Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Siddhi Andika
"Hipospadia merupakan salah satu kelainan congenital pada penis yang paling sering terjadi, dengan angka kejadian 0.2-0.8% kasus di dunia. Prinsip dasar tehnik pembedahan hipospadia masih tetap sama dari tahun ke tahun, padahal terdapat banyak tehnik yang dapat digunakan namun belum ada penelitian yang membandingkan antara satu tehnik operasi dengan tehnik operasi lainnya. Untuk itu, kami mengumpulkan data dari para urolog di Indonesia untuk mengetahui hal tersebut, memberikan gambaran tehnik operasi hipospadia apa saja yang digunakan, dan bisa menjadi bahan pertimbangan urolog lainnya untuk mencoba tehnik operasi lainnya.
Metode: Dilakukan survey kepada ahli bedah urologi di seminar-seminar dan konferensi yang dilakukan di Indonesia dari tahun 2012-2013 dengan membagikan kuesioner mengenai tatalaksana operatif pada hipospadia distal dan proksimal.
Hasil: Total sebanyak 87 partisipan menyelesaikan kuesioner yang diberikan. Sebagian besar partisipan (61%) telah menjadi urolog selam kurang dari 5 tahun, dan kebanyakan bekerja di rumah sakit pemerintahan. Jumlah pasien hipospadia yang ditangani per tahunnya rata-rata 1-5 pasien (34.5%) dan usia tersering adalah 3-6 tahun (56.3%) dengan varian tersering yakni tipe midshaft penile (57.5%). Tehnik operasi pada tahap pembebasan kordae yang paling sering digunakan adalah dorsal placation (48.3%) dan dilakukan percobaan ereksi artificial dan turniket intraoperasi (79.3% dan 66%). Pada hipospadia distal, tehnik TIP merupakan yang paling sering digunakan (66.7%-88.5%) sementara sisanya memilih MAGPI, matthew atau onlay island flap. Untuk yang proksimal, beberapa urolog menggunakan TIP (16.1%-39.1%) sementara yang lainnya memilih onlay island flap, koyanagi, transverse preputial island flap, operasi dua tahap, dan cangkok bukal. Penggunaan kateter foley pada stenting daerah distal dan proksimal masih dilakukan oleh sebagian besar urolog setelah prosedur operasi selesai, seperempat responden melakukan sistostomi simultan dengan kateter foley.
Kesimpulan: Tren yang terkini dalam penatalaksanaan hipospadia di Indonesia masih bervariasi bergantung pada kebiasaan urolog. Hasil menunjukkan pendekatan yang berbeda- beda pada tehnik operasi hipospadia distal maupun proksimal, dan tidak sesuai juga dengan literature yang ada. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor sosioekonomi, lingkungan, dan pengalaman pribadi.

Hypospadia is one of the most common congenital anomaly of the penis, ranging from to be 0,2 to 8.2% worldwide.The principles of hypospadia surgery remains the same throughout the years and there are many techniques of surgery which could be chosen but current practice in Indonesia have not yet been studied. With this in mind, we obtained data from urologist in Indonesia to provide an insight and hopefully be a source of discussions that may lead to a change of personal practice.
Methods: A survey was conducted in seminars and conferences in Indonesia from 2012 to 2013 with a questionairre regarding repair of distal and proximal hypospadia.
Results: A total of 87 participants completed the questionairre. Most of the participants (61%) had been a urologist for less than 5 years, and most worked in goverment university hospital. The number of patient encountered most was 1-5 patient per year (34,5%) and the age majority was 3-6 years old (56,3%) with the highest variant seen was midshaft penile (57,5%). Regarding technique of the operation, for chordee release most used dorsal plication (48,3%) and also performed artificial erection and tourniquet intra- operatively (79,3% and 66%). For distal repair, the tubularized incised plate (TIP) was the preferred technique (66,7% - 88,5%) while the remainder preferred MAGPI, matthew or onlay island flap. For proximal repair, some still preferred TIP (16,1% - 39,1%) while the remainder relied on onlay island flap, koyanagi, transverse preputial island flap, two-staged repair and buccal graft. The use of foley catheter for distal and proximal stenting post repair remains majority in the case of hypospadia, with less than a quarter performed also cystostomy simultaneously.
Conclusions: The current trend in the management of hypospadias in Indonesia still varies based on personal preferrence. The result also shows different approach for proximal and distal hypospadia even compared to the literature. This might be caused by socioeconomic, environmental or personal experience.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khumaidi
"Praktek klinik lanjut selama praktek residensi keperawatan pada sistem imunologi dimaksudkan untuk mampu memberikan asuhan keperawatan, menerapkan Evidence Based Nursing (EBN) serta mampu berperan sebagai inovator di ruang perawatan. Residen melakukan asuhan keperawatan dengan kasus kelolaan utama menggunakan pendekatan teori adaptasi Roy dan 30 kasus resume menggunakan pendekatan teori Bandura. Dari hasil kasus kelolaan utama, diagnosa keperawatan utama yang muncul adalah defisit nutrisi sehingga intervensi utama keperawatan fokus pada manajemen nutrisi. Dari kasus resume masalah keperawatan yang paling banyak ditemukan yaitu ketidakpatuhan pengobatan. Intervensi keperawatan dukungan kepatuhan program pengobatan ditujukkan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan. Selain itu, intervensi yang dilakukan adalah melakukan proyek inovasi keperawatan berupa penerapan konseling pengobatan ART terstruktur dalam meningkatkan kepercayaan diri perawat serta kepatuhan pengobatan pasien. Evidence Based Nursing yang telag dilakukan residen adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas PHQ-9 untuk skrining depresi yang menunjukkan bahwa PHQ-9 valid dan reliabel dalam mendeteksi depresi pada pasien dengan HIV.

Advanced clinical practice during nursing residency practice in the immunology system is intended to be able to provide nursing care, implement Evidence Based Nursing (EBN) and as an innovator. Resident conducts nursing care with main cases using Roy's adaptation theory approach and 30 cases resumes using Bandura theory approach. From the results of the main case, the main nursing diagnosis was nutritional deficit so nursing interventions focused on nutritional management. From the case of resume, the most common nursing problem found was non-adherence. Nursing interventions is adherence support are aimed to improve treatment adherence. In addition, the nursing intervention was innovation project structured ART treatment counseling to increase nurse confidence and patient treatment compliance. Evidence Based Nursing that has been done by residents is to test the validity and reliability of PHQ-9 for depression screening which shows that PHQ-9 is valid and reliable in detecting depression in patients with HIV."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library