Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indradjati Rachmatullah
"Indonesia merupakan kawasan rawan gempa, struktur bangunan yang dibutuhkan harus memiliki kekuatan dan daktalitas yang memadai sesuai dengan aturan yang berlaku. Struktur bangunan dengan konfigurasi D-EBF merupakan salah satu solusi untuk struktur tahan gempa. Penggunaan material dan sambungan yang digunakan sangat mempengaruhi perilaku bangunan. Untuk mengetahui perilaku bangunan bisa menggunakan banyak metode dan salah satunya adalah pushover analysis.
Penelitian dilakukan dengan 2 buah aplikasi komputer yaitu ETABS sebagai pengecekan bangunan sesuai SNI dan Drain-2DX untuk melakukan analisis. Variasi material menggunakan baja WF dan komposit CFST membuktikan bahwa bangunan baja WF dengan luasan baja 2 kali lipat dari CFST lebih daktail tetapi tidak lebih kuat dan kaku dibandingkan CFST. Dengan rigiditas sambungan yang tinggi maka bangunan akan semakin kuat dan kaku tetapi daktalitas dari bangunan akan berkurang. Kekuatan dan kekakuan berbanding terbalik terhadap daktalitas. Pengaruh rigiditas sambungan untuk material baja WF dan CFST adalah sama.

Indonesia earthquake prone areas, building structures that are needed must have adequate strength and ductility in accordance with the applicable rules. Building structures with the configuration of D EBF is one solution for earthquake resistant structures. The use of materials and the connection that was used greatly influences the behaviour of the building. To know the behavior of the building could use a lot of mehtod and one of them was pushover analysis.
Research done with two fruity computer applications i.e ETABS as building appropriate checking rules and DRAIN 2DX to do anlysis. Variation of materials use WF steel and Composite CFST proves that steel buildings extents with WF steel two times of CFST more ductile but not stronger and stiffer than CFST. With the rigidity connection that high then the building will be more strong and stiff but ductility of the building wil be reduced. Strength and rigidity is inversely proportional against ductility. The influence of rigidity connection for materials WF Steel and CFST is the same.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lofi Febriana
"ABSTRACT
Indonesia adalah negara yang sebagian besar wilayahnya berada di dalam ring of fire atau perisis di patahan lempeng bumi yang merupakan faktor utama terjadinya gempa bumi. Oleh karena itu perencanaan struktur yang tahan gempa mutlak diperlukan. Penelitian ini mengkaji perbandingan kekuatan struktur sistem rangka pemikul momen khusus dengan sistem rangka pemikul momen terbatas setelah menerima beban gravitasi dan beban lateral dengan menggunakan struktur baja. SRPMK dan SRPMT 10 lantai pada penelitian ini didesain berdasarkan SNI 03-1736-2002. Dimensi komponen struktur SRPMK lebih besar daripada dimensi komponen SRPMT. Berat struktur untuk SRPMK yaitu 833.468 ton lebih berat dibandingkan SRPMT yang hanya 586.078 ton."
Jakarta: Inspektorat Jendral Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016
AUDIT 9:18 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Herning Suari
"Pada daerah rawan gempa seperti Indonesia dibutuhkan perencanaan dengan berbagai tingkat kinerja (multiple performance levels) yang diharapkan dipenuhi pada saat struktur menerima beban gempa dengan berbagai tingkat intensitas. Dengan cara ini, bangunan dapat direncanakan terhadap resiko/konsekuensi yang harus dihadapi. Perencanaan seperti ini dinamakan perencanaan berbasis kinerja (performance based design) yang sudah diakomodir di dalam RSNI 03-1726-201x untuk bangunan tahan gempa. Dilakukan penelitian terhadap portal baja dengan sistem knee terbaru yang telah dimodifikasi untuk melihat perilaku dan kinerja dari Chevron Knee Braced Frame dan Ordinary Knee Braced Frame. Perhitungan analisis dinamik gempa menggunakan respons spektrum berdasarkan RSNI 03- 1726-201x pada bangunan di wilayah DKI Jakarta dengan asumsi tanah lunak. Evaluasi kinerja struktur dari masing-masing model menggunakan analisis pushover dengan program ETABS ver.9.7.0. Hasil penelitian menunjukkan struktur CKB memiliki nilai daktilitas rata-rata lebih tinggi, yaitu 1,11 kali struktur OKB sehingga energi dissipasinya lebih besar. Struktur OKB memiliki nilai perpindahan rata-rata lebih kecil, yaitu 1,74 kali struktur CKB, sehingga kekakuan struktur OKB lebih besar.

In the area which is vulnerable to earthquake like Indonesia, needs to be planned with multiple performance levels needed, so that, structure is expected to resist seismic load with some intensity levels when earthquake happen. In this way, building can be planned with risk/consequence that must be faced. This design is called performance based design that already been arranged in RSNI 03-1726- 201x for earthquake resistance building. This study uses steel frame with the latest knee system that has been modified for knowing the behavior of Chevron Knee Braced Frame and Ordinary Knee Braced Frame. The calculation of seismic dynamic analysis using the response spectrum based on RSNI-03-1726-201x on building in DKI Jakarta with assumption soft ground. Performance evaluation of the structure of each model uses the pushover analysis using ETABS program ver. 9.7.0. The result of this research is CKB has ductility 1.11 times higher than OKB, so that it has bigger energy dissipation than CKB. OKB has little displacement 1.1 times smaller than CKB, so that stiffness of OKB is higher than CKB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43618
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wanita Nahdah Astari Mudianto
"Elevated pile cap (EPC) foundations merupakan fondasi dengan sebagian badan tiangnya tertanam dalam tanah dan sebagian lainnya berada di atas permukaan tanah. EPC foundastions memikul momen lentur yang lebih besar dari jenis fondasi lainnya. Perilaku EPC foundations perlu diteliti lebih lanjut guna memastikan kinerja non-linier yang memadai terhadap beban seismik. Peneliti melakukan studi pemodelan menggunakan software OpenSees terkait perilaku EPC foundations dengan konfigurasi 2 x 3 pada tanah clay dengan meninjau aspek kekuatan, kekakuan, serta interaksi tanah dan pile. Uji pembebanan pushover monotonik dilakukan untuk menganalisis keruntuhan sesimik dan perilaku daktail dari EPC foundations. Konsistensi tanah divariasikan guna mengidentifikasi pengaruh konsistensi tanah terhadap kekakuan struktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsistensi tanah tidak berpengaruh terhadap daktilitas suatu struktur, melainkan berpengaruh terhadap defleksi. Semakin stiff konsistensi tanah, maka semakin kecil defleksi yang dialami tiang. Aboveground height divariasikan guna mengidentifikasi pengaruh aboveground height terhadap lokasi sendi plastis. Seluruh model membentuk sendi plastis hanya pada leading row piles. Sendi plastis pertama terbentuk pada sambungan pile-cap dan sendi plastis kedua terbentuk pada badan pile yang berada di bawah permukaan tanah. Semakin tinggi aboveground height, maka semakin dangkal lokasi sendi plastisnya. Secara keseluruhan, konsistensi tanah, aboveground height, dan nilai p-multiplier berpengaruh terhadap perilaku inelastis struktur.

Elevated pile cap (EPC) foundations are foundations with part of the pile body embedded in the ground and the other part above the ground surface. EPC foundations bear greater bending moments than other types of foundations. The behavior of EPC foundations needs to be investigated further to ensure adequate non-linear performance against seismic loads. Researchers conducted a modeling study using OpenSees software related to the behavior of EPC foundations with a 2 x 3 configuration on clay soil by reviewing aspects of strength, stiffness, and soil and pile interactions. Monotonic pushover loading test was performed to analyze the seismic failure and ductile behavior of the EPC foundations. Soil consistency was varied in order to identify the effect of soil consistency on the stiffness of the structure. The results showed that soil consistency did not affect the ductility of a structure, but rather had an effect on deflection. The stiffer the consistency of the soil, the smaller the deflection experienced by the pile. The aboveground height was varied to identify the effect of the aboveground height on the location of the plastic hinge. All models form plastic hinges only on leading row piles. The first plastic hinge is formed at the pile-cap joint and the second plastic hinge is formed at the pile body which is below the soil surface. The higher the aboveground height, the shallower the location of the plastic hinge. Overall, soil consistency, aboveground height, and p-multiplier value affect the inelastic behavior of the structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina Kalmei Nando
"Peningkatan seismic demand di Indonesia khususnya pulau Jawa mengharuskan peningkatan perencanaan bangunan tahan gempa di Indonesia. Spun pile merupakan fondasi yang paling sering digunakan di Indonesia sebagai struktur bawah belum memasukkan konsep perfomance-based design sehingga struktur masih berperilaku elastis dan kurang ekonomis. Studi pemodelan pushover analysis dengan software Opensees berdasarkan hasil uji eksperimen dilakukan untuk mendapatkan pemodelan yang tepat serta dengan memasukkan efek tanah untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku spun pile seperti parameter daktilitas, pembentukan plastic hinge, dan level kinerja menurut ASCE 61-14. Pembebanan aksial (0.1fc’Ag) didapatkan pemodelan dengan material concrete 07 untuk beton spun pile yang didefinisikan confined dalam sengkang untuk spun pile dengan beton pengisi memberikan hasil yang lebih mendekati hasil eksperimen. Hasil dari kuat geser tanah yang semakin tinggi meningkatkan kekuatan pile-soil system dan daktilitas dari spun pile serta lokasi dari sendi plastis kedua di dalam tanah. Berdasarkan ASCE 61-14, level kinerja spun pile saat terjadinya sendi plastis masih berada dalam level minimal damage.

The increasing of seismic demand in Indonesia, especially in the Java region, requires increased planning for earthquake-resistant buildings. The spun pile, as the commonly used substructure in Indonesia, is not implementing a performance-based design concept, therefore resulting in elastic behavior and less economical. A pushover analysis modeling study using Opensees software based on experimental test results was performed to get the right modeling and also to see its impact on spun pile behavior, such as ductility parameters, plastic hinge formation, and performance level by including soil effect according to ASCE 61-14. The result of modeling using material concrete 07 for spun pile concrete which is given an axial load of 0.1fc’Ag and defined as confined for spun pile with infill concrete, is closer to the experiment results. The result of the higher shear strength of the soil increases the strength of pile-soil system and ductility of the spun pile, as well as the location of the second plastic hinge in the soil. According to ASCE 61-14, the performance level of the spun pile when the plastic hinges occur is minimal damage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Titono
"Gedung X adalah bangunan tua yang dibangun pada zaman Kolonial Belanda dan merupakan cagar budaya sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa struktur Gedung X dengan menggunakan respon spektrum desain untuk wilayah gempa zona 3 tanah lunak sesuai peraturan gempa yang berlaku (SNI 03-1726-2002). Dalam penelitian ini digunakan metode Static Pushover Analysis dengan mengacu padaspektrum kapasitas (ATC-40) dan target perpindahan (FEMA 356). Didapatkan dari hasil penelitian bahwa kapasitas struktur tidak memadai untuk beban gempa yang berlaku sehingga perlu dilakukannya perkuatan dalam rangka konservasi bangunan bersejarah.

Building X is an old building that was built during The Dutch Colonial period and is a cultural heritage, so its existence should be preserved. This research aimed to determine the structural performance of Building X, using the spectral response design with the Seismic Zone 3 on soft ground according to the current Seismic Design Code (SNI 03-1726-2002). This research used Static Pushover Analysis method and referred to the Capacity Spectrum method (ATC-40) and Target Displacement (FEMA 356). From the analysis result the capacity of the structure is not adequate for the current seismic load, so a retrofitting action needs to be done in order to preserve this historic building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T29962
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Pratama Putra
"[ABSTRAK
Semakin bertambahnya kebutuhan ruang vertikal di kota besar seperti Jakarta
membuat para ahli membangun banyak bangunan bertingkat. Meski demikian,
rencana ini tidak selalu efektif oleh karena keberadaan bangunan purbakala
(heritage) yang harus dilestarikan. Oleh karena itu, bangunan baru harus dibangun
menggunakan sistem transfer yang dalam penelitian ini berupa kombinasi antara
balok transfer prategang parsial dan kolom-kolom pendukung. Analisa pushover
akan dilakukan untuk bangunan ini sehingga kinerja bangunan pada fase inelatis
dapat diketahui. Hasil bangunan sistem transfer akan dibandingkan dengan hasil
analisa pushover pada bangunan regular untuk mengetahui pengaruh keberadaan
sistem transfer terhadap kinerja inelastik struktur. Sebelum dilakukan analisa
pushover, bangunan didesain secara dinamik linear dengan mengacu pada
peraturan SNI 03-1726-2012 dan SNI 03-2847-2002. Hasil perbandingan
menunjukkan pertambahan degree of prestressing akan memperkecil daktilitas
dan kemampuan disipasi energi bangunan. Rasio pengurangan kemampuan
disipasi energi bervariasi antara 15% - 23%. Kinerja terendah seluruh bangunan
pada saat target perpindahan ialah Life Safety, yang mana merupakan level kinerja
Basic Safety Objectives berdasarkan FEMA 356. Dari sini dapat ditarik
kesimpulan bahwa peraturan yang digunakan dalam desain mampu menghasilkan
bangunan dengan performa cukup baik.

ABSTRACT
The increasing need of vertical room in Jakarta made experts build a lot of multistories
buildings. Nonetheless, this plan is not always effective because of the
presence of heritage building which must be preserved. Consequently, new
building must be built using a transfer system which in this research is a
combination between partially prestressed transfer beam and supporting columns
below the beam. To determine the inelastic performance of the building, pushover
analysis will be applied. The pushover analysis result for transfer system building
later will be compared with the result for regular building to understand the effect
of transfer system to structure?s inelastic performance. Prior to applying pushover
analysis, both buildings are designed based on SNI 03-1726-2012 and SNI 03-
2847-2002 codes. The comparison shows the degree of prestressing accretion will
reduce the ductility and energy dissipation capacity of the building. The reduction
of energy dissipation capacity ratio varies between 15% - 23%. The lowest
performance of both buildings at target displacement is Life Safety, which is the
Basic Safety Objectives performance based on FEMA 356. From this, it can be
concluded that the codes used in designing the building is able to produce
building with quite good performance., The increasing need of vertical room in Jakarta made experts build a lot of multistories
buildings. Nonetheless, this plan is not always effective because of the
presence of heritage building which must be preserved. Consequently, new
building must be built using a transfer system which in this research is a
combination between partially prestressed transfer beam and supporting columns
below the beam. To determine the inelastic performance of the building, pushover
analysis will be applied. The pushover analysis result for transfer system building
later will be compared with the result for regular building to understand the effect
of transfer system to structure’s inelastic performance. Prior to applying pushover
analysis, both buildings are designed based on SNI 03-1726-2012 and SNI 03-
2847-2002 codes. The comparison shows the degree of prestressing accretion will
reduce the ductility and energy dissipation capacity of the building. The reduction
of energy dissipation capacity ratio varies between 15% - 23%. The lowest
performance of both buildings at target displacement is Life Safety, which is the
Basic Safety Objectives performance based on FEMA 356. From this, it can be
concluded that the codes used in designing the building is able to produce
building with quite good performance.]"
2013
T43537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Dwi Larasati
"Peristiwa gempa bumi yang cukup sering terjadi di Indonesia seketika dapat merusak bahkan meruntuhkan seluruh komponen bangunan. Maka selayaknya bangunan yang dibangun di Indonesia memiliki sistem struktur penahan gempa dimana salah satu sistem struktur penahan gempa yang paling sering digunakan ialah Special Moment Resisting Frame dikarenakan daktilitasnya yang lebih tinggi. Mekanisme keruntuhan SMRF diawali dengan proses pelelehan yang ditandai dengan munculnya sendi plastis. Pengaruh target sendi plastis pada kolom dasar dengan mekanisme leleh lentur terhadap perilaku struktur secara keseluruhan terlihat dari analisis pushover dimana daktilitas struktur akan menurun. Selain itu, digunakan dua profil yang berbeda untuk membandingkan penggunaan profil CFST dan baja WF dimana profil WF memiliki kekuatan, kekakuan, dan daktilitas yang lebih tinggi. Penggunaan sambungan semi-rigid untuk suatu struktur memiliki pengaruh dimana kekuatan dan kekakuannya menurun sedangkan daktilitasnya akan meningkat. Penelitian ini menggunakan dua program yaitu ETABS untuk perancangan bangunan serta DRAIN-2DX untuk analisis kinerja struktur.

The earthquake phenomenon that usually occur in Indonesia can ruin or even destroy building components immediately. Therefore, buildings that constructed in Indonesia should have an earthquake resistance system, one of them is Special Moment Resisting Frame. This system has widely used in many buildings because it has high ductility and ability to dissipating energy. Collapse mechanism of SMRF building starts with yielding that marked by the existence of plastic hinge. The effect of plastic hinge that occur in column bases with flexural yielding mechanism on behavior of the overall structure can be seen from pushover analysis results which the ductility of structure will be reduced. Furthermore, the use of different profile Wide Flange and Concrete Filled Steel Tubes in the same building can affect the performance of that building, which the building with WF profile has higher strength, stiffness, and ductility. The type of connection that used is also affect performance of the buildings. Strength and stiffness will reduce while the ductility will increase. This research use two programs which is ETABS for designing the building and DRAIN 2DX for performance building analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indradjati Rachmatullah
"Indonesia merupakan kawasan rawan gempa, struktur bangunan yang dibutuhkan harus memiliki kekuatan dan daktalitas yang memadai sesuai dengan aturan yang berlaku. Struktur bangunan dengan konfigurasi D-EBF merupakan salah satu solusi untuk struktur tahan gempa. Penggunaan material dan sambungan yang digunakan sangat mempengaruhi perilaku bangunan. Untuk mengetahui perilaku bangunan bisa menggunakan banyak metode dan salah satunya adalah pushover analysis.
Penelitian dilakukan dengan 2 buah aplikasi komputer yaitu ETABS sebagai pengecekan bangunan sesuai SNI dan Drain-2DX untuk melakukan analisis. Variasi material menggunakan baja WF dan komposit CFST membuktikan bahwa bangunan baja WF dengan luasan baja 2 kali lipat dari CFST lebih daktail tetapi tidak lebih kuat dan kaku dibandingkan CFST. Dengan rigiditas sambungan yang tinggi maka bangunan akan semakin kuat dan kaku tetapi daktalitas dari bangunan akan berkurang. Kekuatan dan kekakuan berbanding terbalik terhadap daktalitas. Pengaruh rigiditas sambungan untuk material baja WF dan CFST adalah sama.

Indonesia earthquake prone areas, building structures that are needed must have adequate strength and ductility in accordance with the applicable rules. Building structures with the configuration of D EBF is one solution for earthquake resistant structures. The use of materials and the connection that was used greatly influences the behaviour of the building. To know the behavior of the building could use a lot of mehtod and one of them was pushover analysis.
Research done with two fruity computer applications i.e ETABS as building appropriate checking rules and DRAIN 2DX to do anlysis. Variation of materials use WF steel and Composite CFST proves that steel buildings extents with WF steel two times of CFST more ductile but not stronger and stiffer than CFST. With the rigidity connection that high then the building will be more strong and stiff but ductility of the building wil be reduced. Strength and rigidity is inversely proportional against ductility. The influence of rigidity connection for materials WF Steel and CFST is the same.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Parlin Aprijal Immanuel
"Indonesia merupakan daerah rawan gempa, oleh karena itu dibutuhkan bangunan yang memiliki kekakuan, kekuatan, dan daktilitas yang sesuai dengan peraturan yang ada. Struktur konfigurasi bresing kosentrik khususnya K-EBF merupakan salah satu bangunan tahan gempa dimana ada elemen link yang menyerap energi gempa. Untuk mengetahui sifat suatu bangunan hingga inelastis dilakukan analisis pushover. Penelitian menggunakan ETABS untuk pengecekan struktur terhadap beban gravitasi dan beban gempa dan program DRAIN-2DX untuk analisa pushover. Variasi profil yang digunakan adalah Baja WF dan HSS CFST dimana kekakuan Baja WF lebih besar dibandingkan HSS CFST dan daktilitas HSS CFST lebih tinggi dibandingkan Baja WF. Pengaruh rigiditas sambungan adalah semakin rigid sambungan maka semakin kaku bangunan tersebut. Kekakuan dan daktilitas suatu struktur adalah berbanding terbalik.

Indonesia is an area prone to earthquakes, therefore it requires buildings that have rigidity, strength, and ductility in accordance with existing regulations. Eccentric bresing configuration structure especially K EBF is one of earthquake resistant building where there is link element that absorbs earthquake energy. To know the nature of a building until inelastic done pushover analysis. The study used ETABS for structural checks on gravity loads and earthquake loads and the DRAIN 2DX program for pushover analysis. The profile variations used are WF Steel and HSS CFST where the stiffness of WF Steel is greater than HSS CFST and CFSS HSS ductility is higher than WF Steel. The effect of connection rigidity is the more rigid the connection the more rigid the building. The stiffness and ductility of a structure is inversely proportional.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>