Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Annisa
"ABSTRACT
Pterois volitans, atau yang biasa disebut dengan lionfish, merupakan spesies ikan yang berasal dari perairan Indo-Pasifik namun menjadi invasif di peraian lain seperti Karibia dan Atlantis. Berbagai macam upaya pengurangan jumlah lionfish saat ini telah dilakukan dan salah satunya adalah dengan memanfaatkan racun yang ada pada durinya. Ekstraksi racun dari duri P. volitans dilakukan secara mekanik menggunakan sonikasi dan sentrifugasi kemudian isolasi protein dilakukan dengan menggunakan garam. Aktivitas koagulan dari ekstrak crude venom dan isolat protein racun lionfish dilakukan dengan menghitung prothrombin time dan activated partial thromboplastin time-nya yang menghasilkan bahwa crude venom dan isolat protein dari lionfish dapat mempercepat pembekuan darah prokoagulan masing-masing hingga 8,5 detik dan 6 detik. Identifikasi protein yang berperan pada aktivitas tersebut dimulai dengan pemisahan protein menggunakan SDS-PAGE, dimana diperoleh rentang berat molekul protein yang terkandung dalam crude venom dan isolat proteinnya masing- masing ialah 35,8 sampai 210 kD dan 6 sampai 210 kD. Kemudian analisis dengan menggunakan perangkat LC-MS/MS dilakukan. Analisis LC-MS/MS menunjukkan bahwa isolat protein dari racun lionfish mengandung senyawa Nomega-Nitro-L-arginine methyl ester L-NAME yang diketahui memiliki efek prokoagulan. Dari serangkaian pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa racun P volitans memiliki aktivitas prokoagulan dan salah satu senyawa yang bertanggung jawab atas hal tersebut ialah L-NAME.

ABSTRACT
Pterois volitans, or commonly referred to as lionfish, are fish species originating from Indo Pacific waters but are becoming invasive in other regions such as the Caribbean and Atlantis. Various efforts to reduce the number of lionfish has now been done and one of them is by exploiting the existing poison on the spine. The venom extraction of P. volitans spines is done mechanically using sonication and centrifugation and then protein isolation is carried out using salt. Coagulant activity from extract crude venom and lionfish venom protein isolate was done by counting PT prothrombin time and aPTT activated partial thromboplastin time which resulted that the crude venom and protein isolate of lionfish venom can accelerate blood clot procoagulant respectively up to 8.5 seconds and 6 seconds. Identification of proteins that play a role in the activity begins with the separation of proteins using SDS PAGE, which obtained the weight range of protein molecules stacked in the crude venom and protein isolate are 35.8 to 210 kD and 6 to 210 kD, respectively. Then the analysis using LC MS MS device is done. The LC MS MS analysis showed that the protein isolate of lionfish venom contains Nomega Nitro L arginine methyl ester L NAME compounds known to have procoagulant effects. From a series of tests mentioned, it can be concluded that P volitans venom have procoagulant activity and one of the compounds responsible for it is L NAME."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Sutanto
"Infark Miokard Akut, satu subkelas dari Sindrom Koroner Akut, terjadi bila ada obstruksi total arteri koroner. Terapi reperfusi yang tepat waktu seperti primary angioplasty bersama dengan stratifikasi risiko diperlukan untuk mencapai prognosis yang lebih baik, yaitu ditunjukkan oleh trombolisis akhir pada aliran infark miokard (TIMI). Leukosit sangat berkorelasi dengan proses inflamasi dan dengan demikian memberikan peluang untuk menjadi prediktor yang berbiaya rendah dan efektif untuk final TIMI flow. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah tingkat leukosit saat admisi dapat dihubungkan dengan final TIMI flow agar bisa dilakukan penatalaksanaan yang lebih spesifik dan agresif agar mengarah pada prognosis yang lebih baik. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional analitik yang menganalisa data pasien yang mencakup final TIMI flow, tingkat leukosit saat admisi dan variable lain seperti gula darah saat admisi dan kadar kreatinin. Terdapat 3,704 sampel yang dianalisis dari registri Jakarta Acute Coronary syndrome (JAC) menggunakan program SPSS. Tingkat leukosit saat admisi berhubungan dengan final TIMI flow pada pasien dengan infark miokard yang sudah melakukan tindakan primary angioplasty. Terdapat hubungan statistik antara tingkat leukosit saat admisi dan final TIMI flow pada pasien (p=0.002) Terdapat hubungan bermakna antara tingkat leukosit saat admisi dengan final TIMI flow setelah dilakukan primary angioplasty pada pasien STEMI, di mana tingkat leukosit <13020/μl dikaitkan dengan aliran TIMI yang lebih baik. Hasil ini menunjukan bahwa tingkat leukosit dapat digunakan sebagai alat bedside yang murah untuk menilai prognosis pasien.

Acute Myocardial Infarction, a subclass of Acute Coronary Syndrome, happens when there is total coronary artery obstruction. A timely reperfusion therapy by primary angioplasty along with risk stratification is needed to achieve a better prognosis denoted by the final thrombolysis in myocardial infarction (TIMI) flow. Leukocytes are strongly correlated with the inflammation process and thus present an opportunity to be a low cost and effective predictor of final TIMI flow. This research aims to see whether leukocyte level on admission can be associated with final TIMI flow in order to make a more specific and aggressive management that leads to better prognosis. The research is an analytical cross-sectional study that analyzes patient's data including final TIMI flow, leukocyte level on admission and other variables such as admission blood glucose and creatinine level. There are 3,704 samples analyzed from the Jakarta Acute Coronary syndrome (JAC) registry using the SPSS program.Admission leukocyte levels are associated with final TIMI flow of STEMI patients that has been treated with primary angioplasty. There is a statistical significance between admission leukocyte level and final TIMI flow of patients (p=0.002). There is a significant association between leukocyte level of patients on admission and final TIMI flow after primary angioplasty in STEMI patients, in which a leukocyte level of <13020/μl is associated with a better TIMI flow. This shows leukocyte level can be used as an inexpensive bedside tool to assess a patient's prognosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library