Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rossy Setiawinanda
"Untuk meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk pada media tanam, dilakukan modifikasi terhadap pupuk sehingga menjadi pupuk lepas lambat. Dalam penelitian ini, pupuk NPK yang disintesis mengandung urea, amonium dihidrogen fosfat, dan kalium dihidrogen fosfat. Enkapsulasi pupuk NPK menggunakan hidrogel semi interpenetrating polymer network (semi-IPN) berbasis kitosan dan polistirena dilakukan dengan metode in situ loading dan post loading. Komposisi hidrogel kitosan-polistirena semi-IPN yang digunakan terdiri dari kitosan : stirena yaitu 80:20 dan menggunakan agen pengikat silang 5% asetaldehid 0,1 M. Karakterisasi pembentukan hidrogel kitosan-polistirena semi-IPN dan hidrogel kitosan dilakukan menggunakan spektorfotometri Fourier Tramsform Infrared (FTIR) dan mikroskop stereo. Uji pendahuluan seperti rasio sweliing dan derajat ikat silang juga diselidiki. Efisiensi laoding pupuk NPK dengan metode in situ loading mencapai 92.96% lebih besar daripada metode post loading yaitu 48.91% diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Studi pelepasan pupuk NPK dari matriks hidrogel kitosan-polistirena semi-IPN dilakukan secara gravimetric dan spektrofotometri. Hasil uji pelepasan pupuk NPK yang terenkapsulasi dalam matriks hidrogel secara in situ loading lebih rendah dibandingkan secara post loading. Sifat lepas lambat dan kemampuan retensi air yang baik menunjukkan bahwa hidrogel kitosan-polistirena semi-IPN terenkapsulasi NPK berpotensi untuk aplikasi di bidang pertanian sebagai material pembawa pupuk.

To improve the effectiveness of the use of fertilizer in the planting medium, the modification of the fertilizer was conducted to achieve a slow-release fertilizer. In this study, NPK fertilizer which contain urea, ammonium dihydrogen phosphate, and potassium dihydrogen phosphate was prepared. Encapsulation of NPK fertilizer using the semi-interpenetrating polymer network (semi-IPN) and polystyrene-based chitosan hydrogels was conducted using in situ loading and post-loading. The semi-IPN chitosan-polystyrene hydrogels were composed of chitosan: styrene monomer with 80:20 ratio and 5% acetaldehyde 0.1 M has been used as crosslinking agent. Characterization of semi-IPN chitosan-polystyrene hydrogels and chitosan hydrogels has been done using Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy and stereo microscope. Preliminary test such as sweliing ratio and the degree of crosslinking was also investigated. Efficiency Laoding NPK fertilizer with in situ loading method was found to be 92.96% which was greater than the post-loading method which 48.91% . the efficiency loading wasmeasured by using UV-Vis spectrophotometer. Study of NPK fertilizer release from the chitosan hydrogel matrix semi-IPN-polystyrene was determined by gravimetric and spectrophotometric methods. Release of NPK fertilizer encapsulated within a hydrogel matrix by in situ loading was found to be lower than in post loading. Slow-release property and good water retention capability indicates that the chitosan-polystyrene hydrogel semi-IPN encapsulated NPK has apotential for applications in agriculture as a fertilizer carrier material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Oktaviani
"Terung (Solanum melongena L.) termasuk komoditas hortikultura yang dikonsumsi masyarakat sebagai bahan pangan maupun untuk pengobatan karena kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Pupuk N, P, dan K dapat digunakan untuk mengoptimalkan budidaya tanaman terung sehingga pemanfaatan buah terung dapat ditingkatkan. Penelitian bertujuan untuk menentukan rasio konsentrasi pupuk NPK terbaik, di antara 15:15:15, 20:15:15, 15:20:15, dan 15:15:20 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung (Solanum melongena L.). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan empat perlakuan dan enam ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rasio N:P:K pupuk berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga, dan jumlah bunga yang membentuk buah. Perlakuan dengan rasio N:P:K 15:20:15 memberikan hasil terbaik pada parameter umur berbunga, jumlah bunga, kadar klorofil, dan jumlah bunga yang membentuk buah.
......Eggplant (Solanum melongena L.) is a horticultural commodity that are consumed by the community as food and for treatment because of its nutritional content that is beneficial to health. N, P, and K fertilizer can be used to optimize plant cultivation so that the utilization of eggplant can be increased. The aim of the study was to determine the best ratio of NPK fertilizer, among 15:15:15, 20:15:15, 15:20:15, and 15:15:20 on the growth and production of eggplant (Solanum melongena L.). The experimental design used was a randomized block design with four treatments and six replications. The results showed that the difference in the ratio of N:P:K fertilizer had a significant effect on plant height, number of flowers, and number of fruit set from flower. The best NPK ratio is 15:20:15 for flowering age, number of flowers, chlorophyll content, and number of fruit set from flower."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK BASF dan pupuk pelengkap cair T-N-F pada berbagai taraf perlakuan yang di laksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Panca Budi Medan....."
JUILABI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Kristina Eka Yanti
"Penelitian mengenai produksi biomassa dan lipid Stanieria HS-48 pada medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi ekstrak tauge dalam sistem fotobioreaktor pengangkut udara (APBR) telah dilakukan. Ekstrak tauge merupakan salah satu bahan alami yang dapat ditambahkan dalam medium NPK untuk menumbuhkan mikroalga, salah satunya Stanieria. Stanieria HS-48 adalah salah satu strain yang diisolasi dari sumber air panas Ciater di Jawa Barat. Stanieria HS-48 ditumbuhkan dalam medium Bold Basal’s Medium (BBM) sebagai kontrol dan medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge sebagai perlakuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian medium BBM dan medium NPK 350 ppm dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge terhadap pertumbuhan biomassa Stanieria HS-48. Selain itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan total lipid dari biomassa Stanieria HS-48 pada medium BBM dan medium NPK 350 ppm dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan mengenai pengaruh penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge dalam medium NPK terhadap pertumbuhan biomassa Stanieria HS-48. Hal tersebut dapat ditinjau dari pola penaikan dan penurunan rerata kerapatan sel dan laju pertumbuhan (r) pada fase log yang menunjukkan hasil yang relatif sama, yaitu kisaran ±0,5. Sementara itu, hasil kadar total lipid menunjukkan terdapat perbedaan kandungan total lipid biomassa Stanieria HS-48 dalam medium BBM dan medium NPK dengan penambahan variasi konsentrasi 1%, 2%, dan 3% ekstrak tauge. Kadar lipid tertinggi terdapat pada Stanieria HS-48 dalam medium NPK 350 ppm dengan penambahan 3% ekstrak tauge, yaitu sejumlah 69,6%.

The study about biomass and lipid production of Stanieria HS-48 on NPK medium with the addition of variations the concentration of bean sprout extract in an airlift photobioreactor (APBR) has been done. Bean sprout extract is a natural substance that can be added to the NPK medium for microalgae growth which is Stanieria. Stanieria with strain code HS-48 was isolated from Ciater hot springs in West Java. Stanieria HS-48 was grown on Bold Basal’s Medium (BBM) as control and NPK medium with the addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% as a treatment media. The aim of this study to determine the effect of the BBM and the addition of variations in the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% on NPK 350 ppm medium in biomass production of Stanieria HS-48. Other than that, this study aimed to determine differences of total lipid from Stanieria HS-48 biomass on BBM and NPK medium with addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3%. The results showed that there was no significant effect on the addition of variations in the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% on NPK medium to the growth of Stanieria HS-48 biomass.  This phenomenon can be seen from the pattern of increased and decreased the average cell density and growth rate in the log phase which shown relatively similar with range ±0.5. Nevertheless, the results of total lipid from Stanieria HS-48 on NPK medium with addition of variations the concentration of bean sprout extract 1%, 2%, and 3% has a significant effect. The highest total lipid was produced in Stanieria HS-48 on NPK medium with an addition of 3% bean sprout extract with a percentage of 69.6%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library