Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajang Indra
"Perhitungan risiko pada fasilitas industri diperlukan untuk melihat nilai risiko yang dapat berdampak kepada aspek keselamatan pekerja, lingkungan, finansial, dan reputasi perusahaan. Perhitungan risiko pada fasilitas Normally Unmanned Installation (NUI) biasanya tidak mengakomodir keberadaan personil atau pekerja, sehingga nilai risiko tidak dapat diterapkan ketika ada rencana penempatan pekerja ke atas NUI. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui nilai risiko yang ada di NUI bersamaan dengan rencana penempatan personil keamanan. NUI yang dijadikan objek kajian adalah dua tipe platform dengan kondisi berbeda. Nilai risiko diperoleh dengan pendekatan metode Semi Quantitative Risk Analysis (SQRA) melalui penjabaran faktor-faktor risiko ke dalam kriteria likelihood dan consequence. Kriteria likelihood dan consequence dirangking dari nilai 1 sampai 5 sesuai dengan Matriks Risiko skala 5 x 5 yang digunakan. Hasil perhitungan risiko menunjukkan bahwa nilai risiko pada NUI berada pada level “low risk” dan acceptable.

Risk assessment on industrial facilities needed to see the risks that may impact on safety, environmental, financial, and corporate reputation. Risk assessment on Normally Unmanned Installation (NUI) facilities usually do not accommodate the existence of personnel or employees, so the risk value can not be applied when there is a plan to personnel deployment on NUI. This study aimed to determine the risk value inherent with security personnel deployment planning at NUI. The NUI that will be assessed are two type platforms with different conditions. Risk values obtained by semi quantitative risk analysis method through determination of likelihood and consequence criteria. Likelihood and consequence criteria values ranked from 1 to 5 according to scale of Risk Matrix 5 x 5 used. Risk assessment results show that NUIs risk level is at "low risk" and broadly acceptable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Hermawan
"Proyek pembangunan gas processing facility (GPF) sering mengalami keterlambatan, yang dapat berakibat pada kerugian finansial dan operasional yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model risiko yang akurat untuk meningkatkan kinerja waktu proyek GPF. Model ini menggunakan metode Analisa Risiko Kuantitatif (QRA) dan simulasi Monte Carlo untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko yang paling berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek. Keterlambatan proyek GPF dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan desain, kondisi pandemi tidak terduga, keterlambatan fabrikasi, ketidakmampuan kontraktor, dan keterlambatan pengadaan bahan dapat menyebabkan keterlambatan proyek, kegagalan dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko secara efektif dapat meningkatkan kemungkinan keterlambatan proyek. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antar tim proyek dapat menyebabkan miskomunikasi, penundaan, dan re-work, yang pada akhirnya dapat menyebabkan keterlambatan proyek.
Penelitian ini mengusulkan model risiko yang menggunakan metode QRA dan simulasi Monte Carlo untuk mengatasi masalah keterlambatan proyek GPF. Model ini membantu tim proyek untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang paling berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek, mengukur tingkat ketidakpastian yang terkait dengan setiap risiko, dan mengembangkan strategi mitigasi risiko yang efektif untuk mengurangi kemungkinan dan dampak keterlambatan proyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode QRA dengan simulasi Monte Carlo adalah alat yang efektif dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang dominan dan mengukur tingkat ketidakpastian dalam proyek GPF. Output simulasi memberikan informasi tentang distribusi probabilitas, histogram, statistik deskriptif, analisis sensitivitas, dan grafik hasil yang membantu dalam pemahaman dan pengambilan keputusan yang lebih baik terkait risiko proyek.
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi masalah keterlambatan proyek GPF dengan menghadirkan model risiko yang inovatif dan efektif. Model ini memberdayakan tim proyek untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memitigasi risiko secara proaktif, sehingga meningkatkan kinerja waktu proyek dan menghasilkan proyek yang lebih sukses. Dengan menggunakan model risiko yang baru ini, proyek pembangunan gas processing facility dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, mengurangi risiko terjadinya penundaan waktu penyelesaian proyek.

The construction of Gas Processing Facilities (GPF) often experiences delays, which can lead to significant financial and operational losses. This research aims to develop an accurate risk model to improve the time performance of GPF projects. The model uses Quantitative Risk Analysis (QRA) and Monte Carlo simulation methods to identify and measure the risks that most significantly impact project time performance. Delays in GPF projects can be caused by various factors, such as design changes, unforeseen pandemic conditions, fabrication delays, contractor incompetence, and material procurement delays. Additionally, failure to effectively identify, assess, and manage risks can increase the likelihood of project delays. Lack of communication and coordination among project teams can also lead to miscommunication, delays, and rework, ultimately resulting in project delays.
This research proposes a risk model that uses QRA and Monte Carlo simulation methods to address GPF project delay issues. The model helps project teams to identify the most influential risks to project time performance, measure the level of uncertainty associated with each risk, develop effective risk mitigation strategies to reduce the likelihood and impact of project delays.
The research results show that the QRA method with Monte Carlo simulation is an effective tool for identifying dominant risks and measuring the level of uncertainty in GPF projects. The simulation output provides information on probability distribution, histograms, descriptive statistics, sensitivity analysis, and graphical results that aid in better understanding and decision-making regarding project risks.
This research makes a significant contribution to addressing GPF project delay issues by introducing an innovative and effective risk model. The model empowers project teams to proactively identify, measure, and mitigate risks, thereby improving project time performance and delivering more successful projects. By using this new risk model, Gas Processing Facility construction projects can be carried out more effectively and efficiently, reducing the risk of delays in project completion time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book illustrates a new quantitative risk analysis model for road tunnels that is capable of evaluating the role of infrastructure measures, equipment and management procedures as prescribed by EU Directive 2004/54/EC. The risk assessment draws on the typical F-N curves of societal risk, evaluated with the help of event tree analysis, vehicle queue formation dynamics, and users egress and tenability models. In addition, the model considers the reliability of the safety measures. The work provides essential guidance on the following aspects: how a quantitative model can be implemented to evaluate risk in road tunnels; how to build an event tree for the accident scenarios considered; how to simulate the vehicle queue formation; how to simulate the evolution of accident scenarios; and how to simulate the users egress. Given its scope and depth of coverage, the book will be of interest to all engineers whose work involves fire protection and safety in tunnels, all persons engaged in safety and transport engineering or risk analysis for road tunnels, as well as public and private bodies involved in the application of Directive 2004/54/EC."
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509862
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Hifthario Syahputra
"

Dalam dunia manajemen proyek, dikenal sebuah standar internasional bernama Project Management Body of Knowledge (PMBOK) Guide yang diperkenalkan oleh sebuah lembaga bernama Project Management Institute (PMI) yang berkedudukan di Pennsylvania, Amerika Serikat. PMBOK Guide juga tersedia dalam Bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan dari versi aslinya. Standar ini telah secara luas dipergunakan oleh berbagai praktisi manajemen proyek di seluruh dunia dan telah terbukti keampuhannya. Secara jelas dan detil, PMBOK menampilkan konsep dan prinsip dasar apa saja yang harus dipahami dan diperhatikan oleh para praktisi manajemen proyek dan kerangka metodologi seperti apa yang harus dipergunakan sebagai paduan bagi manajer proyek untuk meningkatkan keberhasilan penyelenggaraan sebuah proyek. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis manajemen risiko berdasarkan PMBOK di WIKA sebagai salah satu perusahaan konstruksi milik Pemerintah Indonesia. Tujuan umum ini dijabarkan ke dalam tujuh tujuan khusus berdasarkan tujuh tahapan yang terdapat di dalam buku pedoman tersebut meliputi perencanaan manajemen risiko, identifikasi risiko, analisis risiko kualitatif, analisis risiko kuantitatif, perencanaan respon risiko, pelaksanaan respon risiko dan pemantauan risiko. Manajemen risiko secara umum pada perusahaan konstruksi di Indonesia terdiri atas (a) maksud dan tujuan dilaksanakan manajemen risiko oleh tim proyek di WIKA sebagai bagian dari manajemen proyek untuk mengelola berbagai risiko di dalam proyek guna memberikan kepuasan optimal kepada pelanggan. Maksud dan tujuan dilaksanakannya manajemen risiko proyek oleh tim proyek telah sesuai dengan ketentuan dalam PMBOK; (b) tingkatan (jenis) risiko dalam proyek konstruksi menurut manajemen WIKA terdiri atas risiko individual proyek dan risiko keseluruhan proyek (sebelum proyek dikelola/dikerjakan) serta emergent risks yang terjadi saat pengerjaan proyek berlangsung.(c) pelaksanaan manajemen risiko dari setiap proyek yang dikelola oleh tim proyek di WIKA dengan berupaya untuk mengetahui apa saja tingkat eksposur risiko yang dapat terjadi dalam pencapaian sasaran proyek. Tim proyek menerapkan ambang batas risiko (risk threshold) yang terukur yang memberikan gambaran mengenai selera risiko (risk appetite) WIKA dan pemangku kepentingan proyek. Pelaksanaan manajemen risiko oleh tim proyek di WIKA telah sesuai dengan ketentuan dalam PMBOK. Untuk selera risiko, tim proyek berpedoman kepada ketentuan yang terdapat dalam International Standards Organization (ISO) 31000 tahun 2009 dan 2018 dan (d) proses-proses yang dilibatkan dalam manajemen risiko oleh tim proyek di WIKA terdiri atas perencanaan manajemen risiko, identifikasi risiko, analisis risiko kualitatif, analisis risiko kuantitatif, perencanaan respon risiko, pelaksanaan respon risiko dan pemantauan risiko. Gambaran manajemen risiko proyek secara khusus di WIKA terdiri atas tujuh proses terintegrasi. Pertama, perencanaan manajemen risiko. Kedua, identifikasi risiko. Ketiga, analisis risiko kualitatif. Keempat, analisis risiko kuantitatif. Kelima, perencanaan respon risiko. Keenam, pelaksanaan respon risiko. Ketujuh, pemantauan risiko. Untuk gambaran manajemen risiko secara umum pada perusahaan konstruksi di Indonesia, tim proyek di WIKA sebaiknya membagi risiko di dalam proyek atas risiko pra pengerjaan proyek dan risiko pasca pengerjaan proyek. Hal ini dengan pertimbangan pada kedua jenis sama-sama terdapat risiko individual proyek sebagai jenis risiko yang paling banyak terjadi yang eksposurnya pada satu atau beberapa bidang kerja.Untuk gambaran manajemen risiko secara khusus di WIKA:

  1. Proses perencanaan manajemen risiko.
  2. Proses identifikasi risiko.
  3. Proses analisis risiko kualitatif.
  4. Proses analisis risiko kuantitatif.
  5. Proses perencanaan respon risiko.
  6. Proses pelaksanaan respon risiko.
  7. Proses pemantauan risiko.

    The purpose of research is to describe and examine the project risk management in Wijaya Karya, Inc (WIKA) based on the provisions in Project Management Body of Knowledge (PMBOK) Guide 2017. Specifically, it describes and examines seven processes are plan risk management, identify risks, qualitative risk analysis, quantitative risk analysis, plan risk responses, implement risk responses and monitor risks in that construction company. This research is descriptive with qualitative approach. Methods of collecting data use observation, especially the direct observation (participant observation), in depth interview, especially the structured interview and documentation.This paper has two main findings. First, description of the project risk management of the consruction company in Indonesia generallyby applying a measurable risk threshold that provides an overview of WIKA’s risk appetite and project stakeholders. For risk appetite, the project team is guided by the provisions contained in the International Standards Organization (ISO) 31000 in 2009 and 2018 for risk appetite (as novelty). Second, description of the project risk management of the consruction company in Indonesia specifically has seven integrated processes. Those are project risk management, planning risk management, identify risks, qualitative risk analysis, quantitative risk analysis planning risk responses, implementation risk responses and monitoring risks. All processes have complied with the provisions in the PMBOK Guide.

    "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library