Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan mengukur efektivitas konteks , input, proses dan produk (output). Model evaluasi studi dengan CIPP Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi , wawancara, angket, observasi, inventori dan sosiometri...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Urip Budicahyadi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Sapariningsih
"Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat membutuhkan tenagatanaga kreatif yang dapat memberi sumbangan kepada bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu mendorong pertumbuhan dan perkembangan kreativitas peserta didik (Utami Munandar, 1999). TAP MPR no. 11 / MPR /1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara menyebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk menghasilkan manusia Indonesia yang kreatif. Renzulli (1981) menyatakan bahwa kreativitas merupakan salah satu ciri yang harus dimiliki oleh siswa berbakat.
Menurut Roger (dalam Munandar 2002), salah satu faktor yang dapat mendorong tumbuhnya kreativitas adalah locus of control yang internal. Locus of control merupakan salah satu bagian dari kepribadian yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan segala sesuatu yang terjadi di dalam hidupnya (Rotter, 1975). Seseorang dengan locus of control yang internal dapat mengarahkan dirinya sendiri, mempunyai standar dan nilai-nilai sendiri serta dapat mengambil keputusan sendiri. Ciri-ciri tersebut merupakan pendorong tumbuhnya kreativitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara locus of control dan kreativitas pada siswa berbakat yang mengikuti program percepatan belajar.
Subyek penelitian adalah siswa berbakat yang mengikuti program percepatan belajar di SMUN 81 Jakarta. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, yang terdiri dari 22 orang wanita dan 8 orang pria. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Alat yang digunakan untuk mengukur locus of control adalah skala locus of control yang disusun oleh Rotter dan alat yang digunakan untuk mengukur kreativitas adalah Tes Kreativitas Verbal yang disusun oleh Utami Munandar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor skala locus of control berkorelasi dengan skor tes kreativitas pada siswa berbakat yang mengikuti program percepatan belajar. Dengan demikian, maka ada hubungan yang signifikan antara locus of control dan kreativitas pada siswa berbakat yang mengikuti program percepatan belajar.
Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan agar para orang tua dan guru dapat menciptakan suatu kodisi yang dapat membentuk locus of control locus yang, internal pada diri anak sehingga kreativitas yang mereka miliki dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
S3483
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritandiyono
"ABSTRAK
Penelitian ini bermula dari pemikiran penulis bahwa secara
teoritis dan hasil penenelitian beberapa pakar psikologi ditemukan
prestasi belajar siswa dipengaruhi variabel-variabei non-intelektual,
diantaranya adalah variabel kemandirian dan kecerdasan emosional.
Selain itu, penulis juga melihat adanya usaha pemenntah dan
lembaga pendidikan swasta melakukan uji coba program percepatan
belajar untuk melayani pendidikan siswa berbakat, dan sebagai satan
satu usana bangsa dan negara Indonesia menyiapkan generasi muda
yang siap menghadapai pemberlakuan pasar bebas dunia.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, penulis tertarik untuk
menelitii apakah ada hubungan antara kemandinan dan kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar pada siswa program percepatan
belajar dan program reguler Seberapa besar peranan bermakna yang
diberikan kemandirian dan kecerdasan emosional terhadap prastasi
belajar pada siswa program percepatan belajar dan program reguler
Apakah ada perbedaan kemandirian pada siswa program percepatan
belajar dan program reguler.
Dalam penelitian ini siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian
adalah siswa kelas 3 program percepatan belajar dan program reguler
dari SMUN 81 dan SMU Lab School Jakarta Timur. Selanjutnya untuk
menetapkan sampel masing-masing sekolah dilakukan secara
accidental sampling dengan mempertimbangkan berimbangnya jumlah
(n) siswa program percepatan belajar dan program reguler. Jumlah
seluruh subjek penelitian adalah 65 siswa. Kepada mereka diberikan
Skala Kemandirian, dan Skala Kecerdasan Emosional (yang diadaptasi
dari Ell yang disusun oleh Lanawati (1999)). Prestasi beiajar diperoleh dari nilai rapor caturwulan II tahun ajaran 2001/2002 dari siswa kelas 3 program percepatan belajar dan program reguler.
Skala Kemandirian disusun berdasarkan aspek-aspek
kemandirian: percaya diri kontrol diri, tanggung jawab, kebebasan,
ketegasan diri, inisiatif, dan pengambilan keputusan. Skala
Kemandirian memiliki 45 item valid, dengan koeisien validitas berkisar
0,3220 sampai 0,6956, dan koetisien reliabilitas 0,9064 Skala
Keoerdasan Emosional disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan
emosional yaitu: kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,
empati, dan ketrampilan sosia1 Skala Kecerdasan Emosional memiliki
69 item yang valid, dengan koefisien validitas berkisar 0,3070 sampai
0,710B, dan koefisien reliabilitas 0,95014.
Hasil penelitian menunjukkan: 1).Ada hubungan yang bennakna
antara kemandirian dengan prestasi belajar siswa program percepatan
belajar (r = 0,749 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05)). 2). Ada hubungan yang bermakna antara kemandirian dengan prestasi belajar
siswa program reguler (r = 0,528 dengan nilai signitikansi 0,001 (p <
0,05)). 3). Ada hubungan yang bermakna antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa program percepatan belajar (r
= 0,873 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05)). 4). Ada hubungan
yang bermakna antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
siswa program reguler (r = 0,776 dengan nilai signiiikansi 0,000 (p <
0,05)) 5). Ada peranan yang bermakna dari kemandirian dan
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa program
percepatan belajar (F = 54,619 dengan nilai signifikansi 0,000 (p <
0,05)). Penelitian ini menemukan bahwa variabel kemandirian dan
kecerdasan emosional secara bersama-sama memiliki peranan
sebesar 79,6% terhadap prestasi belajar siswa program percepatan
belajar. 6). Ada peranan yang bennakna dan kemandirian dan
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa program reguler
(F = 24,754 dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05)). Penelitian ini menemukan bahwa variabel kemandirian dan kecerdasan emosional
secara bersama-sama memiliki peranan sebesar 61,5% terhadap
prestasi belajar siswa program reguler. Tetapi secara sendiri-sendiri
hanya variabel kecerdasan emosional yang memiliki peranan yang
bermakna terhadap prestasi belajar siswa program reguler 7). Ada
perbedaan kemandirian yang bermakna pada siswa program
percepatan belajar dan program reguler (t = 2,363 dengan nilai
signiikansi 0,021 (p < 0,05)). Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa
siswa program percepatan bela§ar oenderung lebih mandiri
dibandingkan dengan siswa program reguler.
Saran bagi guru, yaitu hendaknya guru memasukkan aspek-aspek
kemandirian dan kecerdasan emosional di dalam pengajaran,
menciptakan kondisi belajar yang kondusif untuk berkembangnya
kemandirian dan keoerdasan emosional siswa. Guru diharapkan dapat
menjadi model yang mandiri. Perlu adanya pelatihan-pelatihan khusus
bagi guru tentang bagaimana meningkatkan kemandinan dan
keoerdasan emosionai guru dan siswa. Saran bagi orang tua, yaitu
diharapkan menerapkan pola asuh demokratis, memiliki hubungan
yang kuat dengan anak, menghargai perasaan anak dan tidak terlalu
membebaskan anak untuk mengungkapkan perasaannya. Saran bagi
masyarakat yaitu masyarakat diharapkan mengembangkan lingkungan
sosial dan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengembangkan
kemandirian dan keoerdasan emosional wanganya. Saran bagi peneliti
seianjutnya yaitu hendaknya menelili siswa keias satu atau dua
program percepatan belajar dan program reguler. Peneliti selanjutnya
perlu melakukan uji validitas ekstemal dengan menemukan hubungan
alat ukur di dalam penelitian ini, yaitu Skala Kemandirian dan Skala
Kecerdasan Emosionai, dengan alat ukur lainnya.
Akhirnya sebagai penutup perlu ditekankan bahwa hasil
penelitian ini menunjukkan adanya peranan yang bermakna dari
kemandirian dan kecerdasan emosionai terhadap prestasi belajar
pada siswa program percepatan belajar dan program reguler. Maka
dengan usaha meningkatkan kémandinan dan kecerdasan emosional
siswa, baik dalam pendidikannya maupun bimbingan di sekolah,
prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Program percepatan belajar
merupakan Salah satu bentuk layanan pendidikan yang demokratis
bagi siswa berbakat. Pada saat ini, program percepatan belajar yang
diselenggarakan dalam kelas khusus mempakan layanan pendidikan
siswa berbakat yang paling mungkin dilaksanakan di Indonesia,
meskipun dengan segala keterbatasannya. Program percepatan
belajar yang diselenggarakan dalam kelas khusus mempakan Iayanan
pendidikan siswa berbakat yang masih memungkinkan siswa berbakat
untuk berinteraksi bertumbuh, dan berkembang bersama-sama teman
sebayanya baik teman sebaya yang berbakat maupun iidak berbakat.
Kondisi tersebut dapat meminimalkan segala kelemahan-kelemahan
dari program percepatan belajar."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library