang fakultatif. Dilihat dari maknanya, makna preposisi o1eh dapat dike-lompokkan atas tiga, yaitu penanda makna pelaku, penanda makna sebab dan penanda makna alat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11233
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian diakronis yang membahas perkembangan fungsi preposisi daripada dalam bahasa Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah menelusuri perkembangan fungsi preposisi daripada dari abad ke-17 sampai abad ke-21. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah naskah abad ke-17 Hikayat Indraputra, naskah abad ke-19 Hikayat Abdullah, novel abad ke-20 Sitti Nurbaja, dan novel abad ke-21 Laskar Pelangi. Penulis menggunakan situs Malay Concordance Project MCP dan aplikasi AntConc untuk mendapatkan data berupa klausa atau kalimat yang mengandung preposisi daripada.
Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa fungsi preposisi daripada yang bertahan dari abad ke-17 sampai abad ke-21 adalah fungsi penanda perbandingan dan penanda sumber; fungsi preposisi daripada yang pernah ada dan menghilang adalah fungsi penanda sebab, penanda milik, penanda perihal, dan penanda awal kejadian; dan fungsi yang sebelumnya tidak digunakan dan baru muncul pada abad ke-19 adalah fungsi penanda perihal.
......This research is a diachronic research which deals with the development of preposition daripada. The purpose is to trace the development of the functions of preposition daripada in Indonesian from 17th century to 21st century. The data are taken from the 17th century manusricpt Hikayat Indraputra, the 19th century manuscript Hikayat Abdullah, the 20th century novel Sitti Nurbaja, and the 21st century novel Laskar Pelangi. To collect the data, the researcher made use of Malay Concordaces Project site and Antconc application.
From the data analysis, it is concluded that the functions of daripada which have been in use from the 17th century to the 21st century are as comparison marker and source marker the functions of daripada which were in use then disappeared are as cause marker, possession marker, initial event marker, and topic marker the functions of daripada which did not exist but appeared in the 19th century is as topic marker.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abstrak : Kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua memiliki peran penting dalam pembentukan kata bahasa Jerman dan banyak ditemukan pada buku cerita berbahasa Jerman Ich Schenk Dir Eine Geschichte yang menjadi korpus data dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah jenis-jenis kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua apa saja yang di gunakan dalam buku cerita Ich Schenk Dir Eine Geschichte dan bagaimana penggunaan kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua pada suatu kalimat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua yang muncul pada buku cerita Ich Schenk Dir Eine Geschichte. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa buku cerita Ich Schenk Dir Eine Geschichte memiliki beragam jenis kata majemuk adverbia dengan preposisi di posisi kedua dengan penggunaannya berbeda-beda.
Adverb compound words with preposition at second position have an important role in the formation of German word, and is commonly found in the German storybook Ich Schenk Dir Eine Geschichte which became a corpus data. The research problem investigated in this study is type of adverb compound words with preposition at the second position used in Ich Schenk Dir Eine Geschichte and how is the using of the adverb compound words with preposition at the second position. The purpose of this study is to analyze the using of adverb compound word with preposition at the second position that emerged in the storybook Ich Schenk Dir Eine Geschichte. The method of this study is qualitative method with literature study. The result of this study show that storybook Ich Schenk Dir Eine Geschichte have various adverb compound words with preposition at second position, which the using is different.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Abstrak : Penelitian ini membahas tentang analisis kesalahan penggunaan preposisi auf sebagai preposisi lokal pada mahasiswa Program Studi Jerman Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan landasan teori dari Tarigan terkait dengan analisis kesalahan. Teori ini digunakan untuk dapat mengetahui secara lebih dalam kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam penggunaan preposisi auf. Selain analisis kesalahan, digunakan juga teori Gemeinsamen Europäischen Referenzrahmen. Teori tersebut digunakan untuk mengklasifikasikan tiga tingkat responden penelitian ke dalam level bahasa yang digunakan di Eropa terutama Jerman. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada tiga tingkat mahasiswa aktif Program Studi Jerman melalui Google Form. Hasil yang didapatkan adalah tingkat pemahaman yang masih harus ditingkatkan secara keseluruhan dan tidak ada korelasi antara lama masa studi mahasiswa Program Studi Jerman Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dengan tingkat pemahaman mereka terhadap materi preposisi auf terutama preposisi auf sebagai preposisi lokal.
......This study discusses the analysis of errors in the use of the preposition auf as a local preposition in students of the German Study Program, Faculty of Cultural Sciences, University of Indonesia. This study uses the theoretical basis of Tarigan related to error analysis. This theory is used to be able to find out more deeply the mistakes made in the use of the preposition auf. In addition to error analysis, the theory of Gemeinsamen Europäischen Referenzrahmen is also used. The theory is used to classify the three levels of research respondents into the level of language used in Europe, especially German. This study uses a questionnaire that is distributed to three levels of active students of the German Study Program via Google Form. The results obtained are the level of understanding that still needs to be improved as a whole and there is no correlation between the length of study period for students of the German Study Program, Faculty of Cultural Sciences, University of Indonesia with their level of understanding of the auf preposition material, especially the auf preposition as a local preposition.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk memerikan preposisi /li/ agar dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang perilaku sintaktis dan semantisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengkartukan kalimat Bahasa Arab yang mengandung preposisi /li/ yang diambil dari al-Qur'an, kemudian mengklasifikasikan data. Berdasarkan data yang terkumpul, hasilnya menunjukkan bahwa ada 3 (tiga) macam struktur preposisi /li/, yaitu : /li/ + pro, /li/ + N, dan /li/ + FN. Dilihat dari segi makna berhasil ditemukan 10 (sepuluh) macam makna preposisi /li/, yaitu : al-milk, at--tamlik, /li/ bermakna ila/, at--tablig, /li/ bermakna /fi/, /li/ bermakna /bi/, /li/ bermakna /ba'da, /li/ bermakna /'inda/, al-isti'la' dan at-ta'lil.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13132
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library