Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Sudibyo S.
"ABSTRAK
Memori semikonduktor merupakan komponen universal dalam sistem mikroprosesor dan menjadi fenomena baru dalam industri komputer, walau di akhir tahun 1960-an dan di awal 1970-an memori magnetik merupakan teknologi yang masih mendominasi.
Industri memori semikonduktor dimulai awal tahun 70-an dengan permulaan chip memori 256 bit, yang sangat kecil kapasitasnya dibanding standar masa kini. Tapi satu dekade kemudian, di tahun 80-an, chip 64 kbit telah diproduksi penuh, sementara chip 256 kbit telah berada di meja gambar.
Di masa depan diperkirakan tiap dua atau tiga tahun kapasitas memori tiap chip berlipat 4 kali. Jadi chip 256 bit telah mengantar menuju chip 1 kbit, 4 kbit, 16 kbit, 64 kbit, 256 kbit, hingga 1024 kbit. Pada masa kini, sistem memori semikonduktor untuk mikroprosesor secara prinsip dibagi dalam 3 tipe : 1. Dynamic Random Access Memory (DRAM), yang menyimpan data dengan pasif dan untuk memeliharanya memerlukan penyegaran berkala. 2. Static Random Access Memory, (SRAM) yang menyimpan data tanpa penyegaran berkala. 3. Read Only Memory (ROM), yang dapat memelihara data walau tanpa catu daya, namun tak dapat ditulis ulang.
Sebenarnya ada banyak jenis memori yang dapat diakses secara acak antara lain PLA, RAM, ROM, PROM, EPROM, EAROM, CCD, dan Buble. Tetapi dalam penulisan ini, perobahasan yang mendetail hanya akan mencakup jenis memori yang paling banyak digunakan yaitu RAM, dengan penekanan penjelasan lebih mengetengahkan memori tipe Dynamic Random Access Memory (DRAM), yang merupakan salah satu jenis RAM yang banyak dipakai untuk mendukung pertumbuhan industri komputer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Luthfi Mufadel
"ABSTRAK
Setiap permintaan koneksi yang terjadi di jaringan seluler perlu melewati prosedur random access. Dalam jaringan 5G, terdapat minimal tiga layanan yaitu mMTC, eMBB, dan URLLC. Setiap layanan yang ada pada jaringan 5G dapat dibagi-bagi resource yang ada dengan menggunakan teknologi network slicing. Resource yang digunakan dalam prosedur random access yaitu preamble. Preamble dikonfigurasikan untuk setiap slice agar mencapai kebutuhan tiap layanan yang ada. Selain preamble, performa dari jaringan ditentukan oleh jumlah transmisi dan durasi backoff window, semakin besar kedua variabel tersebut maka jumlah perangkat yang dapat dilayani akan semakin banyak. Tetapi semakin banyak jumlah transmisi dapat menyebabkan borosnya daya yang dipakai dan semakin lama durasi backoff window menyebabkan delay yang tinggi. Pengaturan jumlah preamble, jumlah transmisi, dan lamanya backoff window pada masing-masing slice diperlukan untuk memenuhi kriteria yang diperlukan agar mendapatkan performa yang baik.

ABSTRACT
Every connection request that occurs on a cellular network needs to go through a random access procedure. In the 5G network, there are at least three services namely mMTC, eMBB, and URLLC. Every service on the 5G network can be shared with existing resources using network slicing technology. The used resource in the random access procedure is preamble. The preamble is configured for each slice to meet the needs of each existing service. Besides the preamble, the performance of the network is determined by the number of transmissions and the duration of the backoff window, the larger the two variables, the more devices can be served. But the greater number of transmissions can increase power usage and the longer duration of the backoff window causes a high delay. Setting the number of preambles, the number of transmissions, and the length of backoff window in each slice is needed to meet the criteria needed to get good performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan
"Gempa bumi, salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia dan sering memakan banyak korban jiwa. Sistem peringatan dini terbukti efektif untuk mengurangi jumlah korban jiwa akibat gempa bumi ataupun bencana susulan lainya. Perangkat Internet-of-things berbasis seluler dapat digunakan sebagai perangkat peringatan dini untuk mendeteksi gempa bumi.Ketika banyak perangkat pendeteksi kejadian secara bersamaan melakukan transmisi ke jaringan seluler maka akan terjadi bursty transmission yang mengakibatkan kongesti pada jaringan seluler. Kongesti yang terjadi mengakibatkan peningkatan delay dan penuruan success probability pada prosedur random access jaringan seluler yang dapat mengurangi efektifitas sistem deteksi dini. Pengaturan preamble pada access class dapat digunakan untuk mengurangi dampak kongesti yang terjadi.

Earthquakes, one of the natural disasters that often occur in Indonesia and often take many lives. The early warning system has proven to be effective in reducing the number of casualties due to earthquakes or other aftershocks. Cellular-based Internet-of-things devices can be used as early warning devices to detect earthquakes. When multiple incident detection devices are simultaneously transmitting to the cellular network, bursty transmission will occur, resulting in congestion on the cellular network. The congestion that occurs results in an increase in delay and a decrease in success probability in random access cellular network procedures which can reduce the effectiveness of the early detection system. Preamble settings on access classes can be used to reduce the impact of congestion that occurs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusriyati Mahmudah Nashuha
"Dimasa Mendatang, diprediksi akan banyak perangkat yang terhubung pada jaringan komunikasi, selain itu jaringan komunikasi masa depan juga membutuhkan nilai packet loss rate (PLR) yang rendah serta sistem pemrosesan yang sangat cepat. Pada penelitian ini diusulkan sebuah skema akses jamak atau multiple access yang mampu melayani lalulintas komunikasi dengan jumlah perangkat yang sangat banyak  serta nilai PLR yang kecil. Skema akses jamak berupa coded random access (CRA) dipilih dalam penelitian ini karena mampu melayani lalulintas komunikasi dengan jumlah perangkat yang terhubung sangat banyak (throughput yang tinggi. Untuk mendapatkan PLR yang rendah pada CRA, digunakan degree distribusi  yang menghasilkan stopping set sedikit. Sehingga pada penelitian ini dilakukan optimasi pada CRA dengan mencari degree distribusi yang menghasilkan stopping set paling rendah pada throughput yang masih dapat diterima. Optimasi dilakukan dengan menggunakan theory probability stopping set dan simulasi komputer. Untuk memvalidasi ketercapaian throughput, pada penelitian ini dilakukan evaluasi dengan menggunakan metode Extrinsic Information transfer(EXIT) chart analisis. Dalam penelitian ini juga dilakukan validasi antara theory probability stopping set dengan hasil yang didapat dari simulasi komputer. Dari hasil validasi tersebut menunjukan theory probability stopping set sesuai dengan hasil dari simulasi komputer. Sehingga penggunaan theory probability stopping set cukup valid untuk dipakai pada optimasi degree distribusi dengan meminimalkan stopping set. Dari serangkaian penelitian yang dilakukan, didapatkan CRA dengan degree distribusi yang mempunyai stopping set paling minimal sebanyak 48 kali dalam 10.000 sample yang ditandai dengan PLR yang cukup rendah yaitu 10^-3 pada G=0.65 packet per slot (yang artinya 1 paket rusak dalam 1000 sampel dengan mode pengiriman 65% aktif dari seluruh user dan throughput yang masih dapat diterima yaitu G=0.7 packet per slot. Usulan CRA dengan degree distribution optimal dengan minimal stopping set hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diterapkan dan bermanfaat pada komunikasi aplikasi krusial dengan nilai kegagalan mendekati nol.

The Future networks predicted with massive number of devices connected to communication networks, beside that the future communication network also requires a low value of packet loss rate (PLR) and a very fast processing system. In this paper, a multiple access scheme is proposed which is capable of serving communication traffic with a very large number of devices and a small PLR value. Multiple access scheme such as coded random access (CRA) were in this paper, because of ability of serving communication traffic with a large number of connected devices(or we can call high throughput needed). To obtain a low PLR in CRA, we use a degree distribution which resulted in a small number of stopping set. This paper was optimized on CRA by looking for a degree distribution that produced the lowest number of stopping set at acceptable throughput. Optimization was done by using probability of stopping set theory and computer simulation. To validate the achievement of throughput, this paper was evaluated using the Extrinsic Information Transfer (EXIT) chart analysis. In this paper, we validate between probability stopping set theory and the results obtained from computer simulations, the result shows that the probability stopping set theory is in accordance with the result of computer simulations. Therefore the use of probability stopping set theory is valid to be used in degree distribution optimization by minimizing stopping sets. In this paper, it was obtained CRA with a degree distribution which has a stopping set of at least 48 times in 10000 samples which is marked by PLR which is quite low at 10-3 at offered traffic 0.65 packet per slot (which means 1 packet is damaged in 1000 samples with delivery mode 65% active of all users) and acceptable throughput in 0.7 packet per slot. The proposed CRA with optimal degree distribution having minimum stopping set results from this paper is expected to be applicable and useful in crucial application communication with asymptotically zero failure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wang, Fanggang
"This SpringerBrief introduces the current research status on emerging multiple access schemes for mMTC, which provides an integrated reference for future research works. A brief introduction on mMTC scenario is provided, and then the suitable random access procedure is discussed. Various multiple access schemes for mMTC are also described and analyzed in detail. It assumes a background in communication theory and wireless communication fundamentals."
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509205
eBooks  Universitas Indonesia Library