Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Brantyopati Bregas B.W.
"AC telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar manusia terutama di Indonesia. Penggunaan AC tersebut difokuskan untuk kenyamanan pengguna nya. Dengan meningkatnya jumlah populasi masyarakat Indonesia, terjadi peningkatan pula pada penggunaan energi listrik. AC adalah salah satu alat yang digunakan pada rumah yang sangat konsumtif energi listrik. Permasalahan pemakaian energi yang meningkat ini adalah alasan pemerintah Indonesia mendorong untuk menggunakan teknologi yang efisien energi. Salah satu metode adalah pengujian AC dan pelabelan AC menggunakan energy efficiency ratio dengan menggunakan ruangan psikometrik. Salah satu syarat untuk perhitungan EER adalah temperatur udara yang akan digunakan untuk perhitungan kapasitas pendinginan AC. Alat ukur temperatur udara yang digunakan akan berfungsi untuk mengukur temperatur bola basah dan kering udara masuk serta keluar evaporator yang akan digunakan untuk mendapatkan perbedaan entalpi udara. Diperlukan perhitungan serta pertimbangan saat merancang dan mengkonstruksi alat ukur temperatur udara seperti ukuran fan, ukuran pipa, dan sensor yang digunakan. Selain perhitungan, harus dipastikan bahwa rancangan tersebut sesuai dengan standar yang sudah diterapkan pemerintah atau pun lembaga internasional. Secara keseluruhan, karya tulis ini akan membahas mengenai tahap perancangan serta perhitungan alat ukur temperatur udara untuk pengujian dan pelabelan energi AC.

Air conditioner has been one of the main necessities for mankind, especially for people living in warm climate countries such as Indonesia. The need for air conditioner itself functions for the comfort of users and also operating functions of certain equipment. Due to global warming, increase in the temperature of the Earth forces greater energy consumption of air conditioner to reach the required room temperature requested by the user. This increase in energy consumption has been the main focus of the Indonesian government in finding solutions to help reduce energy consumption from non-renewable energy power plants while still fulfilling societies demand. One solution is applying energy labelling for air conditioners using Energy Efficiency Ratio (EER) as a parameter. In order to calculate the EER of air conditioners, a controlled room environment is needed, thus the reason of creating the Psychrometric Chamber. One of the required data to calculate EER is the temperature of air leaving the evaporator which will take part for the cooling capacity calculation, thus the reason for constructing the Air Sampling. The Air Sampling collects data of dry bulb temperature and wet bulb temperature of air exiting the evaporator and also the Psychrometric Chamber room. Certain calculations are needed in designing the Air Sampling which involves fan selection, pipe selections, and sensor selections. Besides calculation, the design of the Air Sampling needs to follow standards where applicable. Overall, this paper shows the design process and construction of the Air Sampling in the Psychrometric Chamber to calculate the EER for energy labelling."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Febriana
"Pandangan dan pemahaman setiap orang mengenai risiko yang berbeda-beda menjadi perhatian para ahli untuk melihat penyebab dari perbedaan itu, yang kemudian berkembang menjadi suatu teori persepsi risiko. Paradigma psikometrik, salah satu teori populer yang membahas faktor-faktor psikologis individu yang dapat mempengaruhi persepsi digambarkan dalam 9 dimensi yaitu 1 voluntariness of risk, 2 immediacy of effect, 3 known to exposed of risk, 4 known to science of risk, 5 control over the risk, 6 newness, 7 chronic/catastrophic 8 common/dread, 9 severity of consequences.
Penelitian ini membahas mengenai 9 dimensi tersebut yang digunakan pada pekerja konstruksi untuk melihat gambaran persepsi risiko bekerja pada ketinggian. Dari kesembilan variabel tersebut yang digunakan untuk menggambarkan persepsi mengenai risiko bekerja pada ketinggian, ada 3 variabel yang menggambarkan ldquo;persepsi risiko rendah rdquo; pada pekerja konstruksi mengenai bekerja pada ketinggian, yaitu pada variabel kesukarelaan voluntariness of risk , variabel pengendalian atas risiko control over risk dan variabel kebaruan risiko newness .Kata kunci:Persepsi risiko, paradigma psikometrik, konstruksi, bekerja pada ketinggian.

The views and understanding of every person on the different risks to the attention of experts to look at the cause of the difference, which later developed into a theory of risk perception. Psychometric paradigm, one popular theory that discusses the psychological factors of individuals who can influence the perception portrayed in 9 dimensions, namely 1 voluntariness of risk, 2 immediacy of effect, 3 known to the exposed of risk, 4 known to the science of risk, 5 control over the risk, 6 newness, 7 chronic catastrophic 8 common dread, 9 the severity of consequences.
This study discusses the 9 dimensions were used in the construction workers to see the description of risk perception on working at height. Of the nine variables are used to describe the perception of the risk of working at heights, there are two variables that describe the perception of low risk to the construction workers regarding working at height, which is voluntariness of risk, control over risk and newness.Keywords Risk perception, psychometric paradigm, construction, working at height.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, [Date of publication not identified]
S68858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Yuniarti
"Pada tahapan proses produksi pembuatan busi banyak menggunakan mesin maupun material yang mengandung risiko keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Keselamatan dalam bekerja dipengaruhi oleh cara pandang atau persepsi pekerja terhadap bahaya maupun risiko. Pentingnya pembentukan persepsi yang baik bertujuan agar tidak terjadi perception error yang menyebabkan human error sehingga terjadi kecelakaan yang mengakibatkan turunnya produktivitas kerja. Persepsi risiko dapat dijabarkan melalui pendekatan paradigma psikometrik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi risiko keselamatan kerja di bagian Chucking Machine dan Assembly Line PT NGK Busi Indonesia tahun 2014 dengan pendekatan psikometrik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi potong lintang di dua departemen yaitu Chucking Machine dan Assembly Line PT NGK Busi Indonesia. Sampel yang diambil adalah keseluruhan populasi (total sampling) sebanyak 121 pekerja. Pengambilan data menggunakan kuesioner menggunakan skala paradigma psikometrik. Penilaian risiko yang mendominasi adalah kurang berisiko. Hal ini menunjukkan persepsi risiko pekerja masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan komunikasi dua arah maupun pengadaan program untuk peningkatan awareness dan memperbaiki cara pandang terhadap risiko.

At the stage of the production process of making spark plugs use a lot of machines and material containing health and safety risks for workers. Safety at work is affected by the perspective or perception of workers to the hazards and risks. The importance of establishing a good perception aims to prevent perception errors that cause human error resulting in an accident. Perceptions of risk can be assessed through psychometric paradigm approach. The purpose of this study is to determine the safety risk perception at the Chucking Machine and Assembly Line PT NGK Busi Indonesia year of 2014 according to psychometric approach. The research was conducted with quantitative approach and crosssectional study in two departments, namely Chucking Machine and Assembly Line PT NGK Busi Indonesia. There were 121 workers chosen as samples in this research. Data were collected through questionnaire using a scale psychometric paradigm. Results shows that workers perception are less risky. This indicates that worker’s perception still low to faced risk in their workplace. Therefore, the need to increase two-way communication, improve the perception of risk and develop awareness program for improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Yuniarti
"Penelitian ini membahas Persepsi Risiko Masyarakat Terhadap Limbah Cair Industri Karet di RT 04 RW 04 Kelurahan XYZ Palembang dengan menggunakan pendekatan psikometrik. Limbah cair industri, apabila dibuang tanpa diolah terlebih dahulu, dapat memberikan pengaruh yang berbahaya bagi kehidupan masyarakat dan makhluk hidup lainnya, apalagi jika limbah tersebut mengandung bahan kimia yang bersifat beracun. Pendekatan psikometrik merupakan cara penilaian terhadap terbentuknya persepsi risiko seseorang berdasarkan faktor internal individu dan beberapa variabel penelitian yang berkaitan dengan faktor dalam pendekatan psikometrik tersebut, yang dapat melihat persepsi risiko masyarakat terhadap limbah cair industri karet. Desain penelitian ini bersifat cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini diambil berdasarkan jumlah kepala keluarga sebanyak 85 responden. Hasil studi menunjukkan adanya hubungan antara umur, tingkat pendidikan, lama tinggal, faktor kecepatan efek risiko, pengetahuan, pengalaman, kebaharuan risiko, pengendalian risiko, potensi risiko, dan keparahan konsekuensi risiko dengan persepsi risiko terhadap limbah cair industri. Hasil penelitian ini menyarankan adanya promosi kesehatan mengenai pengetahuan dan informasi tentang bahaya limbah cair untuk mengedukasi masyarakat pada umumnya, serta perlunya perhatian dari pemerintah setempat mengenai pengawasan pembuangan limbah cair industri.
---
This study discusses the public's risk perception of liquid rubber industry waste in RT 04 RW 04 Kelurahan XYZ Palembang using a psychometric approach. Liquid industrial waste, when discarded without being processed first, can have harmful effects on people's lives and other living things, especially if the waste contains toxic chemicals. The psychometric approach assesses the formation of risk perceptions based on individual factors and various research variables within this approach, which can evaluate the public's risk perception of rubber industry wastewater. This study uses a cross-sectional design with a quantitative approach. Subjects involved in this study were drawn based on the number of families, totaling 85 respondents. The study results show a relationship between age, education level, length of stay, risk effect speed, knowledge, experience, novelty of risk, risk control, potential risk, and severity of risk consequences with risk perception of industrial wastewater. The results suggest the need for health promotion and information about the dangers of wastewater to educate the public, as well as the necessity for local government oversight of industrial wastewater disposal."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Oktavia Suryani
"Era globalisasi adalah era persaingan mutu/kualitas. Oleh karena itu, perguruan tinggi di era globalisasi harus berbasis pada mutu. Salah satu indikator yang dapat menunjukkan baik tidaknya mutu pendidikan suatu perguruan tinggi adalah kualitas produk yang dihasilkan oleh perguruan tinggi tersebut. Untuk itu Universitas AJ mengadalak Tes Potensi Akademik untuk menyaring mahasiswanya.Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik psikomotorik tes seleksi yang digunakan oleh sebuah perguruan tinggi di Jakarta, yakni tes potensi akademik. Karakteristik psikometrik ini menyangkut item parameter,validitas kontsruk, dan validitas prediksi tes serta reliabilitas tes. Dari hasil yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa item-item alat tespotensi akademik yang digunakan Universitas AJ untuk seleksi calon mahasiswa cukup baik. Hal ini terlihat dari jumlah item yang dieliminir dari setiap subtes pada tiap form berkisar mulai dari 3% sampai dengan 30%. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina W. Nasrun
"ABSTRAK
Pendahuluan: Hendaya kognitif non demensia (HKND) merupakan kondisi prademensia
yang perlu dideteksi pada kelompok 'brain at risk?, terutama penyandang DM tipe 2.
Demensia akan menjadi masalah epidemik karena tingginya laju pertumbuhan usia lanjut,
sementara saat ini belum ada terapi yang menyembuhkan (cure). Umumnya HKND akan
berkembang menjadi demensia dalam waktu 5 - 6 tahun. Saat ini belum ada pedoman
standar untuk diagnosis HKND dan belum diketahui faktor risiko yang berperan pada
HKND. Hal tersebut mendorong dilakukarmya penelitian untuk mendapatkan model
prediksi HKND dengan membandingkan kelompok terpajan DM dan non-DM dengan
pendekatan klinis, psikometrik dan MR Spektroskopi.
Subyek dan metode: Terhadap 199 subyek telitian (88 DM, 85 non-DM dan 26 TGT)
berusia 45 - 75 tahun dengan pendidikan minimal tamat SMP, dilakukan serangkaian
evaluasi klinis, psikometrik dan radiologik (desain potong lintang, analitik kornparatit).
Diagnosis HKND mengacu pada evaluasi DSM IV, CDR, TMIG, GDS, MMSE dan hasil
tes ROCF, TMT B, dig!! backward, CDT dan verbal fluency caregory. Data klinis
diperoleh dari rekam medis dan hasil pemeriksaan Jaboratorium. MR Spektroskopi
dilakukan di gims singulat posterior dengan MRI 1,5 Tesla, TE 35 ms.
Hasil: Model prediksi HKND yang terbentuk dari analisis multivariat terdiri dad 6
variabel yaitu DM Tipe 2, dislipidemia, gangguan deprsi, tes ROCF, TMT B dan digit
backward. Tes ROCF mempunyai peran terbesar sebagai prediktor I-IKND. Dalam telitian
ini dikembangkan model deteksi HKND dengan sistem skor untuk memudahkan aplikasi
klinis selain model dengan perhitungan probabilitas. Uji diagnoslik model skor
menunjukkan sensitivitas dan spesititas yang baik.
Bagi penyandang DM Tipe 2, probabilitas HKND ditentukan oleh hasil tes ROCF, TMT
B dan skor fungsi kemandirian individu (TMIG). Profil psikometrik yang menunjukkan
gangguan sirkuit subkortikal-frontal ini ditunjang oleh temuan lesi subkortikal (52 %) dan
atrofi sentral (33 %). Pada evaluasi MRS, subyek HKND mempunyai rerata rasio
NAA/Kr yang rendah, ml/Kr dan kolin/Kr yang tinggi.
Simpulan: Deteksi prademensia pada kelompok berisiko dapat dilakukan dalam praldik
dengan menghitung skor HKND dan persentase probabilitasnya bila diketahui kondisi
klinis dan hasil tes psikometrik spesifik. Kondisi depresi, DM Tipe 2 dan dislipidemia
merupakan faktor risiko yang dapat dihindari dan dikelola agar individu tidak mengalami
hendaya kognitif yang lebih berat (demensia).

Abstract
Introduction: Cognitively Impaired Not Demented (CIND) is a predementia state among
?brain at risk? population such as people with type-2 diabetes mellitus. Detection of CIND
is very important because dementia has been reach an epidemic problem due to the
increasing number of aging population, meanwhile until now there are still no cure for
dementia. Most CIND will develop to dementia within 5 - 6 years. The standard criteria
for CIND and its risk factors have not yet been identified. Therefore in this study we
develop a prediction model of CIND through clinical approach, psychometric and
MR- Spectroscopy in person with and without type-2 diabetes mellitus.
Subject and methods: The study was done in Jakarta. One hundred ninety nine subjects
(88 with DM, 85 non-DM and 26 IGT) age 45 - 75 years who at least graduated junior
high school were involved in the study (cross-sectional, comparative analytic). CIND
diagnosis was made clinically according to DSM IV, CDR, TMIG, GDS, MMSE and
specific psychometric tests (ROCF, TMT B, digit backward, CDT and verbal fluency
category). Clinical data were obtained from medical record and laboratory tests. MR-
Spectroscopy was made in posterior cingulate voxel gyms (MRI 1.5 Tesla, TE 35 ms).
Result: Multivariate analysis revealed CIND prediction model that consists of 6 variables
as follow: type-2 DM, dyslipidemia, depression, ROCF test, TMT B, and digit backward.
ROCF test was the Strongest predictor of CIND. In this study, besides the probability
model we also have developed CIND scoring system for clinical application, which
showed good sensitivity and specificity in statistical diagnostic test.
The probability of CIND among diabetics (VCIND) was determined by 2 specific
cognitive tests (ROCF and TMT B) and higher functional capacity TMIG questioner. The
psychometric profile of VCIND showed subcortical-frontal circuit dysfunction that might
be related to subcortical lesion (52 %) and central atrophy (33 %) findings in MRI. Mean
of NAA/Kr ratio was low among CIND, but ml/Kr and Cho/Kr were high.
Conclusion: Predementia detection among brain at risk population can be done in
practice by calculating the score of CIND model prediction if the clinical condition and
specific psychometric tests were reported. Type-2 DM, depression and dyslipidemia are
modifiable dementia risk factors which can be managed to avoid severe cognitive
impairment."
2007
D846
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina
"Universitas Indonesia merupakan ruang publik dan juga sebagai penyedia layanan jasa di bidang pendidikan, yang setidaknya memiliki puluhan ribu mahasiswa yang berkumpul untuk menimba ilmu serta dikunjungi oleh berbagai akademisi baik di siang ataupun malam hari. Dengan banyaknya mahasiswa yang berkumpul, Universitas Indonesia harus lebih memperhatikan keselamatan dari pengunjungnya. Salah satu cara untuk melihat masalah keselamatan yang ada di kampus adalah dengan melihat persepsi risiko keselamatan dari sudut pandang mahasiswa dari sini akan telihat apakah Universitas Indonesia telah memberikan jaminan keselamatan untuk mahasiswanya dengan baik atau belum berdasarkan sudut pandang mahasiswa.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 25 Mei-10 Juni 2015 dengan melakukan penyebaran kuesioner terhadap 296 responden menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan didapatkan hasil secara umum mahasiswa memiliki persepsi risiko yang buruk yakni sebesar 52,7%, dimana mahasiswa mengaku keselamatan di Universitas Indonesia masih buruk sedangkan sisanya sudah menyatakan baik. Variabel pengetahuan dan efek risiko memberikan hasil yang buruk sedangkan variabel lain seperti kesukarelaan, kekhawatiran, kebaruan, fasilitas dan kebijakan sudah memberikan hasil yang baik.

Universitas Indonesia is the public space as well as a provider of services in the field of education, which has at least tens of thousands of students who gather to gain knowledge as well as visited by various scholars both at day or night. With many students who gathered, Universitas Indonesia should pay more attention to the visitors safety. Safety campus issues can be known by looking at the perception of safety risks from the student's perceptions which will give descriptions whether the Universitas Indonesia has provided a guarantee of safety for its students well or not, based on the student's perceptions.
From the research that has been conducted on May 25th to June 10th 2015 by distributing questionnaires to 296 respondents using quantitative descriptive method showed that generally students have a poor risk perception by 52.7%. The students admitted that safety at the Universitas Indonesia still bad, while the rest declared contrarily. Variable knowledge and risk effects give poor results whereas other variables which ars volunteerism, concern, newness, facilities and policy already provide good results."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia
"Penelitian ini membahas mengenai persepsi risiko bahaya kebakaran pada ibu rumah tangga di permukiman RW.08 Kelurahan Bidaracina tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain cross sectional. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui gambaran persepsi risiko ibu rumah tangga terhadap bahaya kebakaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi risiko ibu rumah tangga seperti kesukarelaan, potensi dampak, pengetahuan, pengendalian, ketakutan, keparahan dan kekinian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017 dengan sampel penelitian sebanyak 110 responden.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara umum persepsi risiko ibu rumah tangga di permukiman RW.08 sudah baik walaupun masih ada yang memiliki persepsi buruk. Persepsi yang baik pada ibu rumah tangga didapatkan karena memiliki pengetahuan yang baik, sukarela menerima risiko bahaya kebakaran, menilai dampak yang timbul akibat risiko kebakaran berpotensi katastropik, memiliki kemampuan mengendalikan risiko, memiliki rasa ketakutan terhadap risiko, menilai dampak risiko menimbulkan keparahan, dan menilai risiko bahaya kebakaran merupakan suatu hal yang baru.

This study discusses the risk perception of housewifes in RW.08 Bidaracina settlement towards fire hazards. This study takes on a descriptive quantitative approach with a cross sectional design. The aim of this study is to illustrate the risk perception of housewifes in RW.08 settlement towards fire hazards and factors relating to their risk perceptions, such as voluntary acceptance, potential impacts, knowledge, control, dread, severity, and newess of risk. Research was conducted on March-April 2017 involving 110 respondents.
Results of this study concludes that generally, the risk perception of housewifes in the RW.08 settlement are categorized as good, even if there are still some respondents with bad risk perceptions. A good perception in the housewifes of RW.08 relates to having good knowledge, voluntary acceptance of fire hazard risks, the ability of assessing the impact of fire hazard risks with catastrophic potential, the ability to control risks, having dread towards risks, the ability to assess the severity of risk impacts, and the ability to judge the dangers of fire being a new concept.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyyah Mufidah
"Risiko terkait keselamatan dan kesehatan tidak hanya mengancam siswa, melainkan dapat terjadi pada karyawan sekolah. Penilaian yang salah tentang risiko akan menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak sesuai dan memicu tindakan tidak aman. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai persepsi karyawan sekolah dasar di Kecamatan Beji Depok terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan paradigma psikometrik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif berdesain cross sectional dengan jumlah responden yang terlibat sebanyak 199 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan paradigma voluntarines, risiko yang tidak bisa diterima secara sukarela adalah adanya tindak kekerasan dari murid ataupun orang tua. Berdasarkan paradigma immediacy effect, risiko yang memiliki efek segera adalah risiko terpeleset. Berdasarkan paradigma knowledge in experience, risiko yang sering dialami adalah kelelahan mata.
Berdasarkan paradigma knowledge in science, risiko yang belum diketahui secara ilmu pengetahuan adalah terkena bahan berbahaya. Berdasarkan paradigma controllability, risiko yang tidak bisa dikendalikan adalah bencana alam. Berdasarkan paradigma newness, risiko yang baru diketahui adalah terkena bahan berbahaya. Berdasarkan paradigma chronic/catastrophic, risiko yang memiliki efek katastropik adalah bencana alam. Berdasarkan paradigma common/dread, risiko yang jarang terjadi dan membuat takut adalah bencana alam. Terakhir berdasarkan paradigma severity of consequence, risiko yang memiliki efek fatal adalah kebakaran dan bencana alam. Maka dari itu, perlu diadakan pelatihan khususnya terkait bencana alam untuk menambah pengetahuan karyawan sekolah.

Safety and health risks are not only threatening to students, but can occur in school employees. A false assessment of risk leads to inappropriate decision making and unsafe act or human error. The purpose of this study was to assess risk perception of occupational safety and health on primary school employees in Beji Depok sub district based on psychometric paradigm. The design of this study used a descriptive quantitative method with a cross sectional approach and the number of respondents involved as many as 199 people. The results of this study show that based on the voluntarines paradigm, the risk that can not be accepted voluntarily is the presence of violence from students or parents. Based on the immediacy effect paradigm, the risk that has an immediate effect is the risk of slipping.
Based on the paradigm of knowledge in experience, the risk is often experienced eye fatigue. Based on the knowledge in science paradigm, the risks not yet known in science are exposed to hazardous materials. Based on the controllability paradigm, the uncontrollable risk is a natural disaster. Based on the newness paradigm, the newly discovered risk is exposed to hazardous materials. Based on the chronic catastrophic paradigm, the risk of having a catastrophic effect is a natural disaster. Based on the common dread paradigm, the risks that are rare and frightening are natural disasters. Last based on the severity of consequence paradigm, the risks that have a fatal effect are fires and natural disasters. Therefore, it is necessary to conduct training especially related to natural disasters to increase knowledge of school employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Ibrahim Nurcahyo
"Dikarenakan tingkat populasi masyarakat Indonesia yang tinggi mempengaruhi kebutuhan masyarakan Indonesia yang salah satunya adalah kebutuhan energi listrik. Demi mewujudkan Indonesia yang hemat energi, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuat peraturan mentri ESDM nomor 7 tahun 2015 mengenai penerapan standar kinerja energi minimum dan pencantuman label hemat energi untuk piranti pengondisiian ruangan (AC) yang mengacu pada standar SNI 19-6713-2002 yang diadaptasikan dari ISO 5151. Metode pengujian kinerja yang digunakan pada sistem ini adalah rangkaian entalpi udara.
Dalam menggunakan rangkaian entalpi udara membutukan ruang pengujian yang terisolasi untuk mencapai suhu (oC) dan kelembaban (% RH) yang dipersyaratkan yang disebut ruangan psikometrik. Kondisi standar pengujian ruang pengondisian AC dalam (evaporator) adalah 27oC dengan RH 47% sedangkan, standar untuk ruang pengondisian AC luar (kondensor) adahal 35oC dengan % RH yang tidak dipersyaratkan.
Alat yang digunakan untuk mengatur suhu dan kelembaban udara dalam ruangan adalah Air Handling Unit (AHU) yang terdiri dari filter, coil pendingin, alat penambah kelembaban (humidifier), coil pemanas, dan alat peniup udara. Filter pada AHU digunakan untuk menyaring udara yang akan masuk ke dalam AHU. AHU yang digunakan tersambung dengan Chiller untuk mengatur suhu air yang mengalir pada coil pendingin dan coil pemanas menggunakan sistem heat recovery bertujuan untuk mengatur suhu udara yang akan dialirkan menuju ruangan pengujian dengan mengatur persenan luas pebukaan motorized valve yang tersambung pada coil.
Penambah kelembaban yang terpasang didalam AHU mencipratkan air untuk menaikan kelembaban udara yang akan memasuki coil pemanas. Alat peniup udara yang digunakan bertujuan untuk meniupkan udara yang sudah diatur suhu dan kelembabannya menuju ke ruangan. Parameter yang digunakan untuk pengondisian ruangan ini adalah variabel kapasitas pendinginan, penambahan kelembaban, dan kapasitas pemanasan.

Due to the high level of population of the Indonesian citizen affecting the necessities of the Indonesian citizen, one of which is the needs for electricity., the government through the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) made PERMEN ESDM number 7 of 2015 concerning the application of minimum energi performance standards and the inclusion of energi-saving labeling for air conditioning equipments (AC) that refers to SNI 19 -6713-2002 and adapted from ISO 5151. The performance of testing method that used in this system is the air enthalpy method.
In using the air enthalpy method requires an isolated test chamber to reach the required temperature (oC) and humidity (% RH), the rooms called psychometric chamber. The standard condition for testing the indoor air conditioning room (evaporator) is 27oC with 47% of RH while, the standard for the air inside outdoor conditioning room (condenser) is 35oC and the % RH is not required for the test.
The tool that used to control temperature and humidity in the room is an Air Handling Unit (AHU) which consists of a filter, cooling coil, humidifier, coil heater, and air blower. The AHU filter is used to filter the airs that enter the AHU. AHU which is used is connected to Chiller to regulate the temperature of the water flowing on the cooling coil and heating coil using a heat recovery system which aims to control the air temperature that will flow to the testing room by adjusting the percentage of opening area of the motorized valve that connected to the coils.
The humidifier that installed inside AHU splashes water to increase the humidity of the air that will enter the heating coil. The temperature and the humidity of air that has been conditioned are blown into the room with blower. The parameters that used for this conditioning room are variable storage capacity, humidification, and heating capacity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>