Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
Malik B. Badri
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1989
150.8 MAL dt
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Martin Handoko
Yogyakarta: Kanisius , [2006;2006;2006;2006;2006;2006, 2006]
153.8 HAN s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Greene, Judith
New York: Open University Press, 2006
150.287 GRE l
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Soetarlinah Soekadji
Jakarta: UI-Press, 1998
PGB 0390
UI - Pidato Universitas Indonesia Library
Puhn, Laurie
Jakarta: TransMedia, 2006
153.6 PUH i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Uken Junaedi
Bandung: Dayyan Publishing, 2006
152.4 UKE a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Morton, Cynthia J.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
155.2 MOR h
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
New York: Cambridge University Press, 2006
153.9 CAM
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Made Wahyu Arthaluhur
"Skripsi ini membahas mengenai tanggung jawab psikolog klinis terhadap kewajibannya untuk menjaga kerahasiaan rekam dan hasil pemeriksaan psikologi pasien dengan menganalisis kasus pengungkapan hasil konseling yang melibatkan keluarga yang dilakukan oleh seorang psikolog klinis dalam putusan Nomor 463/PDT.G/2013/PN.Jkt.Sel. Penelitian ini bersifat deskriptis analitis dengan metode pendekatan yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukan psikolog klinis hanya dapat mengungkapkan kerahasiaan rekam dan hasil pemeriksaan psikologi kepada pihak-pihak tertentu dengan tujuan tertentu berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Kode Etik Psikologi Indonesia secara teliti dan hati-hati agar tidak menimbulkan konflik dan kerugian diantara pasien dan para pihak yang terlibat dalam pelayanan psikologi klinis. Kemudian untuk pengungkapan yang dilakukan dengan memberikan laporan psikologi harus dilakukan dengan metode-metode tertentu. Selain itu, informed consent dalam pelayanan psikologi klinis juga memiliki peran penting dalam menjaga kerahasiaan pasien. Majelis Hakim yang dalam pertimbangan hukumnya menggunakan ketentuan-ketentuan Kode Etik Psikologi Indonesia, dalam hal ini sudah tepat. Namun Majelis Hakim seharusnya juga mempertimbangkan mengenai pelaksaaan informed consent yang terjadi dalam kasus tersebut. Dalam hal ini, diperlukan pengaturan lebih jelas mengenai kerahasiaan pasien, pembuatan laporan psikologi, serta mengenai pelaksanaan informed consent dalam pelayanan psikologi klinis.
This thesis discusses about clinical psychologist liability regarding their duty to safeguard the psychological records and psychological notes confidentiality by discussing cases of disclosures of counseling involving families results based on court decision Number 463 Pdt.G 2013 PN.Jkt.Sel. This study is an analytical descriptive study which used normative juridical approach. The results showed that clinical psychologist can only disclose psychological record and psychological notes to specific person with specific purposes based on law and regulations along with Indonesian Ethical Code of Psychology Profession. Clinical psychologist must also do it cautiously and thoroughly so that no conflict and no loss occur to patient and the people involved in clinical psychology services. If disclosure is done by using a psychological report, clinical psychologist must ensure that the psychological report are made with the correct methods. Informed consent also has an important role to ensure patient confidentiality. It is recommended to have spesific regulations about confidentiality in clinical psychologist services, about how to make a psychological report, and about how to do informed consent in clinical psychology services."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shafira Dyah Pradita
"Di masa pandemi COVID-19, dampak psikologis yang cukup berat semakin bertambah karena adanya kekhawatiran terkait penyebaran penyakit ini, hal tersebut juga didukung oleh durasi karantina yang lama. Di kota Depok, terdapat sekitar 2.704 warga penderita gangguan kesehatan mental yang berkunjung ke Puskesmas pada 2016 dan gangguan yang paling banyak diderita adalah skizofrenia dengan jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu, sedikitnya tenaga kesehatan mental di Kota Depok yang menurut data wawancara hanya mampu untuk membantu layanan 40 konsultasi per-bulannya. Pertolongan pertama pada masalah psikologis ada pada keluarga, sehingga sangat penting untuk mengoptimalisasi peran keluarga untuk menjaga kesehatan mental. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Depok dalam menangani masalah kesehatan mental dengan mengikuti perspektif keluarga. Pengembangan desain aplikasi ini menggunakan metode user-centered design dengan pengumpulan masalah dan kebutuhan yang dilakukan melalui wawancara dengan calon pengguna aplikasi. Setelah desain aplikasi dibuat dalam bentuk prototipe, evaluasi dengan melalui usability testing dan System Usability Scale (SUS) dilakukan. Berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan pengguna, aplikasi ini memiliki usability yang cukup baik dan memiliki skor SUS sebesar 85, 71.7, dan 84 untuk aplikasi yang dikhususkan untuk role klien, psikolog dan admin, yang berarti rancangan aplikasi sudah dirancang dengan baik.
In this whole COVID-19 pandemic situation, the psychological impact is increased due to concerns related to this disease, which is also supported by the long duration of quarantine. In the city of Depok, there were around 2,704 residents with mental health disorders who visited the Puskesmas in 2016 and the most common disorder was schizophrenia with the number increasing every year. In addition, at least mental health workers in Depok City, according to interview data, are only able to assist with 40 consultation services per month. First aid for psychological problems is in the family, so it is very important to optimize the role of the family to maintain mental health. This research provides one form of solution to meet the needs of the Depok citizens in dealing with mental health issues by also using the family perspective as well. The interface of this application was designed using a user-centered design approach. Requirement gathering was done by conducting interviews with prospective application users. After the prototype was made, the design was evaluated by conducting usability testing and using System Usability Scale (SUS). Based on the evaluation results provided by the users, this application has a fairly good usability and has an SUS score of 85, 71.7, and 84 for applications that are devoted to the role of clients, psychologists and admins respectively, which means the application design has been well designed."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library