Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Setiyo Wibowo
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2017
153.8 AGU m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Setiyo Wibowo
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2017
153.8 AGU m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Novianti
"Self-compassion merupakan salah satu cara adaptif untuk bersikap terhadap diri sendiri ketika sedang berada pada kondisi krisis terutama krisis pada masa dewasa awal atau emerging adult yang disebut quarter-life crisis (QLC). Periode emerging adult atau dewasa awal merupakan masa paling rentan untuk mengalami krisis yang tinggi disebabkan karakteristik- karakteristik dari mereka yang masih merasa belum menjadi dewasa sepenuhnya sehingga membutuhkan proses yang penuh lika-liku untuk memenuhi tugas perkembangan. Proses tersebut seringkali menyebabkan adanya perasaan negatif terhadap diri, putus asa, hingga kewalahan akan tujuan hidup sehingga akhirnya terjadi quarter-life crisis. Dengan itu, self-compassion dapat berperan sebagai penyangga terhadap emosi negatif, adanya penerimaan diri serta membuat seseorang lebih mungkin untuk mengambil tanggung jawab dalam situasi sulit tersebut (Leary dkk., 2007; Neff, 2007a). Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self-compassion terhadap quarter-life crisis pada usia dewasa awal yang berusia 18-29 tahun di Indonesia (N =109) menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-compassion memiliki peran yang signifikan terhadap quarter-life crisis (R2 = 0,468, F (1, 107) = 93,96, p < 0,001). Nilai R² sebesar 0,468 berarti bahwa variabel self-compassion berperan sebesar 46,8% dari quarter-life crisis dengan arah peran self-compassion terhadap quarter-life crisis adalah negatif, artinya semakin tinggi tingkat self-compassion, maka semakin rendah tingkat quarter-life crisis (β = - 0,684, p < 0,001).

Self-compassion is an adaptive response when people are in a crisis, particularly an adult identity crisis known as a quarter-life crisis (QLC). Emerging adulthood is the most vulnerable period for a high risk of experiencing such crisis due to the characteristics of those who still experiencing a difficult transition from late adolescence to adulthood, and do not feel fully grown yet, so they require a process full of ups and downs to accomplish developmental tasks. This process often causes negative feelings towards oneself and hopelessness, to the point of being overwhelmed with future life goals, which leads to a quarter-life crisis. With that, self-compassion can act as a buffer against negative emotions, and self-acceptance also makes it more likely to take responsibility in these difficult situations. The purpose of this study is to investigate the role of self-compassion on quarter-life crisis tendencies in emerging adulthood (aged 18-29 years) in Indonesia (N = 109) using a simple linear regression analysis technique. The findings suggest that self-compassion played a significant role in emerging adulthood quarter-life crisis (R2 = .468, F (1, 107) = 93.96, p < .001). The R² value of 0.468 indicates that the self-compassion variable explains 46.8% of quarter-life crisis, with the negative direction of the role of self-compassion toward quarter-life crisis. That is, the higher the level of self-compassion, the lower the level of a quarter-life crisis (β = -0.684, p <0.001)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saniyya Sridarmi
"Quarter life crisis adalah kondisi yang menggambarkan krisis atas identitas yang dirasakan oleh seorang individu dari mereka remaja dan kemudian beranjak menjadi seorang individu dewasa dengan sumber krisis yang berpusat pada belum siapnya individu dalam proses transisi antar status tersebut. Secara umum, dampak yang dihasilkan pada saat seseorang mengalami situasi krisis ini adalah mereka akan merasakan penurunan tingkat percaya diri, menarik diri secara sosial, cemas hingga depresi. Dalam menghadapi situasi ini, individu diharapkan memiliki sumber penguatan dari dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat quarter life crisis pada Individu dewasa awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis survei. Sampel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode probability sampling dengan teknik stratified random sampling, sedangkan untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Alat ukur dukungan sosial disusun dengan mengacu kepada teori oleh House (1981) tentang 4 aspek mengenai dukungan sosial, sedangkan untuk alat ukur quarter life crisis, peneliti mengadaptasi kuesioner oleh Hassler (2009) tentang quarter life crisis. Responden dalam penelitian ini berjumlah 85 mahasiswa yang seluruhnya terhimpun sebagai mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2019. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat quarter life crisis dengan arah hubungan antara keduanya adalah negatif (r=-0,686**) di mana semakin rendah dukungan sosial maka semakin tinggi tingkat quarter life crisis yang dialami oleh seseorang, dan berlaku untuk sebaliknya.

Quarter life crisis is an identity crisis phenomenon that occurs to the unpreparedness in the transition process from a teenager and then turns into an adulthood. The impact that is produced when someone experiences this crisis situation is that they will feel a decrease in their level of self-confidence, anxiety and depression. To dealing with this situation, individuals are expected to have a source of reinforcement from within themselves and their surroundings. Therefore, this study aims to determine the relationship between social support and quarter life crisis in early adulthood. This study uses a quantitative research approach with a survei type. The sample in this study was measured using the probability sampling method with stratified random sampling technique, while the research instrument used was a questionnaire. The measuring instrument for social support was prepared with reference to the theory by House (1981) regarding 4 aspects of social support, while for the measuring instrument for quarter life crisis, researchers adapted the questionnaire by Hassler (2009) about quarter life crisis. Respondents in this study totaled 85 students, all of whom were final year students at the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia class of 2019. The results showed that there was relationship between social support and the level of quarter life crisis. The direction of the relationship between the two was negative ( r=-0.686**). The lower the social support score, the higher the level of quarter life crisis experienced by a person, and vice versa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemini Rosiana
"Kelompok umur yang berpeluang besar mengalami quarter-life crisis adalah individu pada masa dewasa awal, ini dikarenakan individu sedang mengalami masa transisi dalam membangun kehidupan, karir, dan hubungan interpersonal dengan individu lain secara mandiri. Akan tetapi, metode mindfulness diajukan dapat mengurangi quarter-life crisis. Penelitian dilakukan kepada 175 partisipan dengan proporsi perempuan 57,7% yang berada pada masa dewasa awal dengan rentang usia 18-25 tahun. Pengukuran dilakukan dengan cara self-report, variabel mindfulness diukur dengan MAAS (Mindfulness Attention & Awareness Scale) dan Quarter-life Crisis Scale yang sudah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa mindfulness berkontribusi positif signifikan terhadap quarter-life crisis yang dialami dewasa awal (r(175) = 0,500, dengan p < 0,05) dan tidak ada perbedaan signifikan pada skor quarter-life crisis antara laki-laki dan perempuan. Implikasi penelitian adalah perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai mindfulness dan quarter-life crisis pada individu dewasa awal setelah pasca pandemi.

Individual in emerging adulthood period are the age group that most likely to experience quarterlife crisis; this mainly caused by individual that experiencing a transitional period whereas trying to build a life, career, and interpersonal relationships with other individuals. However, the mindfulness method is proposed to reduce quarter-life crises. The study was conducted on 175 participants, with a total proportion of 57.7% females who were in their early adulthood with an age range of 18–25 years. The measurement was carried out by utilizing a self-report questionnaire which has been adapted to Bahasa. While the mindfulness variable is measured by the MAAS (Mindfulness Attention and Awareness Scale), the quarter-life crisis variable is measured by a Quarter-life Crisis Scale. The results of the analysis showed that mindfulness made a significant positive contribution to the quarter-life crisis experienced by early adulthood (r(175) = 0.500, with a p<0.05) while there is no significant differences between man and woman for quarter-life crisis score. The results implied the urgency to conduct further research upon post-pandemic period on mindfulness and quarter-life crisis in emerging adulthood."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Septiana
"Quarter life crisis merupakan fenomena yang terjadi pada usia 20-an dalam masa krisis yang mencakup ketidakstabilan yang ekstrem, perubahan terus menerus, ketidakberdayaan, ketidaktahuan, terisolasi, ragu pada kemampuan diri sendiri, dan takutnya akan kegagalan. Individu dengan self efficacy yang baik akan memiliki keyakinan yang kuat dalam menyelesaikan masalah, percaya dengan kemampuan diri, tidak takut gagal, senang dengan tantangan, dan senang dengan situasi baru. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self efficacy dengan quarter life crisis pada mahasiswa S1 reguler tingkat akhir. Sampel penelitian ini berjumlah 101 mahasiswa tingkat akhir RIK UI dengan teknik non-probability sampling dan pendekatan accidental sampling. Desain penelitian ini berupa deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif, dan rancangan cross-sectional. Penilaian ini menggunakan instrument The General Self Efficacy Scale (GSE) dan Quarter life Crisis Scale. Hasil penelitian melalui Uji Chi Square ditemukan adanya hubungan signifikan antara self efficacy dengan quarter life crisis pada mahasiswa S1 reguler tingkat akhir Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia (nilai p< 0,000: α =0,05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan mahasiswa untuk awareness terkait dengan kesehatan mental terutama memperhatikan pikiran, motivasi, suasana hati, dan kesehatan jasmani maupun rohani seseorang untuk mengatasi permasalahan yang ada guna mencapai suatu tujuan.

Quarter life crisis is a phenomenon that occurs in the 20s during a crisis that includes extreme instability, continuous change, helplessness, ignorance, isolation, self-doubt, and fear of failure. Individuals with good self-efficacy will have strong beliefs in solving problems, believe in their own abilities, are not afraid of failure, are happy with challenges, and are happy with new situations. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and quarter life crisis in final year regular undergraduate students. The sample of this research was 101 final year students of RIK UI with non-probability sampling technique and accidental sampling approach. The research design is a correlational descriptive, quantitative approach, and cross-sectional design. This assessment uses the instrument The General Self Efficacy Scale (GSE) and the Quarter life Crisis Scale. The results of the study using the Chi Square Test found that there was a significant relationship between self-efficacy and quarter life crisis in regular undergraduate students at the end of the University of Indonesia Health Sciences Cluster (p value <0.000: α =0.05). Based on the research results, researchers recommend students to raise awareness related to mental health, especially paying attention to one's thoughts, motivation, mood, and physical and spiritual health to overcome existing problems in order to achieve a goal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafiyah Nanda Pratiwi
"Fenomena quarter life crisis adalah krisis seperempat abad ketika seseorang mulai merasakan perasaan tidak stabil, ragu, takut, dan bimbang untuk melanjutkan kehidupan. Fenomena ini kemudian menjadi sebuah isu sosial yang marak terjadi pada generasi muda saat ini. Tindakan preventif untuk mengurangi dampak negatif dari quarter life crisis adalah dengan menerapkan coping mechanism sebagai strategi pertahanan diri. Lagu dengan muatan pesan tertentu dapat membantu proses dalam menghadapi atau mengatasi krisis seperti itu. Salah satunya adalah lagu Zombie (English Version) milik Day6. Studi ini menganalisis pemaknaan lagu Day6 Zombie (English Version) oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UI terhadap fenomena quarter life crisis. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan paradigma interpretif. Studi ini berkesimpulan bahwa setiap informan berada di posisi yang beragam ketika memaknai isi pesan dalam lagu Zombie (English Version). Pada informan yang sedang mengalami quarter life crisis cenderung memaknai lagu Zombie lebih spesifik dan mendalam, seperti mengaitkan lirik lagu dengan permasalahan pribadi, kelabilan, kebimbangan, dan mempertanyakan eksistensi kehidupan melalui lirik lagu Zombie. Lagu Zombie memiliki peran sebagai Katharsis untuk mekanisme koping dalam menyalurkan emosi dan perasaan pendengar yang konstruktif. Sedangkan informan yang belum mengalami quarter life crisis akan memaknai lagu Zombie secara lebih general seperti menceritakan kesedihan, kegagalan, kebimbangan pada umumnya.

The phenomenon of quarter life crisis is a phase when someone begins to feel unstable, doubtful, afraid, and indecisive to continue their life. Afterwards, this tendency developed into social issue that is prevalent among young generation these days. Preventive action to reduce the negative impact of the quarter life crisis is to utilize a coping mechanism as a self-defense strategy. A song with a specific message can help the process of dealing with or overcoming such a crisis. One of them is Day6's song Zombie (English Version). This study analyzes reception of the Day6’s song Zombie (English Version) among Communication Science students of University of Indonesia towards the quarter life crisis phenomenon. The study was carried out using qualitative methods and an interpretive paradigm. This study concludes that each informant is in various positions when interpreting the message content in the Zombie (English Version). Informants who are going through a quarter-life crisis tend to understand Zombie songs more profoundly and explicitly, connecting song lyrics with personal issues, instability, and lack of direction as well as querying the existence of life. A Zombie song can serve as a catharsis for coping strategies that help listeners convey their emotions and sentiments in a positive direction. Informants who haven't gone through a quarter-life crisis, however, will interpret the Zombie song more broadly, interpreting it as conveying grief, failure, and overall hesitation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Lutfiana
"Angka pengangguran pada lulusan perguruan tinggi menjadi salah satu masalah yang dapat menyebabkan terjadinya krisis seperempat abad jika tidak ditangani dengan serius. Jika dilihat dari usia, lulusan perguruan tinggi termasuk pada kategori usia dewasa awal. Krisis seperempat abad merupakan sebuah krisis yang dialami oleh seorang individu ketika mereka memasuki usia dewasa awal, yang terjadi pada rentang usia 18 hingga 29 tahun. Apabila krisis ini dibiarkan secara berlanjut, maka akan berdampak pada kesehatan mentalnya. Krisis ini dapat diminimalisir salah satunya dengan memberikan dukungan sosial keluarga, sebagai lingkup terdekat individu. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat krisis seperempat abad dan dukungan sosial keluarga, serta untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat krisis seperempat abad pada lulusan perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2024 dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan skala Quarter Life Crisis yang sudah dimodifikasi, dan Social Support Network Scale (SSNS) sebagai alat ukur. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner melalui media komunikasi WhatsApp, Instagram, dan Twitter. Responden dalam penelitian ini berjumlah 150 orang yang merupakan lulusan perguruan tinggi di wilayah Jakarta lulusan tahun 2023-2024. Berdasarkan hasil temuan, mayoritas lulusan perguruan tinggi di wilayah Jakarta periode tahun 2023-2024 memiliki tingkat dukungan sosial keluarga pada kategori sedang, dan memiliki tingkat krisis seperempat abad pada kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat krisis seperempat abad dengan arah hubungan keduanya adalah positif dengan kekuatan hubungan lemah.

The unemployment rate among college graduates is one of the problems that can cause a quarter-life crisis if not handled seriously. When viewed from age, college graduates are included in the early adulthood category. A quarter-life crisis is a crisis experienced by an individual when they enter early adulthood, which occurs between 18 and 29. If this crisis is allowed to continue, it will have an impact on their mental health. This crisis can be minimized, one of which is by providing family social support, as the individual's closest circle. Therefore, this study aims to determine the level of quarter-life crisis and family social support, as well as to determine the relationship between family social support and the level of quarter-life crisis in college graduates. This study was conducted in June 2024 using a quantitative method. The sample in this study used the nonprobability sampling method with the convenience sampling technique. This study uses a modified Quarter Life Crisis scale, and the Social Support Network Scale (SSNS) as a measuring tool. Data collection was carried out by distributing questionnaires through WhatsApp, Instagram, and Twitter communication media. The respondents in this study were 150 people who were college graduates in the Jakarta area graduating in 2023-2024. Based on the findings, the majority of college graduates in the Jakarta area for the period 2023-2024 had a level of family social support in the moderate category and a level of quarter-life crisis in the moderate category. The study results showed a relationship between family social support and the level of quarter-life crisis with the direction of the relationship between the two being positive with a weak relationship strength."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Murfid Nur Aziz
"Dewasa awal memasuki masa transisi yang menimbulkan perasaan negatif terkait masa depan yang dikenal dengan quarter life crisis dan sebagai kelompok usia yang paling banyak menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial dapat menyebabkan penggunanya mengalami perbandingan sosial yang berisiko meningkatkan terjadinya quarter life crisis. Self-compassion merupakan sikap positif yang dapat mengurangi dampak negatif dari situasi stres dan juga dibutuhkan saat quarter life crisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dan self-compassion dengan quarter life crisis pada dewasa awal. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dan metode kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 473 dewasa awal di Jakarta Timur yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Skala Welas Diri (SWD), dan Skala Quarter Life Crisis (SQLC). Analisis meggunakan Spearman’s Rho dengan hasil yang menunjukkan tidak terdapat hubungan (p>0,05) antara intensitas penggunaan media sosial dengan quarter life crisis dan terdapat hubungan (p<0,05) antara self-compassion dengan quarter life crisis. Berdasarkan hasil  penelitian ini, diharapkan dewasa awal dapat memanfaatkan self-compassion selama menghadapi quarter life crisis serta tetap bijak dalam menggunakan media sosial. Penelitian selanjutnya dapat meneliti terkait variabel lain yang berkaitan dengan quarter life crisis

Emerging adulthood are entering a transitional period that raises negative feelings about the future known as the quarter life crisis and as the age group that mostlu uses social media. The use of social media could cause users to experience social comparisons that increase the risk of a quarter life crisis.  Self-compassion is a positive attitude that could reduce the negative impact of stressful situations and also needed during quarter life crises. This study aims to determine the relationship between the intensity of social media use and self-compassion with quarter life crisis in emerging adulthood. The research design used a cross sectional approach and quantitative methods. The research sample consisted of 473 emerging adults in East Jakarta who were taken through purposive sampling technique. The research instruments used the Social Media Use Integration Scale (SMUIS), Self-Compassion Scale (SWD), and Quarter Life Crisis Scale (SQLC). Analysis using Spearman's Rho with results showing there is no relationship (p>0.05) between the intensity of social media use and quarter life crisis and there is a relationship (p<0.05) between self-compassion and quarter life crisis. Based on the results of this research, it is expected that emerging adults can utilize self-compassion when facing a quarter life crisis and must use social media wisely. Future research could examine other variables related to the quarter life crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rissa Amanda
"Quarter life crisis merupakan fenomena krisis emosional di usia dewasa awal akibat dari belum terselesaikannya tugas perkembangan pada usia tersebut. Ada ketidakpuasaan terhadap yang mengalaminya, karena merasa tidak sebaik lingkungan sebayanya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas mengenai bagaimana manajemen makna terkoordinasi individu dengan quarter life crisis dalam keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi analisis studi kasus. Penelitian ini dilakukan terhadap individu usia 20-30 tahun yang masih tinggal serumah dengan orang tuanya (keluarga inti). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus individu yang mengalami quarter life crisis dalam keluarga di Indonesia semakin kompleks akibat dari adanya faktor gender, tuntutan sosial dari orang tua dan lingkungan, serta budaya Indonesia yang masih konservatif dan kental dengan unsur agama. Terutama individu perempuan yang rentan mengalami tekanan karena tuntutan sosial tersebut. Mereka sulit mengekspresikan dirinya karena ruang gerak terbatas akan norma dan nilai yang ada. Selain itu, kurangnya kemampuan individu untuk mengomunikasikan hal ini terhadap orang tuanya sebagai support system, membuat mereka cenderung menghindari konflik dan hanya berpasrah pada Tuhan dan menggunakan agama sebagai alat untuk menenangkan diri dari tekanan tersebut.

Quarter life crisis is a phenomenon of emotional crisis in early adulthood as a result of unfinished developmental tasks at that age. There is dissatisfaction with those who experience it, because they feel they are not as good as their peers. Therefore, this study discusses how someone with a quarter life crisis in the family doing coordinated meaning management. The research method used qualitative research with case study analysis strategy. This research was conducted on individuals aged between 20-30 years old who still live at home with their parents (nuclear family). The results of the study show that cases of individuals experiencing quarter life crisis in families in Indonesia are more complex as a result of gender factors, social demands from parents and the environment, and Indonesian culture which is still conservative and have a strong religious aspect. Especially women who are more vulnerable experiencing pressure because of these social demands. They find it difficult to express themselves because the space for movement is limited by existing norms and values. In addition, the lack of ability to communicate this thing to their parents as a support system, makes them tend to avoid conflict and only surrender to God and use religion as a tool to calm themselves from this pressure."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>