Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivana Abigayl
Abstrak :
Latar Belakang: Penyakit gigi dan mulut diakui sebagai beban yang cukup berat, baik untuk individu maupun komunitas. Proporsi terbesar masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia adalah gigi berlubang, sebanyak 45, 3%. Salah satu cara menangani masalah gigi berlubang adalah dengan melakukan tindakan preventif. Puskesmas sebagai pelayanan primary health care memiliki fungsi preventif, mesikupun memiliki berbagai hambatan Tujuan: Mengetahui hambatan bagi dokter gigi untuk melakukan tindakan preventif karies pada tingkat UKP di Puskesmas Kota Bandung Bahan dan Metode: Penelitian cross-sectional ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2022. Penelitian ini menggunakan kuesioner online yang disebarkan ke seluruh dokter gigi Puskesmas di Kota Bandung. Total sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 91 responden. Hasil: Hasil analisis statistik menggunakan Kendall’s tau menunjukkan bahwa hanya 3 (tiga) item pertanyaan dari (3) variabel yang signifikan, yaitu pada item pendidikan dan pelatihan, insentif, dan hubungan antara dokter gigi dengan pasien. Kesimpulan: Tantangan dokter gigi dalam melakukan tindakan preventif karies, yaitu pada variabel pendidikan dan pelatihan, insentif, dan hubungan antara dokter gigi dengan pasien. ......Background: Dental and oral disease is recognized as a fairly heavy burden, both for individuals and communities. The largest proportion of dental and oral health problems in Indonesia is cavities, as much as 45.3%. One way to deal with cavities is to take preventive measures. Puskesmas as a primary health care service has a preventive function, even though it has various obstacles Objective: To find out the obstacles for dentists to taking caries preventive measures at the UKP level at the Bandung City Health Center Materials and Methods: This cross-sectional study was conducted from January to February 2022. This study used an online questionnaire distributed to all Puskesmas dentists in Bandung City. The total sample in this study was 91 respondents. Results: The statistical analysis using Kendall's tau showed that only 3 (three) question items from (3) significant variables, namely education and training items, incentives, and the relationship between dentists and patients. Conclusion: Dentists' challenges in carrying out caries prevention measures, namely on the variables of education and training, incentives, and the relationship between dentists and patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Khairinisa
Abstrak :
Latar Belakang:Perawatan preventif harus diperkenalkan ke anak sedini mungkin.Rekomendasi agar dokter gigi melakukan berbagai praktik preventif sudah tersedia, akan tetapi bukti menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara hal tersebut dengan praktik klinis yang sebenarnya. Kesenjangan ini bisa terjadi akibat adanya determinan seperti sikap, kepercayaan, dan nilai mengenai kepentingan dan kemudahan dalam melakukan tindakan preventif. Theory of Planned Behavior(TPB) membahas bagaimana intensi dalam melakukan suatu tindakan adalah prediktor utama praktik yang akan dilakukan. Akan tetapi, konstruk pada teori ini tidak memperhitungkan ada tidaknya peluang dan sumber daya untuk melakukan perilaku yang diinginkan terlepas dari niatnya.Studi ini memperluas TPB untuk memeriksa determinan dan hambatan praktik preventif pada anak prasekolah.Metode:Studi cross-sectionalini mensurvei 362 dokter gigi dari 34 provinsi di Indonesia secara online. Data sosiodemografi dan praktik dokter gigi, konstruksi model TPB (sikap, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, dan intensi) serta hambatan dokter gigi terhadap praktik pencegahan pada anak-anak prasekolah (domain anak, orang tua, dokter gigi, dan sistem kesehatan) dicatat. Analisis deskriptif dan bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antar karakteristik dokter gigi dengan determinan dan hambatan yang dirasakan. PLS-SEM digunakan untuk besar pengaruh seluruh faktor dan menentukan faktor mana yang paling mempengaruhi praktik preventif. Hasil:Perpanjangan TPBmerupakan model yang fit dan relevan serta dapat menjelaskan 55,5% intensi dokter gigi dan 18% praktik preventif. Persepsi kontrol perilaku merupakan prediktor paling kuat terhadap intensi (44,2%) dan terhadap praktik (8,8%) sedangkan hambatan dari sisi orang tua dianggap hambatan yang paling berpengaruh (18,8%). Studi ini juga menemukan bahwa sektor praktik, wilayah praktik, usia, beban kerja, dan sistem pembayaran pasien paling memengaruhi intensi dan hambatan praktik preventif dokter gigi. Kesimpulan:Perpanjangan Model TPB dengan memperhatikan faktor hambatan yang dirasakan dokter gigi dapat meningkatkan nilai prediksi praktik preventif yang dilakukan.Pihak dan masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini perlu menjadi sasaran dalam perbaikan program kesehatan selain itu, dokter gigi, sebagai penyedia pelayanan perlu menerima pendidikan yang berfokus untuk menangani hambatan tersebut sehingga praktik preventif karies di Indonesia dapat dimaksimalkan. ......Background:Preventive care should be introduced to children as early as possible. Evidence suggests that dentists' preventive measures fall short of guidelines. Attitudes, beliefs, and values about interests and taking preventive action might cause this discrepancy. According to Theory of Planned Behavior, intention determines behavior. This approach does not consider if there are opportunities and resources to perform the behavior regardless the of intention. Thus, internal and external barriers should also highlighted. This study extends the Theory of Planned Behavior to examine dentists' caries prevention determinants and barriers. Methods:This cross-sectional study surveyed 362 dentists from 34 Indonesian provinces online. Dentists' sociodemographic data, practice patterns, and daily preventative activities such patient education, caries risk assessment, topical fluoride, and silver diamine fluoride were documented. TPB constructs (attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, and intentions) and dentists' perceived barriers to provide preventive practices in preschool children (children, parents, dentists, and health care system-related) were also recorded. Descriptive and bivariate analyses dentist characteristics association with TPB constructs and perceived barriers. PLS-SEM determines simultant association amongst them and which factors most influence preventive practice the most. Results:The extended TPB model fits and explains 55.5% of dentist intentions and 18% of preventive practices. Perceived behavioral control predicted intention (44.2%) and practice (8.8%), while parental barrier prevented preventive practice the most (18.8%). This study also found that practice sector, practice location, age, workload, and patient payment system most influenced dentists' preventive practice intentions and barriers. Conclusion:Extended version of TPB by considering factors that become barrier for dentists increases the predictive value of dentists’ preventive practices. Parties and problems identified through this study need to be targeted for future oral health programs. Also, to maximize caries prevention practices, dentists need formal or continuous education to overcome these barriers.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library