Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Fauzia Rakhmawati
"Skripsi ini membahas tentang fungsi hamzatul qat? dalam beberapa stuktur kata bahasa Arab seperti fi?il, isim dan huruf. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki hubungan dengan hamzatul qat?. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hamzatul qat? banyak ditemukan dalam beberapa struktur bahasa Arab dan memiliki fungsi yang dapat digunakan sebagai kata maupun kalimat. Penelitian ini menggunakan metode pustaka dengan sumber data berupa Kamus Hans Wehr untuk mencari kata-kata yang berhubungan dengan hamzatul qat?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan beberapa fungsi hamzatul qat? dalam bahasa Arab karena hamzatul qat? merupakan huruf yang unik dan hanya dimiliki oleh bahasa Arab. Selain itu, sebagian besar struktur kata dalam bahasa Arab menggunakan hamzatul qat? pada bentuk derivasinya, baik dalam bentuk isim maupun fi?il.
The focus of this study is the functions of hamzatul qat? in some Arabic grammar, such as fi?il, isim, and huruf. This is an observative research towards some words in Arabic that have relation with hamzatul qat?. The result of this study are hamzatul qat? can be found in many Arabic grammar and it has function that can be used as a word and also as a sentence. This research uses literature method with data sources such as Hans Wehr Dictionary. The purpose of this research is to describe some functions of hamzatul qat? in Arabic, it is because hamzatul qat? is a unique letter, which only can be found in Arabic. Besides, most of structures in Arabic use hamzatul qat? in their derivative forms, not only in isim but also in fi?il."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S13259
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Nurul Hasna Khoirunnisa
"Qat telah dikenal oleh orang-orang Afrika dan Arab Selatan sejak berabad-abad lalu. Pada orang Yaman, qat seringkali disebut sebagai ‘tanaman dari surga’. Tradisi mengunyah qat atau yang disebut takhzeen qat menciptakan interaksi sosial positif di antara masyarakat Yaman. Saat ini, tekhzeen qat telah mengalami perubahan nilai dari positif ke negatif. Pola konsumsi qat berubah dari yang bersifat hiburan menjadi kebiasaan sosial negatif. Artikel ini mengkaji perubahan nilai dalam takhzeen al-qat yang terjadi di Yaman. Teori yang digunakan adalah teori perubahan budaya dan teori krisis kemanusiaan. Metode yang digunakan adalah studi kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa qat masuk dari Ethiopia sekitar abad ke-13 M dipopulerkan oleh kaum Sufi di Yaman. Pada awal kemunculannya, takhzeen qat dianggap positif oleh masyarakat Yaman. Saat krisis Yaman terjadi, takhzeen qat berubah menjadi kebiasaan sosial. Dampak negatif takhzeen qat saat krisis Yaman ialah meningkatnya malnutrisi dan kencanduan qat. Perubahan nilai dalam takhzeen qat berubah akibat adanya dorongan krisis kemanusiaan yang terjadi di Yaman. Perubahan nilai budaya takhzeen qat terjadi akibat beberapa faktor, seperti konflik sosial, adanya penemuan baru, serta masuknya budaya luar di tengah krisis kemanusiaan yang terjadi di Yaman menjadi alasan utama bergesernya nilai pada tradisi takhzeen qat.
Qat has been known by the people of Africa and South Arabia for centuries. In Yemen, qat is often referred to as ‘the plant from heaven'. The tradition of chewing qat, known as takhzeen al-qat, creates positive social interactions among Yemeni people. Currently, the cultural value of takhzeen has shifted from positive to negative. The consumption of qat has changed from being a form of entertainment to a harmful social custom. This study examines the changes in the value of the takhzeen al-qat tradition in Yemen. The theories applied in this study are the theory of cultural change theory and the humanitarian crisis. The qualitative study method is used along with data collection techniques through literature reviews. This study concludes that qat came from Ethiopia around the 13th century AD, popularized by the Sufis in Yemen. At the beginning of its appearance, takhzeen qat was considered positively by the Yemeni people. When the Yemen crisis hit, takhzeen qat turned into a social custom. The negative impact of takhzeen qat during the crisis is enhancing malnutrition cases and qat addiction. Changes in the value of takhzeen qat changed due to the impetus of the humanitarian crisis that occurred in Yemen. Changes in the cultural values of takhzeen qat occur due to several factors, such as social conflicts, new discoveries, and the foreign cultures' intervention in the midst of the humanitarian crisis that occurred in Yemen become the main reasons for shifting values in the takhzeen qat tradition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library