Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Swasti Adicita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S5114
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Yuswanto
"Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengembangkan program pembinaan narapidana untuk mengurangi kekerasan verbal antar narapidana, dengan cara memberikan pelatihan LVE (Living Values Education) sebubungan dengan adanya pennasalahan tindakan kekerasan verbal yang dilakukan narapidana selama menjalani masa pidananya di dalam Rumah Tahanan Negara Jakarta Timur.
Teuri yang dirujuk sebagai dasar dalam pembuatan rancangan program pelatihan untuk mengurangi kekerasan fisik melalui pelatiban LVE adalah teori pembinaan narapidana, teori agresifitas, teori Kognitif, teori Cognitif behaviorisme dan teorl masa perkembangan manusia.
Analisis pemecahan masalah berangkat dari adanya sejumlah pennasalahan, permasalahan yang ada di dalam Rumah Tahanan Negara Jakarta Timur. Salah satu permasalahan yang menjadi minat untuk diselesaikan oleh penulis adalah masalah tindakan kekerasan verbal yang dilakukan narapidana. Karena biasanya dimulai dari tindakan kekerasan verbal, kemudian dapat berakibat, tindakan kekerasan fisik, kekerasan domestik, dan meluas menjadi anarkis, cacat fisik dan bahkan bisa meninggal dunia.
Sebagai salah satu langkah untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada di Rutan, diantaranya adalah melalui pelatihan untuk mengurangi tindakan kekerasan verbal antar narapidana, dengan cara memberikan pelatihan LVE selama 6 hari kerja kepada 20 orang narapidana sebagai contoh dengan latar belakang tindak pidana dengan kekerasan. Untuk dapat terlaksananya pelatihan LVE tersebut maka dibuatlah rancangan program pelatihan LVE begi narapidana.
Program pelatihan LVE ini, sangat memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan kebutuhan suatu pelatihan, seperti : identifikasi kebutuhan pelatihan, sasaran pelatiban, pelatih/instruktur pelatihan, materi, metode, alat bantu, durasi pelaksanaan, tempat pelaksanaan, biaya dan evaluasi pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S8598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfinar Aziz
"Penyuluh Agama adalah salah satu jabatan fungsional di Departemen Agama yang bertugas melakukan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama, guna meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai dan ajaran agama Serta meningkatkan kerukunan antar umat beragama. Sebelum menjalankan tugasnya, Penyuluh Agama harus membentuk kelompok binaan. dan mengadakan koordinasi dengan pejabat dan tokoh masyarakat disekitar kelompok binaan. Penyuluh Agama menemui kendala-kendala mulai dari pembentukan kelompok binaan, dan mengadakan koordinasi dengan pejabat dan masyarakat setempat. Misalnya di Jakarta, karena sudah terbentuk kelompok-kelompok pengajian seperti majlis taklim dan Iain-lainnya, sehingga merasa sulit untuk membentuk kelompok yang baru. Oleh karena itu Penyuluh Agama memerlukan keterampilan untuk dapat mengadakan pendekatan dan memasuki kelompok-kelompok tersebut agar dapat diterima sebagai penyuluh. Dengan demikian, PA perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk melakukan pendekatan terhadap masyarakat sehingga masyarakat dapat menerimanya sebagai Penyuluh Agama.
Dari data yang diperoleh melalui analisis pekerjaan, wawancara dan observasi diketahui bahwa tugas PA memerlukan keterampilan dalam menyampaikan informasi, baik lisan maupun tulisan, yang penulis simpulkan sebagai kemampuan komunikasi. Karena kendala-kendala yang ditemui juga berakar pada kornunikasi, maka penulis mengajukan suatu rancangan pelatihan Keterampilan Komunikasi. Sebagai mana yang dikatakan oleh Reardon (1987), bahwa komunikasi terdiri dari komponen isi dan komponen hubungan. Komunikasi yang lancar bukan hanya dapat menyarnpaikan informasi dengan efektif, tetapi juga dapat membentuk hubungan yang baik. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini Penyuluh Agama dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya selama ini, serta dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih efektif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elias Wirotama
"PT X merupakan perusahaan penanaman modal asing yang bergerak di
bidang ekspor barang jadi yang berdiri tahun 2003. Dengan tenaga kerja yang
bermula dari dua orang, hingga sekarang berjumlah enam orang, serta
hubungan antara satu individu dengan individu lain masih cenderung informal,
maka perusahaan ini dapat dikatakan masih berupa organisasi struktur
sederhana. Seiring dengan perkembangan perusahaan, pimpinan menilai
bahwa karyawan belum memberikan peningkatan unjuk kerjanya. Karyawan
tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Setelah melakukan
wawancara dengan seluruh karyawan dan pimpinan, serta observasi di
perusahaan, maka diindikasikan adanya permasalahan komunikasi antara
pimpinan dan karyawan.
Komunikasi merupakan faktor yang penting karena komunikasi dapat
mengendalikan perilaku individu dalam organisasi. Selain itu, hampir tiga
perempat dari seluruh aktivitas kerja seorang karyawan digunakan untuk
berkomunikasi seperti menulis, membaca, berbicara, dan mendengarkan.
(Robbins, 2003). Komunikasi menjadi efektif ketika makna pesan yang
disampaikan oleh pengirim pesan sama dengan yang diterima oleh penerima
pesan. Namun demikian, dalam kenyataannya, tidak selalu komunikasi
belja\an dengan efektif, karena mengalami hambatan-hambatan seperti adanya
ketidakjelasan verbal atau ambiguitas, makna ganda, yang dapat menyebabkan
distorsi pesan sehingga pesan yang diterima tidak sama dengan yang
disampaikan. Faktor-faktor individual seperti pengalaman, persepsi pengirim
pesan terhadap penerima pesan atau sebaliknya, dapat berpengaruh pada
proses penyampaian pesan. Dalam perusahaan, hambatan-hambatan
komunikasi yang ditemui misalnya, pendapat bawahan sering tidak dianggap
oleh pimpinan, bawahan menjadi ragu untuk menyampaikan pendapatnya
----~-ยทยทยท---
karena pimpinan merasa masukan yang diberikan bawahan dapat merusak
rencananya.
Untuk dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, maka penulis
merekomendasikan rancangan program pelatihan kepada seluruh tenaga kerja
di PT X Tujuan rancangan program pelatihan ini pada akhimya adalah
memberikan pengetahuan dan keterampilan komunikasi interpersonal,
sehingga perilaku-perilaku yang menghambat efektivitas komunikasi dapat
diubah, tentunya dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran orang
dewasa pada rancangan program.
Metode-metode yang dipakai dalam rancangan program pelatihan ini
merupakan campuran dari metode pelatihan pada peketjaan dan pelatihan di
luar pekerjaan (on-the-job training dan off-the-job training). Hal tersebut
dilakukan berdasarkan pertimbangan kondisi perusahaan, dipandang dari
tersedianya dana, sarana-prasarana, waktu, serta jumlah tenaga kerja yang ada
untuk menjadi peserta pelatihan."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Suzanna Nitalessy
"ABSTRAK
Program Pelatihan Team Building ini dilalcukan pada anggota Orkestra
Simfoni Klasik X guna menciptakan kekohesifan di antara para anggota Orkestra Simfoni
Klasik X, mengingat hal ini masih bclum berkembang dengan baik dalam Orkcstra
Simfoni Klasik X. Kekohesiiin ini kumng berkembang karena beberapa hal, antara lain
kumngnya kesempatan berkomunikasi antam sesama pemain dan pemain dengan pihak
manajemen serta sebagian anggota yang tidak memprioritaskan kepentingan Orkestra
Simfoni Klasik X. Melalui peiatihan team building diharapkan kekohesiiim dapat lebih
terbina dengam baik pada anggota Orkestra Simfoni klasik X. Dengan berbekal
kekohmifim yang dihampkan dapat dicapai mclalui pelatihan team building, malca
selayaknya kinerja pertunjukan Orkestra Simfoni Klasik X akan lebih optimal.
Kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa adalah; terbatasnya jumlah Iiteratur ilrniah
mengenai Orkestra Simfoni Klasik, mcnyampaikan informasi yang mernerlukan
pemahaman mengenai musik klasik dan Orkestra Simfoni Klasik kepada pembaca yang
pada umumnya tidak secara khusus memiliki latar belakang musik klasik dan Orkesua
Simfoni Klasik, dan rnerangkum informasi yang diperoleh mcnjadi suatu gagasan baru.

ABSTRACT
The focus of this training design is the members of Classical Symphony Orchestra X. The
team building training is designed to promote the cohesivencss among the members of
Classical Symphony Orchestra X, regarding the cohesiveness within the orchestra has not
been well developed. The cohesiveness has not been well developed due some problems
within the orchestra such as the lack of the chance to communicate among players and
among the players and the management. Another problem is some members do not
percept their role in the orchestra as the top priority. The cohesiveness is expected to be
developed by conducting the team building training. In turn, the cohesiveness among the
members of Classical Symphony Orchestra X is expected to lead to the better
performance quality of Classical Symphony Orchestra X.
During the writing ofthe Training Program Design, the writer found that there are some
main problems in writing process of the Training Program Design, such as: limited
sources of scientific literatures about Classical Symphony Orchestra, explaining
informations about classical music and Classical Symphony Orchestra to the readers who
possess no specific knowledge about classical music and Classical Symphony Orchestra,
and synthesizing the acquired informations into new innovative ideas.

"
2007
T34029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ratu Rosari
"Penulisan tugas akhir ini mengenai program pelatihan bagi narapidana dalam hal tehnik meningkatkan rasa percaya diri narapidana menjelang bebas di Lapas Terbuka. Minat untuk memilih judul tulisan ini berawal dari kenyataan bahwa pada dasarnya narapidana yang kurang percaya diri itu enggan untuk bergaul, tidak mempunyai gairah untuk menghasilkan karya sendiri. Di samping itu khususnya narapidana yang akan bebas, mereka tidak mempunyai pandangan atau cita-cita setelah bebas nanti. Kurang percaya ini disebabkan karena adanya sikap pesimis, mereka masih khawatir atau ragu kalau tidak diterima di lingkungan masyarakat. Apalagi stigma masyarakat masih bersifat negatif. Berdasarkan wawancara dan pengisian kuesioner, diperoleh hasil bahwa mereka berkeinginan untuk melakukan usaha setelah bebas nanti, akan tetapi mereka masih kurang percaya diri, apakah bisa terlaksana dengan baik. Sedangkan masyarakat mungkin sebagian belum percaya dengan eks narapidana. Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut maka menurut penulis, program untuk meningkatkan rasa percaya diri terhadap narapidana yang akan bebas menjadi penting untuk dilakukan. Hal tersebut didasari oleh pandangan bahwa dengan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, mereka akan menjadi manusia yang kreatif, akan dapat menciptakan sendiri lahan kerja bagi dirinya dan bahkan mungkin bagi orang lain. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini penulis memilih pelatihan tehnik meningkatkan rasa percaya diri sebagai upaya memberikan bekal mental bagi narapidana yang akan bebas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Indrawati
"Penulisan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai langkah-langkah dalam melakukan evaluasi program pelatihan. Pentingnya melakukan evaluasi pelatihan erat kaitannya dengan komitmen manajemen untuk membiayai pelaksanaan program pelatihan bagi karyawannya, PT Z, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, sangat membutuhkan kualitas sumberdayanya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Kinerja organisasi yang cenderung menurun membutuhkan adanya pemecahan masalah. Pilihan untuk mengatasi keadaan tersebut, adalah dengan melakukan pelatihan. Namun dalam pelaksanaannya dibutuhkan adanya informasi mengenai evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan 'basic supervisory' bagi para asisten supervisor. Oieh karena itu tulisan ini akan membahas : evaluasi program pelatihan dengan menggunakan evaluasi 4 ienjang dari Kirkpatrick.
Evaluasi pelatihan yang dilakukan menggunakan 4 level (jenjang) evaluasi pelatihan dari Kirkpatrick. Mengingat Sulitnya untuk melakukan evaluasi level 4 di perusahaan Z, maka untuk melengkapi data akan dilakukan perhitungan 'Return On Investment on Training' program pelatihan tersebut. Melalui perhitungan ROI ini, tergambar dengan jelas nilai rupiah keuntungan perusahaan sebagai dampak dilaksanakannya program pelatihan 'basic supervisory' bagi para asisten superviror di perusahaan Z. Hasil ini juga dapat digunakan untuk meyakinkan manajemen dalam menyelenggarakan program pelatihan. Kekhawatiran yang selarna ini berlangsung sebagai akibat tidak adanya informasi yang jelas mengenai manfaat dan efektivitas penyelenggaraan program pelatihan sudah dapat diatasi.
Dengan melakukan evaluasi 4 level program pelatihan dari Kirckpatrick terhadap pelaksanaan program pelatihan, diperoleh gambaran bahwa :
1. Pelatihan telah terselenggara dengan menarik dan berhasil menciptakan iklim yang kondusif untuk tercapainya proses pembelajaran
2.Pemandu berhasil membuat para peserta termotivasi untuk memahami dan mendalami materi yang disampaikan.
3. Telah terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap materi yang dibahas.
4. Secara umum telah teljadi perubahan perilaku.
5. Secara spesifik terdapat perilaku yang belum menunjukkan perubahan, yaitu:
- Personal Communication
- Work Quality
6. Perusahan perilaku perlu didukung dengan kemauan individu dan ditunjang dengan iklim kerja yang kondusif
7. Pelatihan telah memberikan manfaat baik bagi individu maupun bagi organisasi.
Untuk terlaksananya evaluasi program pelatihan, dibutuhkan profesinalisme penyelenggara pelatihan dau komitmen dari perusahaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>