Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Walujo Wirjodiardjo
"Nilai normal profil jaringan lunak fasial orang Indonesia belum banyak diketahui, padahal nilai ini diperlukan sebagai pedoman untuk menegakkan diagnosis dan menentukan rencana perawatan pada koreksi kelainan dentofasial.
Penelitian ini bertujuan mencari nilai sefalometri radiografik profil jaringan lunak fasial dari sefalogram pasien orang Indonesia yang datang ke-Bagian Ortodonsi F.K.G-U.I.
Subyek yang diteliti berupa 52 foto sefalometri radiografik lateral, terdiri dari 26 foto sefalometri pasien laki-laki dan 26 foto sefalometri pasien perempuan berumur 9- 17 tahun, bangsa Indonesia, hubungan gigi molar Kelas I Angie, jarak gigit: 2 - 4 mm, tumpang gigit: 2 - 4 mm, sudut ANB: 0° - 4° serta belum pernah dirawat ortodonsi. Dari setiap subyek diukur 20 variabel, meliputi 12 variabel memakai metode analisis sefalometri Holdaway, 4 variabel memakai metode analisis sefalometri Merrifield, masing-masing 2 variabel memakai metode analisis sefalometri Steiner dan Ricketts. Hasil pengukuran yang berupa ukuran angular dan linear pasien laki-laki kemudian diperbandingkan dengan ukuran pasien perempuan untuk dilihat perbedaannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil jaringan lunak fasial baik pada pasien laki-laki maupun pasien perempuan adalah cembung. Laki-laki lebih cembung dari perempuan. Bibir atas laki-laki lebih protrusif sedangkan bibir bawah dan ketebalan dagu relatif sama di-antara ke-duanya.
Besar sudut H jaringan lunak, sudut H jaringan skeletal, ketebalan basis bibir atas, sudut Z, sudut Z-1, total tebal dagu dan jarak bibir atas terhadap garis S antara laki-laki dan perempuan berbeda secara bermakna. Sedangkan variabel-variabel profit jaringan lunak fasial lainnya ada perbedaan, tetapi tidak bermakna.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa keadaan protrusif pada profit jaringan lunak fasial pasien orang Indonesia yang datang ke-Bagian Ortodonsi F.K.G-U.I. adalah normal. Dibandingkan ras lain (Jepang, Gina, Kaukasoidi, kelompok orang Indonesia yang diteliti tersebut mempunyai profil yang lebih protrusif. Hal ini kemungkinan disebabkan resesi dagu dan inkiinasi altar gigi anterior yang lebih protrusif pada kelompok orang Indonesia yang diteliti.

Normal value of the facial soft tissue of the Indonesian people has not much been known, but this value is an essential factor to determine diagnosis and plan dento-facial abnormalities correction treatment.
This research is meant to seek cephalometry radiographic value of facial soft tissue profile on a group of Indonesian people that came to the Orthodontia Department, Faculty of Dentistry, University of Indonesia.
The research subject consist of 52 lateral cephalometry radiographic photos composing 26 cephalometry photos of men and 26 cephalometry photos of women aged 9 to 17 years, Indonesian, molar teeth relation Class I Angle, over-bite: 2 - 4 mm, over-jet: 2 - 4 mm. ANB angle: 0 - 4 degrees and have not been treated orthodontially. As much as 20 variables are measured from each subject. Cephalometry Holdaway analysis method is used on 12 variables, cephalometry Merrifield analysis method is used on 4 variables and cephalometry Steiner and Ricketts analysis method is used on the remaining 2 variables.
The measurement result, which is in the shape of angular and linear men measurement and then compared with women measurement to see the difference. The result of this research shows that both men and women facial soft tissue profile appears to be convex. Men have more convexity than women, men's upper lip are more protrusive but the lower lip and the thickness of the chin is relatively the same in both sex. The size of H angle in soft tissue, H angle in skeletal tissue, the thickness of upper lip, upper lip tension measurement, Z angle, Z-7 angle, total chin thickness and upper lip distance toward "5" line on men and women have significant difference. Differences are also found in other facial soft tissue variables but not significantly.
In general we can conclude that the protrusion degree of facial soft tissue on the group of Indonesian people which came to the Orthodontia Department, Faculty of Dentistry, University of Indonesia, is normal. Compared with other races (Japanese, Chinese and Caucasoid), the profile of the analyzed group of Indonesian people is more protrusive, it may be caused by the chin recession and the inclination of the anterior tooth that are more protrusive on the analyzed group of Indonesian people.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Saadah
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S29183
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christ Ryan Lima
"Latar belakang: Karies merupakan penyakit dengan prevalensi paling tinggi di seluruh dunia. Terdapat beberapa metode untuk melakukan deteksi karies, metode yang paling sering digunakan adalah pemeriksaan klinis dan pemeriksaan radiografik. Namun salah satu kesulitan terbesar dalam melakukan deteksi karies dini menggunakan pemeriksaan radiografik adalah mendeteksi demineralisasi tahap awal yang hanya berdampak kepada enamel. Banyak kemajuan di bidang teknologi deteksi karies yang berfokus pada kemampuan mendeteksi perubahan sekecil apapun pada proses demineralisasi lesi. Salah satu teknik tersebut adalah teknik radiografi digital subtraksi. Saat ini sudah banyak piranti lunak digital yang dapat digunakan untuk melakukan teknik subtraksi tetapi dengan tingkat akurasi yang berbeda. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, tingkat subjektifitas dan pengalaman pembaca termasuk faktor yang mempengaruhi akurasi dalam deteksi lesi karies. Oleh karena itu pada pengujian alat uji diagnostik baru sangat diperlukan pembuktian validitas melalui uji intra dan inter pembaca. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesepakatan intra dan inter pembaca pada deteksi lesi karies dini menggunakan teknik radiografi digital subtraksi. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan desain laboratorik eksperimen dengan metode uji intra dan inter pembaca. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dalam bentuk radiograf sebelum dan sesudah pembuatan lesi karies menggunakan teknik radiografi digital subtraksi dengan piranti lunak Image Registration v2.0. Seluruh gambaran subtraksi dinilai oleh 4 observer yang menyatakan ada atau tidak ada lesi karies dini pada gambaran subtraksi tersebut. Hasil: Penilaian hasil subtraksi dilakukan pada 36 permukaan gigi yang memiliki lesi karies dini dan 42 permukaan gigi yang tidak memiliki lesi karies dini. Tingkat kesepakatan intra pembaca berada pada kisaran moderate (0.41 hingga 0.53) dan kesepakatan keseluruhan berkisar antara 62% hingga 70%. Tingkat kesepakatan inter pembaca berada pada kisaran rendah (0.15 dan 0.16), kisaran fair (0.22, 0.28, dan 0.37), dan kisaran moderate (0.46). Kesepakatan inter pembaca untuk permukaan gigi yang tidak memiliki lesi karies dini pada penilaian pertama (0.2) dan penilaian kedua (0.18). Kesepakatan inter pembaca untuk permukaan gigi yang memiliki lesi karies dini pada penilaian pertama (0.23) dan penilaian kedua (0.31). Pembaca mendeteksi dan menentukan lokasi lesi karies dengan benar pada 212 dari 312 permukaan gigi yang dibaca. Kesimpulan: Nilai indeks Kappa intra dan inter pembaca berada di kisaran rendah hingga moderate, akan tetapi didapatkan nilai rerata tingkat kesepakatan keseluruhan yang cukup baik pada deteksi lesi karies dini menggunakan teknik radiografi digital subtraksi.
......Background: Caries is still by far the most prevalent disease in the world. Early diagnosis of caries is noticeably assisted by clinical and radiographic examination. The greatest difficulty in caries detection involves early demineralization, which is confined only to the enamel. There are many advances in caries detection technology, for example is the ability to perform detailed monitoring of the caries process and the ability to detect and quantify small changes in lesion mineralization. One such technique is the digital subtraction radiography. Currently, there are many software that can be used to perform subtraction but with different levels of accuracy. From various studies that have been conducted, the level of subjectivity and observer experience are among the factors that influence the accuracy in detection of caries lesions. Therefore, in testing new diagnostic tools, it is necessary to prove its validity through intra and inter observer tests. Objective: This study aims to determine the level of intra and inter observer agreement on early caries lesion detection using digital subtraction radiography. Methods: This study was conducted using an experimental laboratory design with intra and inter observer test methods. The study was conducted using secondary data in the form of radiographic images (before and after caries lesions were made) using digital subtraction radiography using Image Registration v2.0 software. All subtraction images were assessed by 4 observers who indicated the presence or absence of early caries lesions in the subtraction images. Observer’s assessment data were analyzed to obtain an intra and inter observer agreement level. Results: Assessment of the results of the subtraction was carried out on 36 tooth surfaces with early caries lesions and 42 surfaces without early caries lesions. Intra-observer agreement levels are moderate (0.41 to 0.53) and overall agreement ranged from 62% to 70%. Inter- observer agreements level are in the low range (0.15 and 0.16), the fair range (0.22, 0.28, and 0.37), and the moderate range (0.46). Inter-observer agreement for tooth surfaces without early caries lesions in the first (0.2) and second (0.18) assessments. Inter-observer agreement for tooth surfaces that had early caries lesions in the first (0.23) and second (0.31) assessments. The observer detected and correctly located the caries lesion on 212 of the 312 tooth surfaces. Conclusion: The intra and inter- observer Kappa index scores are in the low to moderate range, however, the overall agreement level average is quite good for early caries lesion detection using digital subtraction radiography."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library