Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendrix Noviyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Turbin angin adalah salah satu teknologi sebagai penghasil listrik terbarukan. Struktur pembentuk tubin angin antara lain bilah, nacelle, hub, dan tower. Hub merupakan suatu struktur yang digunakan untuk menghubungkan bilah dengan poros (shaft) yang memutar generator supaya dapat menghasilkan listrik. Nacelle merupakan struktur yang bertujuan untuk melindungi generator / kelistrikan dari lingkungan sekitar. Struktur nacelle ini bukan untuk mensuport turbin angin dalam kaitannya dengan kekuatan sehingga nacelle pada rancangan ini tidak dilakukan analisis tegangan. Pada penelitian ini bertujuan merancang dan membuat puwarupa hub dan nacelle untuk aplikasi turbin angin. Model yang diusulkan untuk struktur Hub ada tiga, yaitu 2 jenis slot dan 1 jenis lap joint. Untuk Nacelle hanya mengusulkan 1 model dikarenakan nacelle adalah struktur yang hanya dibuat untuk melindungi generator dari udara sekitar bukan untuk kekuatan. Proses pemilihan hub didasarkan pada kemudahan saat proses pembuatan dan pemasangan bilah dengan hub. Hub yang dipilih adalah jenis lap joint. Nacelle yang diusulkan adalah jenis yang mudah dibuka dan ditutup sehingga mudah dalam membantu proses perawatan. Proses pembuatan purwarupa dimulai dengan pembuatan Hub dan kemudian nacelle. Proses pembuatan Hub dimulai dengan membuat desain komposit sandwich dengan kayu jati sebagai core. Desain sandwich ini ditujuan membantu hub untuk memperoleh kekakuan.
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2018
600 JIA X:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Bulan Wijayanti Gunawan
Abstrak :
Sistem pembacaan kWh meter konvesional yang telah dipraktikan beberapa dekade ini sangat bergantung pada tenaga manusia untuk membaca kWh-meter yang dianggap terlalu membutuhkan tenaga kerja serta biaya operasional yang besar terlebih jika lokasi kWh meter sulit untuk dijangkau. Kelemahan sistem tersebut dapat diatasi dengan teknologi yang memungkinkan untuk pembacaan kWh-meter secara real-time dan dapat dilakukan dari jauh namun berdaya rendah yang kemudian dijawab oleh teknologi LoRa. Penelitian ini membahas tentang LoRa, mulai dari teori hingga penerapannya dalam pembacaan kWh-meter berbasis teknologi LoRa. Sebuah percobaan berbasis LoRa diterapkan untuk membaca besaran kWh-meter seperti: energi yang dikonsumsi, tegangan, dan faktor daya. Pada percobaan diterapkan LoRaWAN yang bekerja pada frekuensi 923.2MHz, sesuai dengan alokasi frekuensi untuk Indonesia, yang terhubung dengan server TTN menggunakan gateway multi-channel dan gateway single-channel dan menggunakan sistem keamanan ABP. Monitoring kWh-meter berjalan secara real-time dan baik, dengan jangkauan area yang dapat dicakup sejauh 928 meter dengan RSSI berkisar -115 dBm. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa LoRa tidak mampu berkomunikasi ketika terdapat hambatan tanah diantara keduanya. Performa jangkauan yang dihasilkan oleh kedua gateway pun tidak berbeda namun terdapat delay yang lebih besar pada gateway multichannel.
The conventional kWh meter reading system that has been practiced over the past few decades has been very reliant on the ability of humans to read kWh-meters that has involves too much unnecessary labor with higher operational costs when the location of these kWh meters is difficult to access. The weakness of this system can be overcome by technology that allows real- time kWh-meter reading remotely but operates at low-power, hence, LoRa technology. This study discusses LoRa, starting from its theory to its application in reading kWh-meters based on LoRa technology. LoRa-based experiments are applied to read kWh-meter quantities such as energy consumed, voltage, and power factor. In the experiment, LoRaWAN implemented with frequency at 923.2MHz, according to the Indonesia LoRa frequency regulation, which connected to the TTN network server using the multi-channel gateway and the single-channel gateway and uses the security system ABP. KWh-meter monitoring runs in real-time with the coverage area is 928 meters with the value of RSSI -115 dBm. The study also shows LoRa technology is impossible to communicate where there is earth as an obstacle between them. The coverage performances shown by both of the gateways are also not much different, but there is more delay in the multichannel gateway.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Genta Pratama
Abstrak :
Teknologi Internet of Things (IoT) semakin menyebar luas, dan kegunaannya menjadi semu di berbagai bidang kehidupan dan industri dengan perkembangan jaringan 5G beberapa tahun silam. Dengannya, berbagai perangkat bisa terhubung ke Internet dan saling bertukar data. Kini, industri 4.0 sudah memanfaatkan kekuatan teknologi Internet of Things yang disebut industrial IoT. Pada umumnya, IoT tidak membutuhkan koneksi yang cepat karena data yang dikirimkan dari perangkat ukurannya tidak besar. Namun, dibutuhkan koneksi yang stabil agar data dari perangkat bisa sampai ke internet dengan waktu senyata mungkin. Melihat perkembangan IoT yang sangat pesat di berbagai bidang, penulis mengembangkan dan menganalisa sebuah purwarupa sistem IoT untuk sektor pertanian, yaitu flow control air dan pupuk cair yang mampu mengeluarkan jumlah kedua cairan dengan tepat berdasarkan kondisi kelembaban tanah, sekaligus memonitor kelembaban dan suhu udara. Sistem dikembangkan pada platform NodeMCU ESP8266. Data yang diambil adalah akurasi dari jumlah fluida yang dikeluarkan dari jumlah yang dimasukan oleh user, kemampuan alat untuk mempertahankan kelembaban tanah, dan umpan balik dari user akan alat ini. Diharapkan dari hasil ini, petani dan peserta sektor pertanian dapat memanfaatkan sistem ini dengan sepenuhnya untuk meningkatkan teknologi pertanian indonesia dan kualitas panen, serta membuat kegiatan bertani lebih mudah secara jarak jauh. ......Internet of Things (IoT) Technology has become widespread, and its usability has become more apparent in a number of industrial and personal sectors with the development of the 5G network in recent years. With it, multiple devices could be connected to the internet and exchange data with one another. Now, industry 4.0 has taken full advantage of this technology, which became known as Industrial IoT. Generally, IoT doesn’t require a fast connection since the data that’s being sent are relatively small. However, it requires a stable connection to ensure the data could reach its designated destination as close to real-time as possible. Looking at the fast IoT progression in multiple sectors, the writer intends to develop and analyze an prototype IoT system on the agriculture sector, which is a flow control for water and liquid fertilizer that’s able to dispense the proper amount of both liquids depending on the current soil humidity, whilst keeping tabs on temperature and air humidity. The data taken is the accuracy of dispensed fluid based on the user’s input, the ability to maintain soil’s moisture level, and a user review regarding the tool. All of the data is uploaded to a cloud IoT platform ThingSpeak, where the live data feed of soil humidity, temperature, and air humidity can be viewed on the web-application by taking data from the cloud platform. With these results, the writer hopes for farmers and agriculture sectors’ participants to take full advantage of this system to further increase Indonesia’s agriculture technology level and the quality of crops, and makes farming possible from remote distances.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harryndra Aufandi Rahardyan
Abstrak :
Permintaan pasar akan batik semakin meningkat tajam semenjak tahun 2009, dimana UNESCO menetapkan batik sebagai warisan tak berwujud dari Indonesia untuk dunia. Pabrik penghasil batik semakin giat memperbanyak produksi namun memperkecil biaya produksi dengan beralih ke pewarna sintetis yang limbahnya mempunyai dampak buruk bagi lingkungan jika dibuang sembarangan. Oleh karena itu dikembangkan alat yang dapat memisahkan limbah pewarna batik dari air secara kontinyu, efektif, dan sederhana sehingga mudah digunakan oleh masyarakat awam. Dengan menerapkan sistem pemisahan dari air dan partikel padat dari limbah pewarna batik dengan metode elektroflotasi menggunakan elektroda alumunium alloy setebal 0,1 mm dengan keterangan 3 plat elektroda positif (anoda) yang mempunyai luas permukaan yang terekspos ke fluida untuk elektrolisis sebesar 116 cm2. Sedangkan 2 plat lainnya adalah elektroda negatif (katoda) dengan total luas permukaan sebesar 98cm2. Kemudian elektroda ini diberi asupan listrik DC sebesar 10V dengan arus 30A. Elektroda tadi ditempatkan pada tutup flange di dasar kolom flotasi yang terbuat dari kaca akrilik dengan tebal 5mm berbentuk pipa dengan diameter dalam 85mm dan berdiri setinggi 1000mm, didesain sedemikian rupa dengan inlet/outlet, dan slope sehingga memungkinkan pemrosesan limbah secara kontinyu. Lalu pada penelitian ini akan dicari laju alir dari air limbah pewarna batik yang akan diolah dengan melihat terlebih dulu hasil pengolahan menggunakan kapasitas olah pada penelitian yang sebelumnya yakni 27 liter/jam, lalu disesuaikan untuk variabel laju alir berikutnya apakah dapat diperbesar apabila sudah menghasilkan kualitas hasil air yang baik atau diperkecil untuk lebih meningkatkan kualitas hasil pengolahan air limbah pewarna batik dari purwarupa ini. Dari hasil penelitian didapatkan nilai warna, kekeruhan, dan TSS yang diuji lab dari sampel hasil pengolahan pada menit ke 0, 10, 20, 30, dan 40. Dapat disimpulkan bahwa laju alir yang paling optimal ialah 9 liter/jam dibandingkan dengan laju alir 18 liter/jam dan 27 liter/jam . Diharapkan alat ini kedepannya dapat memenuhi kebutuhan pengguna dari kalangan penyelenggara workshop membatik, maupun produksi batik rumahan. ...... Market demands for batik textile increasing after UNESCO declare that batik is one of Indonesia?s intangible heritage to ther world. To overcome that, batik textile factory increase it?s production quantity and decrease it?s production cost by using non-environtmental friendly waste producing synthetic colour. Therefore flotation device is developed to process batik waste water continuously, effective, and simple to use. By using electroflotation (EF) method to separate solid particles from the water with the fix variables that are 0.1mm thick alumunium alloy electrode with 3anode plates that equal to 116 cm2 in area, and 2 cathode plates that equal to 98 cm2 in area. Then this electrode is supplied by 10V DC and 30A electricity. The electrodes will be fixed on the flange cover at the bottom of the flotation collumn which made from 5mm thick acrylic glass that bended into 85mm diameter pipe shape and 1000mm tall, and this flotation collumn is designed with inlet, outlet, dan slope to allow continous flow for waste processing. In this research, the flow of the batik waste water will be determined by the processing capacity from the previous research that is 27 liters/hour, and then this flow is tested whether is it good enough for the flowrate of the prototype so the flowrate can be increased to optimized the processing speed of the prototype, or is it needs to be improved by decreasing the next flowrate. For knowing is the prototype is capable of processing batik waste water, there will be results from the sample that taken at 0, 10, 20, 30, and 40 minutes. The value of the results are colour, turbidity, and total suspended solid that are tested by lab, and can be concluded from the lab test results that the most optimal flow rate of this prototype is 9 liters/hour compared to 18 liters/hour and 27 liters/hour flow rate. Hopefully this protoype can meet the needs for user from batik workshop organizers, and housemade batik factories.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawati Marlina
Abstrak :
Data penelitian merupakan output dari kegiatan penelitian dan aset penting bagi institusi penelitian. Research data management (RDM) merupakan aktivitas penyimpanan, akses, dan pelestarian dari data yang dihasilkan dari proyek penelitian. Implementasi RDM di institusi penting dalam mendukung berbagi data dan kolaborasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu membangun model penilaian kesiapan RDM. Model yang dapat digunakan untuk membantu institusi penelitian dalam menilai tingkat kesiapan dan mengidentifikasi kesenjangan untuk mengembangkan strategi dalam menerapkan RDM. Model penilaian kesiapan RDM terdiri dari dua komponen, yaitu model kesiapan dan metode penilaian kesiapan. Model kesiapan dibentuk dari sejumlah faktor yang merupakan standar kriteria untuk menyiapkan institusi dalam menerapkan RDM. Kerangka kerja technology, organization, people, dan environment (TOPE) digunakan sebagai panduan dalam memilih faktor dan indikator. Fuzzy Delphi Method digunakan untuk memvalidasi faktor dan indikator yang diturunkan dari literatur. Faktor yang dihasilkan kemudian diintegrasikan dengan faktor yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pengelola data penelitian di beberapa institusi penelitian di Indonesia. Setelah dilakukan validasi pakar, hasil akhir dari model kesiapan RDM terdiri dari empat dimensi, 13 faktor dan 42 indikator. Penelitian ini mengungkapkan bahwa lingkungan merupakan faktor kunci dari kesiapan RDM, faktor ini belum dibahas pada penelitian sebelumnya. Komponen kedua dari model penilaian kesiapan RDM yaitu metode penilaian yang terdiri dari pembobotan kriteria, instrumen penilaian, dan klasifikasi level kesiapan. Bobot dari dimensi dan faktor kesiapan ditentukan dengan menggunakan best worst method. Urutan dimensi berdasarkan besaran bobot yaitu technology, people, organization, dan environment. Besaran dari rentang nilai pada level kesiapan diperoleh berdasarkan pendapat dari para pakar. Kategorisasi dari level kesiapan RDM yaitu rendah (0 - 1,55), sedang (1,56 - 3,45), dan tinggi (3,46 - 5.00). Dalam penelitian ini, purwarupa dikembangkan sebagai sarana uji validasi dari model penilaian kesiapan yang dikembangkan. Pengujian black box menunjukkan bahwa fungsionalitas antar muka dari purwarupa berjalan dengan baik. Nilai system usability scale (SUS) sebesar 73,57 mengindikasikan bahwa antar muka dapat diterima. Sepanjang pengetahuan dari peneliti, model penilaian kesiapan yang siap pakai, dilengkapi dengan bobot dari dimensi dan faktor, dan level kesiapan belum ditemukan untuk konteks RDM khususnya untuk konteks Indonesia. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh institusi penelitian untuk menilai kesiapan mereka dan mengidentifikasi area perbaikan dan mengurangi potensi kegagalan dalam implementasi RDM. ...... Research data is the output of research activities and an important asset for research institutions. Research data management (RDM) is the activity of storing, accessing, and preserving data generated from research projects. RDM adoption in institutions is crucial for fostering data sharing and collaboration. The aim of this study is to provide a model for evaluating RDM preparedness. A model that can be used to help research institutes evaluate their level of preparedness and identify any gaps before developing strategies for implementing RDM. The RDM readiness assessment model consists of two components, namely the readiness model and the readiness assessment method. The readiness model is composed of a number of factors that are prerequisites for preparing institutions to implement RDM. The technology, organization, people, and environment (TOPE) framework is used as a guide in selecting factors and indicators. The Fuzzy Delphi Method is employed to validate the factors and indicators derived from the literature. The derived factors are then integrated with those learned from interviews with research data managers at various research institutions in Indonesia. The RDM readiness model ultimately consists of four dimensions, 13 factors, and 42 indicators after expert validation. The environment, which was not previously covered in studies, is revealed in this study to be a critical aspect in RDM readiness. The assessment technique, which is made up of weighting criteria, assessment instruments, and a readiness level categorization, is the second part of the RDM readiness assessment model. The best-worst method is used to calculate the weights of the readiness dimensions and factors. The order of dimensions based on the amount of weight is technology, people, organization, and environment. Expert reviews are used to determine the size of the range of values at the level of readiness. RDM readiness levels are divided into three categories: low (0 - 1.55), medium (1.556 - 3.45), and high (3.46 - 5.00). In this study, a prototype was developed as a means of validity testing of the readiness assessment model. Black box testing shows that the interface functionality of the prototype is running well. The interface has a satisfactory system usability scale (SUS) score of 73.57. To the best of the researchers' knowledge, there are no ready-to-use readiness assessment models for the RDM context, particularly for the Indonesian environment, that include weights from dimensions and components and levels of readiness. The results of this study can be used by research institutions to assess their readiness and identify areas for improvement and reduce potential failures in RDM implementation.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Kurniawan
Abstrak :
ABSTRACT
Di Indonesia banyak terjadi kasus kebakaran terutama di daerah urban. Kerugian yang ditimbulkan oleh kasus-kasus kebakaran tersebut terbilang cukup besar. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan pemadam kebakaran untuk mengakses lokasi kebakaran pada jalan-jalan yang sempit. Dalam penelitian ini dibuat sistem pengiriman data dan navigasi purwarupa kendaraan pemadam kebakaran pintar yang berbasis Internet of Things. Sistem pengiriman data menggunakan modul WiFi ESP-01 2.4 GHz yang dihubungkan oleh mobile AP Access Point . Sistem navigasi menggunakan modul GPS u-blox NEO-6M untuk mendapatkan data latitude dan longitude. Untuk mendeteksi halangan obstacle digunakan modul ultrasonic ranging HC-SR04 yang diatur dengan batas 1 meter dari benda di depannya. Untuk mengatur kondisi gas dan rem digunakan mini servo motor 180o masing-masing satu buah dan bekerja saling berkebalikan. Untuk mengatur arah belok digunakan stepper motor 5.625o/64 step. Seluruh data hasil pengjuian dikirimkan di server dan disimpan dalam database. Dari hasil pengujian diketahui bahwa sistem bekerja sesuai dengan algoritma yang diberikan. Dari hasil pengujian diketahui bahwa terdapat packet loss sebesar 11.33 dari 300 paket data yang dikirimkan ke server. Sensor jarak mendeteksi obstacle rata-rata pada jarak 822.39 milimeter dari jarak batas seharusnya 1000 milimeter. Waktu pengereman yang dibutuhkan dari mulai terdeteksinya obstacle adalah sekitar 1-2 ms. Algoritma pelacakan yang telah dibuat sesuai dengan yang diharapkan yaitu dapat terpantau melalui website secara real-time.
ABSTRACT
There are many fire disasters happen in Indonesia especially in urban area. The damage occured because of that cases is quite massive. It happened because the firefighter can not access the fire location in small alley. In this study, the author designed a prototype of smart firefighter vehicle data logging and navigation system based on Internet of Things. The data logging system use ESP 01 WiFi module at 2.4 GHz which connected to mobile AP Access Point . The navigation system use u blox NEO 6M GPS module to get latitude and longitude coordinate data. To detect obstacles, the author use HC SR04 ultrasonic ranging module which has been set with 1 meter threshold to the obstacle at the front. To controlling acceleration and braking system, the author use 180o mini servo motor, one is for acceleration and the other one is for braking which is work in the opposite way. To controlling turning direction, the author use 5.625o 64 stepper motor. From the test results can be seen that the system has been able to work in accordance with an algorithm that is designed. Test results show that system has packet loss about 11.33 from 300 data package that sent from microcontroller to the server.Distance sensor can detect obstacle in average 822.39 millimeter distance from obstacle where it should be 1000 millimeter from obstacle. The time to brake, from time when obstacle detected by distance sensor to time when brake servo motor moved is about 1 2 millisecond. The tracking algorithm that was made meets expected result where we can monitor end device real time in website.
2017
S69486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library