Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brahmanditha Ardian Mahatma
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosi dan self-efficacy dengan prestasi akademik. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 1999). Self-efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang mengenai kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Bandura, 1997). Menurut KBBI, prestasi akademik adalah hasil pencapaian seseorang yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar di sekolah atau perguruan tinggi yang biasanya ditunjukan dengan nilai angka atau simbol. Kecerdasan emosi diukur menggunakan Emotional Intelligence Inventory (EII) dan self-efficacy diukur menggunakan College Academic Self-Efficacy Scale (CASES). Penelitian ini dilakukan pada 178 mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2012, 2013, 2014, dan 2015. Data penelitian diolah menggunakan teknik statistik Pearson Correlation & Multiple Correlation.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan prestasi akademik, self-efficacy dengan prestasi akademik, maupun kecerdasan emosi dan self-efficacy secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi akademik. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada seluruh sivitas akademik terutama psikologi pendidikan, untuk mempertimbangkan aspek kecerdasan emosi dan self-efficacy demi pencapaian prestasi akademik mahasiswa yang lebih baik.

This study aimed to examine the relationship between emotional intelligence and self-efficacy with academic achievement. Emotional intelligence is the ability to recognize our own feelings and the feelings of others, motivating and managing emotions well in ourselves and in relationships with others (Goleman, 1999). Self-efficacy is the belief that one has the ability to organize and carry out actions in achieving a particular goal (Bandura, 1997). According KBBI, academic achievement is the achievement of an individual derived from teaching and learning activities in schools or colleges that usually indicated by the value of numbers or symbols. Emotional intelligence was measured using the Emotional Intelligence Inventory (EII) and self-efficacy was measured using the College Academic Self-Efficacy Scale (CASES). This study was conducted on 178 students of the University of Indonesia class of 2012, 2013, 2014, and 2015. Data were analyzed using statistical techniques Pearson Correlation and Multiple Correlation.
The results showed that there is a positive and significant relationship between emotional intelligence and academic achievement, self-efficacy with academic achievement, as well as emotional intelligence and self-efficacy together have a positive and significant relationship with achievement. The results of this study can be input to all academic faculty primarily educational psychology, to consider aspects of emotional intelligence and self-efficacy for the sake of academic achievement of students better.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitongah, Ivana Augustina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara prestasi akademik dan adaptabilitas karir. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir dari berbagai universitas di Indonesia sebanyak 429 orang. Pengukuran prestasi akademik dalam penelitian ini menggunakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa pada semester sebelumnya, sementara adaptabilitas karir diukur menggunakan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) yang dikembangkan oleh Savickas dan Porfeli (2012). Hasil uji statistic dengan teknik korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan adaptabilitas karir (r = .104, p < 0.05, two-tailed). Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa semakin tinggi prestasi akademik individu, semakin baik pula adaptabilitas karir yang dimiliki. Ditemukan juga hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan dua dimensi adaptabilitas karir, yaitu kepedulian karir (r = .135, p<0.01, two-tailed) dan keyakinan diri karir(r = .115, p < 0.05, two-tailed). Implikasi dari penelitian ini adalah menigkatkan kesadaran mahasiswa bahwa prestasi akademik yang dicapai penting untuk membantu peningkatan kemampuannya beradaptasi dengan karir terutama dalam masa transisi menuju dunia kerja.

This study aimed to find the relationship between academic achievement and career adaptability. The participants of this study were 429 final year students from various universities in Indonesia. Academic achievement measured by the students’s Grade Point Average (GPA) from the previous semester, while career adaptability is measured by using the Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) developed by Savickas and Porfeli (2012). The results show that there is a significant relationship between academic achievement and career adaptability (r = .104, p <0.05, two-tailed). Based on these results, is known that the higher individual’s academic achievement, the better career adaptability possessed. This study also found a significant relationship between academic achievement and two dimensions of career adaptability, namely career concern (r = .135, p <0.01, two-tailed) and career confidence (r = .115, p <0.05, two-tailed). The implication of this study is toincrease student’s awarenessof the importance of academic achievement to improve their career adaptation ability, especially in the transitionfrom college to work-life period."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Fatmawati Mashoedi
"Setiap orang diharapkan dapat berprestasi sesuai dengan potensi atau kapasitas kemampuannya. Bila prestasi seseorang di bawah potensi yang dimilikinya maka perlu ditelaah mengapa hal ini terjadi. Berbagai pendekatan teoretis dapat digunakan untuk
menjelaskan hal ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori atribusi karena dengan memahami atribusi seseorang akan dapat menjelaskan mengapa ia tidak berprestasi dengan baik Penelitian ini juga melihat gaya pengasuhan sebagai faktor yang diduga memiliki kaitan yang erat dengan pembentukan gaya atribusi seseorang.
Adapun yang dimaksud dengan atribusi adalah penyimpulan tentang penyebab suatu peristiwa (Deaux, Dane, & Wrightsrnaxg 1993), dan dalam kaitannya dengan prestasi, atribusi adalah keyakinan seseorang tentang penyebab keberhasilan atau kegagalannya. Penulis menggunakan model teori atribusi dari Weiner (1979, dalam Fiske & Taylor, 1991) yang mendasarkan model atribusinya pada tiga dimensi bebas, yaitn:dimensi lokus (internal-ekstemal), dimensi stabilitas (stabil-tidak stabil), dan dimensi kontrol (terkontrol-tidak terkontrol). Seseorang dalam menilai penyebab keberhasilan atau kegagalannya merupakan kombinasi dari ketiga dimensi tersebut, dan seseorang juga dapat memiliki kecenderungan untuk menggunakan dimensi-dimensi tertentu saja dalam meyakini penyebab keberhasilan dan kegagalannya (disebut gaya atribusi). Gaya atribusi seseorang dapat bersifat adaptif atau ma1adaptif Untuk gaya pengasuhan, penulis mengambil gaya pengasuhan dari Baunnind (1966; 1967; 1971; 1973, dalam Berns,1997) yaitu otoritatif, otoritarian, dan permisif.
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif subyek penelitian adalah mahasiswa dari 9 Fakultas yang ada di Universitas Indonesia (UI) yang memiliki prestasi akademik baik dan kurang baik. .Jumlah subyek 249, teknik pengambilan sampel incidental sampling, alat ukur penelitian adalah skala gaya pengasuhan dan gaya atribusi, metode analisis menggunakan teknik analisis statistik Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki gaya atribusi keberhasilan adaptif ternyata prestasi akademiknya lebih baik daripada mahasiswa yang memiliki gaya atribusi keberhasilan maladaptif Juga diketahui bahwa mahasiswa yang diasuh secara otoritatif gaya atribusi keberhasilannya lebih adaptif dibandingkan dengan mahasiswa yang diasuh secara permisif.Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi orangtua dan pembimbing akademik untuk membantu mahasiswa membentuk gaya atribusi yang adaptif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wibowo
"Pada era globalisasi, persaingan peningkatan kualitas sumber daya manusia antar negara semakin ketat. Pendidikan formal sampai saat ini masih menjadi sarana utama terwujudnya bangsa mandiri yang memiliki daya saing tinggi. Salah satu bentuk dari pendidikan formal adalah universitas. Berhubungan dengan ini, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Creative Self-Efficacy CSE, motivasi intrinsik, dan prestasi akademik pada mahasiswa. Creative self-efficacy memiliki dua dimensi yaitu, Creative Thinking Self-Efficacy CTSE, dan Creative Performance Self-Efficacy CPSE. Pengukuran CSE menggunakan alat ukur Revised Model of CTSE II and CPSE II Abbot, 2010. Pengukuran motivasi intrinsik menggunakan Academic Motivation Scale khususnya pada dimensi motivasi intrinsik yang dikembangkan oleh Vallerand dan Bissonnette 1992, serta prestasi akademik dilihat melalui indeks prestasi kumulatif IPK pada mahasiswa. Responden penelitian berjumlah 245 mahasiswa Universitas Indonesia. Dari hasil uji statistik Pearson Correlation membuktikan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara motivasi intrinsik dan prestasi akademik r=0,199.

In the era of globalization, the competition among countries to improve the quality of its human resource seems to be more competitive. Until now, formal education is still the main source for the realization of an independent nation with high competitiveness. One form of a formal education is university. Correspondingly, this present study was conducted to examine the relationship between creative self efficacy CSE, intrinsic motivation, and academic achievement in college students. There are two dimensions of CSE, which include Creative Thinking Self Efficacy CTSE and Creative Performance Self Efficacy CPSE. To measure CSE, the Revised Model of CTSE II and CPSE II instrument was used Abbot, 2010. To measure intrinsic motivation, Academic Motivation Scale particularly in the dimension of intrinsic motivation developed by Vallerand dan Bissonnette 1992 was used, and academic achievement was measured using grade point average GPA. The study participants consisted of 245 college students enrolled in Universitas Indonesia. Pearson Correlation analysis revealed that there is a significant positive correlation between intrinsic motivation and academic achievement r 0,199."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Deni Prasetya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu faktor mana diantara inteligensi, metakognisi, dan kegigihan yang paling berperan untuk memprediksi prestasi akademik di tingkat pendidikan tinggi. Menggunakan desain korelasional dengan teknik statistik regresi berganda, penelitian ini menggunakan sampel mahasiswa Universitas Indonesia tingkat Sarjana yang sedang menempuh semester 4 hingga 10 N = 138. Menggunakan instrumen Culture Fair Intelligence Test CFIT Skala 3A, Metacognitive Awareness Inventory MAI-Revised, Grit Scale for Children and Adult GSCA dan Indeks Prestasi Kumulatif IPK, didapatkan bahwa kegigihan menjadi prediktor yang paling baik dengan B = 0,005, t 134 = 1,732.

ABSTRACT
This study aims to find out which factors among intelligence, metacognition, and grit play the most role to predict academic achievement in higher education. Using correlational design with multiple regression statistics, this study used a sample of Universitas Indonesia undergraduate students who are taking semesters 4 to 10 N 138. Using Culture Fair Intelligence Test CFIT Scale 3A, Metacognitive Awareness Inventory MAI Revised, Grit Scale for Children and Adult GSCA and Grade Point Average GPA, found out that grit became the best predictor with B 0.005, t 134 1.732."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustika Thamrin Karim
"ABSTRAK
Dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa salah
satu program yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indo
nesia adalah mengirim mahasiswa ke luar negeri untuk menuntut
ilmu pada jenjang yang lebih tinggi. Dari data yang
diperoleh sampai saat ini Amerika Serikat merupakan tempat
yang paling banyak diminati sebagai tempat melaksanakan
tugas belajar (OTO-Bappenas).
Dari beberapa penelitian yang dilakukan para ahli
diketahui bahwa Prestasi Akademik mahasiswa asing dipengaruhi
oleh 3 hal, yaitu (1) Perilaku Akulturasi; (2) Keberadaan
Keluarga; dan (3) Kesulitan Keuangan.
Berdasarkan teori dan juga penelitian beberapa ahli
diketahui, bahwa Perilaku Akulturasi tidak dapat berdiri
sendiri, atau timbul begitu saja tetapi dipengaruhi oleh 7
faktor, yaitu (1) perubahan sikap terhadap budaya asing;
(2) lamanya menetap; (3) umur; (4) jenis kelamin; (5)
pengalaman hidup bersentxihan dengan budaya asing sebelumnya;
(6) bidang studi yang ditempuh; serta (7) minat keagamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dua hal, yang
pertama ingin melihat hubungan antara Perilaku Akulturasi
individu dengan ketujuh faktor yang mempengaruhinya (peru
bahan sikap terhadap budaya asing, lamanya menetap, umur,
jenis kelamin, pengalaman hidup bersentuhan dengan budaya
asing sebelumnya, bidemg studi yang ditempuh, serta minat
keagamaan. Yang kedua adalah ingin melihat hubungan antara
prestasi akademik mahasiswa Indonesia penerima bea-siswa di
Amerika Serikat dengan ketiga faktor yang mempengaruhinya (Perilaku Akulturasi, Keberadaan Keluarga dan Kesulitan
Keuangan) Penelitian ini dilakukan pada bulan April 1992 terhadap
sejumlah 68 subyek yang merupakan mahasiswa S2 dan S3
yang menerima bea-siswa melalui MUCIA/HIID dan IPA yang
dikelola oleh OTO-Bappenas. Pengambilan sampel dilakukan
secara random dengan menggunakan alat penelitian yang
terdiri dari tiga bagian, yaitu (a) Skala Perubahan Sikap
terhadap budaya asing /SPS; (b) Skala Perilaku
Akulturasi/SPA dan (c) Data Pribadi Subyek.
Setelah dilakukan perhitungan statistik Multiple
Regresi dengan metode 2 SLS ("Two-Stage Least Square")
serta uji signifikansi melalui t-tes pada los. 0.05 maka
hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
(1) Dari ketujuh faktor yang berdasarkan penelitian sebelumnya
mempengaruhi Perilaku Akulturasi, dalam peneli
tian ini yang terbukti mempunyai hubungan yang positif
dan sianifikan dengan Perilaku Akulturasi adalah :
- Perubahan Sikap terhadap budaya asing;
- Lama menetap; dan
- Pengalaman belajar di Luar Negeri sebelumnya.
Yang terbukti mempunyai hubungan neaatif dan ptigni f ikan
dengan Perilaku Akulturasi adalah :
- Umur.
(2) Dari ketiga faktor yang berdasarkan penelitian sebelum
nya mempengaruhi Prestasi Akademik (skor CPA) dalam
penelitian ini didapat hasil , bahwa skor SPA (Skala
Perilaku Akulturasi) mempunyai hubungan yang positif
dan sianifikan dengan skor CPA ("Grade Point Average").
Faktor lainnya yaitu Keberadaan Keluarga dan Kesulitan
Keuangan tidak berhubungan secara signifikan dengan
skor CPA.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan program beasiswa
mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat serta pihak
lain yang berminat pada bidang Psikologi Lintas Budaya."
1994
S2251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dias Syeh Tarmidzi
"ABSTRAK
Prestasi akademik dipengaruhi faktor internal dan eksternal mahasiswa termasuk
variabel kepribadian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yang
bertujuan mengidentifikasi hubungan antara tipe kepribadian ektrovert dan
introvert dengan prestasi akademik mahasiswa. Sampel pada penelitian ini
berjumlah 107 mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia dari setiap
program studi. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random
sampling. Hasil uji kolomogorov-smirnov menunjukkan faktor tidak adanya
hubungan antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan prestasi
akademik (p value 0,885; α= 0,1). Saran bagi penelitian selanjutnya adalah
menyertakan faktor lain yang mempengaruhi prestasi pencapaian belajar sehingga
terlihat pengaruh dari setiap faktor lain tersebut.

Abstract
Accademic achievement influence by internal and external factors include
personality. This study uses descriptive correlative design that aims to identify
the relationship between personality types and introvert ektrovert with student
academic achievement. Samples in this study amounted to 107 students from the
Faculty of Engineering, University of Indonesia study program. Sampling
technique used was stratified random sampling. The results of kolmogorovsmirnov
test showed no relationship between the factors of personality types
extrovert and introvert with academic achievement (p value 0.885; α= 0.1).
Suggestions for future research is to include other factors that influence the
achievement of learning achievement so that the visible effects of each factor.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43436
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Amani
"Membaca dalam bahasa Inggris merupakan salah satu keterampilan yang dibutuhkan mahasiswa untuk memperoleh prestasi akademik yang baik, sebab banyak buku dan jurnal ilmiah untuk pendukung pembelajaran mereka, dituliskan dalam bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan motivasi membaca dalam bahasa Inggris dan sikap membaca dalam bahasa Inggris terhadap prestasi akademik mahasiswa. Partisipan dalam penelitian ini adalah 215 mahasiswa angkatan 2020 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Motivasi membaca diukur menggunakan alat ukur Motivation for Reading Questionnaire (Mori, 2002), sementara sikap membaca diukur menggunakan Reading Attitudes (Yamashita, 2004). Hasil perhitungan regresi linear berganda menunjukkan kontribusi dari sikap dan motivasi membaca dalam bahasa Inggris terhadap prestasi akademik hanyalah sebesar 1%, dengan kata lain sikap dan motivasi membaca dalam bahasa Inggris tidak berkontribusi secara signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilihat faktor-faktor lain yang berperan dalam prestasi akademik mahasiswa, seperti gaya belajar, metacognitve reading strategies dan pemahaman membaca. 

Reading in English is one of the skills needed by students to achieve academic achievement, because many books and scientific journals to support their learning are written in English. This study aims to determine the role of reading motivation in English and reading attitudes in English on student academic achievement. The participants in this study were 215 students of the 2020 batch of the Faculty of Psychology, University of Indonesia. Reading motivation was measured using the Motivation for Reading Questionnaire (Mori, 2002), while reading attitudes were measured using Reading Attitudes (Yamashita, 2004). The results of the multiple linear regression test showed that the contribution of reading motivation in English and reading attitudes in English to academic achievement was only 1%, in other words, attitudes and motivation to read in English did not contribute significantly to student academic achievement. For further research, it is necessary to look at other factors that play a role in student academic achievement, such as learning styles, metacognitive reading strategies and reading comprehension."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariska Ayu Aidia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi akademik semester pertama dan nilai Pengantar Akuntansi 1 diantara mahasiswa apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, latar belakang pendidikan, jalur penerimaan perguruan tinggi, dan perolehan beasiswa Bidikmisi. Analisis dilakukan dengan uji Mann-Whitney. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan mahasiswa perempuan memiliki IPK semester pertama dan nilai Pengantar Akuntansi 1 yang lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki. Selain itu, perbedaan pada jurusan yang diambil mahasiswa saat SMA menyebabkan perbedaan pada perolehan IPK semester pertama diantara mahasiswa. Mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA memiliki IPK yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS pada semester pertama. Penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat perbedaan IPK semester pertama dan nilai Pengantar Akuntansi 1 antara mahasiswa yang masuk melalui jalur undangan dan mahasiswa yang masuk melalui jalur tes tertulis.

The purpose of this study was to discover the differences in first semester academic performances and grade in Intoduction to Accounting 1 course between students based their gender, academic background, college admission way and Bidikmisi scolarship. The analysis was done by Mann-Whitney test. The results of the analysis in this study shows that female student have better first semester GPA and grade in Introduction to Accounting 1 course than male student. Moreover, difference between student major at high school cause difference in their first semester GPA. Students from science major have better first semester GPA than students from social major. This study also proves that there are differences in first semeter GPA and grade in Introduction to Accounting 1 course between students who accepted through invitation track and student who accepted from written examination track.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nur Fajar
"Rasa cemas yang dirasakan oleh seorang individu dapat memberikan dampak dampak negatif yang dapat mengganggu kehidupan seorang individu termasuk pada mahasiswa Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara kecemasan individu dan kecemasan akuntansi mahasiswa terhadap pencapaian prestasi akademiknya dan kepuasan atas prestasi akademiknya Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan adalah State Trait Anxiety Inventory STAI dan instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan akuntansi adalah Accounting Anxiety Rating Scale AARS. Selain itu penelitian ini menggunakan variabel kontrol berupa motivasi hubungan dengan teman dan status ekonomi sosial Sampel penelitian ini merupakan mahasiswa akuntansi FEB UI angkatan 2012 dan 2013 sebanyak total 300 orang Data yang didapat dari penelitian ini diolah menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa kecemasan individu tidak mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa namun berpengaruh negatif dengan kepuasan atas prestasi akademik mahasiswa Serta kecemasan akuntansi berpengaruh positif terhadap prestasi akademik dan kepuasan atas prestasi akademik mahasiswa akuntansi FEB UI angkatan 2012 dan 2013.

Individuals with anxiety often faced with the negative impacts caused by anxiety itself while university students also struggle with anxiety too. The purpose of this research is to determine if there is a relationship between individual anxiety and accounting anxiety with academic achievements and satisfaction of academic achievements in university students. The instrument used to measure individual anxiety is the State Trait Anxiety Inventory (STAI) while the accounting anxiety is measured with the Accounting Anxiety Rating Scale AARS Control variables of motivation relationship with friends and socio economic status were used in this research. Sample of 300 students of junior and senior year were tested with the Structural Equation Modeling SEM method. The results shows that the individual anxiety does not have effects on academic achievements however it has a negative effects on satisfaction of academic achievement While the accounting anxiety has a positive effects with both academic achievements and satisfaction of academic achievements on the FEB UI accounting students."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library