Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Alpiansyah
Abstrak :
Triarilpiridin merupakan senyawa organik heterosiklik turunan piridin yang diketahui menunjukan berbagai variasi aktivitas biologis seperti hipoglikemik, hipolipidemik, fungisida, agen antimikroba, penghambat, transporter dopamine, agen antiinflamasi,  dan antioksidan. 2,4,6-triarilpiridin disintesis menggunakan prekursor aromatik aldehid, asetofenon, dan amonium asetat dalam reaksi multikomponen. Serta diidentifikasi menggunakan uji karakterisasi FT IR, UV-Vis, dan GC-MS. Uji GC-MS untuk senyawa 2,4,6-triarilpiridin mengkonfirmasi berat molekul masing-masing produk dimana 2,4,6-trifenilpiridin dengan m/z 307.1; 2-(2,6-difenilpiridin-4-il)fenol m/z 323.1; dan (E)-2,6-difenil-4-stirilpiridin sebesar m/z 333.1.  Dalam penelitian ini senyawa 2,4,6-triarilpiridin telah berhasil disintesis menggunakan nanopartikel magnetit Fe3O4@SiO2 terfungsionalisasi L-prolin  sebagai katalis heterogen, dimana jumlah optimum katalis yang diberikan adalah (w/w) 0.5% berat katalis dengan % yield yang diperoleh adalah 20.54%. Struktur nanopartikel magnetit Fe3O4@SiO2-prolin dikarakterisasi menggunakan uji XRD, FT IR, dan SEM-EDX. Hasil untuk SEM-EDX mengkonfirmasi bentuk dari katalis yang berupa bulat ( spherical shape ), dan atom penyusun utama katalis yakni Fe, O, Si, C, dan N yang mengidentifikasi keberadaan Fe3O4, SiO2, dan L-prolin. Selain itu nanopartikel magnetik Fe3O4@SiO2-prolin terbukti menjadi katalis yang mudah dipisahkan dari campuran produk senyawa yakni hanya dengan menggunakan magnet.
Triarylpyridine is a heterocyclic organic compound derived from pyridine which is known to exhibit various biological activities such as hypoglycemic, hypolipidemic, fungicide, antimicrobial agent, inhibitor, dopamine transporter, anti-inflammatory agent, and antioxidant. 2,4,6-triarylpyridine was synthesized using aromatic precursors aldehyde, acetophenone, and ammonium acetate in a multicomponent reaction. And identified using the FT IR, UV-Vis, and GC-MS characterization test. The GC-MS test for 2,4,6-triarylpyridine compound confirmed the molecular weight of each product wherein 2,4,6-triphenylpyridine with m/z 307.1; 2- (2,6-diphenylpyridine-4-yl) phenol m/z 323.1; and (E) -2,6-diphenyl-4-styylpyridine at m/z 333.1. In this study, 2,4,6-triarylpyridine compounds were successfully synthesized using L-proline functionalized magnetite nanoparticles Fe3O4 as a heterogeneous catalyst, where the optimum amount of catalyst given was (w/w) 0.5% by weight of the catalyst with the% yield obtained was 20.54%. The structure of the magnetite Fe3O4@SiO2-prolin nanoparticles was characterized using XRD, FT IR, and SEM-EDX tests. The results for SEM-EDX confirmed the spherical shape of the catalyst, and the main constituent atoms of the catalyst, namely Fe, O, Si, C, and N, identified the presence of Fe3O4, SiO2, and L-proline. Besides, Fe3O4@SiO2-prolin magnetic nanoparticles are proven to be catalysts that are easily separated from the compound product mixture, namely only by using magnets.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Ariella
Abstrak :
Latar belakang: Karies merupakan salah satu penyakit kronis dalam rongga mulut dengan angka kejadian cukup tinggi pada anak-anak. Karies gigi yang terjadi pada bayi dan anak usia pra-sekolah dikenal dengan istilah Early Childhood Caries (ECC). Data penelitian dari beberapa negara Asia Tenggara menunjukkan prevalensi kejadian ECC pada anak usia 3-6 tahun sebanyak 25-95%. Selain itu, sebuah penelitian di Jakarta menunjukkan prevalensi ECC sebesar 52,7%. Etiologi ECC melibatkan interaksi antara organisme patogen, substrat karbohidrat terfermentasi, kerentanan host, dan waktu. Sebagai salah satu faktor host, saliva berperan dalam mempertahankan keseimbangan dinamis antara demineralisasi dan remineralisasi. Saliva mengandung proline-rich protein (PRP) yang memiliki sifat antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kadar proline-rich protein saliva sebagai indikator Early Childhood Caries. Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah potong lintang analitik secara laboratorik. Penelitian ini dilakukan pada 14 anak dengan ECC dan 14 anak bebas karies. Saliva diperoleh dari seluruh subjek dan kadar PRP diukur menggunakan metode ELISA sandwich. Hasil: Analisis data menggunakan uji Mann Whitney U menunjukkan terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p<0,05) antara kadar PRP saliva anak ECC dan anak bebas karies. Kesimpulan: Kadar proline-rich protein saliva dapat digunakan sebagai indikator Early Childhood Caries. ......Backgrounds: Caries is one of the chronic diseases in the oral cavity with a fairly high incidence in children. Caries experienced by infants and pre-school children is known as Early Childhood Caries (ECC). Research data from several countries in Southeast Asia showed that the prevalence of ECC in children aged 3-6 years old ranges from 25 to 95%. In addition, a study in Jakarta showed prevalence of Early Childhood Caries about 52.7%. Etiology of ECC involves interactions between pathogenic organisms, fermented carbohydrate substrates, host vulnerabilities, and time. As one of host factor, saliva plays a role in maintaining a dynamic balance between demineralization and remineralization. Saliva contains proline-rich protein (PRP) that has antibacterial properties. The purpose of this study was to analyze the concentration of proline-rich protein saliva as an indicator of Early Childhood Caries. Methods: The design of this study is cross-sectional analytical laboratory. This study was conducted on 14 children with ECC and 14 caries-free children. Saliva were taken from all subjects and the PRP levels were measured using ELISA sandwich method. Results: Data analysis using the Mann Whitney U test showed that there were statistically significant differences (p<0.05) between the levels of salivary proline-rich protein in children with ECC and caries-free children. Conclusion: The levels of salivary proline-rich protein can be used as an indicator of Early Childhood Caries.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryaty Ekasary
Abstrak :
ABSTRACT
Gelatin merupakan hidrokoloid yang banyak digunakan pada makanan. Komposisi asam amino pada gelatin berbeda tergantung sumber jaringan hewan tetapi terkandung glisin, prolin, dan hidroksiprolin dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengetahui karakteristik gelatin dari kulit babi, dan memperoleh kondisi analisis optimum untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin dan hidroksiprolin pada gelatin babi. Isolasi gelatin dari kulit babi menggunakan asam asetat 0,5 M dalam proses pretreatment dan diekstraksi menggunakan akuades pada suhu 550C selama 3 jam dengan suhu pengeringan 600C. Pada ekstrak gelatin dilakukan analisis karakterisasi seperti pengamatan organoleptis, uji FTIR, kadar air, kadar abu dan uji viskositas. Hasil optimasi metode analisis untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin kulit babi menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan detektor fluoresensi dilakukan pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan emisi 320 nm, komposisi fase gerak dapar asetat-asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 ml/menit dan menggunakan kolom yang digunakan yaitu C18 dengan panjang kolom 250 mm, diameter dalam 4,6 mm, dan ukuran partikel 5 mm serta dilakukan derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikarbonil-klorida. Hasil analisis menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel gelatin babi adalah 28,571 0,74, 19,236 0,48, dan 12,886 0,33.
ABSTRACT
Gelatin is an important hydrocolloid which has been widely used in food applications. The amino acid composition in gelatin are different from one source to another but always consists of large amounts of glycine, proline, and hydroxyproline. This study aimed to isolate gelatin, determined characteristic and optimum analysis condition gelatin of porcine skin. The porcine gelatin was isolation by acetic acid 0,5 M for pretreatment and aquadest at 550C for 3 hours with drying at 600C. The extract were evaluate with organoleptic test, FTIR, moisture assay, ash assay and viscosity test. The result of optimum analysis condition for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline levels in porcine gelatin using high performance liquid chromatography with fluorescence detector at excitation wavelength 265 nm and emission 320 nm, mobile phase composition acetic buffer acetonitrile 55 45 with flow rate 0,8 ml min and was used C18 column with a length of 250 mm, an inner diameter of 4.6 mm, and the particle size 5 mm. Derivatization amino acids using reagent 9 fluorenymethyl chloroformate chloride FMOC Cl . The results showed average levels of glycine, proline, and hydroxyproline in porcine gelatin was 28,571 0,74 , 19,236 0,48 , and 12,886 0,33.
S70033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Khoirunnisa
Abstrak :
ABSTRAK
Gelatin adalah suatu protein yang dihasilkan dari kolagen dengan cara hidrolisis asam atau basa. Komposisi dan susunan asam amino pada gelatin berbeda tergantung tiap sumber jaringan hewan tetapi selalu terkandung glisin, prolin, dan hidroksiprolin dalam jumlah yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi gelatin, mengetahui karakteristik gelatin dari kulit sapi dan memperoleh metode analisis yang optimum untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin sapi. Kulit sapi dihidrolisis menggunakan natrium hidroksida 2 , suhu ekstraksi 70 C selama 3 jam dan suhu pengeringan 60 C. Pada ekstrak gelatin sapi dilakukan evaluasi uji meliputi uji organoleptis, analisis spektrum FTIR, pH, kadar abu, kadar air, dan viskositas. Hasil optimasi metode analisis untuk penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada gelatin sapi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan emisi 320 nm, komposisi fase gerak dapar asetat-asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 mL/menit dan menggunakan kolom C18 dengan panjang kolom 250 mm, diameter dalam 4,6 mm, dan ukuran partikel 5 mm, serta dilakukan derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikloroformat-klorida FMOC-Cl . Hasil menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel gelatin sapi adalah 25,10 0,09 , 14,28 0,11 , dan 13,50 0,05.
ABSTRACT
Gelatin is a protein derived from partial hydrolysis of collagen either with acid or alkali. The amino acid composition and its sequences in gelatin are different from one source to another, but always consist of large amount of glycine, proline and hydroxyproline. This study aimed to isolate gelatin, determined characteristic and obtain analytical methods are optimum for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline levels in bovine gelatin. Bovine hide is hydrolyzed using 2 sodium hydroxide, extraction temperature at 70 C for 3 hours and drying temperature at 60 C. The gelatin extract were evaluate with organoleptic test, FTIR analysis, pH, ash content, moisture content, and viscosity. The result of optimum analysis condition for the determination of glycine, proline, and hydroxyproline in bovine gelatin using high performance liquid chromatography HPLC with fluorescence detector at excitation wavelength 265 nm and emission 320 nm, mobile phase composition acetic buffer acetonitrile 55 45 with a flow rate 0,8 mL min and was used C18 column with a length of 250 mm, an inner diameter of 4.6 mm, and the particle size 5 mm. Derivatization amino acids using reagent 9 fluorenymthylchloroformate cloride FMOC Cl. The results showed average levels of glycine, proline, and hydroxyproline in bovine gelatin were 25.10 0.09 , 14.28 0.11 , and 13.0 0.05.
2017
S69540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Made Arya Parwata
Abstrak :
ABSTRACT
Jarak pagar (Jatropha curcasL.), salah satu tanaman sumber bahan bakar nabati tropis, telah terkenal karena ketahanannya terhadap cekaman kekeringan, akan tetapi, kemampuannya untuk tumbuh pada lingkungan yang kering masih jarang diteliti. Perubahan status air daun, kadar klorofil, suhu permukaan daun, konduktansi stomata, kadar prolin dan abcisic acid (ABA), laju transpirasi dan fotosintesis dikaji pada empat genotip jarak pakar (IP-1A, IP-2M, Unggul lokal dan Daun kuning) yang diperlakukan cekaman kekeringan pada lahan pasir pantai di Jawa Tengah, Indonesia. Cekaman kekeringan menurunkan secara signifikan status air daun, kadar klorofil daun, konduktansi stomata, laju transpirasi dan fotosintesis, dan meningkatkan suhu daun, kadar prolin dan ABA. Genotip tahan (IP-1A dan IP-2M) memiliki status air daun, kadar klorofil dan laju fotosintesis lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan genotip yang peka (Unggul lokal dan Daun kuning). Tidak terdapat perbedaan yang nyata di ntara genotip jarak pagar terhadap suhu daun, konduktansi stomata dan laju transpirasi.
Abstract
Jatropha curcas L., an important tropical biofuel crop, is reputed for its drought resistance, however, its ability to perform in dry conditions has still hardly been investigated. Changes in leaf water status, chlorophyll content, leaf surface temperature, stomatal conductan ce, proline and abcisic acid (ABA) content, transpiration and photosyntheticrate were studied in four Jatropha genotypes (IP-1A, IP-2M, Local superior and Yellow leaf) and subjected to drought stress in coastal sandy land conditions in Central Java, Indonesia. Drought stress significan tly decreased the leaf water status, leaf chlorophyll content, stomatal conductance, transpiration and photosynthetic rate, and increased leaf temperature, proline and ABA content. Resistant genotypes (IP-1A and IP-2M) had significantly higher leaf water status, chlorophyll content and photosynthetic rate than susceptible genotypes (Local superior and Yellow leaf). There were no differences between the Jatropha genotypes on leaf temperature, stomat al conductance and transpiration rate.
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Mataram. Fakultas Pertanian;Universitas Mataram. Fakultas Pertanian;Universitas Mataram. Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Fakultas Pertanian], 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyani Budi Listyo
Abstrak :
Spirooxindole-pyran merupakan kelompok senyawa derivat spirooxindole yang banyak diteliti dalam dua dekade terakhir karena bioaktivitasnya yang baik. Senyawa ini telah berhasil disintesis dengan reaksi multikomponen dalam satu wadah menggunakan L-proline sebagai katalis. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis derivat senyawa spirooxindole-pyran dengan menggunakan katalis kompleks Zn[(L)-proline]2 dan uji aktivitas antioksidan senyawa hasil sintesis. Metode yang digunakan adalah reaksi multikomponen dalam satu wadah, melalui kondensasi Knoevenagel dan adisi Michael. Optimasi kondisi reaksi juga telah dilakukan dari reaksi reaksi antara senyawa isatin, asam barbiturat, dan 8-hydroxyquinoline untuk memperoleh kondisi reaksi terbaik yang akan diaplikasikan untuk sintesis variasi senyawa spirooxindole-pyran lainnya. Karakterisasi katalis kompleks Zn[(L)-proline]2 dilakukan dengan menggunakan instrumen FT-IR, XRD, EDS dan TEM. Karakterisasi derivat spirooxindole-pyran dilakukan dengan mengukur titik lelehnya. Penentuan struktur molekul padatan hasil reaksi dilakukan menggunakan instrumen Spektrofotometer UV-Vis, FT-IR dan LC-MS/MS. Dalam penelitian ini kondisi terbaik untuk sintesis derivat spirooxindole-pyran adalah dengan menggunakan 10% mol katalis Zn[(L)-proline]2 pada suhu 70°C, selama 6 jam dalam pelarut H2O. Hasil dari variasi senyawa yang diperoleh sebanyak 4 produk. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa katalis Zn[(L)-proline]2 dapat digunakan sebagai katalis dalam reaksi sintesis derivat spirooxindole-pyran yang ramah lingkungan karena dapat digunakan dalam medium air. Hasil uji aktivitas antioksidan bahwa semua produk yang dihasilkan memiliki potensi sebagai senyawa antioksidan yang lebih baik dibanding senyawa prekursor. ......Spirooxindole-pyran is a group of spirooxindole derivative compounds that has been widely studied in the last two decades because of its good bioactivity. This compound has been successfully synthesized by one pot multicomponent reaction using L-proline as a catalyst. In this study, spirooxindole-pyran derivative compounds was synthesized using a complex catalyst Zn [(L) -proline]2 and tested the antioxidant activity of synthesized compounds. The method used is one pot multicomponent reaction through Knoevenagel condensation and Michael additions. Optimization of reaction conditions using isatin , barbituric acid, and 8-hydroxyquinoline will be done to obtain the best reaction conditions that will be applied for the synthesis of various other spirooxindole-pyran compounds. Characterization of the Zn [(L) -proline]2 complex catalyst was carried out using FT-IR, XRD, EDS and TEM instruments. The characterization of the spirooxindole-pyran derivatives was carried out by measuring their melting point. Determination of the molecular structure of the solids was carried out using the UV-Vis, FT-IR and LC-MS / MS spectrophotometer instruments. In this study the best conditions for the synthesis of the spirooxindole-pyran derivative were to use 10% mol of Zn [(L) -proline]2 catalyst at 70 ° C, for 6 hours in H2O solvent. The results of the variety of compounds obtained were 4 products. From these results it can be concluded that the Zn [(L) -proline]2 catalyst can be used as a catalyst in the synthesis reaction of spirooxindole-pyran derivatives which is environmentally friendly because it can be used in water medium The results of the antioxidant activity test showed that all the products produced had better potential as antioxidant compounds than precursor compounds.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Aditya Andayani
Abstrak :
ABSTRAK
Kolagen merupakan bahan baku tinggi protein, dimana hampir semua asam amino terkandung didalamnya dengan kandungan terbesarnya adalah glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Pada penelitian ini, kolagen diisolasi, dimurnikan, dan dikarakterisasi dari kulit babi Sus scrofa domesticus , kemudian dilakukan pencarian kondisi analisis optimum untuk mendapatkan metode penetapan kadar asam amino glisin, prolin, dan hidroksiprolin pada sampel kolagen kulit babi. Metode terbaik untuk mengisolasi kolagen dari kulit babi menggunakan perendaman dalam NaOH 0,1 M dan diekstraksi dengan asam asetat 0,5 N, dipresipitasi dengan NaCl 0,9M kemudian disentrifugasi, dialisis sebagai proses pemurnian, dan terakhir di freeze-drying untuk memperoleh bentuk padatnya. Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji organoleptis, pH, analisis gugus fungsi, kadar air, kadar abu, viskositas, dan pewarnaan Casson rsquo;s trichrome pada jaringan kolagen. Selanjutnya kolagen dihidrolisis dengan HCl 6N selama 24 jam lalu diderivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenilmetoksikarbonil klorida FMOC-Cl . Sampel selanjutnya dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT dengan kolom C-18 dan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 265 nm dan panjang gelombang emisi 320 nm. Fase gerak yang digunakan dapar asetat pH 4,2 -asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 mL/menit. Hasil menunjukkan kadar rata-rata glisin, prolin, hidroksiprolin berturut-turut adalah 33,663 0,215 ; 12,333 0,128 ; dan 11,303 0,354.
ABSTRACT
Collagen is a high protein feedstock with almost all amino acids are contained in it, but the greatest content of all are glycine, proline, and hydroxyproline. In this study, collagen was isolated, purified, and characterized from porcine skin Sus scrofa domesticus , then determination of the optimum conditions analysis on amino acid in collagen were performed to obtain a method for determination of glycine, proline, and hydroxyproline content in porcine skin collagen samples. The best method to isolate collagen was using 0.1 M NaOH, extracted with 0.5 N Qacetic acid, precipitated with 0.9M NaCl, then collagen was centrifuged, dialysed to purification, and freeze dryed to get the solid form. The characterization tests includes organoleptic, pH, Fourier Transform Infra Red analysis, moisture content, ash content, viscosity, and Casson 39 s trichrome staining on collagen tissue. After that, collagen was hydrolized using HCl 6N for 24 hours then derivatized using 9 Fluorenylmethylcarbonyl chloride. Collagen was analyzed using high performance liquid chromatography HPLC with C 18 column and fluorescence detector at excitation wavelength of 265 nm and emission wavelength of 320 nm. Mobile phase used was acetic buffer pH 4.2 acetonitrile 55 45 with flow rate 0.8 mL min. The results showed average contents of glycine, proline, and hydroxyproline were 33,663 0,215 12,333 0,128 and 11,303 0,354.
2017
S68082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Anwar
Abstrak :
Senyawa pirimidin merupakan senyawa heterosiklik bahan alam yang memiliki bioaktivitas seperti penghambat kanal kalsium, antimikroba, antivirus, antioksidan, dan antikanker. Senyawa turunan pirimidin dapat disintesis melalui reaksi Biginelli yang termasuk reaksi multikomponen. Reaksi ini dapat dilakukan pada suhu ruang dalam satu wadah dengan menggunakan prekursor tiourea, etil asetoasetat, dan aldehida aromatik. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis senyawa turunan pirimidin dengan bantuan katalis organik L-prolin nitrat. Katalis L-prolin nitrat dapat meningkatkan efisiensi waktu dan meningkatkan yield hasil sintesis. Hasil sintesis senyawa pirimidin optimal dilakukan pada kondisi penggunakan katalis sebesar 10% mol dan menggunakan pelarut metanol. Hasil sintesis didapatkan berupa senyawa 1 dengan %yield sebesar 86,74%, senyawa 2 sebesar 87,93%, dan senyawa 3 sebesar 84,80%. Produk hasil sintesis dan katalis L-prolin nitrat dikonfirmasi dengan menggunakan intrumen KLT, FT-IR, spektrofotometer ......Pyrimidine is a natural heterocyclic compound which has bioactivities such as calcium channel blocker, antibacterial, antivirus, antioxidant, and anticancer. Pyrimidine derivatives can be synthesized using Biginelli reaction which classified as a multicomponent reaction. This reaction can be undergone in room temperature in one pot using thiourea, ethyl acetoacetate, and aromatic aldehyde as the precursors. Synthesis of pyrimidine derivatives using L-proline nitrate as organocatalyst has been conducted, which was elevating time efficiency and elevating yield of the products on the system of the reaction. The optimum results could be achieved at 10 mol % using methanol as a solvent. The % yield of the compound  1, 2, and 3 are 86.74%, 87.93%, and 84.80%, respectively. The results of the Biginelli reaction and the L-proline nitrate have been confirmed using TLC, FT-IR spectrometer, UV-Vis spectrometer, and GC-MS.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yulianti
Abstrak :
ABSTRAK
Kolagen merupakan jenis protein fungsional yang tersusun dalam bentuk triple helix, kandungan asam amino yang paling banyak dalam kolagen yaitu glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, memurnikan, dan mengetahui karakteristik kolagen hasil isolasi dari tendon sapi serta pencarian kondisi analisis optimum untuk memperoleh kadar glisin, prolin, dan hidroksiprolin. Metode isolasi kolagen yang dilakukan adalah menggunakan NaOH 0,1 N sebagai langkah pre-treatment, asam asetat 0,5 M untuk proses ekstraksi, salting out dengan NaCl 0,9 M, kemudian dilakukan sentrifugasi dan proses dialisis sebagai proses pemurnian, lalu freeze drying untuk mendapatkan hasil kolagen padat. Karakterisasi kolagen yang dilakukan yaitu uji organoleptis, pH, kadar air, kadar abu, viskositas, gugus fungsi, dan pewarnaan Casson rsquo;s trichrome. Selanjutnya kolagen dihidrolisis dengan HCl 6 N selama 24 jam, serta dilakukan proses derivatisasi menggunakan pereaksi 9-Fluorenimetoksikarbonil klorida FMOC-Cl . Kemudian kolagen dianalisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kolom C18 dan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 265 nm, dan emisi 320 nm. Fase gerak yang digunakan adalah dapar asetat pH 4,2 ndash; Asetonitril 55:45 dengan laju alir 0,8 mL/menit. Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan kadar rata-rata glisin 33,247 0,20 , prolin 11,867 0,20 , dan hidroksiprolin 10,51 0,23.
ABSTRAK
Collagen is a type of functional protein that is composed of the triple helix form, the most abundant amino acids in collagen are glycine, proline, and hydroxyproline. In this study, collagen was isolated, purified, and characterized from bovine tendon, then determined of the optimum condition analysis to obtain glycine, proline, and hydroxyproline. Collagen isolation process used NaOH 0.1 N as a pretreatment, acetic acid 0.5 M as extraction process, salting out process with NaCl 0.9 M, centrifugation and dialysis process to purification , and then freeze drying as the final stage. The characterization test of collagen include organoleptic, pH, moisture content, viscosity, ash content, FTIR analysis, and staining Casson 39 s trichrome. Then, collagen was hydrolyzed using HCL 6 N for 24 hours, and derivatized using 9 Fluorenymethoxycarbonil chloride FMOC Cl . After that, collagen was analyzed using high performance liquid chromatography HPLC with C 18 column and fluorescence detector at excitation wavelength of 265 nm, emission wavelength of 320 nm. Mobile phase used acetic buffer pH 4.2 ndash Acetonitrile 55 45 with flow rate 0.8 mL minute. The results showed average contents of glycine 11.867 0.20 , proline 33.247 0.20 , and hydroxyproline 10.51 0.23
2017
S68068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library