Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Indriani
"Upaya untuk memproduksi hidrogen masih sedikit dari sumber yang terbarukan. TiO2 dalam bentuk nanotube arrays dengan dopan Boron yang disintesis dengan metode anodisasi untuk produksi hidrogen telah diinvestigasi. Perlakuan termal katalis B-TiO2 nanotube arrays (B-TNTAs) dilakukan dengan kalsinasi reduksi dengan gas hidrogen pada suhu 500oC selama 2 jam. Analisis SEM menunjukkan morfologi nanotube arrays tiap konsentrasi boron seragam. Analisis UV-Vis DRS menunjukkan B-TNTAs memiliki absorbansi yang besar pada jangkauan panjang gelombang sinar tampak dengan band gap energy yang relatif rendah yaitu menjadi 2,9 eV. Analisis XRD menunjukkan hasil 100% kristal anatase murni. Melalui proses fotokatalisis, hidrogen mampu dihasilkan hingga 48959 μmol/m2 setelah 4 jam pengujian dengan katalis 7,5 mM B-TNTAs.

Attempts to produce hydrogen is still slightly from renewable sources. TiO2 nanotube arrays in the form of boron dopants synthesized by anodizing method for hydrogen production has been investigated. Catalyst-thermal treatment of TiO2 nanotube arrays B (B-TNTAs) performed by calcination reduction with hydrogen gas at a temperature of 500oC for 2 hours. SEM analysis showed the morphology of nanotube arrays by uniform boron concentration. UV-Vis DRS analysis showed B-TNTAs has a large absorbance in the visible wavelength range with a band gap energy is relatively low, to 2.9 eV. XRD analysis produces 100% anatase crystals. Through a photocatalytic process, hydrogen is able to produce up to 48959 μmol/m2 after 4 hours of testing with catalyst 7.5 mM B-TNTAs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Trinugraha
"Traveloka adalah startup online travel agent terbesar di Indonesia. Dalam kasus ini, perusahaan memilih antara mengembangkan hedonic value atau lebih condong ke utilitarian value yang dibawa. Penelitian ini melihat tentang bagaimana pengaruh hedonic value dan utilitarian value secara langsung terhadap customer loyalty ataupun secara tidak langsung melalui customer satisfcation. Penelitian ini juga berfokus pada generasi Z, yaitu generasi yang dari lahir sudah bersentuhan dengan internet dan cenderung memiliki keterbukaan terhadap internet yang tinggi. Penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif serta menggunakan model pengukuran Structural Equation Modelling (SEM) untuk mengolah data. Pengolahan data berdasarkan pada data yang berjumlah atas 330 responden. Responden telah disaring sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, yaitu; berusia 18-26 tahun (Generasi Z), pernah menggunakan aplikasi traveloka untuk memesan penginapan dalam kurun waktu 1 tahun ke belakang, dan berdomisili di Indonesia. Penelitian ini menghasilkan hasil bahwa hedonic value dan utilitarian value tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap customer loyalty, tetapi hedonic value dan utilitarian value berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap customer loyalty secara tidak langsung, yaitu melalui customer satisfaction. Terakhir, customer satisfaction terbukti secara positif dan signifikan memediasi hubungan antara hedonic value dan utilitarian value dengan customer loyalty. Implikasi manajerial dan saran bagi penelitian selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada penelitian ini.

Traveloka is the biggest online travel agent startup in Indonesia. In this case, the company chooses between developing hedonic value or leaning more towards the utilitarian value it brings. This study looks at how the influence of hedonic value and utilitarian value directly on customer loyalty or indirectly through customer satisfaction. This study also focuses on generation Z, which is the generation that has been in contact with the internet since birth and tends to have high openness to the internet. This research is quantitative and uses a Structural Equation Modelling (SEM) measurement model to process the data. Data processing is based on data that totals 330 respondents. Respondents have been screened according to the required criteria, namely, 18-26 years old (Generation Z), have used the Traveloka application to book lodging within the past 1 year, and domiciled in Indonesia. This study resulted in the results that hedonic value and utilitarian value did not have a positive and significant effect on customer loyalty, but hedonic value and utilitarian value had a positive and significant effect on customer loyalty indirectly, namely through customer satisfaction. Finally, customer satisfaction is proven to mediate the relationship positively and significantly between hedonic value and utilitarian value with customer loyalty. The managerial implications and suggestions for further research will be discussed further in this study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aulia Avicenna
"Hidrogen merupakan bahan bakar potensial yang dapat menggantikan bakar fosil. Hidrogen dapat diproduksi dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan Photo Electro Catalysis (PEC) untuk aplikasi water splitting dari salty water. Sel PEC dapat menggunakan material semikonduktor TNA. Namun TiO2 memiliki band gap yang lebar sehingga secara hanya aktif pada sinar UV, dan kurang aktif didaerah sinar tampak. Sementara itu jika TiO2 dimodifikasi dengan WO3 aktivitasnya dapat menjangkau daerah sinar tampak. Dalam penelitian ini dilakukan elektrodeposisi WO3 pada TiO2, lalu dilakukan karakterisasi dan kemampuannya menghasilkan arus cahaya pada daerah sinar tampak, serta uji produksi hidrogen dari air. Hasil karakterisasi menunjukkan terjadinya penurunan band gap seiring dengan lama waktu elektrodeposisi, yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit yang masing – masing menghasilkan penurunan band gap sebesar 3.12 eV; 2,97 eV; dan 2,87eV. Lebih lanjut dari uji Multiple Pulse Amperometry (MPA) dibawah sinar UV diamati terjadinya peningkatan arus cahaya dari TNA saja dibandingkan dengan WO3/TiO2 yakni 0.00031 mA/cm2 ­menjadi 0.0037 mA/cm2. Penerapan aplikasi PEC dengan penerapan fotoanoda WO3/TiO2 dan katoda Pt/rTNA menghasilkan produksi gas sebanyak 0,0026 mikromol hidrogen dalam waktu 4 jam penyinaran cahaya.

Hydrogen is a potential fuel that can replace fossil fuels. Hydrogen can be produced in various ways, and one is through Photo Electro Catalysis (PEC) for water-splitting applications from salty water. PEC cells can utilize TNA semiconducting materials. However, TiO2 has a wide band gap, making it only active under UV light and less active in the visible light range. On the other hand, if TiO2 is modified with WO3, its activity can extend to the visible light range. In this study, electrodeposition of WO3 onto TiO2 was performed, followed by characterization and its ability to generate photocurrent in the visible light range, as well as hydrogen production from water. The characterization results showed a decrease in the band gap with increasing electrodeposition time: 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes, resulting in band gap reductions of 3.12 eV, 2.97 eV, and 2.87 eV, respectively. Furthermore, multiple pulse amperometry (MPA) tests under UV light revealed an increase in photocurrent from TNA compared to WO3/TiO2, with values of 0.00031 mA/cm2 and 0.0037 mA/cm2, respectively. The implementation of the PEC application using WO3/TiO2 photoanode and Pt/rTNA cathode resulted in the production of gas, specifically hydrogen, with a yield of 0,0026 micromoles in 4-hours light exposure.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Octavia Purnomo
"ABSTRAK
Sel QD-CdS-SSC termodifikasi terdiri dari dua zona yaitu zona QD-CdS-SSC dan zona katalitik. Zona QD-CdS-SSC berfungsi sebagai penangkap sinar, sedangkan zona katalitik merupakan tempat terjadinya reaksi katalitik untuk produksi hidrogen. Zona QD-CdS-SSC terdiri dari semikonduktor TiO2 yang disensitasi dengan CdS, larutan elektrolit polisulfida dan counter elektroda platina yang dilapiskan pada permukaan gelas berpenghantar dan transparan yaitu FTO Flour Tin Oxide . Plat titanium digunakan sebagai template untuk TiO2 nanotubes. Pada zona katalitik, untuk kepentingan reduksi H menjadi H2, platina dideposisikan pada permukan titanium. Pengujian produksi hidrogen dilakukan dengan irradiasi sinar visible pada zona QD-CdS-SSC dan counter elektroda BiVO4. Intensias lampu visible yang digunakan adalah 110 mW/cm2 dan 90 mW/cm2. Counter elektroda dengan zona QD-CdS-SSC dihubungkan dengan kawat tembaga. Larutan yang digunakan pada zona katalisis adalah 12,5 metanol dalam air. BiVO4 yang digunakan sebagai counter elektroda dalam sistem QD-CdS-SSC mampu menghasilkan hidrogen pada intensitas 110 mW/cm2 dan 90 mW/cm2 masing-masing sebesar 320,734 mol dan 20,872 mol.

ABSTRACT
Modified QD CdS SSC has been successfully applied for hydrogen production. Modified QD CdS SSC cell consists of two zones there are QD CdS SSC and catalytic zone. QD CdS SSC zone serves to absorb light, while the catalytic zone is operate as the catalytic reaction site for hydrogen production. QD CdS SSC zone consists of TiO2 nanotubes sensitized by CdS immobilized on Ti plate, polysulfide electrolyte solution and platinum as counter electrode that is coated on the surface of FTO glass. Reduction of H to H2 occur on the platinum coated titanium at catalytic zone. Hydrogen production was performed by visible light irradiation on the QD CdS SSC zone and the counter electrode BiVO4 as well. The intensity of the visible light used was 110 mW cm2 and 90 mW cm2. Counter electrode and QD CdS SSC zone were connected by copper wire. The solution used in the catalytic zone in this study was 12.5 methanol in water. QD CdS SSC is able to produce hydrogen at an intensity of 110 mW cm2 and 90 mW cm2. Total hydrogen production at an intensity of 110 W cm2 and 90 mW cm2 were 320.734 mol and 20.872 mol respectively."
2017
T48293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Georgina Elizabeth Cornelia
"Asam format telah dianggap sebagai senyawa kimia penyimpan hidrogen yang menjanjikan karena kandungan hidrogennya yang tinggi (4,4 wt%). Pada penelitian ini, nanopartikel berbasis logam PdNi dengan penambahan logam perak sebagai logam ketiga disintesis dan digunakan sebagai katalis untuk reaksi dehidrogenasi asam format. SiO2 nanosphere yang berperan sebagai penyangga, disintesis dengan menggunakan metode Stöber. Pendistribusian logam-logam ke permukaan penyangga dilakukan dengan menggunakan metode impregnasi basah dengan mencampurkan PdCl2, NiCl2.6H2O, dan AgNO3 dengan SiO2 nanosphere, yang dilanjutkan dengan reaksi reduksi menggunakan agen pereduksi NaBH4. Material yang dihasilkan dikarakterisasi dengan instrumen XRD, XRF, SAA, dan FESEM-EDX. Variasi komposisi logam perak yang ditambahkan ke dalam katalis berbasis PdNi/SiO2 NS dan suhu reaksi yang digunakan memengaruhi aktivitas katalitik dari nanopartikel logam. Uji aktivitas katalitik terhadap reaksi dehidrogenasi asam format dilakukan dengan menggunakan rangkaian alat buret gas. Jumlah gas yang dihasilkan diamati berdasarkan pergeseran air yang terjadi pada buret gas. Gas yang dihasilkan dikarakterisasi dengan instrumen GC-TCD. Katalis Pd0,4Ag0,6/SiO2 NS menunjukkan aktivitas katalitik yang baik dengan nilai TOF sebesar 312,68 jam-1 dan konversi sebesar 80,31% pada suhu reaksi 70°C.

Formic acid has been considered a high-potential chemical hydrogen storage because of its high hydrogen density (4,4 wt%). In this study, PdNi nanoparticles with the addition of silver metal as a third metal were prepared as catalysts for formic acid dehydrogenation reactions. SiO2 nanospheres as a support were synthesized using the Stöber method. The distribution of metals to the support was carried out using the wet impregnation method by mixing PdCl2, NiCl2.6H2O, and AgNO3 with the SiO2 nanospheres followed by simultaneous reduction using NaBH4. The resulting materials were characterized using XRD, XRF, SAA, and FESEM-EDX. Variations in the composition of the silver metal added to the PdNi/SiO2 NS catalyst and the reaction temperature used in this study had affected the catalytic activity of the metal nanoparticles. The catalytic activity test for the formic acid dehydrogenation reaction was carried out using a gas burette. The amount of gas produced will be observed based on changes in the volume of water in the gas burette. The as-prepared Pd0,4Ag0,6/SiO2 NS shows outstanding catalytic activity for formic acid dehydrogenation with a TOF value of 312,68 h-1 and 80.31% conversion at 70°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindita Larasati
"ABSTRACT
An extensive search of clean energy is the main drive for hydrogen production technology advancements. Hydrogen is an appealing energy source as an alternative to fossil fuels due to its carbon neutral lifecycle, making it more environmental friendly. Gasification technology is one of the most sought-after method of hydrogen production due to its efficiency and flexibility of the feedstock options. This research intends to bridge the gap where current literature is lacking by presenting a thermodynamic equilibrium model through simulation of non-catalytic steam gasification of oil palm kernel shell using Aspen Plus v10.0 software. A couple of operating parameters that have adverse effect on gasification efficiency, namely temperature of gasifier and steam-to-biomass (S/B) ratio were investigated in this study. The simulation results show that the optimum operating condition to get the highest hydrogen yield is obtained at temperature of 800 oC and S/B ratio of 1.0 wt/wt. Temperature enhances hydrogen content up to 82.54 vol% at the range of 750 to 800 oC while the highest margin of the incline of hydrogen composition is observed from 0.5 to 1.0 wt/wt at  80.90 vol% to 82.24 vol%. Based on the results, temperature has more impact on hydrogen yield compared to S/B ratio due to endothermic reactions being favored at high temperature such as water gas reaction and steam methane reforming reaction. Although hydrogen yield increases with an increase in S/B ratio, it is not beneficial to introduce too much excess steam since it does not have great impact to hydrogen yield with less than 1% increase per kg steam introduced. Different feedstocks were used as comparison to test the applicability of the model. It is found that pine sawdust and oil palm kernel shell are proven to be the most suitable feedstock as they give high hydrogen yield and high hydrogen content in syngas due to high volatile matter and fixed carbon content in addition to low moisture and ash content compared to municipal solid wastes (MSW), green wastes, food wastes, and straw.

ABSTRAK
Penelitian mengenai energi bersih adalah dorongan utama dari kemajuan teknologi produksi hidrogen. Hidrogen adalah sumber energi yang menarik sebagai alternatif dari bahan bakar fosil dikarenakan oleh siklus yang netral dari karbon, menjadi lebih ramah lingkungan. Teknologi gasifikasi adalah salah satu metode yang paling terkemuka akibat efisiensi dan fleksibilitas pemilihan bahan baku. Penelitian ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan dimana literatur terkini kurang mendalami dengan mengajukan model ekuilibrium termodinamika melalui simulasi gasifikasi uap non-katalis dengan bahan baku cangkang kelapa sawit menggunakan perangkat lunak Aspen Plus versi 10.0. Beberapa parameter operasi yang berpengaruh terhadap efisiensi gasifikasi seperti temperatur dari reaktor dan rasio uap-biomassa telah diteliti dalam studi ini. Hasil simulasi menunjukkan kondisi operasi optimal untuk mendapatkan hasil produksi hidrogen tertinggi dicapai pada temperatur 800 C dan rasio uap-biomass 1.0 wt/wt. Temperatur menaikkan komposisi hidrogen sehingga 82.54 vol% pada kisaran 750 sampai 800 C sedangkan margin kenaikan komposisi hidrogen paling tinggi didapat dari 0.5 sampai 1.0 wt/wt dari 80.90 vol% menjadi 82.24 vol%. Berdasarkan dari hasil, temperatur memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan rasio uap-biomass diakibatkan oleh reaksi endotermik yang lebih spontan pada temperatur tinggi seperti reaksi air-gas dan reaksi reformasi metana dan uap. Walaupun hasil hidrogen meningkat seiring kenaikan dari rasio uap-biomass, memasukkan uap terlalu banyak tidak efisien sebab efeknya tidak signifikan dengan kenaikan kurang dari 1% per kilogram uap tambahan. Bahan baku berbeda digunakan sebagai perbandingan untuk menguji penerapan model ini. Hasil menunjukkan bahwa serbuk kayu pinus (pine sawdust) dan cangkang kelapa sawit terbukti menjadi bahan baku yang paling cocok untuk gasifikasi karena menghasilkan hasil dan komposisi hidrogen yang paling tinggi disebabkan oleh konten zat mudah menguap dan karbon tetap yang tinggi dengan konten kelembaban dan abu yang rendah dibandingkan limbah padat, limbah hijau, limbah makanan, dan jerami."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Azizah
"Dominasi penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi mendorong para peneliti untuk mengembangkan energi alternatif yang bersifat terbarukan dan ramah lingkungan. Hidrogen merupakan salah satu kandidat energi alternatif yang potensial. Hidrogen dapat diproduksi melalui metode ramah lingkungan dengan cara pemecahan air (water splitting), termasuk dari air laut yang ketersediannya melimpah di alam. Teknologi pemecahan air yang banyak dikembangkan saat ini adalah melalui fotoelektrokatalisis, yaitu dengan memanfaatkan sinar matahari menggunakan sel fotoelektrokimia dengan foto elektroda berbasis semikonduktor. Dalam penelitian ini dilakukan uji kinerja salah satu jenis sel tandem DSSC (Dyes Sensitized Solar Cell) yang ditandemkan dengan sel PEC (Photo Electrochemical). Untuk itu, dilakukan studi preparasi semikonduktor TiO2 yang digabungkan dengan BiOI sebagai foto elektroda bagian PEC dalam sistem tandem DSSC-PEC, untuk proses produksi hidrogen (H2) dari elektrolit air berkadar garam tinggi (salty water). Sintesis TiO2/BiOI dilakukan menggunakan metode anodisasi untuk pembentukan TiO2 nanotubes dan deposisi secara elektrokimia untuk pembentukan BiOI nanoflakes. Dalam penelitian ini dilakukan investigasi pengaruh variasi waktu deposisi BiOI (5 menit, 10 menit, dan 15 menit) terhadap kinerja fotoelektrokimia dan kemampuannya menghasilkan hidrogen. TiO2-nanotubes/BiOI hasil sintesis menunjukkan aktivitas fotokatalitik yang lebih baik daripada TiO2 nanotubes tunggal, dimana TiO2 nanotubes/BiOI aktif pada daerah visible dan memberikan respon photocurrent yang lebih tinggi. TiO2 nanotubes/BiOI dengan waktu deposisi 10 menit memperlihatkan respon photocurrent tertinggi dan dipilih untuk digunakan pada produksi H2. Sel tandem DSSC-PEC yang disintesis dengan perpanjangan zona katalisis foto elektroda TiO2 nanotubes/BiOI berhasil memproduksi hidrogen sebesar 0,0029 μmol/mL, saat dioperasikan selama 390 menit.

In order to reduce the use of fossil fuels as an energy sources encourages researchers to develop alternative energy that is renewable and environmentally friendly. Hydrogen is one of the potential candidates. Hydrogen can be produced via environmentally friendly methods by water splitting, including from sea water which is abundantly available in nature. One of water splitting methods that is being developed today is photo-electrocatalysis, which is by utilizing sunlight using photoelectrochemical cells with semiconductor-based electrodes. In this study, a performance test of one type of DSSC (Dyes Sensitized Solar Cell) tandem cell with PEC (Photo Electrochemical) cells was conducted. For this reason, a study of the preparation of the TiO2 semiconductor combined with BiOI as a photoelectrode in the DSSC-PEC tandem system was carried out for the production of hydrogen (H2) from a high salt water electrolyte. The preparation of TiO2/BiOI was carried out using anodization method for the formation of TiO2 nanotubes and electrochemical deposition for the formation of BiOI nanoflakes. This study investigated the effect of variations in BiOI deposition time (5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes) on photoelectrochemical performance and its ability to produce hydrogen. The synthesized TiO2-nanotube/BiOI showed better photocatalytic activity than bare TiO2 nanotubes, where the TiO2 nanotube/BiOI was active in the visible region and gave a higher photocurrent response. TiO2 nanotubes/BiOI with a deposition time of 10 minutes responded to the highest photocurrent and were used for application in H2 production. The DSSC-PEC tandem cell prepared with the addition of the TiO2 nanotubes/BiOI photo-electrode catalysis zone succeeded in producing hydrogen as much as 0,0029 μmol/mL, during 390 minutes operation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trivika Lemona
"Hidrogen merupakan salah satu unsur yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif karena BBH atau bahan bakar hidrogen bersifat ecoenergi dengan proses pembakaran yang hanya menghasilkan air dan energi (listrik dan panas). Salah satu teknologi penghasil hidrogen adalah dengan metode Contact Glow Discharge Elektrolisis atau CGDE. Penelitian ini menggunakan metode CGDE dengan multi katoda dan penambahan etanol dengan tujuan dapat meningkatkan laju produksi hidrogen dan efektivitas proses.pada penelitian ini akan dilihat pengaruh penambahan jumlah katoda, pengaruh konsentrasi etanol dan diameter katoda terhadap laju produksi dan efektivitas hidrogen. Dari karakterisasi arus dan tegangan yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa arus akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah katoda. Penggunaan multi katoda pada proses CGDE juga terbukti meningkatkan produksi hidrogen pada tegangan dan konsumsi energi yang sama. Penambahan zat aditif etanol juga dilakukan pada penelitian ini dan memperoleh hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi etanol maka akan semakin tinggi produksi dan efektivitas gas Hidrogen yang dihasilkan. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa semakin besar diameter katoda maka laju produksi akan semakin tinggi, namun konsumsi energi menjadi meningkat dan tidak sebanding dengan peningkatan laju produksi sehingga menghasilkan efektivitas yang semakin kecil. Proses CGDE multi katoda pada penelitian ini menunjukkan peningkatan efektivitas proses sebesar 76 kali lipat dibandingkan dengan elektrolisis Faraday.

Hydrogen is one of elements that can be used as an alternative energy. The combustion of Hydrogen only produces water and energy. Therefore, hydrogen is called as ecoenergy. One of technology that can produce hydrogen is Contact Glow Discharge Electrolysis or CGDE. CGDE is one of plasma electrolysis that uses electrolyte solution and inert electrode to produce hydrogen in high voltage. This research uses CGDE method with multi-cathode and ethanol in order to increase hydrogen production and the effectivity of process. In this research, we will explore the effect of increasing cathode number, etanol addition, and increasing of cathode diameter. From characterization of current and volatge, we can conclude that the increasing of cathode number can increase the current that through into cathode. Utilization of multi-cathode in CGDE is proven that can increase the hydrogen production at the same voltage and energy consumption. The addition of ethanol has done in this research and we can conclude that when we increase the concentration of ethanol, the hydrogen production will be increased either at the same voltage. In addition, this research also prove that the bigger diameter of a cathode will increase the production rate, but the energy consumption increases higher than the production rate. Therefore, the increasing of diameter of cathode is not effective to use in CGDE. The CGDE multi-cathode on this research indicated increasing of effectiveness as much as 76 times higher than the Faraday Electrolysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Fitri Pelawi
"Dalam penelitian ini dilakukan kombinasi proses elektrokoagulasi dan fotokatalisis dan melihat efek dopan CuO dalam TiO2 nanotubes untuk mendokolorisasi limbah pewarna dan sekaligus menghasilkan H2. Dekolorisasi dan produksi hidrogen secara simultan dilakukan dalam reaktor yang terbuat dari akrilik yang dilengkapi dengan power supply dan lampu UV. H2 dihasilkan dari reduksi ion H+ dalam larutan pada katoda stainless steel dan watersplitting oleh fotokatalisis secara bersamaan. Dekolorisasi tartrazin diperoleh dari kombinasi adsorpsi dengan elektrokoagulasi dan degradasi dengan fotokatalisis. TiO2 nanotubes disintesis dengan metode anodisasi, kemudian dimodifikasi dengan memberi dopan CuO dengan metode SILAR (Successive Ionic Layer Adsorption and Reaction). Hasil SEM dengan adanya dopan CuO 0,04 M; 0,05 M; dan 0,06 M mengkonfirmasi bahwa struktur nanotubes masih terbentuk dengan baik dengan diameter rata-rata berturut-turut 149 nm, 158 nm, dan 166 nm dan ketebalan tabung rata-rata berturut-turut 44 nm, 50 nm, dan 52 nm. Kehadiran Cu terdeteksi oleh analisis dengan EDX, yang berjumlah 0,4% wt, 1,09% wt dan 1,68% wt berturut-turut untuk dopan CuO 0,04 M; 0,05 M; dan 0,06 M pada TiO2 nanotubes. Hasil XRD menunjukkan bahwa TiO2 nanotubes berada dalam fase anatase dengan ukuran kristal 27,8 nm; 27 nm; dan 26,9 nm. Energi band gap dihitung menggunakan persamaan Kubelka-Munk dari hasil karakterisasi UV-Vis DRS. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa, energi band gap dari CuO-TiO2 nanotubes berkurang dari band gap TiO2 nanotubes murni. Konversi dekolorisasi tartrazin berturut-turut pada sistem elektrokoagulasi, fotokatalisis dan elektrokoagulasi-fotokatalisis dalam waktu 4 jam reaksi adalah 87,6%; 32,3% dan 99,3%. Baku mutu pada sistem tunggal elektrokoagulasi 50 V dapat dicapai sekitar 1,3 jam reaksi dan jika dikombinasikan dengan sistem fotokatalisis CuO-TiO2 nanotubes hanya dibutuhkan waktu kurang dari 1 jam. Akumulasi produk H2 yang dihasilkan berturut-turut pada sistem elektrokoagulasi, fotokatalisis, dan kombinasinya yaitu sebesar 0,997 mmol, 0,008 mmol, dan 1,841 mmol. Hal ini menunjukkan dengan mengkombinasikan sistem fotokatalisis pada elektrokoagulasi dapat meningkatkan kemampuan dalam mendekolorisasi sebanyak 21,7% sehingga dapat mempercepat waktu dalam mencapai baku mutu dan produksi H2 sebanyak 83%. Kinetika dekolorisasi tartrazin pada sistem fotokatalisis dan elektrokoagulasi 50 V mengikuti persamaan laju reaksi orde dua, dengan konstanta laju reaksi berturut-turut 0,006 L/mg.jam dan 0,080 L/mg.jam sedangkan sistem kombinasi mengikuti persamaan laju reaksi adsorpsi Langmuir dengan konstanta laju reaksi sebesar 1,202 jam-1. Dari data kinetika dapat disimpulkan sistem kombinasi elektrokoagulasi-fotokatalisis dengan CuO-TiO2 nanotubes merupakan sistem yang paling efektif dari sistem tunggal elektrokoagulasi dan fotokatalisis.

In this study a combination of electrocoagulation and photocatalysis processes was carried out and observed at the effect of CuO dopant in TiO2 nanotubes to decolorize the dye waste and simultaneously produce H2. The simultaneous decolorization and production of hydrogen is carried out in an acrylic reactor equipped with a power supply and UV lamps. H2 is produced from the combination of the reduction of H+ ions in solution at a stainless steel cathode and watersplitting by photocatalysis. Tartrazine decolorization is obtained from the combination of adsorption by electrocoagulation and degradation by photocatalysis. TiO2 nanotubes were synthesized by anodizing method, then modified by giving CuO dopant by SILAR (Successive Ionic Layer Adsorption and Reaction) method. SEM results in the presence of 0.04 M CuO dopants; 0.05 M; and 0.06 M confirmed that the nanotubes structure was still well formed with an average diameter of 149 nm, 158 nm, and 166 nm and an average tube thickness of 44 nm, 50 nm and 52 nm, respectively. The presence of Cu was detected by analysis with EDX, which amounted to 0.4% wt, 1.09% wt and 1.68% wt respectively for 0.04 M CuO dopants; 0.05 M; and 0.06 M on TiO2 nanotubes. The XRD results showed that TiO2 nanotubes were in the anatase phase with a crystal size of 27.8 nm; 27 nm; and 26.9 nm. Band gap energy is calculated using the Kubelka-Munk equation from the results of UV-Vis DRS characterization. The calculation results show that, the band gap energy of CuO-TiO2 nanotubes is reduced from pure TiO2 nanotubes band gap. Conversion of tartrazine decolorization respectively for the electrocoagulation, photocatalysis and electrocoagulation-photocatalysis systems within 4 hours of reaction was 87.6%; 32.3% and 99.3%. The quality standard in a single 50 V electrocoagulation system can be achieved in about 1.3 hours of reaction and when combined with a photocatalysis system CuO-TiO2 nanotubes only takes less than 1 hour. The accumulation of H2 products produced in the electrocoagulation, photocatalysis, and combination system is 0.997 mmol, 0.008 mmol and 1.841 mmol. This shows that by combining the photocatalysis system in electrocoagulation can increase the ability to decolorize by 21.7% so it will accelerate the time in achieving quality standards and H2 production by 83%. The reaction kinetics in the 50 V photocatalysis and electrocoagulation system follows the second order reaction rate equation, with reaction rate constants of 0.006 L/mg.hour and 0.080 L/mg.hour while the combination system follows the Langmuir adsorption reaction rate equation with reaction rate constants 1,202 hour-1. From the kinetics data it can be concluded that the combination of electrocoagulation-photocatalysis systems with CuO-TiO2 nanotubes is the most effective system than a single system of electrocoagulation and photocatalysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidiyarsi Matari Andri Yatmo
"Oil Shale merupakan salah satu bahan bakar non konvensional berbentuk sedimen batuan halus, yang dapat menjadi sumber energi alternatif. Dalam proses retorting, Oil Shale dapat dikonversi menjadi shale oil dan shale gas. Sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang membahas potensi shale gas untuk memproduksi gas hidrogen. Pada penelitian ini, dilakukan pemodelan sistem menggunakan Aspen Plus untuk mengetahui potensi pemanfaatan keseluruhan shale oil beserta shale gas hasil dari retorting untuk memproduksi hidrogen menggunakan teknologi chemical looping. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi energi dari sistem apabila meneruskan tahapan produksi hidrogen hingga ke tahap produksi ammonia untuk penyimpanan. Berdasarkan hasil simulasi, produk retorting dari 0,126 kg/s bahan baku oil shale komposisi New Albany, yaitu 0,0063 kg/s shale oil dan 0,0024 kg/s shale gas, dapat memproduksi hidrogen sebanyak 0,0037 kg/s. Hidrogen ini dapat dikonversi menjadi ammonia sebanyak 0,012 kg/s dengan sisa hidrogen sebanyak 0,00089kg/s. Berdasarkan analisis energi, didapatkan efisiensi dari keseluruhan proses oil shale retorting hingga produksi ammonia adalah sebesar 55%.

Oil shale is one of the non-conventional fuel in the form of fine rock sediments, which can be utilized as an alternative energy resource. In the retorting process, Oil Shale is converted into shale oil and shale gas. Previously, there were several studies that discussed the potential utilization of the shale gas product to produce hydrogen gas. In this study, a simulation was carried out using Aspen Plus to determine the potential of using both shale oil and shale gas products from the retorting process, to produce hydrogen using a chemical looping system. In addition, this study is aimed at analysing the energy efficiency of the system with the additional process of converting hydrogen into ammonia for storage. Based on the simulation results, the retorting product from 0,126 kg/s of oil shale, respectively 0,0063 kg/s and 0,024 kg/s of shale oil and shale gas, could produce 0,0031 kg/s of hydrogen. This amount of hydrogen could be converted into 0,012 kg/s of ammonia, with a remaining hydrogen product of 0,00089 kg/s. Based on the energy analysis, the efficiency of the entire system from the oil shale retorting process up to the ammonia production is 55%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>