Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lathifah Novanti Putri
"Penggunaan antibiotik yang relatif tinggi dan tidak rasional dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti resistensi. Kejadian resistensi terhadap antibiotik menjadi salah satu ancaman besar kesehatan seluruh dunia dan akan semakin meningkat seiring dengan meluasnya penyalahgunaan antibiotik. Kejadian resistensi dapat dikendalikan dengan adanya penggunaan antibiotik secara bijak, sehingga dibutuhkan evaluasi untuk memastikan dan menilai apakah antibiotik tersebut digunakan secara tepat dan rasional. Terdapat dua metode yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik, yakni secara kualitatif maupun kuantitatif. Evaluasi antibiotik secara kuantitatif dapat dilakukan dengan metode ATC/DDD, dimana klasifikasi penggunaan antibiotik secara Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) Classification dan pengukuran jumlah penggunaan antibiotik dengan Defined Daily Dose (DDD)/100 patientdays. Metode ini telah direkomendasikan oleh WHO dan Kemenkes RI sebagai standar analisa kuantitas penggunaan antibiotik di Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik secara kuantitatif dengan menggunakan metode ATC/DDD dan DU90% pada pasien rawat inap di Gedung Prof. Soelarto Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Periode JanuariMaret 2023. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data sekunder berupa rekam medik. Hasil analisis kuantitatif dengan metode ATC/DDD menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik yang paling sering dijumpai adalah ceftriaxone sebesar 40.89 DDD/100 patient-days. Antibiotik yang termasuk ke dalam segmen 90% yaitu ceftriaxone, cefixime, meropenem, metronidazole, amoxicillin-clavulanic acid, dan cefoperazone.
......
The relatively high and irrational use of antibiotics can lead to various health problems such as resistance. Antibiotic resistance is one of the major global health threats and will continue to increase with the widespread misuse of antibiotics. Resistance can be controlled by the prudent use of antibiotics, necessitating evaluations to ensure and assess whether antibiotics are used appropriately and rationally. There are two methods to evaluate antibiotic use: qualitative and quantitative. Quantitative evaluation of antibiotics can be conducted using the ATC/DDD method, which classifies antibiotic use according to the Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) Classification and measures the amount of antibiotic use with Defined Daily Dose (DDD) per 100 patient-days. This method has been recommended by the WHO and the Indonesian Ministry of Health as the standard for analyzing the quantity of antibiotic use in hospitals. This study aims to evaluate antibiotic use quantitatively using the ATC/DDD and DU90% methods in inpatients at the Prof. Soelarto Building, Fatmawati Central General Hospital, for the period of January-March 2023. Data collection was carried out retrospectively using secondary data from medical records. The quantitative analysis results using the ATC/DDD method showed that the most frequently used antibiotic was ceftriaxone at 40.89 DDD/100 patient-days. The antibiotics included in the 90% segment were ceftriaxone, cefixime, meropenem, metronidazole, amoxicillin-clavulanic acid, and cefoperazone."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michicho Citra Zhangrila
"Peningkatan persentase resistensi antimikroba (AMR) yang cukup tinggi di Indonesia disebabkan oleh penggunaan antimikroba yang tidak tepat, terutama dalam pelayanan kesehatan. Salah satu cara untuk mengatasi AMR adalah dengan mengoptimalkan penggunaan antibiotik. Maka dari itu, diperlukan evaluasi penggunaan antibiotik di fasilitas pelayanan kesehatan untuk memastikan optimalisasi penggunaan antibiotik tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi penggunaan antibiotik secara kuantitatif dengan metode ATC/DDD di Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu pada periode 2021. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder berupa Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) periode 2021 milik Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu yang diperoleh dari arsip LPLPO di Puskesmas Kecamatan Jatinegara. Data diolah menggunakan Microsoft Excel 2022 berdasarkan jenis antibiotik, rute pemberian, dan klasifikasi ATC yang telah ditetapkan oleh WHO. Setelah itu dihitung total kekuatan antibiotik yang digunakan, serta analisis kuantitatif menggunakan metode DDD/1000 penduduk/hari. Berdasarkan persentase pemakaian dan nilai DDD/1000 penduduk/hari, lima antibiotik yang paling banyak digunakan yaitu Amoksisilin (52,78%; 0,4284 DDD), Azitromisin (18,86%; 0,1531 DDD), Siprofloksasin (8,08%; 0,0655 DDD), Sefadroksil (5,85%; 0,0475 DDD), dan Doksisiklin (5,09%; 0,0413 DDD). Jumlah total penggunaan antibiotik di Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu selama tahun 2021 yaitu sebesar 6228,80 DDD dan 0,8116 DDD/1000 penduduk/hari.
......The increase in the percentage of antimicrobial resistance (AMR) in Indonesia is relatively high and primarily caused by inappropriate use of antimicrobials, especially in healthcare services. One way to address AMR is by optimizing the use of antibiotics. Therefore, it is necessary to evaluate the use of antibiotics in healthcare facilities to ensure their optimal use. This study quantitatively evaluated antibiotic usage using the ATC/DDD method at the Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu during the period 2021. Data collection was done retrospectively using secondary data, specifically the Drug Use and Request Form (LPLPO) for 2021, obtained from the archives of the Puskesmas Kecamatan Jatinegara. The data were processed using Microsoft Excel 2022, categorized by antibiotic type, administration route, and WHO-established ATC classification. Subsequently, the total antibiotic strength used was calculated, and quantitative analysis was performed using the DDD/1000 inhabitants/day method. Based on the percentage of usage and DDD/1000 inhabitants/day values, the five most commonly used antibiotics were Amoxicillin (52.78%; 0.4284 DDD), Azithromycin (18.86%; 0.1531 DDD), Ciprofloxacin (8.08%; 0.0655 DDD), Cefadroxil (5.85%; 0.0475 DDD), and Doxycycline (5.09%; 0.0413 DDD). The total amount of antibiotics used at the Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu in 2021 was 6228.80 DDD and 0.8116 DDD/1000 inhabitants/day."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library